Chapter 3: Anak dari Code
“......Hah? A-Apa? Celah dalam sistem!?”
Suara terpana yang agak konyol dari Olivia-san, kepala pelayan pribadi Ohii-sama, menggema di seluruh ruangan. Di sampingnya, Jean-san, kepala pelayan kerajaan, tampak benar-benar membeku.
Tatapan mereka berdua tertuju pada Ohii-sama, yang baru saja terbebas dari pengurungan semalam. Namun, seolah tak peduli dengan reaksi mereka, Ohii-sama dengan riang menatap ke luar jendela. Jika hanya ingin melihat pemandangan, seharusnya ia bisa melakukannya dari kamarnya sendiri, tetapi sejak tadi malam, suasana hatinya tetap berada di puncak kegembiraan. Ia bahkan sengaja melakukan olahraga dan belajar di luar kamar, serta makan bersama denganku, baik saat makan besar maupun saat menikmati camilan. (Meski aku berhasil membujuknya agar tetap tidur di kamarnya sendiri).
Kalau saja aku tidak melarangnya keluar dari gedung, mungkin ia sudah terbang entah ke mana, seperti layang-layang yang talinya putus.
“Tidak mungkin! Tidak ada yang namanya celah dalam sistem kerajaan!”
“Lagipula, mata macam apa yang kau miliki sampai bisa menemukan hal semacam itu? Aku juga sudah mencoba mengutak-atik sistem dan menyelidiki pintu itu, tapi tidak ada celah sedikit pun untuk dibobol……”
Olivia-san yang masih dalam kebingungan total, dijawab oleh Zuri, yang datang sejak pagi dengan ekspresi terdistorsi di wajahnya.
Sepertinya, para anggota Strange Freak ternyata cukup setia. Selama aku tidak ada, mereka bergantian datang setiap hari untuk mengecek keadaan Ohii-sama.
“Yah, sistem itu memang penuh dengan celah.”
Tapi kalau dipikir-pikir, yang penuh celah bukanlah sistemnya, melainkan sang raja sendiri. Jika dugaanku benar, pastilah sang raja sendiri yang membuka pintu itu. Bukannya mengeksploitasi celah, tapi memang tidak ada pilihan lain selain membukanya.
“…Fakta bahwa pintu itu bisa dibuka oleh seseorang dengan Kelas 6 saja sudah cukup menjadi masalah… tapi yang lebih bermasalah adalah kenyataan bahwa Raja mengizinkannya. Ini pasti akan menimbulkan kekacauan…”
Jean-san mengeluarkan kata-kata itu dengan suara serak seolah diperas dari tenggorokannya. Aku tidak tahu pasti apa maksudnya, tapi dari wajahnya yang penuh kerutan dan pucat pasi, sepertinya ada banyak orang yang tidak ingin sang putri keluar dari pengurungannya.
Aku melirik tiga Guard Mecha Soldier yang berdiri melindungi Ohii-sama, lalu bertanya pada Olivia-san.
“Ohii-sama sudah dikurung begitu lama. Sekarang setelah ia bisa keluar, aku berpikir untuk mengajaknya berjalan-jalan melihat kota. Apa itu tidak masalah?”
“…Setelah semua yang sudah kau lakukan sesuka hati, menurutmu masih perlu bertanya pendapatku? Aku bahkan tak bisa membayangkan cara memperbaiki situasi ini. Bahkan jika kau memutuskan untuk bersikap patuh sekarang, itu tidak akan ada gunanya.”
Olivia-san menghela napas panjang dan dalam.
Aku hanya mengikuti alur sepanjang waktu, dan tidak merasa telah bertindak sesuka hati. Aku menemukan Kool di penjara karena Olivia-san sendiri yang menyuruhku ke sana. Aku menyelamatkan Krahi karena Kool dan yang lainnya memintaku. Aku memberikan cokelat pada Ohii-sama karena ia menatapnya dengan penuh minat. Satu-satunya hal yang kulakukan atas kehendakku sendiri hanyalah jalan-jalan.
Olivia-san meletakkan tangan di pinggangnya dan menegaskan lagi, seolah ingin memastikan aku mengerti.
“Baiklah, akan kukatakan padamu. Dontan Family, yang kubawa kemari, kini telah meninggalkan Pangeran Tony dan bergabung dengan Pangeran Angus. Tidak hanya itu, mereka juga membawa banyak sekutu yang sejalan dengan mereka. Kau tahu apa artinya ini, bukan?”
“!!”
“Tepat. Kekuatan militer Pangeran Angus kini semakin membesar. Jumlah memang bisa menjadi kekuatan, tidak peduli seberapa tidak teraturnya mereka. Dan para tentara bayaran itu… mereka telah bersatu dengan satu tujuan: memastikan kematianmu. Sepertinya kau sudah mengumpulkan banyak kebencian, ya.”
“…Tunggu, jadi Angus itu seorang pangeran?”
“!?!”
Sejak tadi, semua orang terus menyebut-nyebut nama Angus, jadi aku memang sempat penasaran siapa dia. Baru sekarang aku tahu identitasnya. Jadi, eh… ini sudah pangeran yang keberapa?
Yang jelas, satu hal yang kupahami adalah nyawaku sedang terancam. Jika aku sendirian, mungkin aku bisa kabur dengan bantuan para Guard Mecha Soldier, tapi jika aku harus melindungi Ohii-sama juga, kekuatan kami tidak cukup.
Di sisi lain, Ohii-sama sudah sepenuhnya siap untuk melihat dunia luar. Dia benar-benar menangis ingin keluar, jadi wajar jika sekarang ia sangat bersemangat.
Selain itu, ada satu hal lain yang harus kulakukan: urusan yang dibicarakan Nora denganku. Aku harus menemui Krahi dan membawanya bersamaku.
“Yah, bagaimanapun juga, aku harus menemui Krahi dulu. Zuri, bisakah kau mengantarku?”
“Itu… tentu saja aku ingin melakukannya, tapi… kau mau membawa Ohii-sama juga? Kau tahu di mana pemimpin kami berada sekarang, kan?”
Tidak masalah meskipun aku tidak tahu. Dengan sistem transportasi laba-laba, tidak ada tempat yang terlalu jauh di kota ini.
Aku menoleh ke arah Ohii-sama, yang pura-pura tidak mendengarkan percakapan kami sambil terus menatap ke luar jendela.
“Ohii-sama.”
“Aku ikut.”
Ohii-sama menjawab tanpa ragu, bahkan sebelum aku sempat mengatakan apa pun.
Sejak lahir, ia hampir tidak pernah berinteraksi dengan siapa pun. Jika benar ia telah dikurung di kamar itu sepanjang hidupnya, maka ia pasti hampir tidak pernah memiliki kesempatan untuk bercakap-cakap dengan orang lain. Bahkan sekarang, ia tampak sedikit kesulitan berbicara dengan orang selain aku.
Akan lebih baik jika sebelum meninggalkan Code, ia mulai terbiasa dengan komunikasi. Saat kami berhasil keluar nanti, ia tidak akan lagi menjadi seorang putri.
Dan soal belajar cara berbicara dengan orang lain—aku bisa meminta Rushia untuk mengajarinya. Baru-baru ini, dia sempat membanggakan dirinya sebagai wanita dari keluarga terpandang, jadi dia pasti bisa mengajarkan etika yang sesuai.
‹›—♣—‹›
Akhirnya, aku bisa berbicara dengannya secara langsung.
Zachari Code menyeringai saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Zuri.
Pasukan yang dikumpulkan Zachari dari rakyat kelas bawah terus berkembang dengan pesat. Terutama sejak Raitei—datang sebagai tamu kehormatan, laju pertumbuhan mereka semakin cepat, bahkan telah melampaui perkiraan awalnya.
Meskipun mereka hanya rakyat kelas bawah, mereka tidak akan gegabah bergabung dengan kelompok yang tidak memiliki peluang untuk menang. Fakta bahwa jumlah mereka terus bertambah adalah bukti bahwa nama Raitei telah menjadi harapan bagi mereka.
Untuk merebut tahta, yang dibutuhkan bukanlah dukungan rakyat. Yang terpenting hanyalah siapa yang pertama kali mendapatkan bukti kerajaan—Scepter Raja.
Zachari tidak bisa menyangkal bahwa kekuatannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan Angus maupun Nora. Namun, dengan kekuatan Raitei serta pasukan rakyat kelas bawah yang bersenjata, Zachari juga memiliki peluang yang cukup besar untuk merebut Scepter Raja.
Sebagai syarat untuk bekerja sama, Raitei meminta izin dari Ksatria Pengawal Alisha Code—Krai.
Sejujurnya, Zachari tidak punya waktu untuk mengurusi Alisha. Namun, jika Raitei menganggap ini penting, maka mau tidak mau ia harus mengalah.
Setelah berhasil merebut takhta, Zachari bisa saja menjamin keselamatan Alisha untuk mendapatkan kerja sama dari Krai.
Meskipun dia tidak tertarik pada Alisha, Zachari justru penasaran dengan Krai—pengawal yang membantu Raitei.
Seorang pria yang begitu tidak kompeten hingga Raja sendiri harus mengeluarkan peringatan terhadapnya, namun juga seseorang yang mampu menemukan celah dalam sistem dan membobol pintu yang dikunci oleh Raja.
Lebih jauh lagi, pria itu berhasil mencuri Raitei yang menjadi target Nora, dan tetap dibiarkan hidup.
Entah ini pertanda baik atau buruk, yang jelas dia bukan orang biasa. Jika setelah berbicara langsung ternyata dia memang berbakat, Zachari tidak keberatan memberinya posisi tinggi di pemerintahannya kelak, sama seperti Raitei.
Seorang pria yang menjadi tangan kanannya—salah satu dari sedikit sekutu di antara para warga kota—melaporkan sesuatu kepada Zachari.
“Yang Mulia, tampaknya Putri Alisha juga ikut serta. Bagaimana persiapan penyambutannya?”
“Tch. Tidak perlu. Ini adalah bentuk asli kami. Bukankah begitu?”
Ruangan itu penuh dengan senjata dan perlengkapan yang diambil dari sistem kota oleh Zachari, tertumpuk berantakan. Para pengawal rakyat bersenjata berjaga di setiap sudut. Tahta Zachari yang kasar dan tak berukir sangat berbeda dari singgasana para bangsawan lainnya—lebih mirip simbol kekuatan kasar daripada kebangsawanan.
Namun, revolusi yang direncanakan Zachari bertujuan untuk menumbangkan sistem yang ada dengan kekuatan militer. Tak ada alasan untuk bersikap sopan terhadap seseorang seperti Alisha, yang bahkan sejak awal tidak ikut serta dalam perebutan tahta.
Udara di ruangan ini terasa tegang dan mencekam, seperti medan perang yang selalu siap meledak. Jika Alisha merasa terintimidasi, itu bukan urusan Zachari. Jika dia menentang, cukup gertak sedikit. Jika dia meremehkan Zachari seperti bangsawan lainnya, maka tinggal dihukum. Seorang putri yang hanya tahu dikurung sejak lahir, tidak akan sulit untuk ditundukkan.
“Yang Mulia Zachari, Putri Alisha beserta rombongannya telah tiba.”
“Buka pintunya.”
Pintu besar itu dibuka oleh para pengawal bersenjata.
Yang masuk adalah seorang gadis dengan gaun pendek yang memudahkannya bergerak. Rambut pirang cerahnya terurai hingga lutut, dan sepasang mata hijau pucatnya menatap ruangan.
Dia sama sekali tidak mirip dengan Zachari. Sosoknya tampak rapuh, namun ada sesuatu yang bahkan tidak dimiliki oleh rakyat kelas bawah, warga kota, ataupun keluarga kerajaan lainnya.
Zachari sudah beberapa kali melihat wajahnya melalui sistem kota, tetapi melihatnya langsung terasa berbeda.
Inilah cadangan kerajaan—putri yang dikurung sejak lahir, dibesarkan oleh sistem kota, dan akhirnya dijatuhi vonis untuk dilenyapkan.
Beberapa pengawal tampak terpesona oleh kehadirannya.
Dalam sekejap, ia memancarkan aura yang membuat mereka terpaku.
Sosok pria di belakangnya—Krai Andrey—berbeda. Bahkan setelah dilihat langsung, kesan pertama Zachari tetap sama: pria ini benar-benar tidak mencolok.
Namun, kehadiran Alisha begitu kuat hingga keberadaan Krai seolah menghilang di balik cahayanya.
Seolah hanya dengan berdiri di sana, atmosfer di ruangan ini terasa lebih bersih.
Rasa kesal muncul di hati Zachari.
Apakah ini rasa iri? Ataukah kemarahan?
Tanpa sadar, ia mendecakkan lidahnya dengan jengkel.
Fakta bahwa dirinya, seorang revolusioner yang berusaha menumbangkan para bangsawan, harus bekerja sama dengan seorang wanita seistimewa ini benar-benar membuatnya muak.
Mata indah Alisha berkeliling, meneliti ruangan.
Para pengawal bersenjata yang telah terlatih, tumpukan senjata dan persediaan di sudut ruangan, serta singgasana kasar tempat Zachari duduk.
Semakin lama tatapan itu tertuju padanya, semakin tinggi rasa frustrasi dalam hati Zachari.
Ia mengepalkan tangan, menahan emosinya yang hampir meledak.
Setiap tatapan yang tertuju padanya membuatnya merasa kecil—seolah dirinya tak ada artinya.
Tepat saat Zachari hendak membuka mulutnya, Alisha tiba-tiba memegang ujung gaunnya, membungkuk sedikit dengan gugup, lalu berkata dengan ceria:
“Senang bertemu denganmu, Zachari Onii-sama! Aku Alisha! Bisa bertemu denganmu secara langsung seperti ini membuat hatiku penuh dengan kebahagiaan!”
“!? O-Oooh!?”
Zachari terdiam.
Kata-kata serta sikapnya yang tidak terduga membuatnya seketika melupakan amarahnya.
Selama ini, tidak pernah ada yang menyambutnya dengan penghormatan semacam itu.
Citra dirinya sebagai pemimpin pemberontakan yang tenang dan penuh wibawa langsung goyah.
Melihat reaksi Zachari, senyum di wajah Alisha merekah seperti bunga yang mekar.
Suara itu—dan ekspresi itu—sama sekali tidak mengandung warna negatif. Tidak ada ketakutan maupun rasa gentar. Tidak ada penghinaan, tidak juga ejekan. Bahkan sistem pengukur emosi yang dimiliki oleh sistem kota menunjukkan hasil yang sama. Seolah-olah dia percaya bahwa dunia ini sepenuhnya terdiri dari niat baik—sesuatu yang tak bisa dipercaya oleh Zachari, yang sejak lahir telah dihina dan ditakuti oleh orang-orang di sekitarnya.
Reaksi para prajurit di sekelilingnya pun tidak jauh berbeda. Dalam sistem Code, kaum rendahan tidak dianggap sebagai manusia. Para pengikut Zachari adalah orang-orang yang telah melihat begitu banyak kebobrokan manusia, sama seperti dirinya.
“Baru saja aku keluar... jadi jika ada sikapku yang kurang sopan, mohon maafkan aku, Zachari Onii-sama,” kata Alisha dengan sopan.
“………Aku memaafkanmu. Ya, aku akan memaafkanmu, Alisha Code. Aku tahu tentang nasib menyedihkan yang menimpamu.”
“!! Aku sangat berterima kasih, Zachari Onii-sama. Dan… aku adalah adik perempuanmu. Kumohon, panggil aku Alisha saja.”
—Jadi ini… yang disebut adik?
Zachari hampir tidak pernah melihat wajah ayahnya. Ia juga segera dipisahkan dari ibunya. Kakak dan saudara-saudaranya adalah rival yang harus dia lawan dalam perebutan tahta—mereka lahir dengan posisi yang lebih menguntungkan daripada dirinya, dan sejak awal mereka ditakdirkan untuk bertarung.
Namun, Alisha berbeda. Meski berada dalam kondisi yang jauh lebih mengenaskan darinya, dia malah menatap Zachari dengan senyum penuh kekaguman.
Dia bukanlah seorang rival. Dia bahkan tidak diizinkan untuk ikut dalam perebutan tahta meski berasal dari Kelas 8.
Lalu… apa dia?
Zachari terlalu terkejut untuk menemukan jawabannya, hingga Alisha kembali berbicara dengan senyum cerah yang berkilauan.
“Selain itu, aku tidak merasa memiliki nasib yang menyedihkan. Karena hari ini, aku akhirnya bisa keluar dari ruangan itu dan bertemu dengan Zachari Onii-sama.”
—Aku harus melindunginya.
Saat mendengar kata-kata Alisha, Zachari langsung menyadarinya.
Mungkin, dia mengumpulkan kaum rendahan dan memimpin revolusi ini demi melindungi adik perempuannya—seorang gadis yang, jika keadaan tetap seperti ini, pasti akan dibunuh begitu saja.
Selama ini, dia tidak punya sesuatu yang harus dilindungi.
