NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Yosei no Batsurigaku―PHysics PHenomenon PHantom―[LN] Bahasa Indonesia Volume 1 Interlude 3

 Penerjemah: Chesky Aseka

Proffreader: Chesky Aseka


Interlude 3

Si Merah yang Tenggelam dalam Mimpi

──Repulsion──


Lampu di dalam ruangan menyala seketika, menyingkapkan keseluruhan pemandangan di dalamnya.

Kanae menahan napas, matanya menyapu ke sekeliling. 

Di balik pintu itu terbentang sebuah ruang padat dan kacau, seakan perpaduan antara ruang kerja, ruang penelitian, dan ruang tamu tanpa ada sekat. Peralatan eksperimen yang tak jelas fungsinya dijejalkan rapat, menekan ruangan, hingga nyaris tak tersisa ruang yang layak dihuni. Rasanya mirip dengan laboratorium lama milik Nozomi yang sudah begitu dikenalnya. 

...Namun, ada sesuatu yang janggal. 

“Silakan, Tuan Gien. Duduklah menunggu di kursi itu,” ucap Repulsion yang compang-camping sambil menebar senyum cerah tanpa beban, membuat kebingungan Kanae semakin menjadi. 

“Tuan Gien...? Apa mungkin gadis ini mengira aku adalah Haitani Gien...?” 

Kanae menurut saja, duduk di kursi empuk tanpa sedikit pun debu. Bukan hanya kursi, setiap sudut ruangan pun terjaga seakan baru kemarin ada orang yang menempatinya. 

Repulsion melayang goyah, bergerak ke arah yang tampak seperti dapur. 

“Ruangan ini dibuat tepat sepuluh tahun yang lalu. Semua energi untuk kehidupan, mulai dari listrik, air, dan sebagainya, dipenuhi secara mandiri, dan tidak ada kebocoran energi ke luar.” 

“Sepuluh tahun berarti sebelum Tujuh Bencana Besar, ya!? Jadi fasilitas ini dibuat sebelum peristiwa Gravity Bound, tapi kenapa bisa menyesuaikan dengan gravitasi terbalik?” 

Ya, itu lah rasa aneh yang menyusup dalam pikirannya. Mengapa Hide Lab ini tidak ikut terjungkir? 

“Sulit dipercaya memang, tapi cangkang luar ruangan ini berbentuk bulat, dipasang tepat dalam rongga terpotong di dalam elevator. Cangkang itu berputar mengikuti arah gravitasi dari segala sisi! Ketika gravitasi terbalik, cangkang luar pun ikut berputar...”

Seperti permukaan air yang selalu mendatar, Hide Lab selalu menyesuaikan diri agar tetap sejajar terhadap gravitasi.

...Seolah Haitani Gien sejak awal sudah memperhitungkan terjadinya Gravity Bound. 

“Berbagai jalur rahasia dari dalam dan luar elevator dulunya mengarah ke sini, tapi karena rotasi cangkang, semua jalur itu kini terputus dan tersembunyi. Satu-satunya pintu masuk hanyalah pintu di langit itu...”

“...Apa orang Jepang biasa membuat pintu masuk di langit?” 

“Tidak! ...Tapi kalau perawatan ruangan ini sebaik ini, mungkinkah Haitani masih hidup, dan diam-diam melanjutkan penelitian di Hide Lab ini?” 

“Tidak, Tuan Kanae. Tak seorang pun datang ke sini. Sejak lama, sejak dulu. Selama tujuh tahun terakhir, tidak ada jejak siapa pun selain Repulsion.” 

“Tujuh tahun... Selama tujuh tahun...”

Yuki bergumam pelan, dan dari kata-katanya Kanae kembali mengingat teori yang berlaku.

Dalam peristiwa Tokyo Absolute Zero tujuh tahun lalu, Haitani Gien dinyatakan tewas. 

“Kalau begitu... Repulsion sudah menunggu Haitani yang takkan pernah kembali selama tujuh tahun ini...!! Sendirian, sambil merawat ruangan ini... Tapi, tunggu. Bagaimana dengan makanan manis? Apa yang dia makan untuk bertahan hidup!?” 

“Tidak ada apa pun yang bisa dimakan. Itu sebabnya, sudah sewajarnya aku bisa mati kapan saja...”

“Bahkan aku pun kesulitan kalau tidak makan tebu...” 

“Kalau begitu kita harus memberinya sesuatu yang manis, sekarang juga!” 

“...Sudah terlambat. Karena terlalu lama terputus dari koneksi dengan FT, kemampuan regenerasinya sudah hilang. Kerusakan di dalam tubuhnya sudah berkembang sampai tingkat yang mematikan...”


Krash!

Suara pecahan piring datang dari arah dapur. Mereka bertiga bergegas ke sana. 

“Maafkan saya. Sudah lama sekali saya tidak menyentuh peralatan makan... Tuan Gien tak perlu turun tangan. Tolong biarkan Repu begitu saja, seperti biasanya, dan tenggelam saja dalam penelitian.” 

“Kamu sadar dengan kondisi tubuhmu sendiri!? Jangan lakukan apa pun lagi...!”

