NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

[LN] Magical Explorer Volume 10 Chapter 8

Pertempuran Streaming

Aku pingsan. Aku sudah mencapai batasku.

 

"Apakah kamu baik-baik saja, Kosuke?"

 

Lihatlah penampilan Ludi.

 

"Rasanya kamu terlihat lebih cantik hari ini."

 

"Cantik darimananya aku sangat kotor begini, Baka. Tapi terima kasih."

 

Katanya sambil tertawa. Tak lama kemudian semua orang menghampiriku.

 

"Goshujin-sama, apakah Anda baik-baik saja? Ini..."

 

Dia menempelkan tangannya di dahiku, lalu memandangiku dan mengendusku.

 

"...Tetesan bening namun kental, dengan transmisi cahaya, rasanya seperti akan melarutkan apa pun yang disentuhnya, dan baunya yang bahkan bisa membuat orc terisak, mungkinkah itu... keringat?"

 

"Senjata kimia, mungkin?"

 

Aku sama sekali tidak bisa menghubungkan titik-titiknya tentang ("Perandaian") yanga di katakan Nanami. Kenapa para Orc harus terisak? Sepertinya mereka bisa saja mengincar dominasi dunia.

 

"Kita harus segera menangani ini. Yuika-sama, tolong jilat."

 

"Kenapa harus kujilat setelah kamu memberi pembukaan itu? Setidaknya jilat saja sendiri."

 

"Apa maksudnya perawatan menjilat? Aku agak penasaran."

 

Apa kamu capek, senpai? Kamu yang paling rajin. Tapi kalau kamu mau menjilatku, aku tidak akan melarangmu, mau bagaimana lagi. Silakan saja.

 

Dan saat itulah hal itu terjadi.

 

Sebuah lingkaran sihir besar muncul tepat di atas kami.

 

Ketika aku melihatnya, aku tiba-tiba teringat sesuatu.

 

Ah, gawat.

 

Senpai, Ludi, dan Clarisse tampak terkejut dan waspada, tetapi Yuika dan Nanami tampaknya sudah mengetahuinya dengan melihat ekspresiku.

 

"Saya menantikannya, Yuika-sama."

 

"Tolong katakan padaku kalau itu bohong."

 

Seperti dugaan Nanami dan Yuika, ini adalah acara erotis. Acara erotis yang sangat ekstrem dalam banyak hal.

 

"Ah! Ludi dalam bahaya."

 

Aku segera menuju ke tempat Ludi berada, dan sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kakinya.

 

"Ludi!"

 

Aku segera menghampiri Ludi dan menariknya dengan tangan ketigaku. Namun, aku tak bisa menahan diri. Dan Akhirnya aku sedikit memasuki lingkaran sihir itu.

 

Tiba-tiba, sebuah tangan besar terjulur dari lingkaran sihir itu, mencengkeramku, dan menarikku ke dalam lingkaran sihir itu.

 

"Ah, syukurlah peran itu milikku, aku terhindar dari yang terburuk," pikirku sambil tersenyum kecut, menatap Ludi yang memasang ekspresi terkejut. Lalu, pandanganku langsung dipenuhi partikel cahaya.

 

Ku kira aku akan dibawa ke sana mulai sekarang.

 

Namun, aku tidak menyadari kalau di tempatku menarik Ludi tadi telah muncul lingkaran sihir teleportasi.

 

Wanginya sungguh harum.

 

Wangi yang manis, dan menyenangkan, membuatku merasa pernah menciumnya di suatu tempat. Wangi apa ini...?

 

Lalu perlahan-lahan pikiranku terbangun dan mataku terbuka.

 

"Waaaaaaaaaaaa!"

 

Kupikir jantungku akan berhenti berdetak karena ada seekor orc tepat di hadapanku, wajahnya dekat dengan wajahku dan tengah menggerutu.

 

Aku mencoba bergerak untuk segera pergi dari tempat ini, tapi ada sesuatu yang menahan lengan dan kakiku, dan aku tidak bisa bergerak. Inikah jenis pengekangan yang sering dilihat di video dewasa atau manga erotis...? Dan kenapa dengan pakaianku? Aku hanya memakai celana dan ikat pinggang yang aneh? Ikat pinggang yang hampir membuatku telanjang!?

 

"Ugh, apa ini?"

 

Dan aku melihat sekeliling.

 

Ruangan itu sebagian besar berwarna merah, kalau boleh dibilang begitu. Di sebelah ku ada rak beroda, berisi bulu burung, lilin, cambuk, penyumbat mulut, alat pijat yang selama ini hanya ku lihat digunakan untuk keperluan lain, alat dengan beberapa bola yang terhubung sehingga tampak seperti masuk ke anus, dan bahkan sebuah batang yang mengingatkan ku pada barang seorang pria.

 

Di sebelahnya ada tempat tidur yang memungkinkan mu melebarkan kaki dalam bentuk M sambil menjaga tubuh tetap di tempatnya, dan sesuatu yang tampak seperti kuda kayu.

 

Di hadapanku ada sebuah kamera di atas tripod, di sebelahnya ada mikrofon yang tampak mewah, dan ada pula cahaya yang menyinarinya.

 

Seorang orc menatapku dan mulai tertawa. Dan bukan hanya satu. Ada empat. Seorang orc berkacamata bundar tanpa bingkai, seorang orc yang sangat gemuk, seorang orc berotot, dan seorang orc menyedihkan dengan penutup mata dan perban di tangan kanannya sambil bersandar di dinding dengan ekspresi dingin di wajahnya. Ada empat orc dari berbagai jenis.

 

Entah karena alasan apa, para orc itu mengenakan pakaian enamel hitam berduri yang membuat mereka tampak seperti sudah mati, dan entah karena alasan apa mereka memegang tali dan lilin.

 

Kepalaku pusing, tetapi akhirnya aku mengerti situasinya.

 

Ini adalah event erotis.

 

Pada dasarnya, dalam Eroge, orang-orang yang telah mencapai prestasi hebat atau pernah mengalami peristiwa sering kali terjebak dalam Dungeon erotis, jebakan erotis, dan event lainnya. Pertama-tama, itulah yang diinginkan para pemain game tersebut.

 

Dengan kata lain, karena Ludi sudah terbangun, wajar saja jika ia akan terbangun dengan berbagai cara.

 

Berkat keputusan cemerlang sang penulis skenario, Ludi menjadi target penjara erotis, tetapi Aku merasa lega karena entah bagaimana aku mampu menyelamatkannya.

 

"Orc, kan?"

 

Ketika kau memikirkan ("elf"), apa yang kau bayangkan? Aku pikir yang paling umum adalah yang cantik, berumur panjang, dan bertelinga panjang. Namun, dalam dunia Eroge, ini agak unik, dan ku rasa cukup banyak orang yang membayangkan orc beserta karakteristik khas elf. Tentu saja, mungkin ada juga yang membayangkan perusahaan Eroge.

 

Sederhananya, seperti persahabatan, usaha, dan kemenangan yang menjadi ciri khas manga Shounen, elf, orc, dan pembunuhan merupakan ciri khas Eroge (meskipun ada berbagai teori).

 

Jadi wajar saja kalau ada orc di sini. Biasanya, Ludi pasti sudah ditangkap di sini, tapi sepertinya penangkapanku mengubah keadaan.

 

Tenang. Mari kita ingat apa yang terjadi dalam game dan prediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.

 

Event erotis ini bercabang menjadi dua dalam permainan.

 

1. Ludi ditangkap dan akan dilecehkan secara seksual oleh seorang orc. Demi menyelamatkannya, kau harus melakukan hubungan hal cabul pada teman-temanmu.

 

2. Ludi ditangkap, dan Iori juga ditangkap. Iori kemudian dimanipulasi untuk melakukan permainan seks erotis dengan Ludi, menunggu teman-temannya menyelamatkannya.

 

Sekarang setelah aku ditangkap, aku rasa kejadiannya akan berubah menjadi kejadian di mana aku menjadi sasaran beberapa hal gila (('Ahhh')) dari para orc. ... Apakah bantuan benar-benar akan datang?

 

Hmm, tunggu sebentar. Jadi itu artinya... Kun kun! Bau apa itu yang keluar selama acara ini!?

 

"Oh, kau menyadarinya. Bagaimana dengan aroma afrodisiak yang terbuat dari nektar Alruna?"

 

Yang bilang itu Orc berkacamata bulat dan kelihatan intelektual. Sial, ternyata itu afrodisiak. Di game, namanya Alrune, bukan Alruna, tapi kurasa itu cocok untuknya.

 

Dia mendekatiku dan mengangkat daguku dengan tangannya yang besar. Sungguh pemandangan yang tidak mengenakkan.

 

Kurasa Intelek orc mungkin telah menaburkan sedikit nektar Alruna ke tubuhnya. Saat aku semakin dekat dengannya, aku merasakan aroma yang lebih kuat memasuki hidungku.

 

"Apakah kamu mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya?"

 

Kata Orc yang intelektual itu sambil menyeringai.

 

"Gufu."

 

Tawa cabul terdengar dari belakang Orc intelektual. Tanpa terkecuali, mereka semua memiliki tonjolan besar di bagian pribadi mereka.

 

Melihat itu, keringat membasahi pipiku. Tentu saja aku mengerti.

 

"Sialan, bunuh aku."

 

Ngomong-ngomong, semua orc itu keras seperti batu, tapi yang paling keras adalah orc cool berpenutup mata yang bersandar di dinding. Mulai sekarang, kau jadi orc Chunibyou yang cemberut.

 

"Hehehe, baiklah, kami bisa melakukannya sendiri, tapi kami akan memberimu keputusasaan yang lebih besar. Kali ini kami telah menyiapkan sesuatu yang sangat berbahaya."

 

"Eh?" Aku mengalihkan pandanganku ke dinding. "Dia bahkan lebih berbahaya daripada orc pemarah itu?!"

 

Orang macam apa yang akan datang? Tapi ada satu hal yang bisa kukatakan. Aku, aku...!

 

"Aku tidak akan menyerah apa pun yang terjadi!"

 

"Rararrararrarrrrr!!"

