NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Chikatetsu de Bishoujo o Mamotta Ore V2 Epilog

 Penerjemah: Arif77

Proffreader: Arif77


Epilog


Didorong oleh Yuri, aku akhirnya berhasil mengajak Ryo-kun untuk berdansa.

Saat kami kembali ke lapangan, festival malam sudah dimulai, dan aku serta Ryo-kun buru-buru bergabung.

Kami semua saling bergandengan tangan, menari mengikuti irama. Di antara mereka, aku dan Ryo-kun juga mulai berdansa.

Karena ini pertama kalinya aku menari, gerakanku tidak terlalu bagus, tapi tetap saja, aku bisa menyesuaikan langkahku dengan Ryo-kun.

Sambil menggenggam tangan Ryo-kun yang besar dan terasa dapat diandalkan, aku menggerakkan kakiku secara bergantian.

"Hinami, ini pertama kalinya kamu menari?"

"U-uh. Maaf ya, aku tidak terlalu pandai. Ryo-kun sendiri pernah punya pengalaman menari?"

"Aku pernah menari saat SMP. Sudah lama sekali, tapi tubuhku sepertinya masih mengingat gerakannya."

"Begitu ya. Aku berharap aku juga pernah mencobanya sekali saja. Semua orang terlihat sangat mahir, aku jadi merasa gugup."

"Tidak perlu melihat orang lain. Saat ini, hanya ada aku dan kamu yang sedang berdansa. Jadi, lupakan yang lain."

"Benar juga, seperti yang Ryo-kun katakan."

Kami terus berdansa setelah itu. Karena Ryo-kun sepertinya mengalami cedera di kakinya, aku menyesuaikan langkah agar tidak membebani dia.

Sambil menari, aku mulai mengingat kembali kejadian hari ini.

Pada akhirnya, Kusanagi ternyata palsu. Dia bukanlah penyelamat hidupku. Aku hanya tertipu oleh kata-kata manisnya.

Saat pikiranku sedang bimbang, Kusanagi muncul, membuat hatiku berdebar.

Karena itu, aku terlambat menyadari hal yang penting dan terus tertipu hingga hari ini.

Aku merasa sangat menyedihkan. Benar-benar memalukan.

Aku ini memang bodoh, ya? Menyedihkan.

Apakah setelah ini aku tidak akan pernah bertemu lagi dengan penyelamat hidupku...?

Pikiran itu membuat hatiku semakin berat. Langit yang mulai gelap terasa mencerminkan perasaanku yang suram. Angin malam yang mulai dingin membuat hatiku ikut membeku.

Saat itu, Ryo-kun menyadari perubahan dalam diriku.

"Hm? Kenapa, Hinami? Wajahmu terlihat murung."

"Eh? Ah, tidak... tidak ada apa-apa."

"...Apakah kamu masih memikirkan tentang bagaimana Kusanagi ternyata seorang penipu?"

"U-uh..."

Aku tidak bisa menyangkalnya. Kenyataan bahwa aku telah ditipu tidak bisa diubah.

"Aku hanya merasa bodoh. Aku begitu mudah terbuai, sampai-sampai tidak sadar bahwa aku sedang dimanfaatkan."

Kusanagi adalah orang jahat. Dia memang berniat menipuku sejak awal. Tapi aku tidak menyadarinya dan hampir menyerahkan hatiku padanya.

Itulah sebabnya aku merasa takut. Takut jika nanti aku akan tertipu lagi. Dimanfaatkan lagi.

Saat aku sedang tenggelam dalam pikiran itu, Ryo-kun melepaskan genggamannya, lalu dengan lembut menepuk kepalaku.

Dia tersenyum hangat.

"Aku mengerti perasaanmu. Tapi kamu tidak perlu khawatir."

Dia melanjutkan,

"Aku memang bukan cowok tampan seperti Kusanagi, juga bukan seseorang yang populer. Tapi setidaknya, aku bisa selalu ada di sisimu saat kamu sedang kesulitan. Jadi, jangan terlalu khawatir. Kamu kan terkenal di internet, mungkin nanti akan ada orang aneh lain yang muncul. Tapi aku akan mengurusnya untukmu."

"Ryo-kun..."

Saat aku mendengar kata-katanya—

Hatiku tiba-tiba terasa hangat. Sesuatu yang hangat seperti menyelimuti dadaku.

Selalu seperti ini. Saat aku menoleh ke belakang, Ryo-kun selalu ada di sana.

Saat aku diserang oleh preman, saat perkemahan sekolah, saat festival olahraga...

Setiap kali aku dalam masalah, setiap kali aku butuh bantuan, dia selalu ada di sisiku.

Saat menyadari hal itu, air mata hampir jatuh dari mataku.

Tapi aku tidak boleh menangis.

Aku juga harus hidup dengan kuat.

Aku tidak boleh tertipu lagi dan harus berpegang teguh pada perasaanku—

Perasaan bahwa aku mencintai Ryo-kun.

Aku harus melangkah ke depan dengan keyakinan itu, jika tidak, aku tidak akan bisa benar-benar mencintai Ryo-kun dengan sepenuh hati.

Jika suatu hari aku bertemu kembali dengan penyelamat hidupku, aku ingin bisa mengatakan kepadanya:

"Berkat pertolonganmu saat itu, aku bisa menjalani hidup yang menyenangkan."

"Terima kasih, Ryo-kun. Aku juga harus menjadi lebih kuat. Kalau tidak, aku akan terus merepotkanmu. Aku tidak ingin tertipu lagi."

"Ya. Aku yakin kamu bisa menjadi lebih kuat, Hinami. Aku akan mendukungmu. Semoga cinta pertamamu juga berjalan dengan baik."

"Iya!"

Untuk beberapa saat, aku dan Ryo-kun saling menatap sambil tersenyum.

Aku merasa lebih baik sekarang. Syukurlah, aku memberanikan diri untuk mengajaknya berdansa.

Yuri dan Ryo-kun telah bertemu kembali dengan cara yang begitu takdir.

Saat aku menyadarinya, aku berpikir bahwa aku tidak seharusnya berada di antara mereka.

Tapi tetap saja—

Aku mencintai Ryo-kun.

Aku sangat mencintainya.

Aku tidak ingin berbohong pada perasaan ini.

Tidak peduli apa yang terjadi di masa depan. Tidak peduli jika seseorang mencoba menipuku lagi.

Aku akan—

Aku akan terus mencintai Ryo-kun.

Aku ingin mencintainya lebih dari siapa pun.

Untuk selamanya.

Aku kembali menggenggam tangan Ryo-kun dan—

Kami melanjutkan tarian kami.

 




Post a Comment

Post a Comment

close