NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Ore no linazuke ni Natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Volume 3 Chapter 11 - 15

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan


Chapter 11

【Insiden】

Ketika Didekati oleh Cosplayer Populer, Segalanya Jadi Kacau


Aku, Yuuka, dan Nihara-san tiba di tengah lapangan cosplay.


Di sanalah Watanae Isami, sang wanita rupawan dalam balutan pakaian butler yang sedang menerima sorakan histeris, menoleh pada kami sambil menampilkan senyum segarnya. Tatapan para wanita yang mengelilingi Isami serentak beralih pada kami.


Dalam situasi seperti itu, Yuuka—kakak perempuan Isami—dengan nada jelas-jelas dibuat-buat berkata:


“Ah, sudah jam segini, ya. Harus cepat pulang, nih.”


Sambil berkata demikian, ia menarik tanganku, membalikkan badan, dan meninggalkan Isami.


“Eh? Tunggu, Yuu-chan? Kenapa tiba-tiba begitu? Lagi pula, bukankah orang tadi menyebut namamu?”


“Hm? Mungkin salah dengar antara Yuuka dengan yutaka (kaya)? Maksudnya, jumlah penggemarnya itu ‘kaya raya’?”


Aku benar-benar tidak paham maksudnya. Meski dengan alasan yang dipaksakan sekalipun, Yuuka jelas ingin menjaga jarak dari Isami…


“Diabaikan gitu aja kejam, deh. Padahal kita ini saudara kandung, lho.”


“Saudara kandung!? Dengan Isami-kyun!?”


“Jadi… ada orang lain yang memiliki gen yang sama dengan Isami-sama!?”


Hanya dengan satu ucapan Isami, kerumunan penonton langsung meledak antusias.


Isami… kau bakal menyesal sendiri nanti, tahu? Lihat itu, ekspresi Yuuka. Wajahnya jelas-jelas penuh amarah. Sementara itu, para penggemar wanita Isami, sambil terus berteriak histeris, mulai mengepung kami.


“Um, apakah Anda benar adik Isami-kyun!?”


“Saya mencintai Isami-sama! Tolong… izinkan saya menjadi pasangan yang direstui keluarga! Biarkan Isami-sama menjadi milik saya saja!!”


“Jangan terlalu percaya diri. Adiknya saja bingung, kan? Darling itu milik kita semua──milik semua penggemarnya!!”


Dunia macam apa ini…? Aku mulai pusing.


“Eh, Yuu-chan? Jadi dia benar-benar adiknya? Yang bener?”


Nihara-san, yang belum bisa memahami situasi, bertanya sambil memiringkan kepala. 


Yuuka, ayo tetap bungkam saja, ya? Kita harus segera kabur dari sini…


“A-aku ini ‘kakaknya’ Isami, tahu! Aku lebih tua dari dia, jadi sama sekali tidak ada unsur adik di sini!!”


Dia akhirnya mengatakannya. Kurasa Yuuka tidak tahan lagi dipanggil “adik.” Bisa dimengerti sih… tapi…dengan begitu, ia justru secara terbuka mengakui dirinya adalah kakak dari cosplayer populer itu.

“O-oh… Onee-sama!? Jadi Anda adalah kakak dari Isami Onee-sama…? Berarti, ÅŒ-nee-sama (Kakak Besar)!”


“ÅŒ-nee-sama──tolong restui pernikahan saya dengan Darling! Saya akan melakukan apa saja. Demi Darling, apa saja!!”


Kekacauan semakin menjadi-jadi.


Aku memang tidak mengira Isami bisa setenar ini, tapi ternyata penggemar wanitanya benar-benar gila-gilaan.


Ya, itu memang soal selera orang, jadi aku tidak akan berkomentar. Tapi aku benar-benar tidak mau terlibat lebih jauh. Apalagi kalau sampai identitas Yuuka sebagai Izumi Yuuna terbongkar, pasti akan jadi skandal besar. Ditambah lagi… aku memang kurang nyaman berurusan dengan perempuan di dunia nyata.


“Tapi… siapa pria yang berdiri di samping ÅŒ-nee-sama itu?”


Salah seorang wanita bergumam begitu.


Sekejap saja, semua tatapan langsung tertuju padaku.


“M-mungkinkah… dia kakaknya Isami-kyun!?”


“B-benarkah begitu, Isami-sama!?”


Isami! Tolong klarifikasi yang benar, ya!! Aku sama sekali tidak ingin jadi pusat perhatian di tempat seperti ini──


“Ah, iya. Dia memang kakak laki-lakiku yang sangat kuhormati── ‘Onii-sama.’”


Isami!!


Pernyataan mengejutkan dari cosplayer populer itu membuat semua penggemarnya kembali bergemuruh.


“J-jadi benar dia Onii-sama dari Isami Onee-sama…!!”


“Kalau dilihat-lihat, wajahnya memang agak mirip, ya…”


Tidak mirip sama sekali! Kami cuma saudara ipar, tahu!


