NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Chikatetsu de Bishoujo o Mamotta Ore V1 Epilog

Penerjemah: Arif77

Proffreader: Arif77


 Epilog


Saat kami semua tertidur lelap, tanpa sadar bus telah tiba di sekitar stasiun tempat pembubaran dijadwalkan.

Sejujurnya, aku masih ingin tidur tiga jam lagi, tapi Hana-Sensei membangunkanku dengan paksa.

Setelah memastikan semua siswa sudah turun dari bus, beliau pun memberikan salam perpisahan dengan suara lantang yang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan.

"Baiklah, semuanya! Dengan ini, perkemahan sekolah telah berakhir! Simpan kenangan hari ini sebagai bagian dari masa muda kalian! Oh, dan satu lagi, langsung pulang ke rumah tanpa mampir ke mana-mana. Orang tua kalian pasti sudah menunggu. Baiklah, sekarang kalian boleh bubar!"

Padahal semalam beliau pasti juga tidur larut, tapi tetap saja terlihat segar seperti biasa.

Seperti yang diharapkan dari Hana-Sensei.

Yah, karena perkemahan sekolah sudah selesai, lebih baik aku langsung pulang saja.

Aku membawa barang bawaanku dan langsung menuju peron kereta bawah tanah.

Beruntungnya, tepat saat aku tiba di peron, kereta yang akan kutumpangi juga muncul.

Timing yang sempurna.

Begitu pintu terbuka, aku segera duduk di salah satu kursi. Penumpang di dalam kereta cukup sedikit, banyak kursi yang kosong.

Mungkin aku akan tidur sebentar sampai tiba di tujuan.

Saat aku menundukkan kepala agar wajahku tidak terlihat saat tidur—

"Eh!? Kenapa Ryo-kun ada di sini!?"

Tiba-tiba, suara yang sangat familiar terdengar tepat di depanku.

Aku sudah bisa menebak siapa itu.

"Aku naik kereta ini untuk pulang. Kau juga, Hinami?"

"Iya! Aku ada urusan ke rumah nenek, jadi naik kereta ini. Boleh duduk di sebelahmu?"

Hinami menatapku dengan sedikit ragu.

"Tentu saja. Sini, duduk."

Aku sedikit bergeser ke kanan.

"Terima kasih!"

Ekspresi cemasnya langsung berubah menjadi senyum cerah, lalu Hinami duduk di sebelahku.

Bersamaan dengan itu, kereta mulai bergerak perlahan.

"Ryo-kun, perkemahan sekolah tadi seru, ya?"

"Iya, meskipun banyak hal yang terjadi, tetap saja menyenangkan. Acara menginap memang selalu menyenangkan."

"Iya, aku ingin menginap lagi."

"Acara menginap berikutnya adalah perjalanan sekolah, jadi masih sekitar satu tahun lagi."

"Oh, masih lama, ya… Tapi aku sudah merasa excited dari sekarang."

"Kau terlalu cepat bersemangat."

"Hehe, iya juga."

Setelah Hinami tertawa kecil, percakapan kami pun terhenti sejenak.

Suara roda kereta yang bergemuruh menjadi satu-satunya yang terdengar di dalam gerbong.

Saat aku melirik ke arah Hinami, kelopak matanya tampak mulai menutup perlahan.

"Kalau mau tidur, tidur saja."

"Eh?"

Hinami menatapku kaget, mungkin tidak menyangka aku akan mengatakan itu.

"Tadi malam kita tidur larut, ditambah lagi kegiatan kehutanan tadi pasti membuatmu semakin lelah. Tidurlah, aku akan membangunkanmu saat sudah sampai."

"Boleh?"

"Tentu."



"Kalau begitu, aku terima tawaranmu."

Begitu berkata begitu, Hinami dengan pelan menyandarkan kepalanya ke bahuku.

"A-aku merepotkanmu, ya…?"

"N-no, tidak masalah."

Meskipun aku bilang begitu, jujur saja, jantungku hampir meledak saat ini.

Aku tidak menyangka kejadian seperti ini benar-benar akan terjadi di akhir perjalanan ini.

"Maaf ya kalau merepotkan. Tolong bangunkan aku sekitar dua puluh menit lagi."

"Oke, tidur nyenyak."

"Iya… Terima kasih… Aku tidur dulu, ya…"

Hinami pun perlahan menutup matanya dan tertidur.

Dengan tubuhnya yang bersandar padaku, aku bisa mendengar napasnya yang teratur.

Dari dekat, dia benar-benar terlihat… sangat manis.

Ah, sekarang aku ingat.

Pertama kali aku bertemu Hinami juga di kereta ini, kan?

Dulu, kami duduk berhadapan. Tapi sekarang, kami bahkan duduk berdampingan dengan jarak sedekat ini.

Aku tidak tahu apakah aku harus merasa canggung atau senang.

Tapi satu hal yang pasti, Hinami…

Aku sudah memutuskan.

Apa pun yang terjadi di masa depan.

Dalam situasi apa pun.

Aku akan selalu melindungimu.

Sebagai pahlawan dari bayanganmu.



0

Post a Comment

close