 

Para Orc di sekitar mulai tertawa. Orc yang cemberut itu satu-satunya yang sangat mesum, tertawa terbahak-bahak, "Kukukukuku." Aku merasa sangat malu sehingga tak sanggup melihatnya.

 

"Aku penasaran berapa lama kau bisa tetap kuat... Onegai, sensei."

 

Ketika Orc Intelek mengatakan ini, seorang Elf masuk ke dalam ruangan sambil menimbulkan suara gaduh.

 

"Hah?"

 

Itu adalah seorang Elf yang kukenal, tetapi dia bukan jenis elf yang penampilannya atau pakaiannya seperti itu.

 

Dia mengenakan pakaian bondage hitam seksi berpotongan tinggi dan menatapku dingin seolah aku sampah. Lalu dia mengambil cambuk Intellek Orc dan membantingnya ke lantai.

 

"Lu, Ludi?"

 

"Ludi Janai wa."

 

Ludi-lah yang muncul.

 

"Ludi Jou-sama (ratu), tahu."

 

Katanya sambil menyeringai.

 

 

─Perspektif  Yuika─

 

 

Jika kamu memikirkannya secara logis, kamu harus pergi dan membantu.

 

Tepat saat aku mengira lingkaran sihir teleportasi telah muncul di bawah kaki Ludi, Takioto-san diteleportasi untuk melindunginya.

 

Namun di saat yang sama, aku pikir mungkin tidak apa-apa untuk membiarkannya saja.

 

"Ludivine-sama!"

 

Sayangnya, itu bukan lagi pilihan, karena Ludi, yang diselamatkan Takioto, segera dipindahkan ke suatu tempat oleh lingkaran sihir kedua yang muncul.

 

Dua lingkaran sihir yang menelan mereka berdua kemudian menghilang. Dan sebagai gantinya, sebuah lingkaran sihir teleportasi baru tercipta. Melihat ini, hatiku langsung tenang.

 

Namun, bertentangan dengan apa yang kupikirkan, Clarice sangat cemas. Itu bisa dimengerti. Dia tidak tahu situasinya. Bahwa ada banyak Dungeon abnormal di dunia.

 

"Ayo pergi sekarang!"

 

Clarice tampak seperti hendak melompat ke lingkaran sihir teleportasi kapan saja.

 

Tapi aku sebenarnya tidak ingin pergi. Wajah Takioto-san sama saja seperti yang biasa ku lihat sebelum masuk ke Dungeon yang buruk dan memalukan: ("Ah gawat!"). Nanami-san sepertinya yakin itu sama saja. Yah, sudahlah.

 

"Jika Ludi ada di sana, aku tidak punya pilihan selain pergi..."

 

Tampaknya aku tidak punya pilihan selain mempersiapkan diri.

 

"Ini sungguh mengasyikkan."

 

Yukine-san pasti sudah menebak sesuatu dari reaksi kita,

 

"……ayo pergi"

 

Dengan senyum kecut, aku memasuki lingkaran sihir itu.

 

Begitu kami memasuki lingkaran sihir itu, kami mendapati diri kami di suatu tempat yang tampak seperti ruang penyiaran.

 

"Tempat apa sebenarnya ini...?"

 

"Ruang penyiaran, kurasa."

 

Ada beberapa layar besar, beberapa kamera, mikrofon, dan lampu. Sungguh menjijikkan sampai aku ingin muntah.

 

Ini pertama kalinya bagi Clarice, jadi wajar saja dia sangat gugup. Itu Wajar, karena ia pikir itu akan mengarah ke Dungeon, tapi faktanya malah berakhir di ruangan konyol ini.

 

Nanami berjalan berkeliling seolah-olah dia mengenal daerah itu dengan baik dan mulai mengoperasikan alat sihir itu.

 

Aku memutuskan untuk menjelajahi area itu bersama Yukine-san dan Clarice-san. Benar saja, semakin kulihat, semakin mirip studio di suatu tempat.

 

"Semuanya, ada kamar di sini juga."

 

Clarice membuka pintu dan masuk ke ruangan lain. Yukine dan aku mengikutinya masuk.

 

"Pakaian dan lemari berlaci... apakah ini gudang? Tidak, ada juga semacam lemari pakaian. Dan kulkas?"

 

Yukine-san berkata sambil melihat ke seluruh ruangan. Aku mendesah kaget melihat pakaian-pakaian yang tergantung di ruangan itu. Rasanya biasa saja, atau semacamnya.

 

Clarice, yang berjalan di depanku, belum menyadarinya, tetapi itu hanya masalah waktu.

 

"Banyak sekali pakaiannya... hah?"

 

Clarice menyipitkan mata dan mengambil sebuah pakaian dari rak pakaian. Ia memilih baju renang sekolah. Sepertinya ada seragam sekolah, seragam pemandu sorak, seragam polisi, seragam succubi, seragam malaikat, baju renang, dan lain-lain. Dan semuanya sangat vulgar.

 

Aku merogoh laci-laci lemari di dekat rak pakaian. Kacamata hitam, wig, kacamata fashion berbingkai merah, kaki gurita, cambuk berujung runcing, dan telinga binatang. Entah untuk apa benda-benda itu.

 

"Ini darurat, semuanya. Tolong cepat ke sini!"

 

Kami mendengar suara Nanami dan bergegas ke tempatnya berada.

 

Sepertinya dia berhasil menyalakan sesuatu.

Lalu sebuah gambar ditampilkan di salah satu layar. Ada Takioto-san dan beberapa orc.

 

Sialan, bunuh aku

 

Dilihat dari mana pun, itu adalah ruang S&M. Di tengahnya ada Takioto-san, terkekang seperti huruf X, dikelilingi para orc berpakaian menjijikkan.

 

"Takioto-sama!"

 

Clarice berteriak panik.

 

"Bajingan, lepaskan Takioto-sama! Kalau kau melakukan apa pun padanya, Pasukan Elf Kekaisaran akan membuatmu menyesal masih hidup!"

 

"Tenanglah, Clarice-sama. Sepertinya anda tidak mendengarkan. Ahh, Goshujin-sama! Hina, anda sungguh hina...!"

 

Ucapan Nanami membuat Clarice semakin cemas. Tak diragukan lagi, Nanami tahu apa yang sedang terjadi dan hanya bercanda.

 

"Aah, Takioto-sama...apa yang harus ku lakukan?"

 

Dia mungkin tidak punya banyak pengalaman. Tidak, kedengarannya mungkin aneh. Dia tidak terbiasa dengan Dungeon cabul. Hmm, bagaimanapun kau mengatakannya, mungkin itu tidak bagus.

 

Baiklah, pikirku, lalu berjalan ke sisi Yukine.

 

"Aku hanya menganggapnya sebagai lelucon, bagaimana menurutmu?"

 

"...Takioto terlihat sangat panik."

 

Yukine tidak menyangkal lelucon itu.

 

"Yah, sepertinya dia akan sangat membenci situasi itu. Dia mungkin akan melakukan sesuatu yang aneh."

 

"Namun, aku agak khawatir Ludi tidak ada di sini."

 

"Itu memang benar. Kalau Ludi ada di pihak kita, kita pasti sudah kabur dari sini, tapi kemudian pintunya terbuka dan seseorang keluar... apakah itu Ludi?"

 

Tak diragukan lagi orang di layar itu Ludi. Alasan ku sempat ragu itu Ludi adalah karena ia berpakaian seperti gadis S&M.

 

"Ludivine-sama, Ludivine-sama! Apa-apan tampilan itu! Ludivine-sama! bisakah anda mendengarku?"

 

"Tidak, Clarice-sama. Ludi-sama tidak bisa mendengar suaramu. Saya pernah di posisi Gal Bitch sebelumnya, jadi saya mengerti, dan sepertinya Ludi-sama sedang dimanipulasi."

 

"Gal Bitch?"

 

Clarice bingung.

 

"Untuk saat ini, anggap saja Ludi-sama sedang dimanipulasi. Meski begitu, ugh, saya merasa tidak enak karena membuatnya berpakaian seperti itu."

 

Pada saat itulah seorang orc berkacamata yang tampak intelektual mendekati layar. Nah, dari sudut pandang Takioto, ia mungkin tampak seperti sedang mendekati kamera.

 

"Oh, jadi ada yang bisa terhubung ke Streaming ini. Tapi sepertinya koneksinya belum lengkap. Hei, hubungkan mereka ke sini."

 

Saat orc berkacamata itu mengatakan ini, orc berotot itu mulai mengoperasikan sesuatu. Kemudian lampu hijau menyala di salah satu kamera kami. Sepertinya ada sesuatu yang mulai bekerja.

 

[Yuka, semuanya!?]

 

Sepertinya ada video kami yang diproyeksikan di sana.

 

"Apakah Anda baik-baik saja, Goshujin-sama?"

 

[Masih bisa diatur]

 

Lalu Clarice melangkah maju.

 

"Hei, para Orc. Tahukah kalian apa yang kalian lakukan?!"

 

Hanya satu orang yang punya tingkat antusiasme berbeda. Yah, aku tidak kenal dia, jadi mau bagaimana lagi.

 

[Hehe, aku tahu.]

 

"Brengsek, aku tidak tahu apa yang kalian rencanakan, tapi ada satu hal yang bisa kukatakan. Takioto-sama tidak akan pernah menyerah! Tidak seperti kalian, dia punya hati yang mulia!"

 

Ah, mata Takioto menjelajah. ("Hati yang Mulia") Matanya menjelajah dengan penuh semangat. Aku yakin dia punya banyak pikiran.

 

[Bagaimana menurutmu tentang itu? Ayo kita lakukan.]

 

Saat Intellek Orc mengatakan ini, Ludi mengayunkan cambuknya ke Takioto.

 

[AhhhNn!]

 

Suara aneh keluar dari Takioto-san.

 

Melihat ini, Clarice menggertakkan giginya dan melotot ke layar.

 

"Kuh, Dasar pengecut...! Kemarilah dan bertarunglah dengan adil!"

 

Ketika Clarice mengatakan hal itu, Nanami menyemangatinya dengan berkata, "Sou yo!"

