Penerjemah: Eina
Proffreader: Eina
Interlude 2:
Melepaskan pakaian dan dilepaskan
Dunia bawah laut ternyata jauh
lebih indah daripada yang pernah kubayangkan.
Pemandangan bawah laut yang
digambarkan dalam buku cerita yang sering kubaca dulu, atau pada film
anak-anak… Dulu aku pikir itu sudah indah, tapi kenyataannya jauh lebih
memukau.
Katanya pemandangan cenderung lebih
indah dalam ingatan, tapi bagiku, pemandangan yang kulihat sekarang ini adalah
yang paling indah dari segalanya.
Makhluk-makhluk yang belum pernah
kulihat sebelumnya, ikan-ikan dengan warna-warna cerah, penyu laut yang hanya
pernah kulihat di TV—semuanya dipenuhi oleh warna-warni yang menakjubkan.
Sangat menyenangkan, sangat indah…
Dengan orang yang kucintai di sampingku, bisa tenggelam dalam dunia seperti ini
membuatku merasa sangat bahagia.
Mungkin karena itulah saat ini
terasa lebih indah dibandingkan kenangan masa lalu?
Terutama pari manta… atau mungkin
pari biasa? Melihat mereka berenang berkelompok menuju kedalaman membuatku
tanpa sadar merasa sangat tersentuh. Pari itu lucu sekali. Eh? Yang mana ya?
(Tln: Pari ternyata ada 2, baru tau juga gua. Pari manta VS Pari
stingray(ikan pari), beda di ukuran doang sama duri di ekor. Manta lebih besar)
Lalu kami melihat penyu laut… dan
kemudian seekor ikan besar mendekat, yang membuatku terkejut… Sepertinya sudah
waktunya kembali ke pantai.
Waktu sepertinya berlalu begitu
cepat, dan sekarang sesi diving ini sudah berakhir. Tapi, ya, tentu saja, aku
tidak bisa berbicara dengan Youshin di bawah air, jadi aku ingin sekali segera
mendengar suaranya.
Itu indah dan menyenangkan, tapi
juga membuatku merasa sedikit kesepian. Aku menyukai suara Yoshin. Bukannya aku
punya fetish suara.
Mungkin itu sebabnya. Ketika aku
mulai merasa kesepian…… tiba-tiba, laut di sekelilingku menjadi sedikit
menakutkan.
Yang membuatku takut…… adalah
kedalaman laut. Tepat sebelum berbalik untuk kembali, aku malah menoleh ke belakang.
Yang kulihat di belakangku adalah
lautan biru gelap yang tak terbatas. Airnya sangat jernih, sangat indah, dan
dipenuhi dengan berbagai makhluk…… tetapi laut itu memiliki warna yang mirip
dengan malam hari.
Rasanya kalau menyelam
lebih dalam tidak akan ada akhirnya, seakan-akan aku bisa terus pergi selamanya
ke tempat indah ini yang tampaknya memanggilku.
Entah kenapa, aku merasa ada
sesuatu di dalam diriku yang bergejolak .
Aku pernah mendengar orang berkata
bahwa laut adalah ibu dari semua kehidupan…… Mungkin perasaan ini adalah salah
satu keinginan primer untuk kembali padanya?
Tapi aku tidak bisa tinggal di sini
selamanya, jadi aku harus kembali.
Tanpa sadar, aku meraih tangan Youshin
yang sedang menyelam bersamaku. Saat aku meremas tangan Youshin dengan erat,
entah kenapa hatiku terasa lebih tenang.
Laut yang tadinya terasa sedikit
menakutkan, sekarang terasa sama indahnya seperti sebelumnya. Tidak apa-apa……
tidak apa-apa.
Tiba-tiba, Youshin menatap mataku
melalui kacamata selamanya.
Mungkin aku membuatnya khawatir……
pikirku, lalu aku memberi isyarat kepadanya kalau aku baik-baik saja. Aku bisa
melihatnya tersenyum lega.
Saat kami hendak kembali ke pantai,
Youshin menunjuk ke suatu tempat. Karena penasaran, aku mengikuti arah
pandangnya.
(Ah...)
Di arah yang ditunjukkan oleh
Youshin, sekawanan lumba-lumba sedang berenang.
Aku tiak pernah membayangkan bisa
melihat lumba-lumba. Mereka berenang sejajar, dan terlihat sangat akrab,
terkadang berputar atau saling menyentuh mulut.