Kaum rendahan adalah sekutu, tetapi juga bidak dalam perjalanannya menuju tahta. Satu-satunya yang ia miliki hanyalah musuh yang harus dihancurkan dan tahta yang harus direbut.
Namun kini, semuanya berubah.
Dia akan menghancurkan saudara-saudaranya dan merebut tahta… demi melindungi Alisha.
Dia akan menyelamatkannya dari takdir tragisnya. Dan demi itu, dia tidak akan ragu menggunakan segala cara.
“Oi,” panggil Zachari.
“!? Y-ya! Ada apa, Yang Mulia Zachari?”
Orang kepercayaannya, yang berdiri di sampingnya, langsung menanggapi dengan panik, seolah baru menyadari keberadaan Zachari.
Biasanya, kelalaian seperti ini akan segera dihukumnya.
Namun, hanya untuk saat ini—karena adiknya ada di sini—Zachari akan membiarkannya.
Dia mendecakkan lidahnya dengan sengaja, lalu memberi perintah dengan suara rendah.
“Kenapa kau masih diam saja? Siapkan perayaan untuk menyambut adikku. Segera.”
Sebagian dari cadangan makanan yang telah dikumpulkan untuk menghadapi peperangan dibuka, dan pesta besar diadakan.
Di ruang bawah tanah gedung yang luas, para kaum rendahan yang sebelumnya telah diam-diam dihubungi mulai berdatangan satu per satu.
Saat Raitei bergabung, mereka juga mengadakan pesta penyambutan, tetapi belum pernah ada perayaan sebesar ini sebelumnya.
Sebagian alasannya adalah karena persediaan mereka yang terbatas. Namun, alasan lainnya adalah karena Zachari sendiri tidak memiliki kelapangan hati untuk melakukannya.
Alisha tampak terkejut, tetapi segera berbaur dengan semua orang.
Tidak perlu dipungkiri—terlepas dari pandangan subjektif sebagai seorang kakak, Alisha memang gadis yang sangat cantik.
Dia memiliki aura seorang putri—tetapi berbeda dengan Nora.
Dia tersenyum dengan tulus kepada siapa pun tanpa menunjukkan rasa jijik atau penghinaan.
Para pejuang yang telah melalui latihan keras siang dan malam pun takluk pada kepolosannya.
Dengan ini, mereka pasti akan rela mempertaruhkan nyawa demi mengikuti perintah Zachari—begitu pikirnya.
Dan itu membuatnya sedikit muak dengan dirinya sendiri.
“Alisha, kau bersenang-senang?”
“Ya, Zachari Onii-sama! Ini pertama kalinya aku makan bersama banyak orang!”
“………Begitu, ya.”
Jadi dia bahkan tidak diizinkan untuk makan bersama orang lain selama ini.
Tatapannya yang serius saat menatap hidangan di depannya, cara dia dengan hati-hati mengambil makanan dan membelalakkan mata setelah mencicipinya—semuanya terlihat begitu polos dan menggemaskan.
Namun, saat itulah Zachari melihat Alisha mengeluarkan sesuatu seperti obat dari sebuah botol setelah memakan hidangannya.
Dengan panik, dia segera bertanya.
“!? Alisha, apa yang kau minum? Apakah kau sedang sakit?”
“Tidak… ini hanya suplemen. Pengawalku membawanya untukku!”
“B-benar begitu? Kalau begitu… makanlah sepuasnya. Kau pasti tidak bisa makan dengan bebas sebelumnya, kan?”
“Terima kasih banyak! Tapi aku tidak merasa kesulitan. Sistem kota selalu menyiapkan makanan yang baik untuk kesehatanku—dan setelah Krai menjadi pengawalku, kami selalu makan bersama.”
“…Begitu. Baiklah kalau begitu. Aku harus mengucapkan terima kasih kepada pria itu.”
Zachari tidak terlalu suka melihat Alisha begitu akrab dengan Krai, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa pria itu memiliki andil besar dalam menyelamatkannya.
Dia juga yang telah membebaskan Raitei.
Zachari memiliki utang besar kepadanya.
Jika dia melakukan sesuatu yang tidak senonoh terhadap Alisha, dia pasti akan langsung dibunuh.
Namun, sistem kota tidak menunjukkan adanya emosi semacam itu pada dirinya.
Dari sudut pandang itu, dia memang seseorang yang bisa dipercaya.
Sekarang, setelah nasib Alisha telah berubah, mereka pasti akan membutuhkan bantuannya di masa depan.
Dan ketika Zachari menjadi raja, dia harus memberikan posisi yang layak untuknya.
Dengan pemikiran itu, Zachari mengangguk dalam-dalam, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Krai yang dikelilingi oleh orang-orang sambil tersenyum bodoh.
‹›—♣—‹›
“Hmph... Jadi kau Krai Andrey, ya? Aku tidak tahu bagaimana kau melakukannya, tapi bagaimanapun juga, terima kasih telah menyelamatkan adikku—Alisha. Aku yakin kau sudah tahu, tapi untuk berjaga-jaga, aku akan memperkenalkan diri. Aku adalah Zachari Code, peringkat kelima di kelas 8 keluarga Code.”
“Ah, iya.”
Seorang pria berambut merah menyala dengan mata tiga putih yang terlihat penuh urat darah menatapku. Wajahnya yang liar seperti binatang buas sama sekali tidak cocok dengan sikapnya yang tenang saat menyapaku.
Namun, seperti biasa, aku tidak diberi penjelasan apa pun sebelumnya, sehingga aku hanya bisa diam dalam kebingungan. Padahal, aku hanya meminta Zuri untuk mengantarku ke tempat Krahi berada—jadi, apakah ini berarti Krahi yang cekatan sudah menemukan anggota keluarga kerajaan dalam waktu singkat?
Meskipun begitu… Bukankah seharusnya aku menerima laporan terlebih dahulu bahwa keluarga kerajaan telah ditemukan?
Markas pria yang mengaku sebagai Zachari-san itu terletak di salah satu gedung di area milik Ohii-sama, tepatnya di bagian bawah tanahnya. Aku tidak tahu mengapa tempat persembunyian keluarga kerajaan bisa berada di wilayah Ohii-sama, tapi fakta bahwa Krahi berhasil menemukan seseorang yang bersembunyi di tempat seperti ini membuktikan betapa hebatnya kemampuannya sebagai seorang pemburu.
Berbeda denganku yang hanya bisa kebingungan, Ohii-sama dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi. Aku sendiri langsung dikelilingi oleh orang-orang bersenjata berat begitu masuk ke dalam gedung, membuatku tidak bisa tenang. Mungkin aku memang perlu lebih sering mengajari Ohii-sama tentang bahaya dunia luar.
Untungnya, Zachari-san bersikap cukup ramah kepada kami. Awalnya, saat aku masuk ke ruangan dan melihat seorang pria bertampang kasar duduk di atas tahta hitam berbentuk tengkorak yang berkesan norak, aku sempat berpikir ini akan menjadi situasi yang buruk. Namun, ternyata itu hanya masalah selera, dan pada dasarnya dia adalah orang yang rasional. Orang-orang bersenjata yang mengelilinginya juga tampaknya bukan orang jahat.
Ketegangan di ruangan yang semula terasa begitu kuat langsung mencair berkat sapaan Ohii-sama diajarkan oleh Rushia. Setelah itu, suasana pun berubah menjadi lebih hangat. Bahkan, mereka sampai mengadakan pesta penyambutan untuk kami. Aku tidak tahu apakah sapaan yang diajarkan Rushia benar-benar merupakan salam resmi seorang keluarga kerajaan, tapi selama hasilnya baik, maka tidak ada masalah.
Selain itu, seperti yang kuduga, Zachari-san tidak terlihat seperti seseorang yang tunduk kepada para bangsawan. Orang-orang di sekelilingnya pun bukan bangsawan, melainkan rakyat jelata yang bahkan tidak memiliki hak kewarganegaraan. Lebih dari itu, mereka terlihat seperti kelompok pemberontak.
Tunggu sebentar… Jangan-jangan, Zachari-san adalah orang yang mengirimkan permintaan ke Asosiasi Penjelajah?
Dengan otoritas kerajaan, seharusnya dia bisa mengatur agar permintaan itu sampai ke asosiasi, bukan?
“Jangan-jangan, Zachari-san yang memanggilku ke sini?”
“…Hah? Ah, iya. Aku yang meminta mereka untuk membawamu menemuiku. Aku tidak menyangka Alisha akan ikut juga, tapi...”
Jadi benar, Zachari-san adalah klien dari permintaan ini. Kalau begitu, masuk akal jika dia dikelilingi oleh orang-orang yang tampak seperti gerilyawan dan tidak tunduk kepada bangsawan.
Krahi, yang sejak tadi berdiri di dekat dinding dengan tangan terlipat, berbicara dengan nada kagum bercampur keheranan.
“Aku sempat bertanya-tanya apa yang sedang kau lakukan, tapi aku tidak menyangka kau bisa membuka kunci pintu itu. Dan bukannya dengan cara menghancurkannya, tapi dengan metode yang sah… Bahkan sihir petirku tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya.”
“…Pintunya memang memiliki ketahanan tinggi terhadap serangan listrik.”
“…Itu bukan hal yang biasa. Kecuali kalau kau sangat memahami teknologi Peradaban Fisik Tingkat Tinggi...”
Kool, yang tampak sedikit lebih kurus dibanding terakhir kali aku melihatnya, serta Elise, yang mengenakan baju zirah dan perisai yang membuatnya terlihat lebih berat dibanding yang lain, turut berkomentar.
Yah, setidaknya mereka berdua tampaknya baik-baik saja.
“Hei! Jangan biarkan Alisha menyentuh senjata itu! Berbahaya!”
“Ah, baik! Maaf, Yang Mulia Zachari. Alisha-sama, maafkan aku.”
Salah satu bawahan Zachari-san, yang tadi sedang menunjukkan senjata kepada Ohii-sama yang penasaran, segera menariknya kembali setelah mendapat teguran keras.
Sejak tadi, Zachari-san terus memperhatikan Ohii-sama. Sepertinya dia benar-benar peduli dengan fakta bahwa putri Alisha pernah dikurung.
Saat aku diam mengamati interaksinya, Zachari-san tiba-tiba berdeham kecil, lalu berbicara seolah ingin menutupi rasa canggungnya.
“Alasanku memanggilmu ke sini sederhana. Krai Andrey, bekerja samalah denganku. Semua ini demi Alisha.”
“…Hah?”
“Saat ini, lebih dari seribu rakyat jelata telah bergabung denganku. Dengan kekuatan Raitei, peluangku untuk merebut tahta cukup besar. Kau telah menyelamatkan Alisha, dan sekarang kau adalah pengawal pribadinya. Aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk, jadi bergabunglah di bawah komandoku.”
…Tunggu sebentar, ini tidak sesuai dengan rencana awal, bukan?
Permintaan ini adalah tentang melindungi keluarga kerajaan dan menghentikan kebrutalan para bangsawan, bukan tentang merebut tahta. Yah, memang benar bahwa jika Zachari-san merebut kekuasaan dan mengusir para bangsawan, masalahnya akan terselesaikan, tapi tetap saja, ini tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Apakah Krahi mengatakan sesuatu padanya?
Aku melirik ke arah Krahi, dan seolah tahu aku ingin bertanya, dia langsung berbicara.
“Mereka memang memiliki senjata, tapi kemampuan individu mereka biasa saja. Aku sempat melatih mereka sebentar, tapi mereka tidak akan menjadi kuat dalam waktu singkat. Jadi, keberhasilan rencana ini juga bergantung pada kekuatan musuh… Tapi meskipun berhasil, korban pasti akan banyak. Bangsawan memiliki sistem keamanan kota yang bisa mereka gunakan untuk membakar habis rakyat jelata.”
Bukan, bukan itu yang ingin kutanyakan!
Berkat Krahi, suasana yang semula hangat kini berubah menjadi tegang.
“Aku bisa menghentikan sistem keamanan kota… Tapi aku tidak yakin bisa menahannya sepenuhnya. Krai Andrey, dari yang kudengar dari Kool dan yang lain, kau adalah seorang jenius taktis yang telah memecahkan berbagai kasus sulit.”
Desas-desus tentang betapa hebatnya aku semakin menyebar tanpa sepengetahuanku… Aku benar-benar tak berdaya.
“Awalnya aku mengira itu hanya omong kosong, tapi… kau berhasil membuka pintu kamar Alisha, yang seharusnya hanya bisa diakses oleh raja. Selain itu, kau juga adalah penyelamat Alisha. Karena itu, aku bisa mempercayaimu. Jadi, apakah kau punya strategi untuk ini?”
Zachari-san menatapku dengan wajah serius.
Tidak, bukan masalah strategi atau tidak—rencana awalnya saja sudah berubah drastis!
Aku datang ke sini untuk melindungi keluarga kerajaan. Bahkan, Kaizer dan Saya pun pasti akan berpikiran sama. Aku sudah siap untuk bertarung jika diperlukan, tapi jika tujuannya adalah menggulingkan pemerintahan dan merebut tahta, itu cerita yang berbeda.
Selain itu, apakah Kaizer dan yang lainnya sudah menyetujui perubahan rencana ini? Jangan-jangan Zachari-san menjadi terlalu percaya diri hanya karena ada Raitei di sisinya?
Di Asosiasi Penjelajah, perubahan tujuan yang tiba-tiba dalam suatu misi bukanlah sesuatu yang bisa diterima begitu saja.
Aku menatap langsung ke arah Zachari-san dan dengan tegas berkata,
“Maaf, tapi aku tidak bisa berada di bawah komandomu. Aku tidak punya strategi, tapi aku punya rencana sendiri.”
“…Apa!?”
Zachari-san berteriak, membuat semua orang di ruangan terkejut. Ohii-sama membelalakkan mata, sementara Kool dan yang lainnya menahan napas.
Bahkan jika mengintimidasiku itu tidak akan ada gunanya.
Aku tersenyum kecil dan berdiri tegak, menampilkan ekspresi seolah aku sudah merencanakan semuanya.
Di sini ada Krahi. Ada juga para prajurit pengawal pribadi Ohii-sama. Bahkan ada Safe Ring yang melindungi.
“Aku tidak akan berbuat buruk. Bahkan jumlah korban luka dan tewas pasti jauh lebih sedikit dibanding rencana Zachari-san.”
“……Dalam rencana itu, bagaimana denganku dan Alisha?”
Yah, apa yang dia bicarakan sebenarnya? Bukankah Zachari-san sendiri yang menyusun rencana untuk melindungi semua anggota keluarga kerajaan yang memiliki wewenang atas sistem kota ini dan membawa mereka keluar? Setelah mereka diamankan, tentu keputusan ada di tangan Asosiasi Penjelajah. Tapi mereka tidak akan diperlakukan dengan buruk—karena ini adalah “perlindungan”.
Aku melirik ke arah Ohii-sama yang sedang membelalakkan mata, lalu memilih kata-kata dengan hati-hati.
“Yah, masa depan tergantung pada kalian, tapi… kalian akan melihat dunia yang lebih luas. Lebih luas dari Code ini.”
“……”
“!! Zachari Onii-sama, Alisha ingin melihat dunia yang lebih luas! Zachari Onii-sama!”
Zachari-san terdiam, sementara Ohii-sama segera meraih lengannya dan mengguncangnya, meminta dengan manja.
Sebenarnya, akulah yang memilih kata-kata yang mungkin disukai Ohii-sama, tapi bukankah dia jadi sedikit manja?
Zachari-san tampak serius saat tubuhnya terguncang-guncang, tapi akhirnya dia menghela napas dalam-dalam.
“……Baiklah. Aku akan ikut dengan rencanamu. Meskipun aku ada Raitei, peluang kemenangan dalam rencana ini tidak bisa dibilang tinggi… Aku tidak keberatan mati jika bisa membuat mereka menderita, tapi aku tidak akan menyeret adikku dalam hal ini.”
“Yang Mulia Zachari-sama!?”
Mendengar suaranya yang serak, para rekannya pun mulai berbisik-bisik.
Zachari-san melepaskan tangan Ohii-sama yang masih mengguncang tubuhnya, lalu menatapku dengan alis berkerut.
“Tapi, aku tidak akan membuat keputusan sekarang. Aku akan memastikan rencanamu dulu. Jika terlihat akan gagal, maka kami akan bergerak sendiri. Kau bukan bangsawan, jadi jika ingin memaksakan kehendakmu, tunjukkan kekuatanmu. Jika kau bisa melakukannya, maka aku yang akan meyakinkan rekan-rekanku.”
“Aku tidak keberatan.”
Menunjukkan kekuatan? Dia sebenernya bicara pada siapa?
Yang menjalankan rencana ini adalah Level 8. Seorang pahlawan yang hampir mencapai puncak dalam era keemasan para pemburu harta karun ini. Jika dia tidak tahu tentang Hagun Tenbu dan Little Witch, betapa piciknya dia. Yah, mungkin dia sengaja tidak menyebutnya karena sedang diawasi…
Kami menginap semalam di tempat Zachari-san, lalu berangkat menuju tujuan berikutnya.