 

[Brrrrrrrrrr]

 

Oh, ludah orc itu beterbangan ke arah Takioto-san. Dia muntah. Kelihatannya bau. Jadi seperti itu ya suara tawa keras orc.

 

[Kalian ingin membantu orang ini, ya?]

 

"Tentu saja!"

 

Secara pribadi, aku baik-baik saja dengan itu... aku pikir ada perbedaan pendapat yang besar bahkan di dalam tim.

 

[Kalau begitu aku beri kamu kesempatan. Hei.]

 

Orc intelektual itu berkata, sambil memberi isyarat kepada orc berotot, yang kemudian menyentuh sesuatu yang tampak seperti panel di dekatnya.

 

[Buhi, teman-teman, coba lihat tampilan yang lain!]

 

"Tampilan yang lain... Apa ini?!"

 

Clarice berteriak kaget saat melihat tayangan itu.

 

"Sepertinya kita sedang berada di situs berbagi video? Tapi ada yang agak berbeda."

 

Kelihatannya seperti situs berbagi video, tetapi kau tidak bisa melihat jumlah penontonnya. Sebagai gantinya, ada semacam kolom komentar dan sistem poin misterius yang disebut poin peringkat keseluruhan.

 

"Ugh, apa ini dan apa tujuannya?"

 

Ketika Clarice menanyakan hal ini, orc gemuk itu mulai tertawa.

 

[Seperti yang kau lihat, kami adalah orc yang pandai dalam streaming video.]

 

"Hah, aku tidak tahu."

 

Yukine memotongnya dengan blak-blakan. Kupikir dia juga seorang komedian. Dia punya kepribadian yang kuat, ya? (Si Orc Cerdas Berkacamata"), ((Si "Orc Berotot"), (Si "Orc Gendut"), ((Si "Orc Murung Berpenutup Mata dan Perban, Mengirim Tatapan Terburuk pada Takioto-san yang Disalahpahami"), kan?

 

[Jika kau dapat mengunggah video yang lebih menghibur daripada video kami, kami akan membantu orang ini.]

 

Para Orc tertawa terbahak-bahak. Hmm, kotor sekali.

 

"Tunggu, apa yang akan terjadi pada Ludi-sama?"

 

[Apakah wanita ini? Lagipula, dia hanya hiasan. Aku akan melepaskannya segera setelah aku selesai.]

 

Lalu orc gemuk itu mulai berbicara.

 

[Namun, rasanya aneh bahwa kita satu-satunya yang membuat taruhan ini. Tidakkah kau berpikir begitu?]

 

Orc yang murung itu meneruskan bicaranya.

 

[Jadi jika kau kalah, kau harus memainkan permainan penalti.]

 

Kata Orc intelektual.

 

"Apa permainan hukumannya?"

 

Yukine-senpai bertanya dan orc gemuk itu tertawa.

 

[Jangan kaget kalau dengar ini! Melakukan Streaming yang sangat memalukan, buuuuuhhhhhhhhiiiiiiii!]

 

[Tenang saja, Buhi! Kalau kau berhasil, aku aku akan membiarkanmu pergi. lalu Orang ini... buhihihihi!]

 

kata orc berotot itu.

 

Begitu. Jadi mereka memboleh membiarkan kami pergi ke sana. Tapi Takioto-san dan Ludi-san... hmm? Ludi-san?

 

"Eh, kalau kita pergi, apa yang akan terjadi pada Ludi?"

 

[Hei, dasar bodoh, hentikan!]

 

[Diam, Yang mulia ratu! Lakukan!]

 

Saat orc gemuk itu mengatakan ini, Ludi mengayunkan cambuknya ke arah Takioto.

 

[Hora!]

 

[Ooh!]

 

"Goshujin-sama! Ugh, kalau itu saya, bukan Ludi-sama yang dikendalikan, saya akan menghentakkan pinggulku lebih keras dan memukulnya...!"

 

[Ooii Nanamii. Kau mau bertukar tempat dengan tuanmu, meski hanya dengan mulutmu! Kenapa kau mau menggantikan posisi Ludi yang mencambukku? Uzakeennna!"))

 

[Diam!!]

 

Ludi mengayunkan cambuknya, dan sekali lagi Takioto-san memasang ekspresi yang tak terlukiskan di wajahnya.

 

Intellek Orc menonton dan tertawa.

 

[Baiklah, kita bisa melakukannya, tapi meskipun kamu tidak menerima tawarannya, kita bisa membiarkan Elf ini pulang. Hehe, pria itu... Aku tidak akan membunuhnya, tapi dia harus bersiap untuk banyak hal.]

 

Aku mengerti. Untuk saat ini.

 

"Waktu, pertemuan strategi"

 

Aku berbalik dan mengumpulkan semua orang. Begini kesimpulanku.

 

"Jangan coba-coba, ayo bawa Ludi pulang dulu."

 

Tentu saja. Risikonya terlalu besar. Saat ini, yang perlu kita lakukan hanyalah mengorbankan Takioto-san. Dan sepertinya dia pasti tidak akan mati. Kalau ini masalah hidup dan mati, aku akan berusaha sebaik mungkin, oke?

 

(Tln: jahat beut ni si Yuika wwkwk)

 

Tetapi dalam situasi seperti ini, tidak ada pilihan selain melarikan diri.

 

"Yuika-sama, itu sedikit..."

 

"Aku mengerti perasaanmu, tapi aku masih khawatir dengan Takioto."

 

"Aku baik-baik saja dengan apa pun asalkan itu menyenangkan."

 

[Hei dasar bodoh, aku bisa mendengarmu, Yuika tolol, dasar bajingan!]

 

Aku sudah menduganya, tetapi banyak orang yang ingin membantu.

 

"Tapi lawannya spesialis, kan? Bukankah itu malah menambah kerusakan?"

 

Aku mencoba membujuk mereka. Kita tidak mungkin menang kalau terus begini, jadi kalau ini membuat malu semua orang, kau harus menghentikan kerusakannya sendiri. Kurasa Takioto-san akhirnya akan mengerti--

 

[Kalau begitu aku akan memberimu kompromi]

 

--Tunggu, apa!? Jangan konyol. Kenapa para Orc tiba-tiba mau kompromi?!

 

"Apa!"

 

Sebelum aku sempat mengatakan apa pun, Clarice menjawab.

 

"Apa kompromi itu?"

 

Nanami bertanya.

 

[Kita pernah memperoleh 530.000 poin dalam satu hari, tahu?]

 

Lip-sync itu benar-benar menjijikkan. Kalau kau memikirkan kemungkinan mereka berbuat jahat padamu, lebih baik kita korbankan Takioto-san dan kabur saja! Siapa yang akan tertipu oleh provokasi bodoh seperti itu?

 

[Kami para Orc terlalu kuat, jadi kami hanya akan membiarkan mereka berdua muncul di video!]

 

Orc memandang Takioto-san dan Ludi-san.

 

"Kami terima taruhan ini. Ayo kita lakukan, semuanya."

 

Nanami langsung naik. Ia pasti berpikir ini terlihat lebih menyenangkan. Clarice, yang berdiri di sampingnya, mengangguk.

 

"Baiklah, sekarang setelah kau mengatakannya, aku tidak punya pilihan selain menerima tantangannya!" (Yukine)

 

Ah, dame datta. Apa pun yang kulakukan, aku tidak bisa mencegah...

 

"Apapun yang terjadi, terjadilah."

 

[Fufu, aku penasaran berapa lama kalian bisa tetap tenang seperti itu. Lagipula, kita punya Jou-sama (ratu) di sini.]

 

Kata Orc intelektual. Yah, dia ratu yang sadis (Do-S Jou).

 

Kalau dipikir-pikir, Ludi kan putri, jadi dia mirip ratu. Tapi kalaupun aku coba lari dari kenyataan, keadaannya tidak akan berubah. Tapi untuk sekarang, aku mau lari dari kenyataan.

 

"Memang benar Goshujin-sama itu penting, dan Ludi-sama cukup kuat. Tapi, Kami juga punya Imouto sejati di sini."

 

[Adik perempuan sejati!]

 

Orc Chunii yang murung itu berseru kaget.

 

"Ya, dia adalah seorang adik perempuan sejati, tolong beritahu dia, Yuika-sama!"

 

"Lakukan apa pun yang kau mau. Aku tidak peduli."

 

[Sial, Jadi kita tidak bisa ikut. Cih. mengesalkan]

 

Kau sudah membuat keributan sejak tadi, dasar Chunii pemarah.

 

[Adik perempuan (Imouto) dan Ratu (Jou-sama). Ini makin menarik buhihi]

 

 

 

 

Jadi sedihnya, pertarungan streaming video telah diputuskan.

 

Kami diberi penjelasan singkat tentang peraturan dan cara mengoperasikan peralatan, dan Nanami dapat segera mengoperasikan peralatan tersebut, jadi ku pikir semuanya akan baik-baik saja.

 

Masalahnya adalah aturannya.

 

Meskipun ini Live Streaming, sepertinya tidak ada yang benar-benar menontonnya. Alih-alih, Streaming ini dilengkapi dengan semacam "AI" yang langsung menganalisis siaran dan memberikan poin. Aku tidak terlalu peduli, jadi aku lupa nama persisnya. Rupanya, AI ini juga bisa menulis komentar dari penonton, dan hingga puluhan ribu orang bisa menulis sekaligus. Nanami tercengang ketika mendengarnya.

 

Syarat kemenangannya adalah poin streaming kami harus melampaui poin streaming Ludi dan timnya setelah satu jam.

 

Pendeknya.

 

"Tidak ada orang lain yang bisa melihatnya, jadi kita tidak perlu khawatir, kita hanya perlu menyiarkan video yang akan viral, itu saja."

 

Nanami meringkasnya: Satu-satunya kelegaan adalah kita dapat melakukan pertarungan secara langsung tanpa ada orang lain yang melihat kita.

 

Pada akhirnya, para Orc unik tidak akan berpartisipasi dalam Live streaming, dan Takioto-san serta Ludi yang akan melakukan streaming. Para Orc sepertinya tidak banyak membantu, jadi haruskah kita suruh mereka pulang saja?