“Bu-bukan begituuuu!!”


Situasi di lapangan cosplay benar-benar kacau. Yuuka pun berteriak, berusaha keras meluruskan.


“Yuu-kun itu memang keren dan imut, dia orang paling luar biasa di dunia! Tapi──dia hanyalah kakak ipar Isami! Sama sekali tidak mirip, oke! Jadi… jangan sampai kalian jadi penggemarnya juga, ya!?”


“…Ipar?”


“Ipar itu… apa maksudnya? Rasanya ada aroma terlarang di sini…”


Begitu mendengar kata kakak ipar, para penggemar justru makin sibuk berprasangka yang aneh-aneh.


“Eh… Yuuka? Kau lupa kalau mereka ini penggemar Isami? Mereka jelas tidak akan mendukungku.”


“…Tapi. Yuu-kun jauh lebih keren daripada Isami, kok… Sampai-sampai aku sendiri bisa jatuh cinta padanya…”


Astaga, sungguh penilaian yang subjektif. Meski agak menyedihkan untuk kukatakan sendiri, tapi orang yang lebih memilihku ketimbang Isami mungkin cuma Yuuka saja.


“Tibalah saatnya! Satu-satunya pengembara yang akan mengubah jalan pertunjukanmu──telah datang! Kamen Runner Voice!! Aku akan melaju sekencang-kencangnya!!”


『Voice Bullet 【Change】』


Dalam situasi kacau balau itu, bersamaan dengan teriakan lantang “Kamen Runner Voice” sang tokoh, suara senjata roh suara Talking Breaker bergema di udara.


Karena begitu mendadak, baik aku, para penggemar Isami, maupun orang-orang di sekitar refleks menoleh ke belakang. Di sana── terlihat seorang gadis misterius berdiri dengan Talking Breaker di tangan, mengenakan topeng Kamen Runner Voice. Dari sela-sela topeng, tampak rambut cokelatnya yang bergoyang lembut.


“Ayo, sekarang waktunya! Kalian berdua… serahkan saja tempat ini padaku!!”


Ucap si bertopeng dengan ketegasan bak seorang pahlawan.


Terima kasih, wahai orang bertopeng.


Dengan penuh rasa syukur… aku segera menarik tangan Yuuka. Mumpung perhatian semua orang teralihkan, kami berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat itu.



“Yo! Yuu-chan, Sakata, kerja bagus!”


Setelah berlari sekuat tenaga menjauh dari lapangan cosplay, aku dan Yuuka terkulai lelah di bangku yang ada di dalam hall.


Di sanalah gadis bertopeng tadi muncul.…walau sebenarnya aku sudah tahu siapa dia.

“Benar-benar tertolong, terima kasih ya… Nihara-san.”


“Terima kasih, Momo-chan… kamu tadi kelihatan super keren!”


“Boleh kok dipuji lebih banyak lagi! Soalnya aku ini kan pahlawan!”


Nihara-san melepas topengnya dengan wajah yang penuh rasa puas.


“Momo-chan!”


“Ya, ya. Yuu-chan, manja saja sesukamu~”


Yuuka langsung memeluk erat, dan Nihara-san membalas pelukan sambil mengusap kepalanya. Penampilannya benar-benar seperti seorang pacar.


…yah. tapi karena Nihara-san juga seorang perempuan, jadi tidak ada masalah. Setidaknya bukan berarti direbut laki-laki lain.


“Y-Yuuka…? Apa yang sedang kau lakukan?”


Lalu──seperti biasa, muncul adik iparku yang hobi memperumit keadaan.


Isami, masih dengan pakaian butler namun kini mengenakan mantel panjang tipis di atasnya, mungkin berusaha agar tidak terlalu mencolok.


“Isami. Bagaimana dengan para penggemarmu?”


“Aku bilang pada mereka kalau aku istirahat sebentar, jadi mereka kupersilakan bubar dulu… tapi, Yuu nii-san!? Kenapa santai begitu!? Yuuka sedang berselingkuh, tahu!?”


“B-berselingkuh!? Berlebihan sekali, Isami! Aku hanya sedang 

bermesraan dengan sahabatku kok! Ini cuma skinship sesama perempuan!!”


“Ahahaha! Yuu-chan imut banget!! Nih, usap-usap~”


“Ehehe~”


“Yuu nii-san! Meski sesama perempuan tetap berbahaya!! Semua penggemarku yang bilang ingin menikah denganku juga perempuan, lho!!”


…maaf, tapi kasus Isami itu sudah terlalu ekstrem buat dijadikan acuan. 


Tapi tampaknya Isami tetap tidak bisa menerima. Mungkin kesal karena aku tidak berbuat apa-apa, ia pun sendiri maju mendekati Nihara-san.


“Senang berkenalan. Anda… temannya Yuuka, bukan?”


“Betul, salam kenal! Aku Nihara Momono. Hmm, jadi kau… adik laki-lakinya Yuu-chan?”