Hari ini, kami akan pergi ke tempat Nora-san. Aku sudah pernah ke sana sebelumnya, dan ada orang-orang yang kukenal seperti Zaza, jadi ini pilihan yang cukup aman. Aku yakin Ohii-sama akan menikmati arena pertarungan yang sebelumnya tidak bisa kunikmati dengan baik.
Kali ini, aku bisa membawa Krahi, jadi seharusnya Nora-san akan senang.
Dalam waktu singkat, Ohii-sama sudah cukup akrab dengan para rekan Zachari-san.
“Ohii-sama, semoga perjalanan Anda selamat.”
“Tolong sering-seringlah kembali. Saat Anda ada di sini, pangeran Zachari lebih lembut.”
Beberapa bahkan menitikkan air mata saat berjabat tangan dengan Ohii-sama, seolah ini adalah perpisahan selamanya. Sang putri sendiri tampak agak canggung.
Terakhir, Zachari-san menatap Ohii-sama dari atas. Saat pertama kali bertemu, dia terlihat seperti preman dengan mata merah karena marah, tapi sekarang kesan itu agak melunak.
“Alisha. Jika kau lelah dengan posisimu, datanglah kapan saja. Aku akan melindungimu.”
“Terima kasih, Zachari Onii-sama. Tapi, bagaimanapun juga aku ini keluarga kerajaan. Aku tidak akan lari dari tanggung jawabku.”
“……Begitu, ya.”
“Oi, Krai. Jaga adikku baik-baik.”
Zachari-san menatap tajam ke arahku.
Entah kenapa, rasanya dia bisa dengan mudah memanggil adiknya dengan sebutan “Alisha-chan yang sangat imut.” Saat Lucia menjadi adikku, aku juga sering memanjakannya, tapi jika dilihat dari luar, ternyata seperti ini, ya…
Tapi, Alisha-chan ini sudah berubah karakter berkat pengaruh Rushia.
Kami menaiki laba-laba raksasa yang kupanggil ke luar gedung. Kali ini, karena aku, Ohii-sama, dan anggota Strange Freak ikut serta, aku memanggil dua ekor sekaligus.
Ohii-sama menatap laba-laba itu dengan mata berbinar. Padahal kemarin, saat pergi ke gedung Zachari-san, dia juga sudah menaikinya. Sepertinya, berbeda antara mengetahui sesuatu dari pengetahuan dan mengalaminya langsung.
Sambil terguncang di atas laba-laba, Ohii-sama bertanya sambil memandang ke luar jendela.
“Krai… hari ini kita mau ke mana?”
“Ke tempat Nora-san. Orang yang membuat aksesoris peningkat kekuatan dan suplemen yang kuberikan padamu.”
“Ah… yang ini?”
Putri Alisha mengangkat poninya dan menyentuh dahinya. Terdengar bunyi klik, lalu saat tangannya dilepaskan, sebuah benda seperti liontin—aksesoris peningkat kekuatan yang kuberikan sebagai suvenir—tergenggam di tangannya.
…Oh, jadi aksesoris peningkat kekuatan itu dikenakan di kepala? Saat aku mencobanya dengan menanamkan di pikiranku, aku malah ditolak mentah-mentah… Tapi jadi tidak terlihat, ya?
“Aksesoris ini menyebarkan jalur saraf khusus yang meresap ke dalam kepala, lalu meningkatkan seluruh kemampuan fisik.”
“……Apakah ini berbahaya?”
“……Jika berbahaya, pasti tidak akan bisa digunakan. Teknologi Code selalu mempertimbangkan faktor keamanan.”
Oh, begitu… aku memang ditolak. Teknologi Code memang luar biasa.
Ohii-sama kembali menempelkan aksesoris itu ke dahinya, dan saat dia melepaskan tangannya, aksesoris itu lenyap tanpa jejak. Dia benar-benar tidak ragu mencoba teknologi baru, ya?
“Suplemen peningkat kemampuan itu juga… Pembuatnya pasti sangat luar biasa. Tapi sepertinya dia terlalu memaksakan diri dan mengorbankan terlalu banyak sumber daya…”
Ngomong-ngomong, kemarin di tempat Zachari-san, kau juga minum suplemen itu, kan? Kau juga tampak begitu senang saat membongkar laba-laba kecil yang rusak. Mungkin sebenarnya kau akan bahagia menerima apa pun, ya?
“Tapi, apakah benar-benar tidak masalah membawa Onii-chan ke tempat Putri Nora? Aku sebenarnya kurang suka dengan orang seperti dia, sih.”
“Kurasa dia juga tidak terlalu menyukai kita.”
Rushia dan Kool yang duduk bersamaku di atas laba-laba menimpali.
“Tidak seperti itu. Dia sudah banyak membantu dan mempertimbangkan keadaan kita, jadi dia bukan orang jahat.”
Lagipula, jangan lupa, Nora-san adalah salah satu orang yang harus kulindungi. Meskipun tugas utamanya dilakukan oleh Kaizer dan yang lainnya, aku tetap harus menjaga hubungan baik dengannya.
“Aku ingin bertemu dengannya. Dengan Nora Onee-sama.”
“Tapi, cara meminta sesuatu yang kuajarkan mungkin justru tidak akan berhasil dengannya.”
Rushia, kau ini sebenarnya cukup licik juga, ya?
Tapi aku tidak terlalu khawatir dengan Ohii-sama.
Meskipun selama ini dia terisolasi dan hampir tidak punya komunikasi dengan dunia luar, dia sudah berusaha sebaik mungkin. Tidak ada gunanya khawatir, jadi mari berpikir positif.
‹›—♣—‹›
“Ruang Pelatihan Bawah Tanah Ketiga diserang! Penyerangnya hanya satu orang, dan para ksatria yang sedang berlatih semuanya diculik!”
“Tidak ada lagi laporan dari informan di wilayah Pangeran Angus. Kemungkinan besar mereka telah ditangkap.”
“Jumlah kandidat untuk teknologi manusia yang diperkuat menurun! Ada jejak penyusupan tentara bayaran ke wilayah kita—“
Bajingan itu... Kalau sudah begini, perang total tak bisa dihindari. Aku akan membunuhnya sebelum perebutan tahta dimulai.
Menerima laporan demi laporan yang terus berdatangan, Nora Code segera mengeluarkan perintah.
“Balas dendam! Jangan kira kau bisa memonopoli informasi sendirian! Ledakkan pabrik senjatanya! Bunuh para bangsawan yang mendukungnya agar sumber dayanya berkurang!”
“T-Tapi, jika kita menggunakan Ksatria Penguatan, kita bisa melanggar aturan dan membuat Raja Code murka—“
Mendengar keberatan dari bawahannya, Nora mendekatkan wajahnya dengan seringai sinis.
“Kalau begitu, kita cukup mengubah kepemilikan ksatria itu untuk sementara. Itu celah dalam sistem. Bukan begitu?”
Saat ini, wilayah yang dikuasai Nora Code sedang diserang oleh musuh yang tidak dikenal.
Tidak, mereka bukan musuh yang tidak dikenal. Ini jelas serangan dari rival terbesarnya, Angus.
Tujuannya adalah untuk melemahkan kekuatan Nora. Dan ini juga berarti bahwa salah satu tabu telah dilanggar.
Sebelumnya, tidak pernah ada serangan yang begitu terang-terangan. Baik Angus maupun Nora menahan diri karena takut memicu kemarahan Raja Code.
Namun, situasi berubah setelah pengumuman dari Raja Code beberapa hari yang lalu.
Kunci pintu Alisha Code telah dibobol dengan memanfaatkan celah dalam sistem. Fakta bahwa kunci yang dipasang oleh Raja sendiri bisa ditembus sudah cukup sulit dipercaya. Namun yang lebih mengejutkan lagi, Raja Code mengakui hal tersebut dan membiarkannya.
Itu berarti satu hal—raja telah mengizinkan penggunaan celah sistem yang sebelumnya dianggap sebagai area abu-abu yang nyaris melanggar aturan.
Meskipun demikian, Nora tidak berniat terburu-buru memanfaatkan area abu-abu itu. Masih ada risiko menerima penalti dari Raja Code.
Tapi Angus langsung bertindak. Dan hasilnya adalah laporan-laporan kerugian yang kini membanjiri Nora.
Ia salah perhitungan. Tidak menyangka bahwa Angus yang biasanya berhati-hati dan licik, kali ini memilih strategi yang berani dan berisiko tinggi.
Namun, tidak ada gunanya menyesali hal ini. Kerugian yang diderita sangat besar.
Ksatria yang dimiliki Nora bukan hanya Ksatria Pengawal. Jumlah Ksatria Pengawal yang dapat diangkat secara sistematis terbatas, sehingga terdapat beberapa pasukan ksatria lain yang terdiri dari mereka yang tidak mendapatkan posisi di Ksatria Pengawal.
Meskipun mereka tidak sekuat Ksatria Pengawal dalam hal kemampuan individu, jumlah mereka jauh lebih banyak dan menjadi kekuatan utama Nora Code.
Serangan kali ini menghantam pasukan ksatria tersebut, yang selama ini diam-diam berlatih di berbagai lokasi di wilayah Nora.
Raja melarang pertarungan antar keluarga kerajaan sebelum perebutan takhta dimulai. Lebih spesifik lagi, raja melarang serangan terhadap Ksatria Pengawal lawan.
Itu berarti, larangan tersebut tidak secara eksplisit mencakup ksatria lain.
Meski begitu, alasan raja melarang pertempuran sebelum perebutan takhta adalah untuk mencegah pemborosan kekuatan Code yang tidak perlu. Jika ada yang berargumen bahwa menyerang pasukan selain Ksatria Pengawal diperbolehkan, itu jelas tafsiran yang terlalu dipaksakan.
Angus pun pasti menyadari hal itu, sehingga ia tidak pernah melancarkan serangan seperti ini sebelumnya.
Nora tidak berniat mengajukan keluhan kepada raja.
Kalaupun raja mengakui pelanggaran ini, kekuatan Nora yang telah hilang tidak akan kembali. Dengan dalih bahwa ia hanya salah paham atas pengumuman raja sebelumnya, Angus kemungkinan besar tidak akan dihukum. Jika raja hanya melarang serangan kejutan semacam ini di masa depan, maka yang tersisa hanyalah kenyataan bahwa kekuatan Nora telah berkurang. Itu bukanlah hasil yang bisa diterima.
Nora juga memiliki informasi tentang kekuatan tersembunyi yang dimiliki Angus.
Di kota ini, yang berada di bawah pengawasan sistem kota, hampir mustahil untuk sepenuhnya menyembunyikan sesuatu.
Namun, meskipun Nora menghancurkan beberapa kekuatan rahasia Angus, selisih kekuatan akibat serangan kejutan ini masih belum bisa dikejar.
Pabrik senjata utama Angus berada di dalam benteng pusatnya, yang mustahil untuk disentuh. Lagipula, jika dihancurkan pun, Angus hanya perlu membangun yang baru.
Sebaliknya, kehilangan pasukan ksatria tidak bisa diperbaiki dengan mudah.
Kesenjangan kekuatan yang sudah ada sebelumnya kini semakin melebar. Nora harus menemukan cara untuk membalikkan keadaan.
“Tidak kusangka, meskipun mereka lengah, pasukan ksatria bisa dikalahkan hanya oleh satu orang. Apakah itu prajurit andalan Angus?”
Penyerangnya adalah seorang pria. Kemungkinan besar, itu adalah Kai.
Para ksatria yang diserang seharusnya memiliki kekuatan setara dengan pasukan bersenjata mekanis, namun mereka sama sekali bukan tandingan lawannya.
Ini adalah kabar buruk lainnya.
Di markas besar Nora, para penasihat bangsawan sibuk mencari strategi untuk merespons. Namun, mereka masih belum menemukan celah untuk membalikkan keadaan.
Tidak jelas berapa banyak waktu yang tersisa sebelum raja wafat.
Saat itu, salah satu Ksatria Pengawal masuk ke ruangan.
“Nora-sama, Krai Andrey ingin bertemu dengan Anda. Dia membawa Raitei dan... juga Putri Alisha.”
“………Suruh mereka masuk.”
Tak lama kemudian, rombongan Krai Andrey memasuki ruangan. Berbeda dari kunjungan sebelumnya, kali ini mereka datang dalam jumlah yang besar.
Selain Krai, ada Raitei, pria dengan wajah tegas dan aura kuat yang sesuai dengan selera Nora, beserta kelompoknya.
Lalu, seorang wanita berbaju gaun putih—yang pernah beberapa kali dilihat Nora melalui sistem kota.
Cadangan.
Alisha Code.
Seperti biasa, Krai berbicara dengan nada santai, seolah tidak menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan keluarga kerajaan.
“Hei, Nora-san. Aku datang lagi. Sepertinya suasana di sini cukup sibuk, ya?”
“Cadangan, Krai… Apakah kau yang membuka kunci pintu kamar Alisha?”
Tanpa menyapa Raitei, Nora langsung melontarkan pertanyaan itu begitu rombongan Krai masuk.
Ketegangan pun menyebar di antara para ksatria.
Namun, Krai hanya berpikir sebentar, lalu menjawab dengan nada ringan.
“Hmm... Yah, bisa dibilang begitu.”
Orang ini… jangan-jangan pembawa sial?
Sekarang setelah dipikirkan, semua rencana Nora akhir-akhir ini selalu digagalkan oleh pria ini.
Raitei direbut darinya, usahanya untuk mendapatkan kerja sama malah berujung dengan Krai yang menggunakan sumber daya berharga untuk mengisi ulang energi artefak.
Pertengkaran di antara para ksatria soal cara memanggil Alisha juga berawal darinya.
Dan kali ini, gara-gara tindakannya, perang pecah bahkan sebelum raja wafat.
Ini sudah di luar batas kebodohan.
Nora menarik napas dalam-dalam, menenangkan pikirannya sedikit, lalu bertanya,
“Ini murni rasa ingin tahuku saja... di mana celah dalam sistem kunci pintu yang dikunci oleh Raja?”
Celah yang ingin diteliti oleh Angus dan Nora berbeda jauh dengan celah yang diklaim telah ditemukan oleh Krai. Yang pertama hanyalah celah sederhana dalam aturan—hampir seperti permainan kata-kata atau argumen lemah yang bisa ditemukan oleh siapa saja. Sebaliknya, pintu yang dibuka oleh Krai adalah pintu yang dikunci langsung oleh Raja dengan otoritasnya sendiri.
Memang, Nora belum pernah mencoba membuka pintu tersebut. Namun, secara umum, seseorang dari kelas bawah tidak seharusnya bisa membuka pintu yang dikunci oleh kelas atas. Karena penguncian adalah tindakan sederhana, seharusnya tidak ada celah untuk dimanfaatkan.
Krai mengerutkan kening sejenak mendengar pertanyaan Nora, lalu menghela napas dan menjawab,
“Yah... aku juga tidak tahu, tapi tiba-tiba saja pintunya terbuka.”
...Dia bahkan tidak tahu bagaimana pintu itu terbuka. Nora sampai kehilangan keinginan untuk mengomentari hal itu.
Krai kemudian melanjutkan,
“Lebih penting lagi, aku sudah membawa Ohii-sama. Dia ingin bertemu denganmu, Nora-san.”
Setelah Krai berbicara, gadis yang mengikutinya dari belakang melangkah maju—Alisha Code.
Alisha memiliki aura yang agak rapuh. Warna rambut dan auranya berbeda jauh dari Nora, namun tetap saja, ada sesuatu yang misterius darinya. Meskipun dia hanya cadangan, tetap saja dia adalah anggota keluarga kerajaan.
Saat Alisha menatap Nora, dia berbicara dengan nada ragu-ragu,
“Senang bertemu denganmu, Nora Onee-sama. Aku Alisha Code. Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu. Aku mendengar cerita tentangmu dari Krai... dan aku selalu ingin bertemu dengan Onee-sama setidaknya sekali.”
Meskipun telah lama dikurung, Alisha tetap mampu menyampaikan salam yang layak, membuat para ksatria Nora tampak sedikit terkesan. Namun, bagi Nora, hal itu sama sekali tidak menarik.
Sejujurnya, dia tidak tertarik pada adik perempuan yang tidak memiliki kekuatan. Dia juga tidak berniat meminta pertanggungjawaban atas insiden yang terjadi. Tapi, Nora punya kesibukan lain.
“Hoo... kau tampaknya cukup memahami sopan santun, Alisha Code. Aku adalah Nora Code. Ngomong-ngomong, cerita seperti apa yang kau dengar dari pria itu?”
Menanggapi pertanyaan Nora, Alisha mengangkat tangannya ke dahinya dan berkata,
“Ya. Krai bilang bahwa Onee-sama adalah orang yang meneliti aksesori penguat dan suplemen yang dia bawa sebagai oleh-oleh.”
“...Krai, berani-beraninya kau menganggap hasil penelitianku sebagai oleh-oleh?!”
“Yah, soalnya itu satu-satunya barang yang bisa kubawa...”
Memang benar, Nora telah memberikan hasil penelitiannya untuk menjalin hubungan kerja sama. Tapi, menjadikannya sebagai oleh-oleh? Ini bukan sekadar masalah kurangnya rasa hormat.