Kami yang awalnya ingin kembali,
tiba-tiba berhenti dan memandangi lumba-lumba itu. Lucu sekali…… Lumba-lumba
ya, itu mengingatkanku pada kencan ke akuarium bersama Youshin.
Waktu itu ada seorang anak yang
tersesat…… Sungguh nostalgia. Aku juga menerima hadiah dari Youshin.
Aku tidak pernah menyangka bisa
melihat lumba-lumba dari dekat…… Tapi…… entah kenapa, rasanya lumba-lumba itu
semakin membesar……?
Kemudian ketika waktu tiba, instruktur
memberikan isyarat untuk bergerak, dan kami dengan enggan mulai bergerak
kembali menuju pantai.
Di akhir-akhir, kami bisa melihat
lumba-lumba... Pengalaman yang luar biasa.
Saat kami bergerak menuju pantai, aku
masih merasakan kebahagiaan dari pengalaman tersebut... Tapi tiba-tiba, aku
merasakan sesuatu yang mendekat dari belakangku.
Bukan suara mendekat yang bisa
kudengar, tapi rasanya seperti aliran air... atau semacam tekanan aneh yang
terasa.
Kupikir itu hanya perasaanku saja,
tapi ternyata itu bukan perasaanku. Identitas dari apa yang mendekat segera
jelas.
Itu adalah lumba-lumba yang tadi.
Sebelum kami menyadarinya,
sekelompok lumba-lumba sedang berenang tepat di samping kami saat kami pindah
ke pantai. Ternyata apa yang tadi kurasakan tentang mereka yang semakin besar
bukan hanya perasaanku?!
Tanpa kusadari, lumba-lumba itu
berenang begitu dekat, sampai rasanya aku bisa menyentuh mereka.
Luar biasa luar biasa!
Aku tidak pernah menyangka bisa
berenang bersama lumba-lumba! Diam-diam aku senang dengan kejadian tak terduga
ini.
Rasanya seperti kami menjadi bagian
dari sekumpulan lumba-lumba. Aku ingin tahu apa yang dipikirkan lumba-lumba itu?
Entahlah, tapi sepertinya mereka asik berenang di sekitar kita.
Di antara mereka, kami
memperhatikan dua lumba-lumba yang paling dekat dengan kami menarik perhatianku.
Setidaknya lumba-lumba lain
berenang secara berkelompok setidaknya empat sampai lima ekor, tetapi hanya dua
lumba-lumba yang dekat dengan kami yang berenang berdekatan. Seolah tidak
terpisahkan.
Apakah mereka pasangan?
Kami berenang bersama lumba-lumba
sebelum menuju ke pantai. Aku bertanya-tanya, sejauh mana mereka akan ikut
bersama kami? Tidak mungkin mereka mengikuti kami hingga ke tempat yang bisa
kami berdiri, bukan?
Aku pernah melihat video
lumba-lumba yang terdampar dan orang-orang yang berusaha keras mengembalikannya
ke laut, jadi aku sedikit khawatir...
Yah, kekhawatiran itu ternyata
tidak berdasar .
Tepat sebelum kami sampai di area
dangkal tempat kami berlatih sebelumnya, lumba-lumba yang berenang bersama kami
tiba-tiba berhenti dan berputar di tempat.
Mereka berputar secara vertikal dan
horizontal, atau bahkan berputar di tempat, dan perlahan-lahan, jarak antara
kami dan lumba-lumba mulai menjauh.
Meskipun begitu, dua lumba-lumba pasangan
itu tetap berenang bersama kami sampai akhir. Aku bertanya-tanya apakah mereka akan
mengantarkan kami sampai saat terakhir?
Namun, sepertinya waktu perpisahan
dengan mereka sudah tiba. Aku dan Youshin bersama-sama melambaikan tangan pada
dua lumba-lumba itu untuk mengucapkan selamat tinggal.
Saat itu juga, mereka berdua mulai
berputar... Dan kupikir aku mendengar sesuatu seperti tangisan.
Aku pikir aku tidak akan bisa
mendengarnya di bawah air, tetapi aku benar-benar merasa seperti mendengarnya.
Youshin juga menatap wajahku, jadi mungkin dia juga mendengarnya.
Ketika kami melambaikan tangan
lagi, dua lumba-lumba itu dengan lembut menggoyangkan ekor mereka dan kemudian
berbalik, berenang kembali ke laut. Lumba-lumba yang pergi jauh itu segera
menghilang dari pandangan kami.