 

Namun, tampaknya semua orc tertarik pada Takioto-san, dan untuk Ludi dan aku, menurut mereka ("Diluar pandangan") .

 

Ngomong-ngomong, setiap kali si chuunibyou yang cemberut itu ngomong sesuatu, Takioto-san memasang ekspresi rumit di wajahnya. Apa itu rasa malu yang tidak langsung? Tidak mungkin, kan?

 

Sekarang mari kita pikirkan tentang Streaming.

 

"Jadi, menurutmu apa yang harus kita lakukan? Aku orang luar (Tidak mengerti), jadi kurasa aku tidak bisa berbuat apa-apa."

 

Yukine berkata. Aku juga khawatir, dan Clarice tampak cemas. Tapi kita tidak punya banyak waktu untuk mempersiapkan Live Streaming, jadi kurasa kita harus segera memikirkan apa yang harus dilakukan.

 

Nanami-lah yang mengangkat tangannya.

 

"Bolehkah saya mulai sebagai operator Nanami Channel?"

 

Ah, aku punya firasat buruk tentang ini. Tapi rekam jejaknya memang terbukti. Malah, sepertinya ini mungkin pilihan terbaik.

 

"Aku belum pernah melakukan pertarungan seperti ini sebelumnya, tapi menurut ku penting untuk memeriksa penonton."

 

"Demografi audiens?"

 

Clarice bertanya.

 

Ya. Penonton merupakan faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Apakah menurut mu pria di atas 60 tahun akan senang menonton video tentang kosmetik? Video seperti "Kau dapat mengubah hidup mu dengan satu klik - Berinvestasi di FX dengan dana pensiun mu" akan lebih populer.

 

"Aku tidak suka orang yang berusia di atas 60 tahun menonton video seperti itu."

 

Yukine benar, sepertinya kita akan segera bangkrut.

 

"Jadi mari kita lihat seberapa besar poin masing-masing orang naik atau turun dengan kalimat-kalimat lucu dan keterampilan khusus kita."

 

Nanami berkata dan Clarice mengangguk.

 

"Sepertinya kamu punya ide bagus tentang apa yang harus dilakukan."

 

"Benar. Ngomong-ngomong, video dan streaming apa saja yang biasanya kamu tonton Yukine-senpai?"

 

"Secara umum, aku tidak terlalu banyak menonton, tetapi aku menonton video terkait pertempuran dan video yang sering direkomendasikan Takioto."

 

kata Yukine.

 

"Aku terutama berdandan dan merawat kuku... dan aku juga bermain game dan menonton anime."

 

Aku juga suka lihat-lihat kosmetik bersama Ludi, dan dia sangat cantik bahkan tanpa riasan. Oh, Yukine, Clarice, dan Nanami juga.

 

"Aku, aku, um."

 

Clarice ragu-ragu.

 

"Clarice-sama, apa anda kesulitan mengatakan nya"

 

"Tidak, bukan itu... hanya saja cukup memalukan."

 

Clarice tersipu saat mengatakan ini.

 

"Kau tahu, kucing, kelinci, hewan-hewan."

 

"Yah, tidak ada yang aneh. Jangan khawatir."

 

Dan aku menindaklanjutinya. Yah, itu sering terjadi.

 

"Terima kasih, saya mengerti. Sepertinya ini akan sangat berguna...!"

 

Nanami mengatakan ini sambil melihat jam tangannya. Sayangnya, ini akan segera dimulai.

 

"Untuk saat ini, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, mari kita konfirmasi audiensnya. Para Orc menyebut sistem penilaian mereka SEAI. Jika kita memahami apa itu SEAI... kurasa bisa dibilang AI adalah singkatan dari kecerdasan buatan."

 

Apakah SE berarti insinyur sistem? Atau efek suara?

 

"Yah, saya sendiri masih belum ngerti walau dipikir-pikir, jadi kita coba saja. Itu cuma lelucon sekali pakai atau keahlian khusus, kan?"

 

Nanami mengangguk.

 

"Siapa yang harus pergi duluan?"

 

Ketika aku mengatakan itu, semua orang saling berpandangan.

 

"Saya ingin pergi terakhir."

 

Itulah yang dikatakan Nanami.

 

"Saya ingin mengamati reaksi setiap orang, membuat prediksi, dan kemudian melakukan eksperimen."

 

Kalau begitu, Nanami akan jadi yang terakhir. Hmm, kurasa lebih baik cepat-cepat pergi. Kurasa "Hehe, aku gagal" bisa diterima.

 

"Aku akan pergi."

 

Maka aku pun berjalan ke arah kamera. Dan kemudian pertarungan Live Streaming pun dimulai.

 

Bagian komentar juga tampak aktif dan aktif, dengan komentar-komentar seperti [Menantikannya], [Apakah makan malam sudah siap?], dan [Dia gadis yang cantik, imut sekali lol] mengalir begitu saja.

 

"Aku akan menggunakan sihir pemulihan!"

 

Sambil berkata begitu, aku merapal mantra penyembuhan. Hmm, kurasa aku tidak akan dapat banyak poin untuk itu.

 

"Tehe~, aku gagal."

 

Ketika aku kembali, Nanami mendesah keras dan menusuk.

 

"Yuka-sama, kekacauan itu parah sekali. Kalau Anda seorang pria tua, bukan siswi, Anda tidak akan mendapat poin. Apa Anda serius?"

 

"Siswa perempuan mendapat banyak poin."

 

Memang sepertinya banyak yang memujiku di kolom komentar. Tapi, bukankah kamu terlalu kasar pada orang tua, Nanami?

 

"Sungguh buruk, lain kali aku akan mempertimbangkan untuk memintamu melakukan apa yang kukatakan."

 

"Tunggu, tunggu sebentar, kenapa?!"

 

Nanami benar-benar orang yang menyebalkan, aku tidak mau melakukannya.

 

"Sudahlah, tenanglah, Yuika. Aku pergi dulu."

 

Ketika Nanami mengiyakan, Yukine mengambil pipa besi yang ada di ruangan itu dan berjalan di depan kamera.

 

………………Hmm, pipa besi?

 

"Yuika-sama, lihat Goshujin-sama ga!"

 

Nanami berkata, dan aku menyingkirkan pipa besi itu sejenak. Lalu aku melihat layar yang menunjukkan situasi lawanku.

 

Gambar itu menunjukkan Ludi dengan mata sayu, memegang lilin merah di tangannya dan meneteskannya ke Takioto. Setiap kali ia meneteskannya ke Takioto, ia tampak agak sadis...

 

"Ludi-sama dimanipulasi untuk melakukan hal seperti itu! Takioto-sama juga terlihat kesakitan."

 

Kata Clarice dengan ekspresi menyesal. Dia memang terlihat kesakitan, tapi bagiku, sepertinya dia menikmatinya. Mungkin juga karena dia sedang dikendalikan, tapi ekspresi Ludi perlahan-lahan menjadi lebih menggoda.

 

"Mereka tiba-tiba menggunakan jurus spesial...!"

 

Nanami mengatakan beberapa hal yang tidak begitu kumengerti. Sejujurnya, menurutku menggunakan apa pun di ruang SM di sana akan menjadi langkah yang istimewa.

 

"Apa? mereka sudah punya 200.000 poin? Dan masih bertambah?!"

 

Aku lihat poin yang sudah mereka dapatkan. Hmm, poin ku cuma 3.000.

 

Setelah itu, aku melihat Takioto disiksa oleh Ludi, tapi sepertinya Yukine sudah siap, jadi aku pun ikut melakukannya.

 

"Tahun kedua di Akademi Sihir Tsukuyomi, Wakil Kapten Komite Disiplin, Mizumori Yukine. di sini."

 

Dengan itu, dia melompat di depan kamera.

 

"Itu luar biasa, itu luar biasa...!"

 

Melihat ini, Nanami mulai memuji Yukine.

 

gigi?

 

Kenapa kamu begitu memujinya? Aku tidak mengerti. Dia baru saja memperkenalkan dirinya, kan?

 

"Nanami-sama, ini agak lancang, tapi bisakah kamu memberi tahu ku apa hal baiknya?"

 

Clarice juga bertanya apa yang sedang kupikirkan.

 

Berpura-pura berasal dari sekolah yang murid-muridnya cantik cocok untuk Live Streaming dapat menyebabkan penguntitan dan pelecehan, jadi ini adalah sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Hal itu pasti akan meningkatkan perhatian di Live Streaming mu.

 

Ya, memang benar, itu berbahaya. Anak baik seharusnya tidak pernah mencoba menirunya.

 

Oh, kolom komentar juga dipenuhi kata-kata seperti "Ini buruk," "Ini pasti akan menimbulkan kehebohan," dan "Seseorang tolong ajari aku sedikit literasi internet."

 

"Sejujurnya, Yukine-sama bisa melakukan hal-hal yang bahkan aku tidak bisa, sungguh mengesankan, bahkan AI-nya pun mau tidak mau memberinya nilai tinggi... Wah, hanya dengan diam saja. Sepertinya Yukine-sama sedang merencanakan sesuatu."

 

Mata kami kemudian beralih ke Yukine.

 

"Aku akan melakukan trik sulap. Ini pipa besi biasa."

 

Yukine-san menunjukkan pipa besi itu kepadaku dan mengetukkannya ke lantai.

 

"Aku akan membaginya menjadi dua sekarang."

 

Sambil berkata demikian, ia mendekatkan pipa besi itu ke punggungnya. Yukine lalu memegang pipa itu dengan kedua tangan dan memutar-mutar tangannya seolah sedang memeras kain...

 

Apa? Dia sedang memutar pipa besi dengan tangannya?! Sungguh pemandangan yang mustahil tersaji di depan mataku!

 

Aku menyaksikan dengan takjub, mendengarkan suara-suara yang sepertinya tidak berasal dari pipa besi: pop, pop, pop, dll.

 

Karena ini terjadi di belakang Yukine, kalau dilihat dari kamera, kamu cuma akan mendengar suara mengerikan dan tidak akan tahu apa yang terjadi. Seperti sedang menyaksikan keajaiban.

 

Dia lalu menunjukkan pipa besi yang dipilin itu ke kamera.