Namun, yang paling sulit dipercaya adalah—
Nora menatap aksesori penguat yang ditunjukkan oleh Alisha, lalu mengerutkan alisnya.
“Kau tidak ditolak oleh aksesori penguat itu?”
Aksesori penguat bukanlah perangkat yang bisa digunakan oleh sembarang orang. Itu adalah alat yang dirancang untuk membawa seseorang yang telah terlatih ke tingkat yang lebih tinggi. Bahkan di antara rakyatnya yang bercita-cita menjadi ksatria dan berlatih setiap hari, hanya sedikit yang bisa menggunakannya tanpa ditolak.
Mengingat bahwa Alisha telah dikurung sepanjang hidupnya, ini adalah sesuatu yang luar biasa.
“Ya, Nora Onee-sama. Aku memang tidak pernah keluar, tapi sebagai anggota kerajaan, aku tidak pernah lalai dalam latihanku.”
“Program pelatihan dalam sistem kota, ya... Menarik. Sepertinya kau bukan sekadar cadangan biasa.”
Aksesori penguat adalah bagian dari teknologi manusia super. Fakta bahwa Alisha bisa menggunakannya berarti—dia memiliki potensi.
Nora berdiri dari tahtanya, menekan jarinya ke dahinya, lalu melepaskan aksesori penguatnya.
Teknologi manusia super bertujuan untuk menciptakan manusia yang lebih kuat—dan juga raja yang lebih tangguh.
Tentu saja, Nora sendiri telah memanfaatkannya.
Dalam perebutan tahta, pada akhirnya yang paling penting adalah kekuatan individu sebagai manusia.
Di mata Nora, Angus hanyalah pria pemalas yang menyembunyikan kelemahannya di balik senjata.
Sekarang memang sedang sibuk, tapi tidak ada hal lain yang bisa dilakukan saat ini.
Nora menjilat bibirnya dengan sikap mengintimidasi, lalu berkata,
“Menjadi seorang putri bukan berarti kau boleh tidak bisa bertarung. Cadangan, bersukacitalah. Aku, Nora, akan mengujimu secara langsung!”
“Baik, Nora Onee-sama!”
Alisha langsung menjawab dengan penuh semangat.
Orang yang tetap tenang setelah mendengar perkataan Nora sangatlah langka.
Awalnya, Nora mengira Alisha adalah sosok yang benar-benar berbeda darinya—baik dari segi penampilan maupun kepribadian. Tapi, dalam hal keberanian, mereka tampaknya memiliki sedikit kesamaan.
Jika saja Alisha bukan seorang cadangan, tapi anggota keluarga kerajaan yang memiliki sumber daya, mungkin mereka bisa bekerja sama.
Sejak pelanggaran tabu terjadi, Nora terus menerima laporan yang menjengkelkan, membuatnya semakin stres. Tapi kali ini, tampaknya dia bisa menikmati sesuatu lagi.
Namun, saat itu juga, Krai yang diam-diam memperhatikan interaksi antara majikannya dan Nora mengernyit dan berkata,
“Nora-san, panggilannya! Kau berjanji, kan? Kau harus memanggilnya ‘Alicia-chan, adik perempuan yang sangat imut’ sebagai imbalan atas kerja samaku!”
“!? Aku belum menyetujuinya!”
Dasar pria yang tidak tahu situasi!
Alisha juga terlihat terkejut, matanya berkedip-kedip saat mengulangi kata-kata itu dengan pelan.
Sepertinya dia tidak tahu bahwa pengawalnya telah membuat perjanjian aneh seperti itu.
Mata polosnya membuat Nora merasa malu, dan dia pun berteriak marah kepada Krai.
“Aku sudah bilang, bukan? Jika kau ingin aku menerima syarat konyolmu, tunjukkan dulu kemampuanmu! Bujuklah Sealing Designation di penjara!”
Ya... Sealing Designation.
Tahanan terburuk yang bahkan Angus anggap mustahil untuk dihadapi.
Berkat serangan licik dari Angus, nilai tahanan itu semakin meningkat.
Nora belum pernah melihat kekuatan Sealing Designation secara langsung. Tapi jika ada satu langkah terakhir yang bisa mengubah keadaan, itu adalah orang itu.
Mendengar perkataan Nora, Krai menghela napas kecil dan berkata pasrah,
“Baiklah, baiklah. Sealing Designation, ya... Aku akan mencobanya.”
“Aku peringatkan, bahkan aku akan kesulitan menghadapinya. Dia telah menolak semua bentuk intervensi, bukan hanya dari sistem kota, tetapi juga dari segala sesuatu lainnya. Salah satu alasan dia tidak dieksekusi adalah karena masih ada kemungkinan dia bisa dimanfaatkan, tapi alasan utamanya... adalah karena mereka tidak bisa membunuhnya.”
“Krahi, kau ikut denganku. Aku memang membawamu untuk ini.”
“Tentu saja. Aku sudah tak sabar bertemu dengan penyihir yang dikurung lebih dalam dariku.”
Krahi tersenyum, ekspresinya terlihat ramah namun juga buas.
Namun, dibandingkan dengan Sealing Designation, kekuatan Krahi masih bisa dianggap biasa saja.
Berbeda dari Raitei, kekuatan orang itu bahkan tidak bisa dianalisis.
“Aku akan menghubungi penjara. Berhati-hatilah. Sementara itu, aku akan bersenang-senang dengan Alisha.”
Tidak ada kemungkinan Krai bisa membujuk tahanan itu.
Namun, jika dia bisa... maka Nora akan mengakui nilai pria itu.
‹›—♣—‹›
“Aku bisa memastikan ini. Dalam ingatanku, belum pernah ada warga sipil yang datang ke penjara sesering ini seperti Anda.”
“Ya, ya, mungkin begitu... Sebenarnya aku juga tidak mau datang, tapi aku selalu diminta, jadi mau bagaimana lagi...”
“Dan sekarang, di kunjungan kedua, Anda menjadi seorang bangsawan, lalu di kunjungan ketiga kali ini, Anda datang sebagai utusan Putri Nora... Bukankah kedudukan Anda semakin naik dengan lancar? Ditambah lagi, sekarang Anda membawa langsung Raitei ke sini... Tapi jujur saja, bahkan sampai sejauh ini, aku masih tidak bisa melihat Anda sebagai seseorang yang begitu luar biasa.”
Sambil menerima komentar pedas dari petugas penjara yang sudah biasa kutemui, aku mengikuti mereka ke dalam.
Bangunan penjara ini tetap seperti biasa, nyaris tidak ada tanda-tanda kehidupan, hanya sunyi belaka. Saat terakhir kali aku ke sini, terjadi pertarungan sengit antara penjaga penjara dan Krahi, tapi sekarang tidak ada bekas kehancuran sama sekali.
“Apakah tempat ini sering kedatangan tamu?”
“Tidak banyak. Beberapa orang datang untuk mengupayakan pembebasan tahanan, sementara yang lain justru datang untuk ditahan. Tapi tahanan yang dimasukkan ke dalam sel khusus sangatlah sedikit. Yang terakhir kali dimasukkan adalah Raitei, dan sebelum itu, orang yang akan Anda temui hari ini. Keduanya dinilai oleh sistem kota sebagai individu yang sangat berbahaya, meskipun sistem ini cenderung berusaha meringankan hukuman sebanyak mungkin.”
“Aku... sebenarnya tidak berbahaya. Yah, meskipun kalau aku berhasil kabur waktu itu, aku mungkin akan menghancurkan penjara ini demi menyelamatkan Kool dan yang lainnya...”
Petugas penjara itu menatapku dengan ekspresi jijik. Yah, teman-teman masa kecilku pun mungkin akan melakukan hal yang sama dalam situasi seperti itu, jadi aku tidak bisa membantah.
Tampaknya kali ini aku dibawa ke tempat yang berbeda dari sebelumnya. Kami berjalan di sepanjang lorong yang bersih—atau lebih tepatnya, terlalu kosong—dipandu oleh petugas penjara. Semakin jauh kami berjalan, suasana menjadi semakin tegang. Tentara mekanis mulai berjaga di sepanjang lorong, menara senapan berjajar di dinding, dan ketika kami melewati mereka, senjata otomatis langsung mengarah ke kami. Bahkan area tempat Krahi dulu ditahan tidak dijaga seketat ini.
Akhirnya, kami tiba di depan sebuah pintu hitam besar. Petugas penjara memberikan penjelasan.
“Tahanan yang ditetapkan sebagai ‘tersegel’ kali ini adalah kasus yang sangat khusus. Saat Raitei ditahan, kami memang menyiapkan sel khusus, tapi untuk orang ini, kami bahkan membuat satu lantai khusus hanya untuknya.”
Saat aku terkejut mendengar hal itu, pintu besar itu terbuka tanpa suara.
Di baliknya, terbentang sebuah ruangan luas, setidaknya seratus meter ke segala arah. Dekat pintu masuk, ada dinding kaca yang membatasi ruangan, memungkinkan kami untuk melihat pemandangan di dalamnya.
Dari segi desain, tempat ini mirip dengan sel tempat Krahi dulu ditahan, tapi luasnya benar-benar di luar kebiasaan.
Di tengah-tengah ruang kosong yang luas itu, ada seseorang yang melayang.
Seorang pria, terjebak dalam prisma kaca berbentuk belah ketupat.
Pemandangan itu entah kenapa terasa mengerikan.
“Itulah tahanan dengan kode nama Kuu—penyihir terburuk yang pernah ada.”
Tidak seperti Krahi yang dirantai, pria ini juga tidak memiliki luka di tubuhnya. Aku tidak tahu apa benda berbentuk belah ketupat itu, tapi yang jelas dia tidak diperlakukan dengan cara biasa.
“Dari luar, mungkin kelihatannya penjagaannya cukup longgar, bukan? Tapi kristal yang menahan Kuu ini memiliki tingkat kekerasan yang sangat tinggi, baik secara fisik maupun magis. Selain itu, gravitasi yang kuat diterapkan ke seluruh ruangan, membuatnya tidak bisa bergerak. Bahkan jika gravitasi itu berhasil dihancurkan, sistem ini sudah diatur agar bisa langsung menembaknya. Penanganan seperti ini diperlukan karena tubuh Kuu diselimuti oleh kekuatan yang tidak dikenal.”
Begitu mendengar itu, aku hanya bisa berpikir... Penjara ini benar-benar tempat yang mengerikan.
Aku mendekat ke dinding kaca dan melihat Kuu dari kejauhan.
Sekilas, dia hanya tampak seperti manusia biasa.
Tubuhnya tidak terlalu besar, dan mungkin karena dia sedang menutup mata, dia tidak terlihat seperti penyihir hebat sama sekali.
Saat itu, aku melihat Krahi di sebelahku mengernyit.
“Aura ini... Jangan-jangan... Tapi kenapa dia bisa ada di sini? Dia seharusnya masih buron dan masuk dalam daftar pencarian internasional. Tidak, banyak organisasi yang berurusan dengan Code, jadi kemungkinan besar mereka terlibat... Tapi tetap saja...”
“Hm? Ada apa?”
Krahi menggumamkan sesuatu, jadi aku bertanya, tapi dia hanya menggelengkan kepala dan kembali ke ekspresi biasanya.
“Bukan apa-apa... Aku hanya ikut mengawal kali ini. Tapi kau harus berhati-hati. Aku tidak tahu seberapa kuat penyihir itu. Aku sendiri sudah banyak berlatih sejak kalah di Buteisai, tapi... melihat tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi dari ruanganku, aku bisa mengerti alasannya.”
Jadi, bahkan Krahi yang sekuat itu pun mengakui betapa seriusnya situasi ini. Tampaknya aku saja yang tidak bisa menilai betapa mengerikannya pria itu.
Kool, yang ikut bersamaku, juga menatap Kuu dengan wajah pucat.
“Kami bisa menghubungkan suara Anda ke dalam ruangan ini. Meskipun, sejauh ini, Kuu belum pernah memberikan respons sedikit pun, jadi kami tidak tahu apakah dia benar-benar bisa mendengar.”
...Luar biasa, mereka benar-benar berhasil menangkap orang seperti ini.
Tapi bicara dengan seseorang yang bahkan belum pernah bereaksi sebelumnya... Nora-san benar-benar memberikan tugas yang mustahil.
Sekarang aku mengerti kenapa para ksatria yang mendampinginya tadi terlihat begitu cemas.
Tunggu, bukankah membebaskan orang ini justru bisa menjadi masalah besar?
“Baiklah, tolong sambungkan suara dan tampilan kami ke dalam ruangan. Aku akan mencobanya dulu.”
Kurasa bahkan Nora-san sendiri tidak benar-benar berharap ini akan berhasil.
Aku hanya akan mencoba berbicara dengannya dengan santai. Kalau gagal, ya, nanti kupikirkan lagi apa yang harus dilakukan.
‹›—♣—‹›
Mantan bos Nine-Tailed Shadow Fox, pria yang disebut Kuubi, kini berada dalam situasi yang benar-benar tanpa harapan.
Semua ini bermula dari insiden di Buteisai. Sejak saat itu, Kuubi dikejar sebagai seorang pengkhianat organisasi. Meskipun ia berhasil membalikkan keadaan melawan para pengejarnya, pada akhirnya, ia terpojok oleh seorang bos setingkatnya—Kenbi, dan mengalami kekalahan.
Dalam kondisi kritis, Kuubi berhasil membentuk penghalang absolut yang tak bisa ditembus. Namun, dalam kondisi ini, ia pun tak bisa menyerang. Jika ia sedikit saja melemahkan penghalangnya, wanita gila itu—yang mengalokasikan seluruh kekuatannya pada pedangnya—pasti akan langsung menyerang tanpa ragu.
Namun, bagaimanapun juga, Kenbi adalah seorang bos. Ia punya kesibukan dan tak mungkin terus-menerus mengawasi Kuubi. Itu adalah celah yang seharusnya bisa dimanfaatkan, tetapi langkah yang diambil oleh Kenbi benar-benar di luar dugaan.
Ia menjebloskan Kuubi ke dalam penjara Kota Benteng Bermobilitas Tinggi, Code—sebuah kota yang mereplikasi Peradaban Fisik Tingkat Tinggi.
“Fufufu... Sekalipun kau, pasti tak bisa keluar dari penjara ini, bukan? Setelah kami berhasil menganalisis penghalangmu, aku akan mengurusmu pelan-pelan,” ujar Kenbi.
Kuubi memang tidak terlalu memahami Code karena itu bukan wilayahnya, tetapi dari yang ia ketahui, penjara kota ini benar-benar merepotkan. Selain kekuatan militer dan persenjataannya yang canggih, yang paling berbahaya bagi seorang penyihir adalah anti-magic field yang unik di dalam kota ini, yang secara paksa dapat menghancurkan susunan sihir yang sudah dibentuk.
Satu-satunya alasan mengapa Kuubi masih bisa mempertahankan penghalangnya adalah karena ia telah mengaktifkannya sebelum memasuki kota. Penghalang ini mampu menolak efek anti-sihir dari kota. Namun, jika ia membatalkan penghalangnya sekali saja, akan mustahil untuk menciptakannya kembali dalam lingkungan kota ini.
Jika ini hanya penjara biasa, ia mungkin masih bisa melarikan diri meskipun ada perlindungan anti-sihir. Namun, perhitungannya meleset. Wanita itu—sungguh menjengkelkan—sama sekali tidak meremehkannya.
Jika Kenbi berhasil membangun posisinya di dalam Code dan mendapatkan dukungan penuh dari kota, maka cepat atau lambat, penghalangnya akan dianalisis dan dipatahkan.
Sebelum itu terjadi, bagaimanapun caranya, ia harus melarikan diri dari sel ini dan membalas dendam pada wanita itu—yang telah menjebaknya di Buteisai dengan menggunakan Senpen Banka dan membuatnya dicap sebagai pengkhianat.
Ada kemungkinan untuk melarikan diri. Meskipun Code tampak seperti kekuatan tunggal, nyatanya tidak. Kota ini sedang berada di tengah perebutan tahta kerajaan, dan para bangsawan bersaing sengit untuk memperkuat pasukan mereka. Kenbi mungkin telah bergabung dengan salah satu faksi, tetapi masih ada faksi-faksi lain yang dapat dimanfaatkan.
Maka dari itu, Kuubi menunggu peluang di dalam sel khusus ini. Namun, orang-orang yang datang mengunjunginya bukanlah sekutu yang ia harapkan. Beberapa memang muncul, tetapi kekuatan mereka jelas tidak cukup. Kenbi tampaknya telah berpihak pada faksi terbesar, yang berarti Kuubi membutuhkan sekutu yang memiliki kekuatan yang setidaknya sebanding.
Hari demi hari berlalu dalam kurungan kristal yang membungkus dirinya dan penghalangnya. Seiring semakin dekatnya perebutan tahta, semakin sedikit pula orang yang datang untuk menemuinya.
Saat Kuubi mulai merasa jenuh, tiba-tiba komunikasi dengan dunia luar tersambung.