“Adik perempuan, Momo-chan! Perempuan!!”


Yuuka buru-buru menarik ujung baju Nihara-san, menegaskan dengan keras. Melihat kemesraan mereka, wajah Isami sedikit menegang.


“Perkenalkan, aku Watanae Isami. Kelas tiga SMP, dan… adik kandung Yuuka.”


“Wah, jadi SMP! Padahal kelihatannya dewasa banget. Malah kesannya lebih kayak pria tampan, ya?”


“Memang begitu. Lagipula aku cosplayer spesialis cross-dress, 

jadi sudah sewajarnya.”


“Keren! Jadi, sang kakak adalah pengisi suara, sementara adiknya cosplayer populer. Sakata, kau benar-benar terhubung dengan keluarga luar biasa ya.”


Dengan santai berkata begitu, Nihara-san kembali memeluk Yuuka erat-erat.


Yuuka pun tersenyum cerah. Sementara Isami… sampai menggertakkan gigi.


Ya, ini jelas. Isami cemburu karena ingin juga bisa dekat dengan Yuuka.


“Momono-san… bisakah untuk sementara waktu menjauh dari Yuuka?”


“Eh? Kenapa memangnya? Yuu-chan itu lembut banget, bikin nyaman, tahu~”


“Aku juga tidak mau berpisah dengan Momo-chan~”


“Hahaha. Yuu-chan memang benar-benar imut, ya~”


“Ughh…”


Isami sampai terdengar berderit giginya. Tapi──setelah menarik napas dalam, ia menenangkan diri. Lalu, dengan senyum menawan, ia menggenggam dagu Nihara-san dan mengangkatnya sedikit. Nihara-san menatap bingung.


“Hm? Ada apa?”


“Momono-san. Kau bilang Yuuka itu imut, tapi… kau juga sama cantik dan menawan, lho.”

“E-eh!? Isami! Apa yang kau lakukan!? Jangan sampai Momo-chan juga kena racunmu!!”


“Aku hanya menyampaikan apa yang kurasakan, Yuuka. Bagaimana, Momono-san? Mau kah kau menjadi anak kucing imutku juga?”


Kurasa ini taktik Isami: kalau tidak bisa merebut Yuuka dengan cara langsung, ia mencoba membuat Nihara-san jatuh hati padanya agar kemesraan Yuuka terhenti. Tapi serius, dia belum belajar kalau hal-hal seperti ini justru bikin Yuuka marah?


“Oh~ begitu rupanya. Kalau begitu… Yuu-chan, sebentar ya.”


“Eh, M-Momo-chan!? Jangan! Jangan terjebak bujukannya Isami!!”


“Cepat juga membuat keputusan, ya Momono-san. Kalau begitu, biarkan aku yang mengawalmu──”


Dengan senyum segar, Isami meraih tangan Nihara-san. Namun tepat di dahi Isami──Nihara-san menempelkan Talking Breaker.


“…Kenapa?”


“……Umm. Ini maksudnya bagaimana ya?”


“Soalnya belakangan ini, acara tokusatsu jadi gerbang awal bagi aktor-aktor tampan untuk naik daun. Karena itu, ada juga permintaan dari kalangan perempuan, sehingga di dalam cerita mereka diberi karakter yang keren dan menawan.”


Apa sih yang sedang dibicarakan gadis otaku tokusatsu ini.


“Kalau aku pribadi sih lebih suka tipe karakter Red penuh semangat yang banyak ada di seri lama. Tapi, kalau ada sosok pria lembut yang saat bertarung bisa berubah jadi pahlawan keren, itu juga punya daya tarik tersendiri. Hanya saja, adik ipar ganteng ini… terlalu penuh celah. Kalau cuma pria lembut tanpa aura pahlawan, sama sekali tidak menarik perhatianku, itu saja ceritanya.”


“Didengar dari samping saja, tetap saja tidak paham maksudmu… Nihara-san.”


Tanpa sadar aku menimpali, tapi perkataan Nihara-san ternyata cukup berpengaruh pada Isami. Dia langsung jatuh berlutut di tempat, tampak terpuruk.


“P-pemuda lembut biasa… baik Nayu-chan maupun Momono-san… ternyata ada begitu banyak perempuan yang sama sekali tidak tertarik padaku…”


Kalau soal Nayu dan Nihara-san, memang lawannya saja yang terlalu sulit, tidak ada jalan lain untuk menjelaskannya.


Saat aku sedang merasa sedikit kasihan pada Isami, tiba-tiba ujung bajuku ditarik. 


Yuuka, dengan gerakan pelan, mendekatkan wajahnya ke telingaku.


“…Sebagai tambahan ya. Tipeku itu… kamu, Yuu-kun. Lebih dari aktor mana pun, lebih dari karakter tokusatsu mana pun… aku paling suka kamu.”


