NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Dare mo ga Urayamu Tonari no Cool Bishoujo, Jitsu wa Nounai Pink Sugiru Vol 1 Epilogue

 Penerjemah: Nobu

Proffreader: Nobu


Epilogue

Karena Aku Seorang Telepatis

Bangunan sekolah lama yang sunyi senyap. Di sudut kelas yang biasa, kami berdua berada di sana.

"Ini, yang sempat tertinggal waktu itu. Yang bisa dicuci sudah aku bersihkan, tapi sebaiknya tetap dicuci ulang."

Aku menyerahkan kantong kertas yang kubawa kepada Kagura. Isinya adalah pakaian ganti miliknya, yang waktu itu tertinggal di kamarku. Malam itu sudah terlalu larut, jadi Kagura dan ibunya langsung pulang ke rumah mereka sendiri. Lagipula, kalau tiba-tiba bilang mau menginap di apartemen bobrokku, itu jelas tidak masuk akal.

…Namun, akibatnya, aku sampai lupa bahwa kemeja yang sempat kuyup karena hujan dan dicuci lalu dimasukkan ke pengering akhirnya tertinggal di rumahku.

"Ya, terima kasih. Maaf sudah merepotkan."

Kagura melirik isi kantong itu sebentar, lalu menerimanya dengan anggukan.

"Sejujurnya, apa tidak masalah meninggalkan pakaianmu di rumah seorang laki-laki?"

Aku mengutarakan hal yang sedikit mengganjal di benakku. Terus terang, meninggalkan pakaian perempuan di rumah seorang pria terdengar mencurigakan. Salah-salah, orang bisa menuduhku macam-macam. Kupikir akan lucu kalau dia tiba-tiba bilang, ‘Benar juga! Tidak boleh! Hukuman mati!’ atau semacamnya. Namun Kagura hanya menatapku bingung sejenak, lalu dengan nada biasanya menjawab:

"…Kalau Yonemine-kun sih, tidak apa-apa."

"O-oh?"

Ucapannya yang begitu ringan justru terasa seperti pukulan telak.

Aku tak mampu menanggapi dengan baik dan malah memalingkan pandangan, ketika tiba-tiba──sebuah suara bergema di dalam kepalaku.

『Kalau Yonemine-kun sampai menggunakan itu untuk hal lain pun… aku tidak akan mempermasalahkannya.』

"Bu—pffft!! Geh—khuk, khuk, khuk!!"

Aku spontan tersedak parah. Tubuhku membungkuk sambil berusaha mengatur napas, sementara Kagura hanya menatapku, lalu bibirnya terangkat sedikit.

"Ada apa?"

"Ti-tidak ada apa-apa!"

Sial, cara berpikirnya tetap aneh seperti biasa. Andai saja sisi itu ikut berubah juga…

"…Ngomong-ngomong, setelah itu bagaimana?"

Aku memaksakan diri mengubah topik. Pertanyaan itu memang samar, tapi Kagura tampaknya mengerti maksudku.

"…Berkatmu, aku bisa berdamai dengan Ibu. Dan setelah ini, kami akan lebih banyak berbicara tentang berbagai hal."

"…Baguslah. Memang seharusnya begitu."

"Terima kasih banyak. Rasanya aku sudah merepotkanmu terlalu sering."

"Yah… tidak apa-apa!"

Terus terang, aku sendiri merasa terlalu ikut campur kali ini. Mungkin karena kisah mereka mengingatkanku pada masa laluku, sampai aku nekat menyuarakan pendapat dengan lantang.

Padahal, pertengkaran ibu dan anak jelas urusan keluarga mereka. Aku mungkin telah sedikit melanggar prinsipku sendiri. Mulai sekarang, aku harus hidup tenang sebagai sosok figuran yang wajar…

"Ngomong-ngomong," tiba-tiba Kagura bertanya,

"Ketika kau membujuk Ibu, bagaimana bisa tahu apa yang sebenarnya beliau pikirkan? Aku rasa waktu itu aku tidak menjelaskannya terlalu detail…"

"Eh, itu…"

Aku terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

Jelas sekali ucapanku saat itu bersumber dari informasi yang kudapat lewat telepati. Kalau dipikir-pikir, ucapanku bisa saja terdengar seperti lompatan logika yang aneh.

Aku sempat bingung mencari cara untuk mengelak, namun akhirnya tersenyum miring dan menjawab dengan nada bercanda:

"Karena aku seorang telepatis. Mungkin itu jawabannya."

Kulempar begitu saja, dengan nada enteng──bisa dianggap bercanda, bisa juga dianggap serius.

Bagaimanapun, kenyataan yang kualami selama ini justru lebih tidak masuk akal daripada kebohongan.

"Apa-apaan, itu."


Kagura sempat tertegun sebentar──lalu tersenyum lembut, dengan wajah paling tulus yang pernah kulihat darinya.



Previous Chapter | ToC | 

0

Post a Comment

close