“Halo, halo? Kuu apa kau bisa mendengarku. Yah, kalau tidak bisa mendengar pun tidak apa-apa sih…”
Begitu suara itu terdengar, Kuubi merasakan kejutan yang setara dengan saat ia tersambar petir di Buteisai.
Kesadarannya yang sebelumnya berada dalam kondisi setengah tidur untuk mempertahankan penghalang, langsung tersadar sepenuhnya. Ia mendongak dan menatap tajam ke arah kaca di hadapannya. Gelombang emosi membuat struktur sihirnya sedikit terganggu, menyebabkan kristal yang mengurungnya bergetar hebat.
Orang yang berbicara barusan… adalah seseorang yang masih menghantui mimpi buruknya.
Suara dari Senpen Banka—pria yang telah menjebaknya dengan kebohongan, menuduhnya mengaktifkan artefak: Daichi no Kagi.
Dilihat dari betapa pentingnya rencana itu bagi Kenbi, sudah pasti pria ini adalah bawahan langsungnya. Setelah Kenbi, pria ini adalah musuh terbesar Kuubi.
Kenapa kau ada di sini!?
Dengan penuh amarah, Kuubi membuka matanya dan menatap kaca di depannya dengan tajam. Detak jantungnya berdegup kencang.
Dari komunikasi yang tersambung, terdengar suara seseorang yang menelan ludah. Namun, Senpen Banka tetap berbicara dengan nada malas dan santai—seolah-olah ia tidak peduli terhadap apa pun.
“Kalau kau bersedia, aku bisa membebaskanmu. Sebagai gantinya, maukah kau bekerja sama denganku?”
…Apa?
Untuk sesaat, Kuubi bahkan melupakan amarahnya. Perkataan itu terlalu absurd untuk dipahami.
Bagaimana mungkin ia mau bekerja sama dengan pengkhianat yang menjebaknya? Itu jelas tidak mungkin. Sebagai mantan bos, Kuubi lebih memilih mati daripada tunduk pada Kenbi. Dan fakta itu seharusnya sudah jelas bagi Senpen Banka, yang terkenal sebagai seorang perencana ulung.
Namun, jika demikian… apa tujuan sebenarnya di balik tawaran ini?
Senpen Banka adalah orang yang merancang pengkhianatan ini, dan Kenbi adalah eksekutornya. Jika kini ia justru ingin membebaskan Kuubi, maka ada satu kesimpulan yang bisa diambil…
Kuubi menyipitkan matanya dan akhirnya membuka mulutnya setelah sekian lama.
“Kerja sama…? Siapa yang ada di belakangmu? Apakah itu… Kenbi?”
“Hah? Kenbi? Siapa itu?”
Nada suaranya terdengar benar-benar clueless, seolah ia benar-benar tidak tahu siapa itu Kenbi.
Sialan, kau tak bisa menipuku.
Kuubi kini yakin.
Pria ini… berencana mengkhianati Kenbi.
Sejak awal, tindakan Senpen Banka di Buteisai sudah sangat gila. Jika Kuubi tidak menghentikannya, artefak Daichi no Kagi yang ia aktifkan bisa saja menghancurkan beberapa negara sekaligus.
Tidak peduli seberapa kuat Kenbi, ia tetaplah seorang petarung murni. Ia tidak memiliki kecerdasan untuk merancang rencana yang sedemikian kompleks. Dengan kata lain, strategi gila itu kemungkinan besar dirancang oleh Senpen Banka sendiri.
Jadi, rupanya Kenbi tidak bisa sepenuhnya mengendalikan pria ini, ya?
Mungkin ia kurang diberi imbalan, atau mungkin ada alasan lain. Namun, mengingat betapa berbahayanya rencana yang ia buat sebelumnya, tak sulit membayangkan bahwa Senpen Banka akan dengan mudah berkhianat lagi.
“Terserah sih kalau kau tidak mau. Bagaimanapun, kalau kau ada niat memberontak, permohonan pembebasanmu tidak akan diproses.”
Ini adalah… kesempatan emas.
Jika ia tidak keluar sekarang, maka kesempatan berikutnya tidak akan pernah datang.
Senpen Banka memang musuhnya, tapi balas dendam terhadap Kenbi adalah prioritas utama. Selain itu… pria gila ini mungkin bisa menjadi senjata ampuh jika dijadikan sekutu.
Tanpa ragu, Kuubi membuat keputusannya.
“…Baik. Bebaskan aku. Aku akan membantumu.”
‹›—♣—‹›
Para petugas membeku di tempatnya. Di depan Krahi dan yang lainnya yang memasang ekspresi tegang, kristal itu menghilang.
Itu berarti izin pembebasan penyihir terburuk telah dikabulkan.
“Evaluasi sistem telah disetujui. Tingkat bahaya: tidak ada. Total evaluasi: 12.300, Kuu… tidak mungkin. Bagaimana mungkin… Anda—“
Aku juga ingin tahu jawabannya.
Pengajuan pembebasan ini entah kenapa berakhir tanpa kesulitan sama sekali. Begitu aku memanggilnya, pria yang sebelumnya sama sekali tidak merespons tiba-tiba memberikan reaksi. Bahkan, tanpa ada negosiasi apa pun, dia langsung menerima permintaanku.
Kalau gagal, aku sebenarnya sudah siap untuk minta maaf, tapi ini benar-benar di luar dugaan.
Setelah mendarat di lantai, Kuu menghela napas kecil lalu menepuk lengannya dua kali.
“Jadi ini yang disebut anti-magic field… Aku tidak tahu bagaimana prinsipnya, tapi pantas saja perempuan itu memasukkanku ke sini.”
Kekuatan aneh yang sebelumnya menyelimuti Kuu—bahkan mampu menghalangi gangguan dari sistem kota—tampaknya telah lenyap.
Tidak, lebih tepatnya, itu adalah syarat yang harus dipenuhi agar sistem kota mau melepaskannya.
Fakta bahwa sistem kota telah menyetujui pembebasannya berarti pria ini tidak memiliki niat bermusuhan terhadap kami. kuu mengangkat telapak tangannya ke arah kami dari balik kaca pembatas.
Detik berikutnya, sebuah retakan besar muncul di kaca yang memisahkan ruangan ini.
“…Tch. Aku hampir tidak bisa menggunakan sihir… Yah, tidak ada pilihan lain.”
“…Hmm, apakah itu benar-benar aman?”
“Keke… Dia adalah seorang kriminal kelas kakap, jadi meskipun kekuatannya disegel, melakukan hal seperti itu bukanlah hal aneh.”
Zuri dan Kutri terlihat tegang. Kali ini, ada banyak orang yang memiliki nilai yang sama denganku, dan itu cukup melegakan.
Pintu terbuka dengan mudah, dan Kuu melangkah keluar. Krahi, yang berdiri di sampingnya, menampilkan senyum penuh semangat dan maju ke depan. Sepertinya dia sudah kembali ke kondisi semula, dengan kilatan petir ungu yang berputar di sekitar rambut hitam pekatnya.
“Tak kusangka kita akan bertemu lagi. Takdir yang cukup aneh. Meskipun kau tidak memakai topeng, mataku tidak bisa tertipu begitu saja… Namun, kali ini aku akan menerimamu. Bagaimanapun, Krai yang memutuskan untuk membebaskanmu. Tapi berhati-hatilah dengan tindakanmu. Jangan berpikir bahwa kekuatanku masih sama seperti saat Festival Kaisar Perang dulu.”
“…Kau Raitei? …Hmph, jadi semua anggota dari saat itu berkumpul lagi, ya? Kombinasi yang buruk, tapi cukup menarik juga.”
Tatapan mereka bertemu dan memercikkan percikan listrik. Apakah mereka saling mengenal?
Mereka sepertinya tidak terlalu akrab, tapi aku harap mereka tidak membuat masalah.
“Baiklah, baiklah. Tolong akur, ya. Ngomong-ngomong, bagaimana aku harus memanggilmu?”
“Panggil sesukamu. Aku bukan bos lagi.”
Pria itu menatap tajam dengan mata yang berkilat tajam saat mengucapkannya.
Dengan perkataan ‘Jangan pernah kembali lagi’ dari petugas penjara, kami meninggalkan tempat itu.
Pria yang baru saja kami bebaskan—Kode Nama Kuu, atau Kuubi, tampaknya tidak berencana untuk mengamuk segera. Dia hanya melirik penjagaan penjara dengan wajah bosan dan berkomentar,
“Hmm, memang cukup mengancam. Kalau tidak bisa menggunakan sihir, tentu saja… Tapi sekarang aku mengerti kenapa urusanku diserahkan pada perempuan itu. Di kota ini, melawannya satu lawan satu pasti sulit.”
“Perempuan itu? Siapa yang kau maksud?”
Mendengar itu, Krahi, yang mengikuti dari dekat seolah-olah sedang mengawasi, langsung menoleh. Kuubi menjawab,
“Seorang iblis pedang yang naik ke puncak organisasi hanya dengan satu pedang. Dia dipanggil Kenbi. Berhati-hatilah, pedangnya tidak bisa dihindari oleh penyihir biasa. Cepat atau lambat, kau pasti akan bertarung dengannya di kota ini.”
“Menarik… Iblis pedang, ya. Ini sangat menarik, Krai!”
“Aku sebenarnya tidak datang ke sini untuk bertarung, tahu.”
Aku hanya bisa berharap si Kenbi ini tidak menghalangi urusan kami.
Kami menaiki laba-laba mekanik dan mulai melompat dari satu gedung ke gedung lain, menuju area Nora-san. Saat itulah aku melihat sesuatu yang menarik di jalan di bawah sana—kerumunan besar berkumpul dan bersorak.
Di dinding lebar sebuah gedung, ada sesuatu yang sedang diproyeksikan.
Ini sudah wilayah Nora-san. Aku turun ke jalan untuk melihat lebih jelas.
Yang terlihat di layar adalah—Nora-san dan Ohii-sama.
Dari dalam kerumunan, Zaza dan yang lainnya melihat kami dan berlari mendekat.
“Krai-san! Lihat! Nora-sama dan Alisha-sama sedang berlomba! Mereka sedang balapan!”
“Eh…?”
“Keduanya sangat luar biasa cepat! Aku sampai kagum!”
Dengan penuh semangat, Lulu menunjuk ke layar. Jadi orang-orang ini semua adalah penonton, ya…
Aku memang mendengar mereka ingin ‘bermain’, tapi aku tidak menyangka mereka benar-benar melakukannya.
“Wow… Cepat sekali.”
“Kekeke… Zuri, mereka lebih cepat darimu, bukan?”
“Diam kau! Lagipula, aku ini thief yang tidak suka berlari!”
Rushia dan yang lainnya terus berdebat sambil menonton layar.
Namun, seperti yang mereka katakan, keduanya memang sangat cepat. Dengan menggunakan seluruh tubuh mereka, mereka melompat dan mendaki gedung-gedung dengan gesit.
Nora-san berada di depan, sementara Ohii-sama mengejarnya dari jarak sekitar sepuluh meter di belakang.
Mereka berdua memiliki fisik yang luar biasa. Bahkan ketika melompati gedung-gedung, tidak ada sedikit pun keraguan dalam gerakan mereka.
Aku sudah menduga Ohii-sama cukup atletis karena dia rajin berlatih setiap hari, tapi aku tidak menyangka Nora-san bahkan lebih hebat darinya.
Dia lebih gesit daripada aku, yang seorang pemburu.
“Itu dia… majikanmu kali ini—Nora Code. Aku akan mencobanya.”
“Ini akan menjadi latihan yang bagus.”
Kuubi tiba-tiba berlari di udara seolah ada tangga tak terlihat, sementara Krahi melompat dan mengejarnya.
Zaza dan Lulu terkejut, tapi aku memilih untuk mengabaikan mereka.
Melihat mereka berdua, konsep Mage yang kukenal terasa mulai runtuh…
“…Bagaimanapun, Alisha-sama juga luar biasa. Bisa mengikuti Nora-sama sejauh ini.”
“Nora-sama itu, kau tahu, salah satu yang terkuat! Dia ada di peringkat atas! Tidak heran dia cepat!”
Zaza dan Lulu, mungkin sudah menyerah memahami tingkah Kuubi dan Krahi, memilih untuk membahas perlombaan lagi.
Kalau begitu, mungkin Ohii-sama juga punya potensi yang luar biasa…?
“Oh, mereka hampir mencapai garis finis!”
“Yah, tidak mungkin Nora-sama kalah. Alisha-sama memang berusaha keras, tapi—“
Dengan postur tubuh mirip angin yang bertiup, Nora-san berlari di atas atap gedung.
Tepat di belakangnya, Ohii-sama mengejar dengan wajah memerah dan gigi terkatup rapat.
Di seberang gedung yang mereka lompati, ada lengkungan cahaya—itu pasti garis finis.
Dari cara berjalannya, jelas Nora-san yang akan menang.
Meskipun Ohii-sama memiliki teknik yang baik, perbedaannya sangat jelas bahkan bagi mata amatir.
Ohii-sama tampak sudah mencapai batasnya, sedangkan Nora-san masih memiliki sedikit keunggulan.
Pertandingan akan segera berakhir dalam beberapa detik.
Kerumunan pun semakin bersemangat, meneriakkan sorakan mereka.
Aku juga terbawa suasana, mengangkat tangan dan berteriak,
“Ohii-sama! Semangaaaat!!”
Saat itu juga, angin kencang bertiup tepat di atas Nora-san yang sedang berlari.
Kilauan emas berkelebat di udara.
Tiba-tiba, Nora-san menghentikan langkahnya dan berteriak,
“Apa!?”
Bukan angin──melainkan seseorang.
Seorang pria yang diselimuti petir berlari dengan kecepatan luar biasa, sementara seorang pria lain meluncur dengan gesit, seakan-akan mengejarnya. Dalam sekejap, Krahi dan Kuubi berhasil menyalip Nora-san dan berbelok tajam tepat sebelum garis finis, lalu berlari menuruni dinding gedung. Mereka tampak bertengkar sambil terus bergerak turun.
Apa tadi itu!?
“Gooooooooool!! Sang Pemenang adalah Putri Alisha!!”
“Ah.”
Suasana meledak dalam euforia. Aku segera mengalihkan pandangan kembali ke arah Ohii-sama. Di balik garis finis, dia terbaring dengan wajah puas, sementara Nora-san berdiri terpaku, menyaksikan hasil yang tak terduga itu.
Di markas Nora-san yang sudah begitu familiar.
Saat aku menunggu di ruang singgasana, Nora-san kembali bersama Ohii-sama, masih menggerutu.
“Sungguh… gangguan di saat-saat terakhir itu benar-benar tidak terduga...”
“Krai, aku menang!”
Ohii-sama berlari menghampiriku, seakan kelelahan barusan tidak ada artinya. Kulitnya sedikit memerah, mungkin karena baru saja mandi.
“Aku melihatnya. Selamat! Tapi, kau benar-benar punya bakat atletik, ya.”
Para ksatria Nora-san juga memuji dengan suara penuh semangat.
“Seperti yang diharapkan dari adik perempuan Nora-sama! Sangat jarang ada yang bisa bergerak seperti itu dalam perlombaan pertama mereka!”
“Luar biasa! Ini adalah perlombaan yang sangat menghibur! Nama Alisha-sama pasti akan dikenang oleh warga di wilayah ini!”
“Hmph... kalau saja tidak ada insiden itu, aku pasti sudah menang.”
Nora-san tampak benar-benar kesal. Salah satu pengawalnya ragu-ragu menimpali.
“Namun, Nora-sama… mohon maaf, tetapi insiden dalam perlombaan adalah hal yang wajar. Itu juga bagian dari pesona balapan.”
“A-Aku sudah tahu itu tanpa perlu dikatakan!”
Nora-san mendengus kesal sebelum menoleh ke arah Ohii-sama. Ekspresinya masih terlihat masam saat dia berkata:
“Untuk perlombaan pertama, kau berlari dengan luar biasa. Seperti yang diharapkan dari adik perempuan Nora Code. Semangat seorang penguasa sejati bersemayam dalam tubuh yang kuat. Teruslah berusaha.”
“Y-Ya! Nora Onee-sama! Terima kasih banyak atas bimbingannya!”
Dengan senyum berseri-seri, sang putri mengucapkan terima kasih. Nora-san tampak sedikit canggung.
“Hmph… baiklah. Aku memang menahan diri, tapi tidak bisa dibilang aku mengalah begitu saja. Anggap saja sebagai kebanggaanmu. Lagipula, tanpa aku di depan, kau tidak akan tahu jalannya, bukan?”
Tampaknya Ohii-sama dan Nora-san semakin akrab saat aku tidak ada. Aku tidak tahu bagaimana bisa mereka akhirnya bertanding seperti ini, tapi senang melihat mereka bersenang-senang. Lagipula, begitu kita berhasil membawanya keluar dari area ini dengan aman, mereka akan punya lebih banyak kesempatan untuk bertemu.