Bisikan manis itu merambat dari telinga hingga ke kepala, membuatku merinding sampai mati rasa. Bisa-bisanya dia menyelipkan hal-hal seperti ini di saat-saat tak terduga. Kalau begini terus──suatu saat jantungku bisa benar-benar berhenti. Serius.


──Begitulah, setelah berbagai macam kejadian. Bagi Isami, mungkin ini hari yang penuh pukulan telak. Tapi bagiku… pada akhirnya, pergi ke Comiket bersama Yuuka terasa sangat menyenangkan.



Chapter 12

Saat Tahun Ajaran Baru Dimulai, Siapa yang Mengira Tunanganku Akan Berubah, Angkat Tangan


“Kalau begitu, Nii-san. Aku sebentar lagi mau pulang ke sana, ya.”


Menjelang berakhirnya liburan musim panas, hanya tersisa beberapa hari. Nayu, yang menyeretku keluar ke balkon setelah aku selesai mandi, menatap ke arah langit malam sambil berkata. Mungkin karena cuaca bagus, bulan malam ini terlihat sangat indah.


“Hmm. Jaga kesehatanmu ya, Nayu.”


“Cih. Itu sudah pasti.”


Padahal aku hanya memberi perhatian biasa, tapi kok dibalas dengan suara kesal begitu?


Dasar adik perempuanku yang menyebalkan, dia tetap mengalihkan pandangannya dariku sambil bergumam seakan berbicara sendiri.


“Aku sih… merasa bersyukur kalau Yuuka-chan yang jadi kakak ipar. Memang si Isami itu nyebelin, sih. Tapi tetap saja, aku rasa yang paling tepat ada di sisi Nii-san itu, ya Yuuka-chan.”


“Tenang saja. Meski kamu nggak bilang pun, aku nggak punya niat untuk berpisah dari Yuuka.”


“…Nii-san, waktu SMP kelas 3 dan Nii-san berhenti sekolah, pasti berat, kan? Sampai sekarang pun, Nii-san masih sedikit susah berinteraksi dengan perempuan dunia nyata.”


Kenapa tiba-tiba membicarakan masa lalu?


Meski heran, aku tetap menjawab Nayu.


“Sebagian besar sudah kulupakan, soal perasaan waktu itu. Karena beberapa bulan terakhir bersama Yuuka… terlalu berkesan.”


“Yah, memang. Nii-san sekarang lebih sering tertawa dibanding dulu, serius deh.”


Nayu sempat menampilkan senyum tipis, tapi segera mengerutkan kening, lalu menurunkan nada bicaranya.


“…Aku memang nggak tahu jelas, tapi… Yuuka-chan juga sempat punya masa di mana dia nggak bisa sekolah, kan?”


“Kamu dengar dari Yuuka?”


“Sedikit. Detailnya nggak tahu. Tapi… aku merasa Yuuka-chan juga punya luka sedalam Nii-san. Jadi──”


“Tanpa kamu bilang pun, aku sudah tahu.”


Aku memang belum pernah mendengar detail masa lalu Yuuka. Tapi sama seperti dia yang selalu mendukungku──aku pun ingin mendukungnya. Itu sudah jadi tekadku.


“‘Aku akan bikin kamu tertawa. Supaya kesepian bisa hilang begitu saja’──Yuuka-chan pernah bilang begitu, kan?”


Nayu berbisik pelan, lalu menatapku lurus-lurus.


“Aku percaya dengan kata-kata itu. Kalau Yuuka-chan bisa terus membuat Nii-san tersenyum. Karena itu, Nii-san juga──jangan pernah lupa.”

“Lupa apa?”


“Hah, nyebelin banget… ya tentu saja Nii-san juga harus bikin Yuuka-chan tersenyum. Suami istri itu saling mendukung, kan? Kalau Nii-san cuma manja terus sama dia… kukupas kukumu satu-satu, serius.”


Itu ancaman yang ngeri banget!?


Seperti biasa, Nayu memang pedas mulutnya. Tapi aku hanya mengangguk pelan.


“Aku tahu. Kami akan saling mendukung… karena bagaimanapun, kami ini suami-istri.”


“…Cih. Semoga kalian meledak bahagia selamanya.”


“Oh iya, Nayu.”


“Apa lagi?”


Meskipun tetap dengan sikap ketusnya, aku mengulurkan tangan dan mengusap kepala adikku yang manis itu, seakan menenangkannya.


“Belakangan ini aku memang sering bersama Yuuka dan Isami, jadi kurang memberi perhatian ke kamu. Jadi… maaf ya. Bukan cuma Yuuka, kamu sebagai adik kandung juga… penting bagiku. Jadi… mulai sekarang, aku titip kerja samanya, Nayu.”


Aku baru saja mengucapkan kata-kata penuh rasa terima kasih yang bahkan membuatku malu sendiri. Dan balasan yang kudapat dari Nayu adalah──


“…Mati aja, sana!”


Bugh!

Siku kerasnya menghantam ulu hatiku dengan kecepatan yang seharusnya nggak boleh dilakukan.