 

"Sekarang tinggal dua. Sekian, terima kasih."

 

Dia menunjukkan pipa yang jelas-jelas telah berubah bentuk dan memendek. Kita melihat sekilas sosok orc yang berdiri di samping Takioto-san, dan itu cukup mengejutkan.

 

Ini bukan lagi trik sulap, ini manusia yang mengejutkan. Kolom komentar mengalir dengan kecepatan luar biasa.

 

Oh, poinnya banyak sekali. Tiga puluh ribu poin. Itu sepuluh kali lipat lebih banyak dariku.

 

"Yukine-sama luar biasa. Terima kasih atas kerja kerasmu."

 

"Syukurlah ada pipa besi yang kelihatannya mudah rusak."

 

Ini pertama kalinya aku dengar pipa besi yang kelihatannya gampang rusak. Itu bukan mochi, jadi apa itu mochi.

 

"Selanjutnya aku akan pergi."

 

Kali ini Clarice melangkah maju.

 

Dia pasti gugup karena ini adalah siaran video pertamanya, dan dia melihat sekeliling dengan gelisah saat dia berjalan menuju kamera.

 

"Ah."

 

Lalu dia menginjak sesuatu yang tampak seperti sisa pipa besi dan terjatuh.

 

Apa yang muncul di layar adalah Clarice yang melihat sekeliling dengan gelisah, mengucapkan kata "Ah," lalu terjatuh dengan rok yang dalamannya terlihat, lalu merangkak pergi karena malu.

 

"Maafkan aku, maafkan aku...!"

 

Clarice kembali, tetapi Nanami...

 

"Tidak, ini yang terbaik. Hasilnya memang yang terbaik. Terima kasih banyak!"

 

Dia sangat dipuji. Kebetulan, dia menerima poin lebih dari sepuluh kali lipat dari yang ku terima. Kolom komentar ramai dengan komentar seperti, "Aku melihatnya!" dan "Warnanya putih!"

 

"Kalau begitu saya akan bergabung selanjutnya."

 

Dengan itu, Nanami semakin menekankan payudaranya, mengangkat sedikit roknya, dan berjalan di depan kamera dengan segelas susu di tangannya.

 

"Selamat siang semuanya. Saya Nanami, pelayan malaikat mu. Sekarang saya akan memulai rutinitas pagi saya."

 

Mungkin dia akan mulai berakting?

 

"H-Hentikan! Goshujin-sama! saya hanya pelayan lemah."

 

Dan dia mulai membuat lelucon. Itu rutinitas paginya, kan? Dia tiba-tiba terbangun. Yah, aktingnya bagus, tapi tetap saja ada beberapa hal aneh.

 

"Hyaah!"

 

Dia kemudian menuangkan susu ke tubuhnya, berpose seperti gadis lemah yang terjatuh, dan menatap kamera dengan mata berkaca-kaca.

 

"Saya tidak percaya anda mengeluarkannya begitu banyak..."

 

Eh, apa yang sedang kamu bicarakan?

 

Nanami kemudian merentangkan kakinya dalam garis indah yang hampir memperlihatkan apa yang ada di balik roknya, dan membuat tanda Double Peace dengan kedua tangannya.


"Saya telah tercajatuh...!"

 

(Tln: inti katanya "Ochiru" taulah kalau penikmat D+Hen)

 

Kalau begitu, kesehatan mentalmu akan terjatuh. Bahkan sebelum memenangkan kompetisi streaming video, kamu sudah terganggu. Keberadaanmu pun jadi gangguan.

 

Kolom komentarnya ternyata positif, ada yang berkomentar, "Gue juga kalah!", "Gue kalah!", dan "Kekalahannya banyak banget, lol."

 

[Oooiii Nanami! Apa-apaan rutinitas pagi itu?! Aku tidak melakukan hal seperti itu! Jangan bohong, bohong... aaaaah!]

 

[Diam. Siapa yang memberimu izin untuk membuat suara itu? Dan kau kan hewan ternak, jadi kau harus mengerang, kan?]

 

[Lu, Ludi. Tunggu, sakit, sakit!]

 

[Panggil Ludi-sama, apa kau lupa? dasar ternak!]

 

Kali ini, ia mencambuk Takioto-san, memukul-mukulnya. Pihak Ludi-san mungkin lebih baik. Lagipula, ia sedang dimanipulasi.

 

[Sakit... Maaf... Ah, bu, buhi]

 

Nanami memang hebat, tetapi poinnya juga meningkat dengan cepat.

 

"Dia lawan yang tangguh."

 

Nanami kembali sambil menyeka tubuhnya.

 

"Semua orang mendapatkan banyak poin, tapi Yuika-sama sangat mengecewakan."

 

"Maaf soal itu."

 

Sejujurnya, baik lawan maupun sekutu terlalu kuat.

 

"Anda harus mendengarkan saran saya tentang ini."

 

Jadi itu pasti sesuatu yang tidak disukai orang.

Dia pasti menyadari ekspresiku dan menyadari aku tidak ingin melakukannya. Yah, aku memang sengaja memasang wajah sangat tidak senang.

 

"Oh, mungkin Anda lupa, Yuika-sama, tapi Nanami Channel memiliki lebih dari 30 juta pelanggan."

 

"Aku mengerti, aku mengerti, tinggal lakukan saja kan!"

 

"Ya, Apa yang harus ku lakukan selanjutnya?" (Yukine)

 

"Sejujurnya, berkat kalian semua, kita sekarang mengenal audiens kita."

 

"Sungguh?"

 

Clarice terkejut. Aku agak mengerti.

 

"Itu HENTAI."

 

" ? "

 

Clarice bingung. Yukine tersenyum kecut. Yukine pasti sudah menebaknya. Pertama-tama, kita bisa tahu hanya dengan melihat S&M lawan bicara dan poinnya yang naik tajam, kan?

 

"Itu HENTAI. AI ini mesum. Kurasa SEAI singkatan dari (("S (very) E (naughty) AI (kecerdasan buatan)"). Dengan kata lain, itu HENTAI."

 

Clarice sedang linglung. Aku mengerti perasaannya. Otaknya menolak memproses apa pun, dan kurasa itu terjadi pada semua orang yang memasuki Dungeon asing untuk pertama kalinya.

 

Clarice tersipu saat pikirannya akhirnya tampak mengerti.

 

"Yah, dalam kasus ini, yang penting untuk jumlah penayangan adalah... hal yang tak terduga dan erotisme."

 

Nanami berkata saat dia melihat Clarice sudah tenang.

 

"Aku agak bisa memahami erotika, tetapi apakah itu tentang kejadian?"

 

Clarice bertanya.

 

Kalau dipikir-pikir, Clarice, yang kita bicarakan sebelumnya, memiliki kedua kualitas tersebut.

 

"Coba pikirkan baik-baik. Misalnya, Yuika-sama akan mengangkat roknya dan memperlihatkan celana dalamnya dengan ekspresi kosong, kan?"

 

"Tolong jangan bersikap seolah-olah aku selalu melakukannya. Itu hanya contoh, aku tidak melakukannya sama sekali."

 

Aku tidak akan melakukan sesuatu yang tidak tahu malu seperti itu.

 

"Mungkin ada beberapa yang menonton, tapi tidak benar-benar menarik hati orang."

 

Kamu tidak mendengarkan apa yang kukatakan. Ya, itu wajar.

 

"Ini akan meningkatkan jumlah penayangan sampai batas tertentu! Tapi Apa artinya kalau tidak merebut hati orang-orang?"

 

"Ada beberapa cara untuk benar-benar memahami sesuatu, dan salah satunya adalah kebetulan, atau kejadian." (Yukine)

 

"Ya."

 

"Untungnya, ini cuma kebetulan. Clarice jatuh dan sekilas melihat apa yang ada di balik roknya. Kau tahu itu, kan? Kalau rok penyiar yang kelihatan polos itu tertiup angin dan celana pendeknya terekspos, semua otaku di dunia akan menyebarkan berita itu dengan gila-gilaan." (Yuika)

 

"Itu agak berlebihan..."

 

Yukine-san agak kesal. Yah, itu wajar. Tapi kurasa kamu pernah melihatnya tersebar sebelumnya.

 

"Anda sudah tahu apa yang harus dilakukan, Yuika-sama. Sekarang, lepaskan legging dan celana pendekmu."

 

"Itu bukan kecelakaan, kan?! Sekarang sudah jadi kecelakaan penyiaran!"

 

Apakah maksudmu aku harus memperlihatkan bokongku?

 

"Saya cuma bercanda. Kami punya celana pendek yang senada untuk Anda, Yuika-sama."

 

Aku mengambil celana pendek yang diserahkan kepadaku.

 

"Kau benar-benar seperti germo!"

 

Lalu dia langsung membantingku ke lantai. Bokongku jadi terekspos!

 

"Penontonnya HENTAI. Kalau kita tidak melakukan hal-hal seperti ini, kita tidak akan pernah bisa mengikuti perkembangan."

 

"...Apakah aku harus melakukannya?"

 

"Jika Anda kalah, Anda mungkin akan berakhir dalam situasi yang sama."

 

Dia memang bilang akan ada pertandingan penalti. Aku tidak mau, aku tidak mau...

 

"Yuika-sama, ngomong-ngomong, anda bertanding denganku kemarin dan kalah telak, kan? Kamu ingat janji yang kita buat waktu itu?"

 

"Guh!"

 

"Juga, apakah anda melihat Live Streaming yang lain tadi?"

 

"...A-aku belum melihatnya?"

 

"Ludi-sama mencabik-cabik orc yang mencoba mengeksploitasi Goshujin-sama . Untuk melarikan diri dari tempat ini, kita harus merebut kemenangan di sini."

 

"Hah!?"

 

Semua orang melihat ke layar. Pasti para Orc sudah pergi!?

 

"Hei Ludi, apa yang kamu lakukan?!"

 

"Ludivine-sama, dia, meskipun ada kemungkinan dia tidak bisa melarikan diri... dia tampak bahagia."

 

Clarice berkata dengan ekspresi rumit di wajahnya. Dia memang terlihat sangat bahagia, sangat cantik, dan imut, tetapi mengingat suasana di lokasi syuting, sepertinya banyak hal yang salah.