Tiba-tiba, Ohii-sama tersenyum cerah dan berkata:
“Jadi… Nora Onee-sama, tentang janji kita──”
“!! Krai, kau sudah berhasil membujuk Kuu, kan!? Kalau tidak, kau tidak akan dibiarkan begitu saja!”
Nora-san tiba-tiba menatapku dengan tajam dan berteriak.
“Ah, iya, aku sudah mengajukan permohonan pembebasannya. Tadi kau melihatnya sendiri saat dia berlari bersama Krahi, kan? Namanya Kuubi.”
“Jadi kau gagal!? Memang tugas ini sulit, tapi jika gagal──tunggu, apa!?”
Wajah Nora-san menegang saat dia menatapku lekat-lekat.
Jadi ada penalti, ya? Berbahaya sekali… Aku harus berterima kasih pada Kuubi. Meskipun dia sekarang entah ke mana setelah berlari bersama Krahi.
“…Dia menyetujui? Bersedia bekerja sama? Bagaimana caranya kau berbicara dengannya!?”
Yah… aku hanya memanggilnya dan dia menjawab. Hampir tidak ada negosiasi. Dia langsung setuju untuk membantu. Lagipula, sistem kota sudah menyetujui permohonan pembebasannya, jadi seharusnya tidak ada masalah.
“Makanya aku sudah bilang! Krai pasti bisa! Dia itu penyihir, kan!”
“Aku bukan penyihir. Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan.”
Ohii-sama sangat percaya padaku! Aku mencoba berlagak tenang, tapi jujur saja, aku sendiri tidak tahu kenapa semuanya selalu berjalan lancar bagiku.
“Lalu, Nora Onee-sama! Tentang janji tadi──”
“Janji…?”
Aku yang masih belum paham situasinya, akhirnya diberi penjelasan oleh salah satu ksatria Nora-san.
“Sebelum perlombaan, Nora-sama berkata kepada Alisha-sama… Jika dia kalah, dia akan mengabulkan satu permintaan apa pun.”
Jadi itu sebabnya Nora-san tampak ingin menghindari topik ini. Dia mungkin tidak pernah membayangkan akan kalah. Dan sekarang, salah satu anak buahnya mengungkapkan semuanya. Memang benar, lidah bisa menjadi sumber petaka.
“Ngomong-ngomong, Nora-san juga berjanji padaku. Kalau aku berhasil membebaskan Kuubi, apa, ya──”
“!! Itu benar… Nora-sama, ingkar janji akan mencoreng reputasi Anda.”
“Ugh…! Kenapa kau begitu terobsesi dengan cara memanggilnya!?”
Yah, sebenarnya aku tidak terlalu peduli soal itu lagi. Dia juga sudah memperbaiki cara memanggil Ohii-sama. Aku juga punya seorang adik perempuan, jadi aku sedikit mengerti perasaannya. Namun, para ksatria Nora-san tampaknya belum puas.
Mereka sangat antusias soal panggilan “Alisha-chan” sampai Nora-san tampak kewalahan.
Saat itulah Krahi dan Kuubi yang sempat menghilang akhirnya kembali.
“Astaga, pria ini benar-benar tidak mau kalah…”
“Kau yang terus berlari, dasar keras kepala!”
Dua penyihir tingkat tinggi itu beradu mulut saat masuk.
Begitu melihat Kuubi, ekspresi Nora-san berubah menjadi serius.
“Krai, sepertinya negosiasimu benar-benar berhasil… Kuubi, aku pernah melihat wajahmu di penjara.”
“Hmm… Jadi kau pemilik baru Senpen Banka?”
Kuubi menyilangkan tangan dan menatap Nora-san dengan mata tajam.
“Ya, siapa pun boleh jadi pemiliknya. Yang penting, aku ingin menyingkirkan Kenbi itu. Jika kau bisa membunuhnya, aku akan bekerja sama.”
“Kenbi… wanita yang membawamu ke sini, ya? Baiklah. Dia sekarang ada di pihak Angus. Kita punya tujuan yang sama. Angus pasti tidak akan menyangka aku akan membawa seorang tahanan terlarang ke pihakku.”
Nora-san dan Kuubi saling menatap tajam.
Kenapa mereka tidak bisa hidup dengan lebih santai…?
Namun, tiba-tiba, Ohii-sama masuk ke tengah-tengah mereka dengan ekspresi tegas.
Nora-san dan Kuubi sama-sama terkejut, sementara Ohii-sama mengembungkan pipinya.
“Tunggu sebentar! Krai bukan milik Nora Onee-sama! Krai adalah milikku! Jika kau ingin sesuatu darinya, kau harus berbicara denganku dulu!”
“!? Alisha! Memang benar dia adalah pengawal pribadimu, tapi bukan itu yang sedang kita bicarakan──”
Aku ini Krai yang bebas! Jika ada yang bisa disebut sebagai pemilikku… mungkin itu Eva.
Jika ingin menjadi pemilikku, setidaknya harus melayaniku sebaik Eva.
Kuubi mengernyit dan menatap Ohii-sama.
“Jadi, kau yakin punya kekuatan yang cukup agar aku mau bekerja sama?”
“…Nora Onee-sama bilang, aku mungkin bisa menjadi raja!”
“…Aku hanya bilang kau lebih baik dari Angus. Tapi sayangnya, kau tidak memiliki kekuatan. Tenang saja, Alisha. Jika aku berhasil merebut tahta, aku akan membiarkanmu bebas. Tidak—aku akan memberimu gelar bangsawan tinggi, Kelas 7, sebagai adik perempuanku. Bagaimana?”
Tunggu, tugasku itu melindungi kalian—raja dan keluarga kerajaan yang bisa mengendalikan Code—dan membawa kalian keluar dari sini, bukan membiarkan kalian tetap tinggal.
Saat aku masih memproses situasi ini, tiba-tiba Ohii-sama menggenggam lenganku dengan erat dan berteriak,
“Krai adalah pengawal pribadiku! Baik Raitei maupun Kuubi, Krai lah yang menemukannya! Jadi, dia milikku!”
Mendengar tuntutan tak masuk akal itu, Nora-san hanya bisa mendesah dan berkata,
“Baiklah, baiklah, Alisha. Aku mengerti. Jika begitu, setelah aku naik tahta, aku akan memberikan Krai padamu. Bagaimana? Jangan bersikap kekanak-kanakan.”
“Uu… uuu…”
Ohii-sama masih terlihat tidak puas, matanya mulai berkaca-kaca saat menatapku dan Nora-san bergantian.
Kemudian, seolah mendapat ide brilian, dia berseru dengan penuh semangat,
“Itu dia, Nora Onee-sama! Aku ingin permintaan yang tadi! Tolong berikan aku tahta kerajaan!”
“Apa!?”
“Jelas itu tidak mungkin!”
Itu jelas tidak mungkin! Bagaimana bisa dia meminta tahta sebagai hadiah hanya karena menang balapan!?
“Tapi tadi Onee-sama bilang aku boleh meminta apa saja…”
“Itu memang yang aku katakan, tapi… Alisha, apa kau benar-benar ingin menjadi raja? Memegang tahta berarti kau bertanggung jawab atas semua nyawa yang tinggal di Code ini. Apa kau benar-benar siap menanggung beban itu?”
Nora-san mencoba menasihatinya dengan nada serius, sementara para ksatrianya hanya bisa terdiam melihat interaksi mereka.
Ohii-sama terdiam sejenak… lalu tiba-tiba dia menjatuhkan diri ke lantai.
Jangan bilang…
“AKUUU MAUUU JADI RAJAAA!!! Tolong, Nora Onee-sama! Berikan aku takhta! Aku pasti akan menjaganya dengan baik!”
“…Krai, ini pasti kau yang mengajarinya sesuatu yang aneh, bukan?”
Nora-san menatapku seperti melihat sampah menjijikkan.
Bagaimana dia bisa tahu kalau aku yang mengajarinya? Apa dia mengawasi kami?
Meski begitu, bahkan Liz saat masih manja dulu tidak pernah menginginkan tahta sampai seperti ini… Tapi melihat dia merengek tanpa benar-benar menginginkannya mengingatkanku pada Liz kecil.
“Krai itu milikku! Jadi Kuubi dan Krahi juga milikku! Dan tahta juga milikku!”
“Kalau kau bisa membuatnya terdengar masuk akal, maka itu bukan rengekan, tahu? Rengekan itu bukan argumen yang masuk akal.”
“Bukan itu intinya!”
Nora-san menepuk kepalaku dengan telapak tangannya, dan Safe Ring pun aktif.
Ya, ini memang bukan saatnya aku berdebat soal itu.
Di tengah kekacauan ini, salah satu ksatria berkomentar,
“Y-ya… tapi sebenarnya, yang dikatakan Alisha-sama ada benarnya.”
“Kekuatan pengawal mencerminkan kekuatan keluarga kerajaan. Namun, memberikan tahta hanya karena hasil balapan…”
“Nora-sama juga sudah mengakui kehebatannya. Jauh lebih baik dibanding Pangeran Angus yang curang.”
“Gerakannya luar biasa, meskipun belum diperkuat. Jika dia berlatih dengan baik, dia bisa menjadi raja yang hebat.”
“Mungkin dia akan sering berjalan-jalan dan menyapa rakyat. Raja saat ini memang hebat, tapi hampir tidak pernah meninggalkan Menara Raja.”
“Atau mungkin mereka bisa berbagi peran? Nora-sama bisa menjadi cambuk, dan Alisha-sama bisa menjadi gulali.”
Diskusi para ksatria makin ramai. Sebenarnya, kesetiaan mereka ada di pihak siapa?
“Cukup sudah! Kalian semua bicara omong kosong! Sebenarnya kalian berpihak pada siapa, aku atau Alisha!?”
Sementara Nora-san menggeram, wajahnya memerah karena frustasi, para ksatrianya tampak semakin mendukung Ohii-sama.
Zachari-san juga sudah jatuh hati padanya, dan sepertinya sikap Nora-san pun mulai melunak.
Mungkin memang ada sesuatu dalam diri Ohii-sama yang secara alami menarik perhatian orang-orang.
Namun, kalau ini terus berlanjut, situasinya akan semakin kacau. Aku menatap Nora-san dan berkata,
“Nora-san… rengekan itu punya level selanjutnya. Sebaiknya kau menyerah sebelum itu terjadi.”
“Level… selanjutnya? Maksudmu masih ada yang lebih parah dari ini!?”
Wajah Nora-san berkedut. Ohii-sama yang tadinya merajuk tiba-tiba membeku.
Aku menjelaskan,
“Ya. Jika kau tetap menolak, langkah selanjutnya adalah—dia akan mulai berguling-guling di lumpur sambil menangis.”
“Apa!? Apa itu masih pantas disebut sebagai perilaku seorang bangsawan!?”
“Dan kalau itu tidak berhasil… dia akan mulai melepaskan pakaiannya.”
“…Itu… sudah menyentuh batas martabat manusia…”
“Aku TIDAK akan melakukan itu! Itu terlalu jauh!”
Dengan wajah yang merah padam, Ohii-sama menjerit kesal saat melihat Nora-san dan para ksatria yang mulai pucat.
Sepertinya dia tidak akan mencapai level kelas Liz, tapi Nora-san sudah cukup terpukul dengan skenario yang aku berikan.
“Aku… aku mengerti, Alisha… Baiklah, kita lakukan seperti ini. Bagaimana kalau begini?”
Sambil menatap Ohii-sama yang masih tergeletak di lantai, Nora-san akhirnya mengalah dan mengusulkan sesuatu dengan wajah serius.
“Aku bersedia memberikan tahta padamu. Tapi ada syarat.”
Ohii-sama menatap Nora-san dengan hati-hati.
“Kau harus meyakinkan anggota keluarga kerajaan lainnya. Aku tidak meminta kau membujuk Angus. Tapi kau harus bisa meyakinkan Tony, Morris, dan Zachari. Jika kau berhasil, aku akan menyerahkan tahta dengan senang hati. Ini penawaranku yang terakhir. Setuju atau tidak?”
“A-aku mengerti, Nora Onee-sama…”
Dengan wajah tertutup oleh kedua tangannya, Ohii-sama menerima syarat itu.
Namun, dari sela-sela jari-jarinya, wajahnya tampak merah padam karena malu.
‹›—♣—‹›
Kedalaman Markas Bawah Tanah: Strategi dan Intrik Pangeran Angus
Di wilayah Area Angus Code, yang paling dekat dengan Menara Raja, terdapat sebuah fasilitas bawah tanah yang berada jauh di dalam perut bumi. Tempat ini kini sedang beroperasi penuh, memproduksi persenjataan demi menghadapi pertarungan perebutan takhta yang semakin dekat.
Di dalam fasilitas itu, Pangeran Pertama, Angus Code, menatap tajam ke arah tangan kanannya sekaligus penasihatnya, Jean Gordon.
“Jean, kau... kau yang melancarkan serangan mendadak terhadap Nora, bukan?”
Mendengar suara tajam itu, Jean menundukkan kepala dan menjawab dengan nada hormat yang berlebihan.
“Benar, Yang Mulia. Itu adalah tindakan yang perlu dilakukan. Aku memohon maaf atas keterlambatan dalam melaporkan hal ini kepada Anda.”
Sebenarnya, Angus sendiri tidak pernah berniat untuk menyerang Nora secara mendadak. Memang benar bahwa perintah dari sang raja dapat menjadi alasan untuk melancarkan strategi yang sebelumnya belum bisa dijalankan. Namun, saat ini, perbedaan kekuatan antara Nora dan dirinya sudah cukup jauh.
Sebagian besar tentara bayaran dari luar, pada akhirnya, memilih untuk bergabung dengannya. Dengan menggabungkan para tentara berpengalaman—yang sebagian besar memiliki latar belakang kriminal—dengan persenjataan hasil penelitian, Angus yakin pasukannya dapat menghadapi ksatria-ksatria Nora. Ditambah lagi, ia memiliki dua individu yang sangat menonjol di sisinya: Kai dan Saya. Bahkan, dalam situasi tertentu, Kenbi pun bisa ia manfaatkan.
Angus adalah orang yang berhati-hati. Ia memastikan untuk tidak menyebabkan kerusakan yang tidak perlu. Alasannya sederhana—pasukan yang kini berada di bawah komando Nora nantinya akan menjadi bagian dari kerajaannya. Selain itu, meskipun menjadi raja memberinya kekuasaan mutlak, ia tahu bahwa hati rakyat tidak bisa dipaksa untuk tunduk begitu saja.
Perebutan tahta ini memang merupakan pertarungan tanpa aturan, tetapi pada saat yang sama, ia juga memiliki unsur pertarungan yang lebih mirip dengan pertandingan. Jika seseorang menang dengan cara yang licik dan kotor, ia akan kehilangan dukungan rakyat. Itu bisa mengancam stabilitas kekuasaannya sebagai raja.
Serangan mendadak ini, lebih dari segalanya, hanya akan memicu kemarahan Nora.
Risiko dari tindakan ini jauh lebih besar dibandingkan keuntungannya. Lagi pula, strategi nekat seperti ini biasanya digunakan oleh pihak yang berada di ambang kekalahan—bukan oleh pihak yang hampir menang seperti dirinya.
“Tindakan yang perlu dilakukan, katamu? Jean, apa kau mengira aku bisa kalah dari Nora?”
“Tentu tidak, Yang Mulia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa situasi yang tidak terduga telah terjadi. Jika Raitei memutuskan untuk membantu Putri Nora, maka ada kemungkinan—“
“Tidak mungkin. Bahkan jika Raitei membantu, tidak ada kemungkinan seperti itu,” potong Angus dengan penuh keyakinan.
Jean terdiam sejenak.
“Bahkan jika Nora berhasil meyakinkan Kuu, yang saat ini berstatus sebagai individu yang harus disegel, peluang kekalahan tetap kecil. Jika Kuu muncul, maka Kenbi akan menghadapinya. Itu sudah menjadi bagian dari kesepakatan. Aku tahu kau telah berusaha semaksimal mungkin untuk memperkuat pasukan kita, tetapi kuingatkan bahwa aku memberimu wewenang bukan untuk melakukan tindakan semacam ini.”
Jean Gordon memang sosok yang luar biasa. Namun, Angus juga sadar bahwa Jean terkadang bertindak terlalu jauh. Mungkin di dunia luar, Jim harus menggunakan segala cara untuk bertahan hidup, tetapi di dalam Code, aturan permainan berbeda.
“Aku akan mengampuni tindakanmu kali ini. Tapi ingat baik-baik kata-kataku. Para prajurit Nora yang kau tangkap... mereka masih hidup, bukan?”
“Tentu saja, Yang Mulia. Mereka tetap merupakan warga Code yang setia. Aku tidak akan pernah melakukan tindakan yang melukai mereka.”
Jean menjawab dengan penuh kepatuhan, masih dalam posisi menunduk. Melihatnya, Angus mendengus kecil.
“Baiklah. Lagi pula, penderitaan akibat hal-hal kecil seperti ini akan segera berakhir.”