“Kamu… aku beneran sempat nggak bisa napas, tahu nggak…!”


“Itu karena Nii-san ngomong aneh-aneh! Dasar bego! Begooo! Hal kayak gitu cukup Nii-san bilang ke Yuuka-chan aja! Kalau Nii-san bilang ke aku juga…nanti orang salah paham, Nii-san ini… dasar tukang rayu!”


Begitulah, setelah kami sempat berbincang layaknya kakak-adik──


Keesokan harinya, Nayu pun kembali ke luar negeri, tempat Ayah berada. Dan sisa liburan musim panas yang tinggal sedikit itu, pun berlalu dengan cepat──


Besok akhirnya upacara pembukaan semester dua akan dimulai.



“Fufufuun♪ Yuu-kun dan aku, berangkat sekolah bareng~♪”


Dengan seragam sekolah, Yuuka bernyanyi kecil sambil mengikat rambutnya di depan wastafel. Padahal masuk sekolah setelah libur panjang itu jelas merepotkan, tapi dia kelihatan sangat gembira.


“Kenapa sih kelihatan senang banget, Yuuka?”


“Eh? Soalnya kalau ke sekolah aku bisa ketemu Momo-chan. Terus… ini juga pertama kalinya setelah lama, aku bisa punya momen berangkat bareng Yuu-kun! Ya jelas bikin semangat banget, kan!!”


“Umm… cuma mau pastiin aja. Kamu kan tetap berusaha supaya nggak ketahuan, kan?”


“……Itu sudah pasti.”

Setelah memasang kacamata yang ada di meja wastafel──


Sekejap saja, Yuuka berubah ke mode sekolah dengan suara dingin nan datar.


“Menurutmu, buat apa aku selama liburan latihan simulasi sekolah? Supaya bisa bertingkah normal di sekolah, aku sudah berlatih dengan sempurna.”


“Kalau kamu menyebut sesi simulasi berantakan itu sebagai ‘latihan sempurna’, luar biasa juga sih…”


Jujur saja, menurutku itu lebih mirip permainan yang gagal.


“Kalau untukmu mungkin begitu, Sakata-kun. Tapi bagiku itu latihan yang sangat berarti. Dengan begitu, apapun yang terjadi, aku tidak akan goyah di sekolah──”


“Yuuka, kamu manis banget.”


“Ehehe~ apaan sih, Yuu-kun… bikin malu aja~”


“Itu kan gagal total.”


“Itu licik, tahu!”


Sambil mendorong kacamatanya dengan ujung jari, Yuuka menatapku tajam. Dengan ekspresi datar khas mode sekolahnya, ia berkata datar.


“Sebagai catatan, kalau kamu menjebakku seperti tadi, aku nggak bisa improvisasi. Jadi, tolong kamu juga hati-hati, Sakata-kun.”


“Kamu nggak bisa improvisasi sama sekali ya… Yah, aku tahu rasanya kalau urusan asmara sampai ketahuan teman sekelas, akibatnya bisa gawat. Jadi aku juga akan hati-hati.”


“Kalau begitu, baguslah.”


“Kalau gitu, ayo kita berangkat.”


“Ya.”


Dengan janji itu, aku dan Yuuka memakai sepatu lalu keluar rumah. Kami berjalan di jalur yang biasa dipakai untuk berangkat sekolah──


“U-umm…”


Yuuka dengan kacamata, menatapku dari bawah sambil berkata pelan.


“Sebelum sampai di jalan besar… bisakah kita abaikan dulu janji tadi…?”


Dengan suara kecil, ia menggenggam erat tanganku.


…Yah, memang di sekitar sini jarang ada orang lewat. Semester lalu pun kami sering jalan berdampingan di sini, jadi tak masalah. Tapi tetap saja──aku tak bisa berhenti cemas, apa Yuuka benar-benar bisa menjaga perannya di sekolah nanti.



“Yo, Yuuichi… kelihatan sehat ya.”


"Dan kau sendiri wajahmu pucat sekali, Masa."


"Sebaliknya aku yang mau tanya. Hari terakhir liburan musim panas… apa ada alasan untuk tidak begadang demi ikut acara?"


Itu juga yang kau bilang waktu hari pertama masuk sekolah, kan?

Sampai sejauh mana sih kau buang-buang uang tanpa batas…? Seharusnya anak ini cepat-cepat dimarahi orang tuanya.


"Halo, Sakataaa! Semester baru ini juga mohon kerjasamanya, yaa!!"


Yang menepuk punggungku dengan keras sambil menyapa begitu adalah si gyaru populer, atau lebih tepatnya gyaru pecinta tokusatsu──Nihara Momono. 


Sambil mengayunkan rambut panjang cokelatnya, ia tertawa riang tanpa beban. Karena blazer-nya dikancing terlalu sedikit, belahan dadanya yang penuh sempat terlihat sekilas… membuatku buru-buru memalingkan pandangan.


"Ah! Sakata, barusan kamu lihat dadaku, kan?"