“Memang benar, aku sedikit lelah. Tapi bagiku, melihat Tuan Gien bisa merasa nyaman walau hanya sedikit, itu sudah menjadi kebahagiaan terbesarku. Tidakkah Tuan Gien bisa membiarkan kebahagiaan kecil itu untukku?” 

Repulsion terduduk di dapur, memeras sisa kemampuannya mengendalikan gaya tolak.

Dia membereskan cangkir yang pecah, mengambil yang baru dari laci, lalu mencucinya.

Setiap gerakannya mengikis hidupnya sedikit demi sedikit. 

Kanae tak mampu menghentikannya. Dia hanya duduk di meja dekat rak buku, mengambil berkas-berkas penelitian untuk dibaca. Hampir semua isinya hanya penuh istilah khusus yang tak dia pahami, tapi itu cukup untuk tampak seolah dia memang sedang tenggelam dalam penelitian.


“Teh yang dipersiapkan Repulsion itu... Pasti sudah lama membusuk, mmpgh!” 

Kanae menjepit bibir Levy dan menggesernya ke samping. Gerakan “tutup mulut” khas Levy itu kini kembali padanya. 

“...Melihat Tuan Gien kembali bekerja begini, sudah begitu lama... Ah, sudah selesai.” 

Kanae segera menghampiri dapur, mengambil cangkir berisi cairan itu, dan membawanya sendiri ke meja. 

“Biar Repu yang bawa.” 

“...Kalau tumpah bisa berbahaya. Dan lagi, aromanya sangat harum, aku tak sabar ingin mencicipinya.” 

“Itu membuat Repu bahagia. Aroma bergamot citrus, teh yang menenangkan...”

Sementara Repulsion menjelaskan dengan senyum puas, Kanae diam-diam mengambil permen dari sakunya, sisa pemberian Nozomi di laboratorium lama.

Dia hancurkan di atas meja, membuka bungkusnya, lalu mengambil sepotong pecahan dan mendekatkannya ke mulut Repulsion. 

“...Apakah Repu boleh menerimanya?” 

“Tentu.” 

Kanae menyelipkan pecahan permen itu ke dalam bibir pucat Repulsion yang terbuka kecil.

Dia mengulum permen itu, menggerakkannya perlahan di dalam pipi, lalu senyum lebar merekah di wajahnya. 

“Sudah lama sekali aku tak makan sesuatu yang seenak ini...”

Sementara mengawasinya, Kanae mengangkat cangkir yang memancarkan bau busuk luar biasa.

Yuki dan Levy hanya bisa berdiri terpaku, menyaksikan tanpa daya. 

“...Hei, Repulsion. Bagaimana kalau kamu membuat kontrak denganku?” 

“Apa yang Anda katakan? Repu sudah lama membuat kontrak dengan Tuan Gien. Dan Repu takkan pernah membuat kontrak dengan orang lain. Tuanku hanya satu, hanya Tuan Gien.”


“Tuan Kanae. Dengan tingkat kerusakan yang sekarang dimiliki Repulsion...”

Namun yang lebih dari itu, mata biru tua bagai kristal yang menatap lurus ke dalam diri Kanae, menunjukkan tekad kuat Repulsion.


“...Begitu ya, aku mengerti.”

Kanae tersenyum tipis, lalu menenggak habis dalam satu tegukan cairan yang dulunya adalah teh di dalam cangkir. 

“Apakah sesuai dengan selera mulut Tuan Gien?”

“Ya. Rasanya sangat enak, Repu.

Saat Kanae mengucapkannya dengan suara penuh kelembutan, Repulsion berubah.


Pada tubuh astral yang membentuk Repulsion, sesuatu seperti gangguan bising berlari menyambar.

Gaun frill berwarna merah kecokelatan, tubuh rapuh yang seakan bisa patah kapan saja, kulit pucat membiru hingga tampak sakit-sakitan, dan rambut panjang berwarna kuning pudar laksana senja, semua itu perlahan memudar samar-samar.

Tubuh astral yang selama ini menambatkan Peri Fenomena ke dunia nyata terputus bagaikan rentetan kabel yang putus.


“Terima kasih.”

Repulsion meninggalkan kata-kata yang bergema bagai denting lonceng, lalu lenyap dari dunia ini.


Sesuatu berguling, berkelontangan di lantai.

Itu adalah pecahan permen yang tak sempat dicerna oleh Repulsion. 

“Baru saja aku melihatnya... Repulsion sudah tidak ada lagi di sini.”

“...Apakah itu berarti, dia sudah mati? ...Menjadi hantu, lalu selamanya berkeliaran dengan rasa dendam...?”

“Justru sebaliknya. Selama ini Repulsion sudah seperti hantu. Dan hantu akan lenyap saat tak lagi memiliki penyesalan. Itulah yang disebut menjadi arwah yang damai. ...Kurasa, ini memang yang terbaik.” 

Kanae dan yang lainnya termenung, menatap kosong ruang di mana Repulsion baru saja menghilang.

Tiba-tiba, Yuki berbisik lirih.

“...Ka, kakak...?”


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment

close