 

"Jadi, Yuika-sama, mohon persiapkan dirimu...!"

 

"Aku akan melakukannya, aku akan melakukannya!"

 

Karena mengira ini situasi terburuk, aku segera berganti pakaian dan memakai tas sekolah pemberian Nanami. Nanami lalu membetulkannya untukku.

 

Tak ada pilihan selain pergi. Pergi!

 

"Semua sudah siap. Semoga berhasil!"

 

"Um, baiklah, Nanami, bukankah itu agak ekstrem?"

 

Yukine-san membela ku, "Terima kasih. Tolong katakan lebih banyak."

 

"Yuika-sama pernah mengalami hal yang lebih dari ini, bukan?."

 

"……pastinya"

 

Bukankah terlalu cepat untuk mundur Yukine-senpai?

 

Atas desakan Nanami, aku pun berjalan sesuai instruksi. Ternyata sangat mudah.

 

"Onii-chan, Matte~, Matte~."

 

Aku hanya berjalan membelakangi kamera.

 

Tapi bagian belakangnku.....

 

[Bufuo! ... Ee, eeh?]

 

Kudengar Takioto-san tertawa terbahak-bahak. Mau bagaimana lagi. Rokku tersangkut di tas yang kubawa, jadi celana dalamku terlihat jelas. Ngomong-ngomong, ini style adik ceroboh.

 

"I-itu terlihat jelas!"

 

Aku baru sadar ini bukan cuma intip-intip. Bokongku hampir terekspos!

 

Aaaaahhhh aku jadi malu dan tersipu-sipu!

 

Komentar-komentar seperti, "Dia nggak pakai celana, ya?", "Wooooooooooooooo!", dan "Keren!" terus berdatangan. Meskipun ini AI dan seharusnya tidak ada yang mengawasi, aku tetap merasa diawasi. Sebagai perbandingan, rasanya seperti sedang mengekspos diri di luar ruangan... Ini yang terburuk!

 

[Di mana Kau melihat!]

 

Aku mendengar suara Ludi mengatakan itu, dan terdengar bunyi cambukan.

 

"Bagus sekali, Yuika-sama. Tapi, meskipun poinmu sudah terkumpul banyak, lawanmu terlalu kuat."

 

Bagian komentar nampaknya sedang heboh, tetapi poin orang lain masih tinggi.

 

"Selanjutnya... saya punya permintaan untuk semua orang. Dan orang yang memegang kuncinya adalah Anda, Clarice-sama."

 

"Apa maksudmu?"

 

"Tadi anda bilang anda sedang menonton video. Saya ingin anda menyutradarai dan memainkan peran utama."

 

"Hah, bukankah aku sudah bilang aku hanya menonton video hewan peliharaan yang menenangkan."

 

"Ya, itu dia."

 

"Eh, aku tidak punya hewan peliharaan di sini."

 

"Apa yang anda bicarakan? Ada tiga di sini."

 

Tiga? Kecuali Clarice... Yukine, Nanami, dan aku.

 

Hmm, mungkin kah?

 

Kami kemudian diberi penjelasan, dan aku dengan sepenuh hati menyangkalnya, tetapi kami tidak punya pilihan selain menyerah ketika dia berkata, "Kamu mungkin tidak akan pernah bisa keluar dari sini."

 

Saat kami berganti pakaian di ruang ganti, Nanami mulai berbicara tentang apa yang akan terjadi jika rencana ini tidak berhasil.

 

"Ini akan jadi pertaruhan terakhir saya, dan ada sesuatu yang ingin saya coba. Yuika-sama, tolong bantu."

 

Aku tidak menyukainya, tapi Nanami mungkin akan memaksaku melakukannya.

 

 

─Perspektif Takioto─

 

 

"Aaa, ah, panas sekali, Ludi hentikan!"

 

"Panggil Ludi-sama, ternak!?"

 

"Ya, maafkan aku! Ludi-sama."

 

Sakelar Ludi perlahan mulai menyala. Wajahnya memerah, dan napasnya semakin berat.

 

Kolom komentar dipenuhi komentar seperti, "Gila nih," "Lol, kayaknya enak banget," dan "Aku ingin kau tukar tempat dengan ku." Aku tidak mau tukar tempat dengan siapa pun.

 

Tapi tetap saja, bagaimana hal ini bisa terjadi?

 

Awalnya, tokoh utama, Iori, seharusnya memainkan peran sadis dalam gim SM. Namun, Iori dipindahkan terpisah dari Ludi, dan dihipnotis oleh sesosok orc, yang menyebabkannya melakukan berbagai hal nakal kepada Ludi. Heroine yang lain dan teman-temannya kemudian mencoba menyelamatkan Iori dengan menyiarkan pertempuran tersebut.

Memang benar pertarungan Live Streaming, tetapi Ludi, yang seharusnya menjadi yang diselamatkan, justru menjadi orang yang bertarung.

 

"Heh, heh, heh, heh, heh, heh!"

 

Ludi tertawa seakan-akan dia hancur.

 

Jika Ludi yang dimanipulasi mirip dengan Iori dalam game, ia harus dihipnotis semakin dia menyiksa semakin ia bergairah. Ia kemudian diliputi kekuatan posesif yang luar biasa.

 

"Hei Gendut, Otot, Bawa Ternak ini"

 

Dia bicara dengan cara yang tidak pantas untuk seorang bangsawan. Siapa ternaknya? Yang itu gendut, yang ini berotot. Seorang intelektual berkacamata dan seorang Chunii yang cemberut dan punya masalah. Eh, tunggu?

 

Aku sempat terpikir, ``Itu tidak mungkin benar, seseorang tolong beri tahu aku kalau itu bohong,'' tetapi ketika aku melihat komentarnya, aku melihat hal-hal seperti ``Ternak melihat-lihat lol'' dan ``Itu kamu, kamu.''

 

"Hei, babi?"

 

Ludi memanggil para orc, tetapi mereka lambat menanggapi.

 

Sepertinya para Orc sedang menonton siaran langsung Nanami dan yang lainnya. Mereka mungkin ketakutan melihat Senpai memutar dan memotong pipa besi sambil menyebutnya trik sulap. Meski begitu, dia memang sangat mengesankan. Pemandangannya memutar dan memotong memang indah. Tapi, kurasa itu bukan sihir.

 

"Cepatlah, babi-babi! Kalian mau dipanggang hah!!?"

 

Saat Ludi kehilangan kesabarannya, para orc mulai bergerak panik dan melepaskan rantai yang melilitku.

 

Ya. Kupikir mungkin itu semacam kesalahan, tapi ternyata akulah ternaknya.

 

Kali ini aku dibawa ke tempat seperti tempat tidur di mana kakiku direntangkan dan ditahan membentuk huruf M. Para Orc bekerja sekuat tenaga untuk menahanku di tempat.

 

Kolom komentar pun ramai dengan antusiasme, dengan orang-orang berkomentar, "Seksi banget♥," "Terbaik," dan "Aku mau ngumpetin mukaku di situ." Penasaran juga mereka bakal ngumpetin mukanya di mana.

 

"Minggir!"

 

kata Ludi sambil menendang orc itu menjauh setelah melihatku terjepit. Para orc itu lalu berlari cepat ke sudut dinding. Hmm. Para orc itu jauh lebih tegap daripada aku, jadi rasanya aneh melihat mereka dikalahkan oleh Ludi yang anggun dan rapuh.

 

"Hmm, ada apa, ternak? Melihat ku seperti itu. Apa kau mau ditendang juga?"

 

Dia meraih kursi di dekatnya, merentangkan kakinya lebar-lebar, lalu duduk sambil melihat sekeliling seolah ingin memamerkan selangkangannya.


 

Tatapanku, tentu saja, tertuju pada bagian tengah selangkangannya. Aku tidak tahu apa isi komentarnya, tapi aku tidak berniat untuk melihat. Aku menatap area itu, aku menahan ekspresiku sekuat tenaga. Pemandangan itu begitu indahnya sampai aku tak bisa mengalihkan pandanganku.

 

"Kau melihat ke mana, dasar mesum?"

 

Dengan itu, dia bangkit dari kursinya, naik ke tempat tidur, dan menginjak tubuh dan wajahku dengan sepatu hak tingginya yang merah.

 

Ini pengalaman pertamaku melihat seorang gadis elf cantik berpakaian seksi menginjak wajahku dengan tumitnya.

 

Pasti ada efek afrodisiaknya, dan sensasinya luar biasa kuat. Rasanya luar biasa nikmat, seolah-olah segala sesuatu dilepaskan dari setiap lubang di tubuhku.

 

"Ah ah ah!"

 

"Diam!"

 

Ludi menginjakku lebih keras.

 

Meskipun aku di injak dengan high hill dan terasa menancap, aku hanya merasakan sedikit rasa sakit. Selebihnya terasa sangat nikmat.

 

"Jika kau senang dengan hal seperti ini, kau adalah ternak yang menyimpang."

 

Meskipun dia berkata begitu, wajah Ludi tampak senang. Mungkin karena dia dimanipulasi, tapi menyiksaku mungkin membuatnya semakin bergairah dan posesif.

 

Ludi turun dariku dan melirik layar. Penasaran, aku pun melihat layarnya. Layar itu menampilkan Clarisse yang memamerkan celana dalamnya. Lalu Nanami muncul di depan layar dan mulai melakukan sesuatu.

 

Dia bilang itu rutinitas paginya, tapi itu sama sekali bukan rutinitas pagi. Dan dia berbohong dengan sangat berani. Ini kekalahan... Tidak, bukan, berhenti main-main! Kolom komentar juga ramai. Aku tidak sadis!

 

"Oooiii Nanami! Apa-apaan rutinitas pagi itu?! Aku sama sekali tidak melakukan hal seperti itu! Jangan bohong, bohong... aaaaah!"

 

Saat aku mengatakan itu, aku dicambuk. Rasanya nikmat.

 

"Diam. Siapa yang memberimu izin untuk membuat suara itu? Lagipula, kau kan hewan ternak, jadi seharusnya kau mengerang saja, kan?"