Nihara yang jeli langsung menangkapnya. Senyum nakal terukir di wajahnya, seolah ia baru saja menemukan mainan yang menarik.


"Oh begitu, begitu. Kita kan sudah janji… kalau kamu lagi kangen dada, kamu boleh cari aku, kan! Jadi, buat Sakata, sekaranglah saatnya!!"


"Da-da…da……!? Hei, Yuuichi! Apa-apaan kontrak menyebalkan──ehm, maksudku, kontrak mesum macam itu!? Nihara! Ajari aku juga cara dapat kontrak itu! Berapa banyak aku harus bayar!?"


"Ugh… Kurai, menjijikkan banget."


"Kenapa!? Tidak adil kalau cuma Yuuichi doang!!"


Ucapan Masa memang cukup kacau, tapi yah… Nihara juga sama kacau.

Dan lagipula, aku bahkan tidak pernah minta hal semacam itu!


"Ayo, Sakata! Lompat ke dalam dadaku!"


"Enggak, aku nggak akan! Dan hentikan itu, jangan diremas-remas begitu! Nanti hatiku jadi aneh. Sungguh."


"Jangan samakan sekolah dengan toko cabul,bisa tidak?...Sakata-kun."


Suara dingin nan tajam bergema menusuk.


Aku perlahan mengangkat wajah. Di sana──Watanae Yuuka. 


Berbeda dengan di rumah, ia tampil dengan kacamata dan gaya rambut kuncir kuda. Berbeda dengan di rumah, wajahnya tampak dingin. …Ia hanya menatapku dengan penuh kebencian, dalam mode "versi sekolah" yang menakutkan.


"Se-selamat pagi, Watanae-sa…"


"Jangan ajak bicara. Kau hanya binatang yang bernafsu pada dada perempuan."


Bahkan sekadar sapaan pun tak diizinkan. Auranya benar-benar menakutkan. 


Kalau sudah menyangkut soal dada, Yuuka memang selalu bereaksi berlebihan. Padahal ini semua ulah Nihara yang ngawur sendiri, tetap saja aku yang disalahkan. Sungguh tidak adil.


"Halo, Watanae-san! Kamu kelihatan sehat hari ini juga yaa! Semester ini mohon kerjasamanya!"

"Biasa saja."


Padahal di rumah dia begitu menantikan bisa bertemu Nihara, tapi di sekolah sikapnya benar-benar dingin.


Masa sampai terdiam karena hawa dingin yang mencekam.


Dalam suasana menegangkan itu, Yuuka menyatakan dengan tegas:


"Pokoknya… menganggap perempuan hanya sebatas dada itu, sebagai manusia, rendah sekali."


"Hei, aku sama sekali tidak menganggap begitu!?"


Memang bahaya kalau ada orang yang benar-benar menganggap perempuan sebatas dada!


"Hei, semua duduk di tempat masing-masing!"


Belum sempat aku membantah pandangan Yuuka yang penuh prasangka, wali kelas kami, Gousaki-sensei, masuk ke kelas. Kami pun segera duduk.


────Brrr♪


Begitu duduk, ponselku bergetar. Supaya tidak ketahuan Gousaki-sensei, aku buru-buru membuka RINE diam-diam.


『Hmph! Dasar Yuu-kun bodoh!! Aku memang tidak punya dada, tapi aku juga lembut kok… jadi peluk aku saja, hmph!』


Pesan dari Yuuka yang super tidak masuk akal itu hampir membuatku tertawa terbahak. Sulit dipercaya kalau orang yang tadi memanggilku "binatang" dan "rendah" adalah orang yang sama.


"Itu dari Yuu-chan, kan? Pesan RINE yang manis gitu?"


Dari kursi serong ke depanku, Nihara-san menoleh dengan senyum jahil dan berbisik.


"Bukan manis sih… lebih tepatnya terlihat bodoh."


"Baguslah, baguslah. Itu namanya hati seorang gadis yang nggak bisa jujur… dan itu pun imut!"


"Heh, Nihara!! Lagi jam pelajaran, hadap ke depan!"


"Okeee, maaf deh!"


Setelah ditegur langsung oleh Gousaki-sensei, Nihara menjulurkan lidah lalu kembali menghadap depan. Aku juga buru-buru menyimpan ponsel dan menatap papan tulis.


『Festival budaya Kelas 2-A: 1 Ketua, 2 Wakil ketua』


Tulisan besar itu membuatku melamun, "Ah, sudah musim itu lagi."


Festival budaya. Bagi diriku yang introvert, itu tidak lebih dari acara siksaan wajib. Aku tidak berniat berbagi kenangan dengan teman sekelas, dan aku juga tidak mau mengorbankan waktu bermain Arisute hanya untuk mempersiapkan acara.


Suasana heboh kelas selalu terasa tidak cocok bagiku. Aku tidak peduli siapa yang jadi ketua kelas, yang penting semoga acaranya tidak merepotkan. Begitulah harapanku dalam hati… sampai tiba-tiba:


"Sensei! Saya mau jadi ketua!!"