Apakah kita akan bertemu lagi?
Sambil memikirkan hal itu, aku perlahan-lahan kembali menuju
pantai.
◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇
“Aku tidak menyadarinya saat
menyelam, tapi berenang dalam air menghabiskan banyak energi”
"Benar, kita jadi sangat lelah..."
Tubuhku lelah, tapi saat aku
akhirnya mendengar suara Youshin, pipiku menjadi rileks secara alami. Ini sudah
jelas tapi saat dalam air, aku tidak bisa mendengar suara Youshin.
Saat aku keluar dari laut,
tiba-tiba badanku terasa berat. Perlahan-lahan aku berenang menuju pantai dan
mencoba mengapung ... Saat aku keluar dari air, aku merasakan ada berat dan
berpikir apa yang sedang terjadi.
Aku tahu bahwa aku merasa lebih
ringan di bawah air karena daya apungnya, tetapi ini lebih terasa daripada
sebelumnya. Khususnya, perlengkapanku yang kini terasa lebih berat dibandingkan
sebelum aku memasuki laut...
Saat aku tersandung, Youshin
meminjamkan bahunya padaku. Meskipun Youshin juga pasti merasa berat...
“Nanami, mau air?”
"Ah, terima kasih... Apakah
ini secara tidak langsung...?"
" Tidak , tidak... ini baru bukan?
Aku baru saja mengambilnya."
"Cih... Begitu."
Jika diperhatikan lebih dekat, Youshin
juga memegang botol air lain di tangannya. Kupikir kita akan saling berbagi air...
Bukankah sudah agak terlambat untuk
itu setelah kami berciuman dengan normal? Tapi entah kenapa... Aku juga berdebar
dengan yang tidak langsung.
Saat aku meminum air, rasa laut di
mulutku...rasa garamnya menghilang. Perasaan sedikit lengket yang ada beberapa
waktu lalu juga mulai memudar.
Di saat seperti ini, air akan
terasa paling enak... Aku merasa sangat segar.
"Ah... Panas, aku akan membuka
wetsuitku..."
Setelah meminum airnya, Youshin
perlahan mencoba membuka wetsuitnya. Namun, tipe yang kami kenakan sulit untuk dibuka
sendiri...
"Maaf, Nanami. Bolehkah aku
memintamu menurunkan resleting di sini?"
"Ah, iya. Ini kan?"
Aku memegang resleting wetsuit
Youshin saat dia membelakangiku. Begitu aku memegangnya… tanganku berhenti
sebelum bisa menariknya ke bawah.
Eh? Aku… yang akan menurunkannya?
Yah, memang, tapi… entah kenapa, membantu seseorang melepas pakaiannya terasa
agak mendebarkan.
Ini bukan pakaian, ini hanya
wetsuit, tapi saat menurunkan resleting rasanya sama saja.
"? Ada apa, Nanami?"
"Ah, Un. Tidak, tidak ada
apa-apa. Aku baik-baik saja. Serius.."
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya
kumaksud dengan baik-baik saja, tetapi begitu aku mengatakannya, Youshin
sedikit memiringkan kepalanya. Tidak, aku serius. Aku hanya membantunya membuka
wetsuitnya, hanya itu saja.
Setelah tenang, aku dengan perlahan
menarik resletingnya ke bawah. Saat resleting terbuka dan kulit Youshin
terlihat, dadaku berdegup—pelan? Tidak, kencang—karena terkejut.
Youshin…dia memang kekar ya?
Sepertinya dia masih rutin olahraga… Tubuhnya sangat kencang. Aku iri.
Aku jarang melihat punggungnya
dengan seksama sebelumnya, tapi… punggungnya cantik. Kulitnya halus. Dan saat
basah—itu terlihat agak seksi.
Saat aku perlahan menurunkan
resletingnya, aku memperhatikan otot-otot Youshin.
"Aku sudah menurunkannya, kalau
begitu...aku akan melepasnya oke?"
"Eh...? Tunggu, Nana..."
Tanpa menunggu jawabannya, aku
menyelipkan tanganku ke celah wetsuit dan dengan lembut memberikan sedikit
tekanan. Mungkin dia sudah pasrah, karena Youshin tidak melawan dan mengeluarkan
lengannya dari wetsuit.
Aku membantunya mengeluarkan lengannya
yang lain juga, lalu menarik wetsuit sedikit lebih jauh ke bawah… dan selesai.