 

Tunggu sebentar. Tidak ada sihir di cambuk itu, kan? Rasanya rasa sakit dan sensitivitasnya meningkat entah bagaimana...

 

"Lu, Ludi. Tunggu, sakit, sakit!"

 

"Panggil Ludi-sama, apa kau lupa? dasar ternak?"

 

"Sakit. Yaa Maaf.... ."

 

Cambuk Ludi tak ada batasnya. Kalau begini terus, gawat. Aku harus membuang harga diriku.

 

"Ah, bu, buhii"

 

Aku penasaran komentar kasar macam apa yang tertulis di sana. Aku tidak ingin melihatnya, tapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihatnya.

 

[Dia berubah jadi babi, lol] [Dia tidak punya harga diri, lol] [Aku iri...] Hmm. Apa lebih baik dari yang kukira?

 

"Tangisanmu tidak enak! Ini hadiah!"

 

katanya sambil mengayunkan cambuknya.

 

" HmmHmm! buu, hiiii!"

 

Hei, kenapa kau mencambukku?! Apakah aku dicambuk sebagai hadiah? Trus bagaimana kalau hukuman!?? Ini Aneh!

 

Orc gemuk, yang telah menyaksikan seluruh kejadian itu, datang menghentakkan kaki ke arahku.

 

"Oh, aku juga akan melakukannya, Sobat!"

 

Orc gemuk itu menghampiriku, memegang sesuatu seperti rosario besar yang terbuat dari bola-bola bundar yang saling terhubung. "Manik-manik dubur, tamatlah riwayatku." pikirku putus asa. Kemudian cambuk itu datang untuk menghentikan orc itu.

 

"Apa yang sedang kau lakukan?"

 

"Bu, buhi? Tidak, aku di pihakmu, buhi."

 

Orc gemuk itu berkata demikian, tetapi Ludi kembali memukul lantai dengan cambuknya.

 

"Ini duniaku dan dunia ternakku. Babi dilarang."

 

"I-itu sangat kejam, ugh."

 

"Oh, berisik sekali! Diam!"

 

Ludi menghantamkan Storm Hummer ke dinding dan melepaskan beberapa bilah angin di depan para orc.

 

Itu adalah hari yang berkesan, pertama kalinya para High Elf menggunakan kekuatan mereka sejak pertempuran dengan Arch Elf.

 

Aku tak pernah menyangka dia akan menggunakannya pada para Orc yang sedang berlari, yang dianggap sekutunya. Sihir itu begitu kuat, dan para Orc lengah, sehingga mereka pun dengan cepat dibasmi.

 

Orc itu tercabik-cabik.

 

Itu dipotong-potong...hah?

 

"Apaaa?!"

 

Tunggu, tunggu sebentar. Orc yang memimpin sudah pergi, kan? Apa yang akan kita lakukan sekarang? Pertarungan Live Streaming ini... belum berakhir. Komentar mengalir deras, dan ini menjadi semacam perayaan. Terlebih lagi, dia mendapatkan poin yang luar biasa banyaknya, seperti sejuta poin, yang belum pernah kulihat sebelumnya! Bahkan orc itu bilang dia mendapat 500.000 poin. Jika Ludi melawan orc itu, pasti dia bisa menang, kan?

 

Ya ampun, melihat Ludi dikendalikan dan mengayunkan cambuk saja sudah cukup aneh, tapi sekarang semuanya jadi aneh. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi!

 

Tepat saat aku mulai panik, suara seperti alarm tiba-tiba berbunyi, dan kartu kuning ditunjukkan di layar Live Streaming.

 

[Hah?]

 

Itu twit Nanami. Dia kebetulan sedang menonton kartu yang sedang dimainkan. Sepertinya adegan berdarah dilarang untuk disiarkan. Komentarnya termasuk hal-hal seperti "peringatan: berdarah" dan "dilarang berdarah".

 

Gambarnya otomatis kabur, tapi sepertinya sudah ada peringatan. Kalau warna kuningnya muncul lagi, apa warnanya akan berubah jadi merah? Selagi aku merenungkannya, mayat orc itu perlahan berubah menjadi energi magis.

 

Dan saat itulah hal itu terjadi.

 

[Onii-chan, matte~, matte~]

 

Yuika berkata sambil mendekati layar.

 

Harus kuakui, Yuika memang luar biasa. Hanya dengan menghampiri dan memanggilnya "Onii-chan", aku merasa ingin memberinya uang saku yang banyak.

 

Saat dia berbalik. Dia membawa sesuatu yang tampak seperti tas sekolah... Hah?

 

"Eh?"

 

Roknya tersangkut di tasnya, memperlihatkan bokongnya yang indah, besar, kencang, dan mulus.

 

Dan parahnya lagi, celananya sudah tidak ada! Penghalang terakhir yang biasa (legging) juga sudah hilang!

 

[i-itu terlihat jelas!]

 

Aku sekilas melihat wajah Yuika memerah, seolah dia baru menyadari situasi yang dihadapinya. Kurasa dia mungkin memakai thong, tapi pantatnya hampir seluruhnya terekspos!

 

"Kau melihat ke mana!"

 

Ludi menyerang dengan cambuknya.

 

Maaf. Tapi aku tak bisa berhenti melihat. Tak ada cara lain selain melihat pantat seperti itu. Tak melihatnya bukan hanya kehilangan dalam hidup, tapi kehilangan di dunia!

 

Cambuk itu memukulku dengan keras. Rasanya tidak sakit lagi, malah terasa nikmat sekali. Sial. Ini semua karena aroma dan afrodisiak ini. Aku tak bisa menahannya.

 

Aku lihat komentar yang bilang, "Cuma orang mesum biasa, lol," tapi jika kau juga dalam posisi ini apa kau akan bisa tahan. Biarkan saja aku.

 

Saat itulah Ludi lelah dan serangannya melambat.

 

Clarice muncul di layar dengan wajahnya merah padam dan mengenakan sesuatu yang tampak seperti celemek berwarna kulit.

 

Hah? Aku perhatikan layarnya dengan saksama. Sepertinya dia pakai celana dalam. Tapi kenapa Clarice pakai baju seperti itu? Yah, kurasa demi dapat lebih banyak penonton!

 

[Ayo semuanya. Ayo!]

 

Saat Clarice mengatakan ini, tiga hewan muncul ["Guk guk, meong meong, kon kon]. Bukan, mereka bukan hewan. Itu saja.

 

"Senpai, Nanami, Yuika?!"

 

Itu adalah tiga binatang nakal yang mengenakan telinga binatang.

 

Senpai pasti sudah berubah jadi anjing. Dia mengenakan baju renang berekor dan bertelinga anjing, lalu merangkak dengan keempat kakinya. Dia memamerkan lekuk tubuhnya yang indah dan dengan malu-malu berkeliaran di layar. Sungguh negeri ajaib. Luar biasa!

 

Kolom komentar heboh dengan insiden besar ini, tapi kejadiannya begitu cepat sampai aku tidak bisa menontonnya. Malahan, aku lebih suka menonton Senpai walau hanya sesaat daripada menonton hal seperti ku ini.

 

Entah kenapa, Senpai di layar itu mengibas-ngibaskan ekornya. ...Mungkinkah dia mencoba mengajakku? Aku penasaran, tapi sepertinya dia mengibas-ngibaskan ekornya. Dia mengibaskan ekornya dengan kuat, tapi agak canggung. Dan kecanggungan itu juga agak polos, dan itu bagus.

 

Lalu Senpai menghampiri Clarice dengan wajah malu-malu dan duduk. Kemudian Clarice, yang hampir telanjang bulat dengan celemek, mengulurkan tangannya dan berkata [Jabat tangan].


Aku tersentak. Tidak mungkin. Apa mereka benar-benar akan melakukan itu?

 

Senpai mengangkat tangannya dan meletakkan tangannya di atas tangan Clarice-san. Setelah itu Clarice mengelus kepala Senpai sambil berkata, "Shou, Shou." Itu tidak adil, aku juga ingin melakukannya! Aku ingin mengelus Senpai dan menepuk-nepuk kepalanya!

 

Ingin sekali aku usap tengkuknya yang indah itu dan mengusap dagunya!

 

Nanami, yang berpakaian seperti kucing, menghalangi belaian Clarice. Ia juga berjalan dengan empat kaki dan mendekati Clarice. Yang menakjubkan darinya adalah ia mengarahkan bokongnya ke kamera dari sudut yang sangat bagus. Dia bisa berperan sebagai kucing profesional. Gerakannya sangat berkualitas tinggi. Saking bagusnya, bokongnya pun ikut remuk. Ekornya bergoyang indah dan pahanya bergoyang alami. Pantas saja kau akan salah mengelus bokong dari pada mengelus kepala.

 

Nanami memukul pantat Clarice dengan kepalanya dan berguling-guling dengan perutnya di tempat. Sial, itu pose memanjakan kucing. Kalau dia melakukan hal seperti itu padaku, aku ingin mengelusnya sepuasku. Sebenarnya, dengan menggerakkan wajahnya, dia secara alami memperlihatkan ketiaknya! Erotis sekali. Apa sebaiknya bercanda? Mulai hari ini, kau jadi Kucing Malaikat.

 

Clarice berjongkok dan dengan lembut mengelus bagian dalam perut kucing malaikat itu. Ia tahu, mereka senang saat dibelai. Tapi beberapa kucing bisa marah.

 

Pada saat itu, Kucing malaikat tiba-tiba tampak menyadari sesuatu, berdiri, dan terbang dengan keempat kakinya. Di depannya, ada... Yuika, mengenakan bikini, telinga rubah, dan ekor rubah.

 

[Kon, kon]

 

Yuika mengatakan ini sambil menatap layar dan menggerakkan tangannya dengan canggung. Ia tampak sudah siap, tetapi ia masih malu dan canggung. Kecanggungan itu juga menawan.

 

Nanami mendorong Yuika dengan kepalanya, dan Yuika mendekati layar dengan posisi merangkak. Ia tidak sehebat Nanami, tetapi tampaknya ia lebih jago mengibaskan ekor daripada Senpai. Dan mungkin karena ia sangat malu, ia tampak berkeringat deras, dan keringat mengalir di wajah dan tubuhnya.