Sosok yang sama sekali tak terduga mengangkat tangan. Aku hampir bersuara kaget.

Orang itu──gyaru pecinta tokusatsu, Nihara Momono, tersenyum lebar.


"Oooh! Luar biasa, ada yang mau jadi ketua! Bagus sekali!! Bagaimana, semua, setuju Nihara jadi ketua?"


Gousaki-sensei menyapu pandangan ke seluruh kelas, tapi tak ada yang menolak.


Wajar saja. Hampir tidak ada orang yang rela jadi ketua untuk festival budaya. Dan karena Nihara populer di kalangan anak-anak gaul, tentu tak ada keberatan.


Begitulah, ketua pun ditetapkan dengan mudah.


"Kalau begitu, Sensei! Boleh saya yang pilih wakilnya? Kan lebih enak kalau yang kerja bareng orang yang saya mau."


"Yah, kayaknya memang nggak ada yang mau mencalonkan diri juga. Baiklah, Nihara, siapa yang kau pilih?"


"Kalau begitu, dua orang yang mau saya ajak kerja sama adalah…"


────Saat itu, bulu kudukku meremang. Mungkin ini yang disebut firasat buruk. Karena dua nama yang Nihara tulis di papan adalah……


"Baiklah, wakil ketua adalah… Sakata! Dan Watanae!! Dengan penunjukan Nihara, dua orang ini resmi terpilih, ya?"


Festival Budaya Kelas 2-A


Ketua: Nihara Momono

Wakil: Sakata Yuuichi, Watanae Yuuka


────Sungguh ulah gila yang kau lakukan, dasar gyaru tokusatsu.




Chapter 13

【Kabar Baik】

Hari Aku Lahir, Dirayakan dengan Meriah


"Haa…"


Hari Jumat, 3 September.


Pada hari pertama masuk sekolah saja semangatku sudah runtuh. Aku benar-benar merasa tidak ingin pergi ke sekolah, sambil malas-malasan merangkak keluar dari selimut.


Semuanya gara-gara… Nihara-san menunjuk aku dan Yuuka sebagai wakil kelas untuk festival budaya.


"Eh? Soalnya ini festival budaya, lho? Kita bakal menyiapkan ini itu bersama, terus ikatan kalian makin erat! Jadi makin akrab dari sebelumnya… acara terbaik banget kan!!"


Aku sudah menanyainya seusai homeroom, tapi Nihara-san sama sekali tidak kelihatan menyesal.


"Be-benar juga! Sekarang aku punya alasan sah buat selalu bisa bersama Yuu-kun di sekolah!! Ehehe… di sekolah, aku bisa melakukan ini dan itu sama Yuu-kun… memang hebat deh, Momo-chan!"


Yuuka juga entah membayangkan apa, malah semangatnya jadi makin tinggi.


"……Haa."


Aku entah sudah berapa kali menghela napas. 

Dengan rasa lemas aku berganti seragam lalu menuruni tangga.


Memang sih, dengan alasan resmi sebagai wakil kelas festival budaya, mungkin aku bisa lebih sering berinteraksi dengan Yuuka di sekolah. Tapi bagiku itu sama sekali bukan hal yang positif, karena──aku benar-benar tidak suka festival budaya.


Suasana ramai-ramai mempersiapkan acara bersama teman sekelas. Ya ampun, tolonglah. Aku ingin sebisa mungkin tidak menonjol di sekolah, hidup seperti udara, agar tidak mengulangi "sejarah kelam" waktu kelas 3 SMP. Daripada bercampur dengan teman sekelas yang tidak begitu akrab, aku lebih suka mengurung diri di kamar dan terus-menerus melihat Yuuna-chan di Arisute.


Dengan pikiran murung itu aku pun masuk ke ruang tamu.


"Selamat ulang tahuuun! Yuu-kun!!"


Paaaan! Bunyi petasan kertas meledak nyaring.


Yuuka dengan senyum selebar mungkin mulai bertepuk tangan dengan semangat penuh. Berseragam dengan rambut dikuncir kuda. Tapi kacamatanya diletakkan di meja, memberi kesan seperti campuran antara gaya rumah dan gaya sekolah.


"Happy birthday, Yuu-kun♪ Yaaay! Happy birthday, Yuu-kun♪ Fuuuh! Happy birthday, dear… Yuu-kun!! Happy birthday tooo… Yuu-kun!!"


Begitu lagu ulang tahun yang terasa seperti "pertunjukan memalukan" selesai dinyanyikan, Yuuka menatapku lurus dengan mata berbinar.


"Gimana? Kaget, kan?"


"Ya jelas kaget… ini sebelum berangkat sekolah, tahu? Biasanya kalau hari kerja, acara seperti ini dirayakan malam hari, kan?"

"Fufufu… justru itu yang aku balikkan jadi kejutan!!"