“Ya, kamu benar-benar cowok tampan
saat basah.”
"Begitukah?"
Youshin, dengan tubuhnya yang basah
kuyup, menyisir rambutnya ke belakang, sepertinya dia terganggu oleh air yang
menetes dari poninya. Dahinya sedikit terlihat, dan gaya rambutnya yang berbeda
dari biasanya membuat jantungku berdegup kencang.
Otot perutnya yang terlihat melalui
wetsuit yang setengah terlepas itu terbentuk dengan baik… dan terlihat agak
seksi.
“Kalau begitu, selanjutnya
giliranku~.”
"Aku juga harus melakukannya...?"
Aku membalikkan badanku, lalu
merentangkan kedua tanganku secara horizontal, dan meminta dengan nada
main-main. Youshin awalnya ragu, tetapi akhirnya menyerah dan memegang
resletingku. Perlahan, resleting itu diturunkan.
Resleting diturunkan secara
perlahan.
Suara khas “zziiip…” saat resleting
diturunkan bergema dalam diriku. Are? Aku baru sadar—dibantu melepaskan pakaianku
seperti ini… apakah ini pertama kalinya?
Yah, ini bukan pakaian biasa sih.
Tapi pernahkah aku meminta Youshin membantuku melepaskan sesuatu yang memiliki
resleting sebelumnya…?
Aku mencoba mengingat masa lalu,
tetapi fakta kalau pakaianku sedang dilepas membuat pikiranku kacau. Jadi, aku
tidak bisa mengingat apa pun dari sebelumnya.
"Nanami? Resletingnya sudah
kuturunkan tahu?"
"Hah...!!"
Sebelum aku menyadarinya, Youshin
sudah selesai membuka resletingku dan berbisik padaku. Yah, sebenarnya dia
tidak berbisik, tapi dengan kebingunganku, rasanya seperti dia berbisik.
"Y-ya… ya, benar. Kalau
begitu, um… aku akan keluarkan tanganku"
"Eh...um, perlu kubantu?"
“Y-ya, bolehkah aku meminta
bantuanmu?”
Mungkin kebingunganku menular ke
Youshin, karena dia juga akan membantuku melepaskan wetsuitku… sesuatu yang tidak
pernah dia lakukan sebelumnya.
……Eh? Membantuku melepasnya?
Saat aku sadar kembali, semuanya
sudah terlambat. Youshin dengan lembut, penuh perhatian… dan dengan perlahan
membantu menarik tanganku keluar dari wetsuit.
Tadi, itu ritsletingnya, tapi kali
ini bagian lengannya yang dilepas. Fakta kalau dia membantuku melepas wetsuit
ini membuatku bingung apakah harus merasa gugup atau malu.
Dibantu oleh Youshin untuk melepas
pakaianku… apakah selalu terasa seberdebar ini?
Memang hanya wetsuit, tapi karena
aku yang memakainya, ini jadi tidak ada bedanya dengan pakaian biasa. Bahkan
lebih ketat dibanding pakaian biasa, jadi tangannya bersentuhan lebih lama.
...Tapi bukannya aku tidak nyaman.
Un, walaupun aku sedang dibantu
melepas pakaianku, aku tidak merasa takut atau tidak nyaman—hanya malu, dan itu
saja.
Kalau suatu hari nanti, ada saat di
mana Yōshin membantuku melepas pakaian seperti ini….
(Tln: Saat apa adik adik? Segggg-)
Saat aku membayangkan momen itu,
hatiku berdebar-debar, dan aku merasa menantikannya. Saat itu, aku
bertanya-tanya apakah aku juga akan melepas pakaian Youshin?
(Tln: Pastinya)
"Nanami... Kamu baik-baik saja?
"
"Ah... Un, tidak apa-apa,
tidak apa-apa. Terima kasih."
"Seperti yang kuduga, kamu
memakai rash guard ya."
"Benar. Apakah kamu kecewa?
Ngomong-ngomong, di bawah ini bikini kok."
Aku mencoba menyembunyikan rasa
gugupku dengan sedikit mengangkat rash guardku dan memperlihatkan bikiniku di
bawahnya—hanya agar dia saja yang bisa melihatnya.
Karena ini baju renang yang biasa
kupakai, rasanya tidak terlalu memalukan, dan aku juga tidak merasa baju
renangnya berpindah, jadi seharusnya baik-baik saja... tapi tampaknya efeknya
cukup besar bagi Youshin.