 

Nanami menjilati tubuh dan tangan Yuka.

 

[Hyaaa]

 

Suara seorang gadis terdengar datang dari Yuika.

 

"Bakana... dia melakukan Grooming di sini!"

(Tln: Nte cari aja grooming itu apa (^)

 

Aku tak kuasa menahan diri untuk berteriak. Kucing punya kebiasaan merawat diri, dan mereka juga melakukannya kepada manusia dan hewan lainnya. Itu tanda kepercayaan. Nanami sangat memercayai Yuika. Itulah sebabnya Nanami merawat Yuika.

 

Terlebih lagi, dia tidak hanya menggunakan tangannya, dia juga menyerang sisi tubuh yang keringatnya mengalir deras. Lalu dia perlahan-lahan bergerak naik dari sana...! Ayolah, kau bercanda kan. Aku juga sedang berusaha menahan keinginan untuk menjilat Senpai, Nanami, Yuika, dan Ludi sekarang!

 

[Kon, kon, kon!]

 

Yuika protes dalam bahasa rubah, tetapi Nanami, sebagai seekor kucing, tampaknya tidak mengerti dan malah terlibat dengan Yuika, bahkan secara fisik.

 

Sungguh sebuah karya seni. Kombinasi sempurna antara kucing dan rubah. Pemandangan Nanami dan Yuika yang saling bertautan sungguh ilahi, dengan kehadiran yang begitu kuat sehingga membuat orang merasa tak ada yang perlu ikut campur.

 

Yuika, yang entah bagaimana berhasil melarikan diri, dengan bra-nya yang sedikit terlepas, menggunakan Clarice sebagai tameng, dan Nanami kemudian mulai mengganggu Clarice.

 

Dan Yuka, yang mempersembahkan Clarice sebagai korban, entah bagaimana berhasil bertahan hidup.

 

Itulah hukum rimba. Inilah sabana. Hanya yang kuat dan cerdas yang bertahan hidup. Sebuah gerakan yang membuat merasa seperti hukum alam.

 

[Nanami-sama, ah, geli!]

 

Tapi Nanami tidak menghentikannya. Ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari Clarice, yang mengendalikan hewan peliharaan, karena ia sendiri semakin menjadi seperti hewan peliharaan. Astaga, betapa cantiknya Elf nakal ini...

 

Dan kemudian aku tiba-tiba menyadari.

 

Ludi terbakar cemburu saat melihatku.

 

"O, Chitsuke... Ludi."

 

Dia memegang sesuatu seperti jepitan baju di tangannya, dan dia menggunakannya untuk mencubit putingku.

 

"Aduh!"

 

Lalu dia mengambil tali yang terikat pada jepitan baju dan melihat ke sana kemari.

 

"Tunggu, Ludi, maaf. Coba lihat, kalau kau melihat komentar-komentar ini pasti ada seseorang yang mencoba menghentikan....."

 

[Ayo lakukan!] [Mulai!] [Buhii...]

 

"Kampreettt, Tidak ada yang mencoba menghentikan Jirrrr .... ."

 

"Cih, sungguh berisik sekali! Kau itu cuma hewan ternak, tau?"

 

Oh tidak, sebaiknya aku tidak membuat Ludi marah lagi. Baiklah, aku akan menuruti perintahnya.

 

"Buhiiiii, Buuuhhhiiiiii!"

 

"Ya ampun, aku tidak mengerti apa yang kamu katakan♥"

 

"Yah," katanya, bersiap menarik talinya. "Ludi menyuruhku bicara bahasa babi! Itu tidak adil!"

 

Lalu Ludi menarik tali itu dengan kuat dan tanpa ampun.

 

"Ahhhh!"

 

Kenikmatan itu seakan meledak, dan cahayanya sungguh menakjubkan.

 

Setelah mengulangi teknik mencubit dan menarik beberapa kali, menggunakan teknik menggoda yang canggih, dia mengambil cambuk dan mulai mencambuk tubuhku dengannya.

 

Saat aku merasa baik-baik saja, aku tiba-tiba menyadari sesuatu.

 

Setiap kali Ludi memukulku dengan cambuk itu, keringat bercucuran dari sekujur tubuhku... dan ketika ia dihujani keringat itu, wajahnya tampak sebahagia yang seharusnya.

 

Mungkin menyadari tatapanku, Ludi menghampiriku. Ia menyibakkan poninya yang lengket karena keringat, menyeka keringat di dahinya, lalu mengulurkan tangan yang baru saja ia gunakan ke arahku.

 

Tangan itu ramping, putih, dan indah. Ia menyentuh wajahku seolah menggelitiknya. Ia membelai pipiku, melewati daguku, menyusuri bibir bawahku, dan akhirnya mencapai hidungku.

 

Kepalaku dipenuhi aroma Ludi yang kuat, begitu kuatnya sampai-sampai hampir membuatku tersedak.

 

Tangannya kuat, lembut, dan nakal.

 

Dia menikmati wajahku dengan tangannya lalu mengangkat daguku.

 

"Bagaimana rasanya saat keringatku membasahi sekujur tubuhmu?"

 

Anggun dan manis, tapi juga cantik dan menyenangkan. Aku bisa menghabiskan sisa hidupku di sini sebagai hewan ternak.

 

"Apakah tidak apa-apa untuk menjilatnya?"

 

Tepat saat aku hendak menjulurkan lidahku dan menjilatnya sebagai tanda kekalahan,

 

[Ludi, Takioto-san, lihat ke sini!]

 

Sebuah suara datang dari layar.

 

Aku tidak menyadarinya karena tidak terlalu memperhatikan layar, tapi selisih poinnya sudah sangat tipis. Aku mendapat peringatan, tapi mungkin membunuh sekutu orc terlalu kuat. Clarice Play dan yang lainnya tadi juga luar biasa.

 

Namun, meski selisih poinnya begitu besar, Nanami, Yuika, dan yang lainnya tampak pantang menyerah. Saat aku hendak menyatakan kekalahan dengan berbagai cara, mereka belum menyerah.

 

Yuika tampak sedang mencoba melakukan sesuatu. Telinganya memerah, dan ia bergegas menghampiri camera. Ia lalu menunjukkan sesuatu yang tampak seperti pena di tangannya.

 

Itu adalah tes kehamilan dengan garis positif.

 

[Takioto-san, tolong bertanggung jawab!]

 

"Apaaa?! Kenapa, Yuika tunggu sebentar?!"

 

Kenapa? Kenapa? Aku tidak melakukan apa-apa, kan? Aku bertanya-tanya sambil melihat Nanami di belakangnya, dan dia sedang memegang spidol permanen merah di tangannya. Oh, dia menambahkan beberapa garis miring dan garis!? Dan setelah kulihat lebih dekat, itu mainan. Jadi, apakah itu palsu? Dan kenapa mainan seperti itu ada?!

 

"Aduh, sakit sakit, Ludi-sama. Eh, cambuknya makin kuat!"

 

Tapi rasanya enak sekali, sampai berkedut! Rupanya Ludi tidak sadar itu palsu.

 

[Yuika-sama, saya tidak punya motif tersembunyi, tetapi bolehkah saya menghisap cairan Anda (Asi)?]

 

[Apa yang kau bicarakan? Dan kata-kata itu hanya membuatku merasa bersalah!]

 

[Oh, ini diperuntukkan untuk Goshujin-sama dan kehidupan baru...]

 

"Nnnnuuuuu!"

 

Ludi menjadi sangat marah. Dia mungkin sangat posesif terhadap ternaknya (aku). Dia marah dan mencambuk ku. Namun, itu belum cukup bagi Ludi, dan dia mengambil jarum suntik besar berwarna hijau zamrud dari belakang punggungnya... Hah?

 

"Ludi, itu buruk, sangat buruk, !"

 

Lalu, dengan mata berbinar, ia melangkah ke arahku dan mulai menarik-narik celanaku. Aku mati-matian berusaha memutar tubuhku dan melepaskan diri, tetapi aku sudah terikat di peron sehingga mustahil bagiku untuk melarikan diri.

 

Pertahananku yang tipis dengan mudah disingkirkan.

 

Tepat saat aku berpikir semuanya telah berakhir, alarm berbunyi keras bergema di sekitar.

 

Ketika aku melihat layar, sepertinya akun kami telah dibekukan, mungkin karena kami telah melakukan sesuatu yang terlalu berbahaya atau menunjukkan sesuatu yang tidak seharusnya disiarkan. Di sana tertulis bahwa kami kalah.

 

Sungguh luar biasa, Aka aka ban. Aku tidak pernah menyangka ada cara menang seperti ini...!

 

"Aku bertanya-tanya apa yang akan terjadi, tetapi entah bagaimana Yuika dan yang lainnya berhasil menang!"

 

Sambil menarik napas dalam-dalam, aku menatap Ludi. Tapi apa?

 

Ludi tak berhenti. Kolom komentar dan poin di streaming sudah hilang, tapi Ludi tak berhenti. Ia mengarahkan suntikan ke arah pantatku.

 

"Ludi, itu tidak bagus. Hentikannnn! Hentikannnnnn!"

 

Aku berteriak, Tuhan, Buddha, siapa pun bisa, tolonglah aku!

 

Tepat saat suntikan hendak menusuk pantatku, gerakan itu berhenti.

 

"Kou, Suke?"

 

Ludi menatapku dengan ekspresi terkejut.

 

Aku juga melihat tubuhku sendiri. Ya, aku penuh memar akibat cambukan, dan masih ada lilin bekasnya. Dan yang paling parah, kakiku terbuka lebar. Dari sudut pandang mana pun, itu HENTAI! Entah aku ditusuk atau tidak, situasinya sudah berakhir.

 

Aku cuma mau dia melihat dirinya juga. Un, Aku tidak sendirian...!

 

Dia pasti menyadari tatapanku saat dia memeluk dirinya sendiri.

 

"Kyaaaaaaaaa ..."

 

Ludi berteriak.

 

Beberapa menit kemudian Yuika dan yang lainnya datang membantu.





Post a Comment

Post a Comment

close