Menurut perhitungannya, raja hanya memiliki sisa beberapa hari untuk hidup. Beberapa hal di luar dugaan memang terjadi belakangan ini, tetapi sejauh ini, belum ada kekuatan yang benar-benar bisa menandingi dirinya. Yang perlu ia lakukan sekarang hanyalah menghancurkan semua pihak yang masih menentangnya dan berjalan menuju Menara Kerajaan—menuju takdirnya sebagai raja.
‹›—♣—‹›
Kami menginap semalam di markas Nora-san. Bahkan di wilayah Nora-san, Ohii-sama tetap sangat populer. Wajar saja, karena Ohii-sama adalah sosok yang ceria dan ramah, tanpa aura menakutkan seperti Nora-san. Mungkin, di antara semua putri kerajaan yang pernah kutemui, ia adalah yang paling populer setelah Selene.
Selain itu, setelah berinteraksi dengan orang luar, kondisi Ohii-sama tampak semakin membaik. Sepertinya, selama ini ada sesuatu dalam dirinya yang tidak terpenuhi akibat dikurung.
Sebelum berangkat, Nora-san sengaja keluar untuk mengantar kami.
“Kalau kau ingin datang lagi, silakan. Bahkan jika ingin tinggal lebih lama pun tidak masalah. Aku yakin itu akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.”
“Terima kasih banyak, Nora Onee-sama!”
Ohii-sama mengucapkan terima kasih dengan mata berkaca-kaca. Awalnya aku khawatir saat ia mulai merengek, tapi setelah menghabiskan satu malam bersama (meskipun ini pertama kali mereka bertemu), tampaknya mereka berhasil membangun hubungan yang baik.
“Raitei, Kuubi, Alisha, aku titipkan padamu. Aku rasa tidak akan ada masalah di wilayah Tony, tapi... Alisha memiliki status yang unik. Tidak ada jaminan bahwa tidak akan ada orang nekat yang mendekatinya.”
“Tenang saja, Nora. Dengan kami bertiga di sini, adikmu adalah orang paling aman di seluruh Code ini.”
Krahi tertawa santai, sementara Kuubi hanya mendengus. Saat itu, seolah baru mengingat sesuatu, Nora-san menatapku.
“Ngomong-ngomong, Krai. Apakah kau mengenali orang ini?”
Dengan sekali jentikan jari, Nora-san memunculkan sebuah gambar di udara. Yang terlihat di sana adalah—seorang pria bertubuh besar, mengenakan topeng aneh, sedang menyerang para ksatria Nora-san.
Aku langsung terpaku melihatnya. Cara bergeraknya begitu unik, seperti sedang menari. Meskipun terdengar aneh, gerakannya begitu memikat sehingga tak bisa tidak memperhatikannya. Dalam rekaman itu, para ksatria Nora-san kalah tanpa bisa memberikan perlawanan sedikit pun.
Tunggu, bukankah orang ini jelas-jelas adalah Kaizer, yang masuk ke dalam Code bersamaku?
“Aku mengenalnya. Itu Kaizer. Seorang penari terkuat yang telah menyelamatkan banyak negara dengan tekniknya Tempest Dancing.”
“...Penari...?”
Jangan menatapku dengan ragu seperti itu. Jujur saja, aku sendiri awalnya setengah tidak percaya, tapi memang ini jelas-jelas tarian.
“Orang ini dikirim oleh Angus. Dia dikendalikan dengan topeng itu. Aku tidak menyangka ksatria elit yang telah kulatih bisa dikalahkan tanpa perlawanan... Sepertinya dia akan menjadi musuh terbesar kita.”
Dikendalikan dengan topeng...? Aku membelalakkan mata. Dalam rekaman itu, setelah semua ksatria tumbang, segerombolan bandit muncul dan membawa mereka entah ke mana.
Hmm, baiklah, jadi ini...
“Kau tidak perlu khawatir, Nora-san. Dia tidak sedang dikendalikan.”
“Apa!?”
Seorang pemburu level 8 adalah seorang pahlawan. Di dunia phantom, memang ada iblis yang bisa mengendalikan manusia, tetapi Kaizer memiliki ketahanan mutlak terhadap cuci otak.
“Dia hanya berpura-pura dikendalikan. Buktinya, tidak ada satu pun yang mati. Kalau Kaizer bertarung dengan serius, tidak akan ada yang selamat.”
“Ugh...”
Nora-san tampak masih ragu. Jujur saja, aku juga tidak tahu apa alasan Kaizer menyerang ksatria Nora-san, tapi pasti ada hubungannya dengan misi melindungi Pangeran Angus.
Kaizer dan Saya jauh lebih kompeten dariku. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
“Pokoknya, serahkan saja semuanya pada ahlinya.”
“...Sebenarnya siapa kau ini?”
Nora-san menghela napas dalam-dalam. Aku tidak bisa memberitahunya sekarang. Tapi, ia akan segera mengetahuinya. Operasi perlindungan ini hampir selesai—setidaknya, menurut perkiraanku yang asal-asalan. Sebelum semuanya berakhir, lebih baik kita lanjut ke wilayah berikutnya.
Wilayah Tony-san telah berubah drastis dibandingkan dengan beberapa hari yang lalu. Dari atas gedung, aku bisa melihat jelas perbedaannya.
Di sepanjang jalan, kini berdiri bangunan yang sebelumnya tidak ada. Jumlah orang yang berlalu lalang juga jauh lebih banyak.
Ohii-sama menatap pemandangan itu dengan mata berbinar. Sementara itu, Kool, yang berdiri di sebelahnya, membelalakkan mata dan berkata:
“Eh? Itu... Bukankah itu kedai makanan?”
Tidak mungkin... Seharusnya kota ini tidak memiliki toko atau pasar. Aku sudah menanyakannya pada Nora-san, Tony-san, bahkan Zaza dan yang lainnya. Mereka semua mengatakan hal yang sama—tidak ada yang butuh tempat seperti itu.
Namun, jika dilihat lebih dekat, memang benar tempat-tempat itu mirip kedai makanan. Orang-orang yang berkerumun di sana tampaknya membeli sesuatu dan membawanya keluar.
Aku mengarahkan laba-labaku untuk turun dari atas gedung menuju tanah. Tepat saat aku mendarat, seekor laba-laba biru berukuran besar mendarat di sebelahku dengan gerakan yang mulus.
Dari atasnya, Tony-san melompat turun, melambaikan tangan, lalu menyapaku dengan santai.
“Yo, Krai. Bagaimana? Kota ini luar biasa, kan?”
“Ini... Apa yang terjadi?”
“Aku mencobanya. Kata-katamu waktu itu. Dan ternyata... tidak buruk juga.” Tony menyeringai lebar.
Oh... Aku memang sempat bilang waktu itu bahwa membuka toko mungkin akan menyenangkan. Aku tidak berniat memberi saran serius, tapi...
Dan sekarang, dalam waktu tiga hari saja, dia sudah membangun semua ini? Aksi yang luar biasa cepat.
Di belakangku, Alisha turun dari laba-laba dan langsung menyapa Tony-san dengan senyum ramah.
“Senang bertemu denganmu, Tony Onii-sama. Aku Alisha Code.”
“Oh, aku sudah tahu. Aku melihat kalian dari jauh. Meski, karena gangguan sinyal di wilayah Nora dan gedung pertama itu, aku tidak bisa melihat banyak. Tapi tampaknya kalian cukup menikmati perjalanan, ya?”
“Benar! Aku juga ingin melihat wilayah Tony Onii-sama. Apalagi, Krai memberiku hadiah laba-laba kecil... Katanya itu buatan Tony Onii-sama, jadi aku sangat penasaran!”
Ohii-sama, kau terlalu antusias terhadap hadiah dariku... Aku jadi merasa sedikit bersalah.
Mendengar itu, Tony-san kembali menyeringai.
“Begitu ya, Krai. Sepertinya kau cukup menderita, ya?”
Lalu, ia mengeluarkan sebuah kantong kulit kecil dari sakunya dan menyerahkannya pada Ohii-sama. Ketika dibuka, terlihat kilauan emas dari dalamnya.
“Ini uang saku. Kau bisa menggunakannya untuk berbelanja di toko-toko ini. Meski, sebagian besar barang yang tersedia hanyalah produk yang bisa dikeluarkan dari sistem... Tapi tetap saja, jumlahnya sangat banyak, jadi pasti ada yang menarik.”
“Terima kasih banyak, Tony Onii-sama!”
Eh...? Aku baru saja sekilas melihatnya, tapi... Itu koin emas dari Zebrudia, bukan?
Kebebasan pria ini jauh melampaui para bangsawan lainnya.
“Aku yang menciptakan sistem uang ini dan membagikan koin emas kepada warga. Sekarang, mengumpulkan koin ini menjadi simbol status di kota ini. Aku tidak tahu berapa lama tren ini akan bertahan, tapi sekarang, semua orang sibuk mencari produk yang paling laris.”
“Hmm, menarik. Suasananya juga meriah.”
Rasanya seperti festival. Aku suka ini.
“Yah, masalahnya sekarang orang-orang jadi lebih sibuk mengumpulkan uang daripada bekerja...”
Begitu rupanya... Jika uang dan pekerjaan tidak berkaitan, ini bisa jadi masalah.
Sementara itu, Ohii-sama yang sudah menggenggam kantong koin itu tampak gelisah dan segera menarik lenganku.
“Krai! Ayo kita belanja! Tony Onii-sama juga ikut!”
“Baiklah. Aku sendiri yang akan menjadi pemandu kalian!” Tony tertawa riang.
Dua orang bangsawan berbelanja bersama? Pasti akan jadi tontonan besar.
Melihat orang-orang di sekitar yang mulai memperhatikan kami, aku hanya bisa menggaruk kepala.
‹›—♣—‹›
“Menarik... ini tidak buruk juga.”
Hari itu menjadi hari paling ramai dan paling menyenangkan dalam ingatan Tony.
Apa yang dia lakukan sebenarnya tidaklah rumit—hanya memberi tahu warga untuk membuka toko, membagikan koin emas, dan membangun bangunan di sepanjang jalan. Dengan sistem kota, semua itu bisa selesai dalam sekejap. Tony tidak menyangka bahwa tindakan sesederhana itu bisa menciptakan pemandangan semeriah ini. Bagaimanapun, meskipun toko bisa dibangun, pelanggan tidak bisa diciptakan begitu saja.
Namun, meskipun barang-barang yang dipajang di toko bisa diperoleh dengan mudah melalui sistem, berkeliling dan melihat-lihat ternyata cukup menyenangkan. Ke mana pun dia pergi, warga menyambutnya dengan tangan terbuka.
Wilayah Tony memang biasanya cukup ramai, tetapi ini pertama kalinya begitu banyak orang berkumpul di satu tempat. Semua orang tampak seolah terbakar oleh semangat yang sama, tetapi sesekali mengalami hal seperti ini tidaklah buruk.
Para warga yang mendirikan toko menyambut Tony dan yang lainnya dengan penuh antusias. Ada yang mencoba memberikan barang dagangannya secara Cuma-Cuma, bahkan ada juga yang sampai pingsan karena terlalu terharu.
Saat ini, baik membangun toko maupun mengumpulkan orang-orang di satu tempat tidak memiliki makna strategis apa pun. Namun, tidak ada satu pun bawahan yang mengeluh, mungkin karena mereka berpikiran sama dengan Tony.
Di balik euforia ini, ada harapan. Ada masa depan.
Saat matahari terbenam, mereka kembali ke markas. Namun, semangat dari hari itu masih belum surut.
“Sial, aku tidak menyangka wilayahku bisa seramai itu. Maksudku, aku tahu angka-angkanya, tapi tetap saja...”
“Di dunia luar, ada kota di mana pemandangan seperti itu terjadi setiap hari.”
“Sungguh!? Aku harus melihatnya sendiri suatu saat nanti.”
Tony terkejut mendengar kata-kata pria yang telah memicu keramaian hari itu—Krai. Hari ini, wilayah Tony mungkin adalah yang paling ramai dalam sejarah Code. Namun, ternyata ada kota di luar sana yang selalu seperti itu setiap harinya.
Mendengar itu, Alisha, yang sejak tadi tersenyum penuh semangat saat berkeliling wilayah, menatap Krai dengan mata berbinar.
“Krai! Kau bilang akan menunjukkan itu padaku, kan?”
“...Kalau ada kesempatan, ya.”
“Hei, jangan sembarangan janji, kau tahu?”
Jika ada sesuatu yang mengejutkan hari itu, maka Alisha adalah salah satunya.
Alisha Code adalah gadis yang ceria dan penuh semangat. Tony telah beberapa kali melihatnya melalui sistem kota, tetapi kesan yang dia dapat saat melihatnya secara langsung jauh melampaui apa yang dia bayangkan sebelumnya.
Meski sebelumnya dikurung begitu lama, ekspresinya sama sekali tidak menunjukkan bayangan penderitaan. Terlebih lagi—jika melihat catatan yang ada, dalam beberapa hari terakhir, dia jelas-jelas mengalami pertumbuhan pesat.
Dunia luar mengguncangnya secara emosional, dan sebagai hasilnya, baik fisik maupun mentalnya mengalami perubahan. Jika sebelumnya Alisha tampak seperti boneka yang indah, sekarang tidak ada yang akan memiliki kesan seperti itu lagi saat melihatnya.
Masalahnya adalah—perebutan tahta sudah semakin dekat.
Hasil dari perebutan tahta sudah bisa ditebak.
Angus akan menang. Tidak ada alasan bagi dirinya untuk kalah. Tony tidak tahu apakah Nora menyadari hal ini, tetapi dia sendiri sudah cukup memahami kekuatan yang dimiliki Angus. Perbedaan kekuatan itu semakin melebar setelah serangan mendadak yang terjadi beberapa hari lalu.
Sebenarnya, Tony tidak keberatan jika Angus yang menang. Namun, situasi telah berubah.
Tujuan kakaknya adalah menciptakan Code yang lebih kuat. Angus yang berhati-hati dan serius kemungkinan besar tidak akan menyetujui kebijakan yang baru saja dilakukan Tony. Dia juga tidak akan membiarkan Alisha tetap hidup.
Masalahnya adalah Tony tidak berusaha menyembunyikan apa pun. Dia tidak memasang penghalang untuk menghindari pengawasan.
Tidak diragukan lagi, Angus telah mengamati semua yang terjadi hari ini. Dan dia pasti menyadari satu hal.
Bahwa Alisha berbahaya.
Saat ini, Alisha sudah memiliki aura yang terlalu kuat untuk sekadar disebut cadangan. Selama acara belanja hari ini, dia mendapat perhatian yang sama banyaknya dengan Tony. Dia memiliki bakat alami untuk menarik hati orang-orang. Sekarang mungkin belum terlalu berarti, tetapi jika dibiarkan, bakat itu bisa menjadi ancaman besar.
Dan orang yang membangkitkan potensi itu adalah Krai Andrey. Jika Angus naik tahta, Alisha dan Krai pasti akan dieksekusi. Selain itu, kebijakan yang dilakukan Tony hari ini pasti akan dilarang.
Namun, hasil seperti itu terlalu membosankan.
Apa tidak ada cara lain...? Jika situasi ini terjadi lebih awal, masih ada yang bisa dilakukan...
“Masa depan Code bergantung pada siapa raja berikutnya. Tapi jelas, menjelajahi dunia luar tidak akan diizinkan, dan hal seperti hari ini juga tidak akan bisa dilakukan lagi.”
“Kalau Tony Onii-sama menjadi raja, apakah akan ada banyak toko?”
“Itu mustahil. Bahkan Raitei pun tidak akan bisa mengubah kekuatan yang dimiliki kakakku.”
Ekspansi kekuatan Angus jauh melampaui prediksi awal Tony.
Dan semua itu berkat pria yang datang dari luar dan menjadi penasihatnya—Jean Gordon.
Beberapa tahun lalu, Jean datang ke dalam Code, menghancurkan para bangsawan bawahan Angus, lalu mendapatkan posisi sebagai penasihat. Setelah itu, butuh waktu singkat baginya untuk memperkuat kekuatan Angus yang sudah besar.
Jika bertarung secara frontal, kemenangan adalah hal yang mustahil. Perbedaannya terlalu jauh.
Namun, Krai tidak menunjukkan reaksi apa pun terhadap kata-kata Tony. Dia hanya tersenyum dan berkata pada Alisha,
“Tenang saja, serahkan saja semuanya padaku. Aku sudah punya rencana. Aku tidak akan mengecewakanmu.”
“!! Tony Onii-sama! Serahkan saja pada Krai! Pengawal pribadiku sangat luar biasa!”
Alisha menarik-narik lengan Tony dengan penuh semangat, matanya bersinar dengan kepercayaan mendalam.
Bagi Tony, Krai tidak terlihat seperti pria yang pantas mendapatkan kepercayaan sebesar itu. Memang, dia sering mengeluarkan pernyataan menarik dan menghasilkan hasil yang sulit dipercaya, tetapi pada akhirnya, dia hanyalah pria dengan peringkat keseluruhan 4.
Sistem peringkat ini belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada teori bahwa selain kemampuan, peringkat juga mencerminkan motivasi seseorang. Dengan kata lain, pria di depannya ini kemungkinan besar tidak memilik baiki kemampuan maupun motivasi.