Dia sempat menegurku dan berkata
“Ini masih siang tahu.”
Benar juga, ini masih siang...
matahari masih tinggi, tapi aku malah tenggelam dalam fantasi sendiri. Mungkin
kalau membayangkannya saat malam... akan lebih baik?
“Tapi ngomong-ngomong, laut tadi
luar biasa ya. Aku belum pernah melihat laut seindah itu sebelumnya.”
“Benar, Kita melihat begitu banyak
jenis ikan yang berbeda bukan? Menurutmu yang paling bagus yang mana, Youshin?
"Bagiku, itu... pari manta? Atau
ikan pari? Kelompok ikan itu. Ngomong-ngomong, apakah pari manta dan ikan pari
hewan yang berbeda? Kalau Nanami yang mana?"
"Kalau aku, pasti lumba-lumba
yang terakhir itu. Aku tidak nyangka akan melihat mereka, apalagi bisa berenang
bersama…"
"Benar juga, lumba-lumba itu sangat
mengejutkan. Siapa yang menyangka kita akan berenang bersama mereka…"
“Kamu juga terkejut, Youshin? Dua
ekor yang berenang bersama itu sangat lucu ya. Menurutmu mereka itu pasangan?"
Yōshin dan aku duduk dan saling
berbagi pendapat kami tentang diving tadi. Sudah lama sejak kami saling
berbicara seperti ini, mungkin sejak kami pergi berkencan menonton film itu.
Mungkin, dalam beberapa hal, bagian
yang sebenarnya dari kencan menonton film adalah ketika kalian berbicara
seperti ini setelahnya. Aku sangat menikmati berbagi pendapat dengan Youshin,
sehingga aku merasa itulah yang seharusnya terjadi.
Pengalaman diving pertama,
pemandangan indah yang kami lihat, makhluk laut seperti kura-kura dan
lumba-lumba... Topik demi topik terus bermunculan, dan pembicaraan tidak ada
habisnya. Kami bisa berbicara selamanya.
Namun, saat kami sedang
berbicara... aku merasa ada yang mengawasi kami. Tidak, pandangannya tidak
ditujukan padaku... Tapi apakah ke Youshin?
Jangan salah paham dulu, bukan
berarti aku mulai merasakan pandangan ke Youshin atau apa pun seperti itu...
Lebih ke intuisi wanita mungkin. Aku juga merasakan ada pandangan yang
ditujukan padaku.
Hanya saja tatapannya akan
menghilang dariku dalam waktu tertentu. Jadi mungkin fokus utamanya adalah
melihat ke arah Youshin.
Karena penasaran, aku melihat ke
sekelilingku, dan aku melihat ada beberapa gadis sedang melihat kami. Mereka
melihat kami dan... terlihat bersemangat, seperti “Kyaa, kyaa”? Aku penasaran
ada apa?
Ah, mereka datang ke sini.
Gadis-gadis dari kelas lain... Beberapa di antaranya sudah beberapa kali kuajak
berbicara. Mereka agak ke arah gal... tipe yang seksi.
"Nee nee, Misumai, kamu punya
banyak otot juga ya? Nanami sempat mengatakannya, tapi ternyata benar? Otot
perutmu sangat kelihatan."
“Begitu…? Aku pikir ada orang lain punya
otot seperti ini.”
Tidak, menurutku tidak. Bahkan aku
melihat cowok lain, tidak banyak yang memiliki perut seperti Youshin. Tapi itu terbatas
dengan disekitarku.
Ternyata mereka sedang
memperhatikan perut Youshin dan tubuh berototnya, dan sambil melihat itu,
mereka juga sempat melirik ke arahku sesekali.
“Apakah Nanami selalu memegang otot
perut ini...? Beruntungnya, pacarku ototnya lebih sedikit, jadi aku cemburu”
"Kalau dia menekanku dengan kuat,
rasanya sedikit berdebar. Kalau kamu bagaimana, Nanami?"
"Eh, tidak... Aku belum...
Pernah diperlakukan seperti itu..."
Kami terjebak dalam percakapan yang
cukup intens, dan baik Yōshin maupun aku hanya bisa tersenyum pahit.
Gadis-gadis ini agak bebas kalau berbicara tentang topik seperti ini, jadi aku
sedikit cemas.
Youshin tidak
bisa meresponnya dengan baik, dan juga tersenyum canggung. Aku berpikir itu
ekspresi yang cukup jarang dia tunjukkan, tapi... aku tidak merasa senang.
Mungkin terdengar seperti mengekangnya, tapi aku memang tidak suka jika dia
memberi perhatiannya pada gadis-gadis lain...
Tidak, aku tidak seharusnya
berpikir begitu. Jika aku terlalu membatasinya, itu bisa membuatnya tidak
nyaman, atau bahkan menjadi beban baginya...
Gadis-gadis ini memang mengangkat
topik seperti itu, tapi mereka tidak berniat buruk. Mereka hanya menanyakan
yang mereka ingin tahu...
"Nee nee, Misumai, boleh tidak
aku menyentuh otot perutmu sebentar. Aku penasaran rasanya seperti apa."
Itu tidak boleh!! Sebelum aku
sempat mengatakan apa-apa, Youshin menghentikan mereka. Itu adalah gerakan
penolakan yang jelas.
"Maaf, tapi tidak boleh.
Satu-satunya orang yang bisa menyentuh kulitku adalah Nanami. Aku tidak bisa
melakukan hal seperti itu, apalagi saat aku sudah punya pacar"
Senyum bermasalah di wajahnya
lenyap, dan dengan wajah datar, dia memberi tahu gadis-gadis itu dengan tegas,
tidak hanya dengan gerakan tetapi juga dengan wajah datar.
Gadis-gadis itu saling bertatapan
dengan tatapan kosong.
"Eh? Apakah seburuk itu
membiarkan seseorang menyentuh perutku? Padahal itu bukan payudaraku? Aku
sering membiarkan orang lain selain pacarku menyentuhku..."
“Sebelumnya, aku bertanya pada
cowok di kelasku untuk mengecek perutku karena aku berhasil diet beberapa waktu
lalu. Dia bilang aku lebih kurus dari sebelumnya.”
“Aku juga membiarkan mereka
menyentuhku, kadang-kadang aku menyentuh para cowok juga. Aku lebih suka
menyentuh sesuatu yang lembut dibanding yang berotot.”
...Oh, aku tidak menyangka akan
mengalami culture shock. Eh, mereka membiarkan orang lain menyentuh mereka...? Aku
terkejut dengan fakta baru ini.
Youshin terlihat sedikit terkejut,
tapi segera tersenyum kecil.
"Ini hanya pendapatku, jadi
aku yakin ada orang lain yang berbeda pendapat. Tapi, setidaknya bagiku, jika
kamu sudah mempunyai pacar, kamu tidak boleh membiarkan lawan jenis menyentuhmu
sembarangan."
“Kalian mungkin berpikir kalau cara
berpikirku sudah kuno saat ini, tapi...” Youshin sedikit menambahkan. Mereka tercengang
dan menyilangkan tangan mereka.
Kemudian, dia menatap perutnya
sendiri, seolah terkesan.
"Itulah sebabnya aku tidak
bisa membiarkan kalian menyentuhnya. Maaf."
Ketika dia menyatakan penolakannya
sekali lagi, mereka meminta maaf pada Youshin dan berkata.
“Tidak, kami juga minta maaf.”
Kupikir itulah akhirnya...tapi
gadis-gadis itu tiba-tiba menoleh dan menatapku. Ditatap tiba-tiba membuat
tubuhku sedikit terkejut.
"Maafkan kami Nanami... Kami
hanya mengikuti alur kami sendiri."
"Kupikir tidak apa-apa selama
tidak berciuman atau bercinta. Aku juga tidak masalah dengan pakaian dalam sih"
"Begitu ya, jadi perut juga
tidak boleh... Mungkin sebaiknya aku berhenti menyentuh anak laki-laki di
kelasku."
Sepertinya mereka sudah mengerti. Maksudku,
ini hanya perbedaan cara hidup kita sebelumnya, jadi tidak bisa dihindari.
Hanya saja mereka tidak seburuk itu
dalam hati mereka... Setidaknya mereka menerima cara berpikir yang berbeda dari
mereka. Itulah yang aku pikirkan...
"Kalau begitu, daripada aku,
Nanami, coba sentuh otot perutnya."
"Hai?" "Hai?"
Suaraku dan suara Youshin tumpang
tindih. Tidak, mengapa demikian? Dan apa maksudnya daripada dia?
"Apa maksudnya?"