Namun—menyerahkannya pada Krai juga bukan ide yang buruk. Lagipula, sudah terlambat untuk melakukan perubahan drastis.
Krai telah menemukan celah dalam sistem dan berhasil membuka kunci yang dikunci oleh raja. Untuk mengalahkan Angus, keajaiban semacam itu memang dibutuhkan.
Tony melepas kacamata hitamnya, menatap wajah Krai, lalu berkata,
“Baiklah... Kalau Alisha sampai berkata seperti itu, aku akan menyerahkan semuanya padamu. Kalau aku bisa melakukan sesuatu, bilang saja.”
Lagipula, pilihan ini mungkin yang paling—menarik.
Krai berkedip beberapa kali, tampak sedikit berpikir, lalu tersenyum setengah hati.
“Untuk saat ini, tidak ada yang perlu dilakukan... Tapi, maaf, bisa tolong perbaiki laba-laba kecil yang rusak? Ohii-sama ingin menaikinya.”
‹›—♣—‹›
Rencana wisata bersama Ohii-sama berakhir dengan sukses besar. Kami bertemu dengan Zachari-san, Nora-san, dan Tony-san. Ada banyak kejadian tak terduga—kami merekrut Kuubi sebagai rekan, Ohii-sama sempat merengek, dan sebuah toko baru muncul di tempat Tony-san—tetapi selama Ohii-sama terlihat menikmati semuanya, itu bukan masalah.
Meskipun kami telah berjalan jauh dan berbincang dengan banyak orang, Ohii-sama sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Justru, dibandingkan sebelum berangkat, ia tampak lebih bersemangat dan penuh energi.
“Krai, hari ini menyenangkan, ya!”
“Iya, iya, memang menyenangkan. Aku senang mendengarnya.”
Kelihatannya, ia berhasil menghilangkan stresnya, dan itu yang paling penting. Sulit dipercaya kalau dia adalah orang yang sama dengan anak yang menangis sebelumnya.
“Jadi, besok kita akan pergi ke mana? Padahal kita sudah kembali ke sini, tapi...”
“Hmm... begitu ya. Kalau begitu, bagaimana kalau kita menaiki Laba-laba yang sudah diperbaiki oleh Tony-san?”
“!!”
Ohii-sama mengangguk dengan penuh semangat. Energinya yang luar biasa ini hampir membuatku kewalahan. Kami berjalan melewati jalanan yang lebih sepi dibandingkan dengan daerah Nora-san dan Tony-san, hingga akhirnya tiba di gedung milik Ohii-sama. Saat ia masuk ke dalam dan aku hendak mengikutinya, sebuah suara dingin menghentikanku.
“Krai-san, jadi... bisakah Anda memberi tahuku tentang rencana selanjutnya? Jika ada pekerjaan yang harus dilakukan di sini, sebaiknya kita mengetahuinya sejak awal...”
“Ah, rencana ya? Tidak perlu khawatir, tidak ada yang perlu dibagikan.”
“..........”
Begitu Pangeran Angus bergabung dengan Kaizer dan Saya, kami hanya perlu membawa semua anggota keluarga kerajaan dan melarikan diri.
Rencana detailnya pasti sudah disusun oleh Kaizer dan Saya. Memiliki rekan yang andal memang membuat segalanya lebih mudah.
“Aku akan melakukan apa yang kuinginkan, Senpen Banka. Aku tidak peduli dengan apa yang kau pikirkan, tapi aku tidak tertarik bermain pertemanan. Panggil aku saat rencanamu sudah dimulai.”
Kuubi mengatakan itu dengan dingin sebelum pergi. Apakah dia benar-benar tidak menyadari bahwa dirinya seorang kriminal? Selama perjalanan bersama Ohii-sama tadi, dia terus-menerus memasang ekspresi masam...
“Kalau begitu, Krai, aku juga akan kembali. Aku harus berlatih menghadapi senjata anti-Code.”
Setelah meninggalkan komentar yang mengerikan itu, Strange Freak pun pergi.
Semua orang terlalu bersemangat hari ini.
Aku sudah lelah. Sebaiknya aku segera tidur. Dengan menghela napas, aku pun melangkah masuk ke dalam gedung Ohii-sama.
‹›—♣—‹›
──Saat tersadar, aku mendapati diriku terbaring di sebuah ruangan yang aneh.
Langit-langit tinggi berkilauan, lantai logam yang tampak tak berujung, serta dinding transparan mengelilingi tempat itu. Aku mengguncang kepalaku beberapa kali untuk mengusir kantuk yang masih tersisa, lalu perlahan bangkit.
Kemarin, aku ingat telah menyelesaikan perjalanan wisataku, lalu tidur di ranjang yang diletakkan di depan kamar sang putri. Namun kini, aku berada di tempat yang sama sekali asing. Saat masih kebingungan, suara serak yang familiar terdengar di telingaku.
“Selamat datang, Krai Andrey. Ini adalah sesuatu di luar perkiraan Code.”
Aku menoleh ke arah suara itu. Saat itulah aku menyadari satu-satunya benda yang ada di dalam ruangan ini—sebuah tahta.
Di atas tahta yang mengilap itu, duduk seorang lelaki tua. Matanya cekung, lengannya kurus dan bertulang, bahkan usianya sulit ditebak. Dengan suara lemah yang kehilangan wibawa, lelaki tua itu melanjutkan perkataannya.
“Aku tidak bisa bergerak lagi. Umurku telah sampai di batasnya, dan nyawaku akan segera padam. Aku memanggilmu hari ini… untuk mengucapkan terima kasih.”
Lelaki ini… dia adalah Raja Code. Suaranya hampir sama dengan yang biasa terdengar menggema di kepalaku. Jadi benar, dia memang Raja dari Code.
Akhirnya aku mulai memahami situasi ini dan perlahan mendekatinya. Namun, tatapan Raja Code tak lagi tertuju padaku. Ia hanya berbicara dengan suara tanpa wibawa.
“Putriku, Alisha, telah banyak berhutang budi padamu. Aku sudah mengamatimu selama beberapa hari terakhir. Aku melihat sesuatu yang luar biasa. Aku memiliki banyak anak, tetapi hari ini adalah pertama kalinya aku benar-benar merasakan pertumbuhan mereka. Selama ini, aku menghabiskan hidupku untuk melahirkan seorang raja yang kuat. Namun, mungkin saja… aku telah melakukan sesuatu yang sia-sia.”
Suaranya terdengar seolah puas. Bahkan orang awam pun bisa melihat bahwa Raja Code tidak akan bertahan lebih lama. Sebenarnya, aneh juga bagaimana dia masih bisa berbicara dengan begitu jelas dalam kondisinya yang sekarang.
Tapi, jika memang sudah waktunya, maka kematian tak bisa dihindari. Dia sendiri sudah mengatakan bahwa ini adalah soal umur. Sebagai seorang pemburu, aku sudah terbiasa hidup berdampingan dengan kematian. Jadi, aku hanya menghela napas dan berkata,
“Yang Mulia, kalau memang begitu, bukankah seharusnya Anda memanggil orang lain? Anda akan menyesalinya nanti.”
“…Mungkin kau benar. Tapi aku tak punya wajah untuk menemui mereka. Bagaimanapun juga, meski ada alasan di baliknya… akulah yang membuat anak-anakku saling bertarung demi tahta.”
Alasan, ya? Apakah ini ada hubungannya dengan perintah yang dipaksakan oleh para bangsawan?
“Yang sudah terjadi, biarlah berlalu. Kalau melihat hasil akhirnya, bukan hanya Ohii-sama, tapi juga Zachari-san, Nora-san, dan Tony-san… tak ada satu pun dari mereka yang benar-benar jahat. Anda tidak perlu terlalu mencemaskan mereka.”
“Aku… tidak pernah bisa mempercayai orang lain. Aku pernah dikhianati. Sebagai seorang raja, aku menanggung beban yang berat. Aku ini manusia yang kecil, dan hanya bisa menyelesaikan masalah dengan cara seperti ini. Aku bahkan tidak menyadari kesalahanku sampai saat ini. Dan karena itulah… aku justru berbicara dengan seseorang yang sama sekali tak ada hubungannya dengan ini—kau.”
Aku memutuskan untuk tetap mendengarkannya. Aku tak sepenuhnya memahami situasinya, tapi ini terdengar seperti luapan isi hatinya. Kalau aku menyela, mungkin saja tenaganya akan habis dan dia akan mati di hadapanku.
“Pertempuran perebutan tahta yang lalu… Dalam kekacauan itu, Asosiasi Pemburu menyerang. Mereka memiliki seorang informan yang mengetahui banyak hal tentang Code. Saat itu, seseorang melarikan diri dari Code dan bergabung dengan mereka… dia adalah kekasihku. Seorang wanita cantik, penuh semangat, dan sulit ditebak. Sama seperti Alisha saat ini… Ini adalah sesuatu yang tak diketahui siapa pun. Aku telah lama melupakannya… tapi mungkin sistem kota ini memahami bahwa aku masih menyimpan perasaan untuknya. Itu sebabnya Alisha memiliki kemiripan dengannya.”
Di hadapanku, sebuah foto muncul di udara. Seorang wanita berambut pirang panjang dengan mata hijau zamrud. Jika dipikir-pikir, aku memang sempat mendengar sesuatu tentang ini saat menerima tugas.
Aku menyimpan informasi ini dalam ingatan, agar bisa kutulis dalam laporan nanti.
“Setelah menjadi raja, aku hanya bisa fokus pada satu hal—mengalahkan para pemburu bayaran yang dikirim oleh kekasihku. Dalam amarahku, aku membantai saudara-saudaraku yang menginginkan kejatuhanku. Aku begitu ketakutan hingga menggunakan Grand Code, sebuah perintah yang hanya bisa digunakan sekali dalam seumur hidup, untuk menciptakan medan yang menghalangi penggunaan sihir. Seharusnya aku menggunakannya untuk sesuatu yang lebih penting… Dan untuk memastikan tragedi seperti ini tak terulang, aku menetapkan berbagai aturan. Agar raja selanjutnya menjadi lebih kuat, aku bahkan rela membuat anak-anakku saling bunuh.”
Gila. Raja ini benar-benar gila. Tapi, dalam arti tertentu, dia juga luar biasa.
Aku sendiri… bahkan jika aku menjadi Raja Code, aku tidak akan pernah bisa melakukan hal yang sama.
“Itu adalah kesalahan. Sekarang aku menyadarinya. Mungkin itulah sebabnya aku selalu menghindari melihat pertumbuhan anak-anakku, dan hanya fokus pada tugasku sebagai raja. Aku takut tekadku akan goyah… Krai Andrey, Code ini memiliki sebuah misi. Sebuah tugas yang hanya diketahui oleh raja. Itu adalah sesuatu yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang mendapatkan Tongkat Raja—kunci yang dulu mengaktifkan Code.”
Raja Code mengangkat tangannya yang gemetar. Lantai terbuka, dan sebuah tongkat yang tertancap pada sebuah alas muncul dari dalamnya.
Tongkat itu aneh—di bagian atasnya terdapat batu permata bulat besar yang tampak melayang.
…Tunggu sebentar. Aku merasa pernah melihat tongkat ini sebelumnya.
Namun, sebelum aku bisa memastikan, tongkat itu kembali tenggelam ke dalam lantai. Seolah tak terjadi apa-apa, Raja Code melanjutkan pembicaraannya.
“Krai, Code ini… bukanlah Kota Benteng Bermobilitas Tinggi. Code yang kita kenal sekarang hanyalah kota terapung kecil yang diperluas secara paksa oleh Raja pertama dengan menggunakan Grand Code setelah ia mengetahui misi asli dari Code. Tidak—lebih tepatnya, ini hanyalah sebuah rumah. Kota terapung pribadi yang diperuntukkan sebagai tempat rekreasi. Persenjataannya pun hanya sebatas kebutuhan itu. Dahulu, ada Kota Benteng Bermobilitas Tinggi yang jauh lebih besar dari ini.”
Ucapannya terasa seperti luapan emosi yang membara, sulit dipercaya. Kota sebesar ini, yang bahkan Asosiasi Pemburu tak berani menyentuhnya, hanyalah kota terapung pribadi untuk rekreasi…? Kota pribadi? Apa-apaan itu?
“Tapi itu bukan masalah utamanya. Masalahnya adalah… Code memiliki musuh yang harus dilawannya. Dahulu, ada musuh yang menghancurkan Peradaban Fisik Tingkat Tinggi. Dan sekarang, tanpa keberadaan Kota Benteng Bermobilitas Tinggi yang asli, kota ini—dan rajanya—memiliki misi untuk bertempur melawan para monster yang akan segera muncul.”
Manifestasi Mana Material memang memiliki pola tertentu. Harta peninggalan dari Peradaban Fisik Tingkat Tinggi lebih sering memunculkan artefak dari era tersebut. Senjata dan sarungnya cenderung muncul sebagai satu set. Bahkan, ada catatan tentang pedang suci yang muncul di ruang harta karun tempat manifestasi raja iblis terjadi, sebagai penyeimbang.
Jika kota benteng ini memiliki misi bertarung melawan monster, maka kemungkinan besar kemunculannya memang menandakan kebangkitan monster tersebut. Yah, kalau aku, mungkin aku akan menganggapnya sebagai sesuatu yang ‘mungkin terjadi’ dan tidak terlalu memikirkannya.
“Demi tujuan itu, raja sebelumnya membangun senjata, menaklukkan dan menyerap negara lain, serta memperkuat kekuatan kota ini. Aku sendiri telah berusaha memulihkan kota ini setelah serangan dari Asosiasi Pemburu dan mempersiapkan segala sesuatu demi melahirkan raja yang lebih kuat. Saat aku mati nanti, anak-anakku akan memperebutkan tahta, dan perang berdarah akan terjadi. Namun, Krai… aku tidak memiliki hak untuk menghentikan mereka.”
Aku mulai memahami semuanya. Jadi, yang mereka sebut sebagai “perang perebutan tahta” adalah hal ini.
Dan perang itu akan dimulai karena kematian sang raja. Yah, aku cukup tajam hari ini.
Aku tidak bisa menganggap raja ini sebagai pemimpin yang bijaksana. Namun, setelah semua yang telah terjadi, tidak ada gunanya menyesal. Yang terpenting adalah masa depan. Dengan nada tegas, aku berkata,
“Tak perlu khawatir. Tidak akan ada tragedi. Karena kami ada di sini. Sayangnya, aku tak bisa menghentikan kematianmu, tapi kau bisa menyerahkan urusan setelahnya pada kami.”
“…Begitu, ya… Ugh…”
Raja mengerang, seolah terbebani oleh emosi. Sepertinya, mendengar kata-kata penyemangat dari orang asing sepertiku benar-benar membebaskannya. Mungkin, sepanjang hidupnya, dia telah menjalani kehidupan yang penuh kesepian.
Tidak perlu khawatir. Ada tiga pemburu level 8 yang akan menangani ini. Itu lebih dari cukup.
Jika raja telah tiada, maka target perlindungan kami bertambah menjadi enam orang. Kami harus melindungi mereka sebelum waktu habis…
Waktu?
“Oh, iya! Aku harus memastikan sesuatu. Kapabilitas mobilitas kota ini… kira-kira kapan akan pulih sepenuhnya?”
“Mobilitas…? Sudah selesai diperbaiki. Sejak awal, aku sudah merencanakan segalanya agar raja berikutnya bisa langsung bergerak. Ini adalah tugasku yang terakhir.”
Sial, pekerjaan yang tidak perlu… Tapi baiklah. Artinya, kami harus bergerak cepat.
Ini keadaan darurat. Tapi tak masalah—aku sudah terbiasa dengan keadaan darurat… atau mungkin justru itu yang berbahaya?
“Terakhir… setelah semuanya berakhir, sampaikan permintaan maafku pada anak-anakku. Katakan bahwa aku telah melakukan kesalahan.”
Tiba-tiba, kartu di sakuku terasa panas. Saat aku buru-buru mengeceknya, tampilan pada kartu itu berubah.
Kartu perak dengan satu bintang emas kini telah menjadi kartu emas dengan satu bintang hitam. Sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya… mungkin ini adalah Kelas 7—tanda pengakuan sebagai bangsawan tingkat atas.
Hanya raja yang bisa menetapkannya. Ini adalah tanda pengakuan dari raja.
Lantai kembali terbuka, dan sebuah alas dengan kotak di atasnya muncul. Kotaknya terbuka secara otomatis, menampilkan sesuatu yang familiar—sebatang cokelat, dibungkus dalam kemasan perak yang pernah kulihat sebelumnya.
“Berikan itu pada Alisha. Tolong jaga mereka…”
Suara raja terdengar serak.
Dan itulah kata-kata terakhirnya.
Tahta yang didudukinya perlahan tenggelam ke dalam lantai, sementara dinding transparan di sekeliling ruangan berubah menjadi hitam pekat.
Aku menggenggam cokelat itu, lalu tiba-tiba merasakan pusing yang kuat. Sesaat kemudian, proses teleportasi pun dimulai.
Post a Comment