Ah, tsukkomi Youshin dan suara di
hatiku tumpang tindih. Tidak, tapi sungguh, kenapa seperti itu? Ketika aku
bertanya kepadanya apa yang dia maksud dengan "daripadanya", dia
menjawabnya dengan sederhana.
“Aku ingin mendengar apa yang kami
pikirkan setelah menyentuh otot perut Misumai.”
Apakah dia sebegitu penasaran
dengan itu? Serius...? Hei, apa yang harus aku lakukan...
"... Sudah kuduga, setelah
pembicaraan tadi, masih sulit untuk tidak membiarkannya menyentuhnya."
Apakah keseriusan Youshin keluar?!
Tapi agak memalukan untuk menyentuh otot perutnya di depan semua orang... Semua
orang juga tertarik dan menonton kami...
Jadi aku segera memegang tangan
Yoshin.
"He"
"I-ini bukan tempatnya, ayo ke
sana!"
Aku meraih tangan Yoshin dan melarikan
diri. Tujuanku adalah dibalik batu yang jauh itu. Jika kami pergi sejauh itu, kami
seharusnya tidak bisa dilihat dari sini.
Aku memegang tangan Yoshin dan
berlari menyusuri Pantai berpasir ini bersama-sama. Aku bisa merasakan panasnya
pasir melalui sendal yang kupakai. Aku lega aku menggunakan sendal.
Aku senang aku memakai rash guard.
Dadaku bergetar dengan cara yang aneh hingga itu sakit....... Secara kebetulan,
aku merasa seperti siap untuk lari.
Youshin, yang kutarik oleh
tanganku, ternyata berlari sendiri tanpa perlu ditarik.
Kami berlari di sepanjang pantai di
tepi ombak, berkilauan di bawah sinar matahari.
Dan kami berdua bersembunyi di
balik bebatuan......Meskipun begitu, kami masih diluar jadi kami masih terlihat
dengan jelas. Bagaimanapun, kita bisa bersantai di sini untuk sementara.
"Fuh... Serius, mereka semua
benar-benar. Menyentuh perutnya di tempat seperti itu... Semua orang menatap
kami jadi mana mungkin aku bisa melakukannya..."
Aku sedikit kehabisan nafas karena
berlari. Jadi aku meletakkan tanganku di dadaku dan menarik napas dalam-dalam
untuk menenangkan diriku. Youshin... sepertinya tidak kehabisan nafas sama
sekali.
Tapi ekspresinya terlihat tegang...
Dia terlihat seperti mengkhawatirkan sesuatu.
"...Ada apa?"
"Tidak……"
Youshin menggaruk pipinya sedikit,
seolah-olah dia sedikit malu, dan kemudian tersenyum pahit padaku, seolah-olah sulit
untuk mengatakan sesuatu.
“Pergi dibalik batu di depan semua
orang… Bukankah ini lebih berbahaya?”
"...Ah"
Aku baru menyadarinya ketika dia
mengatakannya. Itu benar...... ini tidak seperti mencoba melakukan sesuatu
secara diam-diam di balik batu...... Tidak, sebenarnya hanya untuk menyentuh
otot perutnya.
Tapi sekarang setelah aku
menyadarinya, Aku malah menjadi lebih malu untuk menyentuh otot perutnya. Aku
merasa seharusnya aku menyentuhnya saat itu...
“…Karena sudah di sini, mau
menyentuhnya?”
"Kalau begitu, Youshin juga...
Karena sudah di sini, mau lihat di balik rash guardku?"
Karena kami sudah di sini, kami
saling tertawa dan melakukan percakapan konyol seperti itu.
Apakah kami melakukannya atau
tidak... Adalah rahasia di antara kami
◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇
Malam itu.
Setelah diving, kami pergi ke pasar
dan setiap grup makan malam di restoran pilihan sendiri.
Karena itu pasar, jadi tentu saja
ada berbagai jenis toko... Ada toko pakaian dan suvenir, jadi setelah makan
malam, Youshin dan aku pergi untuk melihat-lihat beberapa toko...
“Misumai, Aku pinjam Nanami sebentar!!”
“Eh? Apa?! Ada apa Hatsumi... Tunggu?!
Youshin―――……!!”
Aku ditarik oleh Hatsumi dan yang
lainnya ke toko tertentu. Di sana, gadis-gadis dari kelas kami... Sedang menyusun
sebuah rencana.
……Eh? Semua orang melakukannya?!
Previous Chapter | ToC | Next Cha[pter