Dengan bangga Yuuka menunjukkan wajah penuh percaya diri. Memang sih, sebagai kejutan ini berhasil, tapi serius, ini bikin aku terancam terlambat masuk sekolah.


"Jadi intinya, hari ini adalah hari paling indah di dunia, karena orang yang paling aku cintai di dunia──Yuu-kun──lahir ke dunia! Hari mukjizat!! Aku bakal merayakan ulang tahunmu besar-besaran… jadi setelah pulang sekolah, tunggu saja, ya?"


Ia tersenyum penuh rasa percaya diri.


Ya, aku senang karena ulang tahunku dirayakan. Tapi masalahnya── yang jadi perencana adalah Yuuka. Dan Yuuka itu… super alami alias super ceroboh.


Aku cuma bisa merasa firasat buruk kalau ini bakal lepas kendali.



Sepulang sekolah. 


Yuuka berkata, "Tunggu di kamarmu dulu ya, sampai pesta ulang tahunnya siap!" Akhirnya aku sendirian di kamar, main Arisute untuk mengisi waktu.


『Selamat ulang tahun! Mulai sekarang, Yuuna akan selalu ada di sisimu untuk membuatmu tersenyum… jadi bersiaplah ya?』


Begitu login, komentar ucapan selamat dari Yuuna-chan langsung muncul, membuat hatiku luluh seketika. Betapa bahagianya. Betapa agungnya berkah sang dewi. Terima kasih, Yuuna-chan. Aku sungguh bersyukur terlahir di dunia ini…


Saat aku terhanyut dalam pandangan Yuuna-chan itu, aplikasi RINE 

tiba-tiba berbunyi tanda ada pesan masuk. Pengirimnya──Watanae Isami. Adik ipar yang sempat datang berkunjung saat liburan musim panas, membuat rumah kacau, lalu kembali pulang.


『Sudah lama ya, Yuu nii-san. Selamat ulang tahun.』


"Oh, jadi Yuuka yang kasih tahu, ya. Makasih, Isami."


Setelah ikut Comiket beberapa hari berturut-turut, ia langsung pulang kampung. Jadi ini pertama kalinya aku bicara dengannya lagi setelah kira-kira dua minggu.


『Apa Yuuka baik-baik saja? Setelah aku pergi, apa dia meringkuk sendirian seperti anak kucing karena kesepian? Kalau iya… aku ingin segera datang dan memeluknya.』


"Nggak, dia nggak begitu. Lagipula, kalau dia dengar itu, dia bakal bilang jangan pernah datang lagi."


Seperti biasa, kecintaan berlebihan pada kakaknya tidak berubah.


Entah apa penyebabnya──dulu waktu SMP, Yuuka pernah tidak masuk sekolah sama sekali. Isami yang pernah bersumpah akan menjadi cukup kuat untuk melindungi kakaknya, akhirnya tumbuh menjadi gadis tampan yang bisa menyaingi para lelaki. Entah bagaimana alurnya, ia kemudian “berevolusi” menjadi seorang cosplayer cross-dress pria yang sangat populer di kalangan wanita. Akibatnya… ia terbiasa memperlakukan Yuuka seperti “adik perempuan,” dan terus-menerus menuai cibiran, terjebak dalam lingkaran setan itu.


── Kalau memang ingin akrab dengan Yuuka, seharusnya ia mulai introspeksi diri terhadap sikapnya sendiri.


『Yuu nii-san, sebentar lagi sekolah kalian akan mengadakan festival budaya, bukan? Aku pasti akan datang. Aku memang belum tahu acaranya apa, tapi aku akan mendukung Yuuka agar tidak gagal… dan menjadikannya kesempatan untuk meningkatkan nilai di matanya!』


“Isami… hentikan saja ide bahwa kamu harus ikut campur. Aku tidak tahu bagaimana waktu SMP dulu, tapi sekarang Yuuka sudah bisa… mengatasi semuanya dengan kekuatannya sendiri.”


『…Memang benar, waktu aku berkunjung ke rumah Yuu nii-san, Yuuka tampak tersenyum ceria. Aku merasa lega sekali, karena ia sudah bisa tertawa dengan alami. Tapi… itu hanya ketika bersama Yuu nii-san…』


Nada suara Isami menurun, ia memilih kata-kata dengan hati-hati.


『Aku sungguh berterima kasih pada Yuu nii-san. Menurutku, fakta bahwa Yuuka yang sulit bergaul bisa dengan polosnya dekat dengan Yuu nii-san adalah bukti kebaikan hati Yuu nii-san. Tapi… apakah ia bisa berinteraksi sama baiknya dengan orang lain, itu masih membuatku khawatir. Karena itu, di festival budaya nanti… aku akan datang dengan niat untuk membantu Yuuka.』


Setelah terus berbicara tentang kekhawatirannya pada Yuuka hingga akhir, Isami pun menutup telepon. Sungguh. Sifat keras kepala di hal-hal aneh begini… persis seperti kakaknya.


Saat aku memikirkannya, kali ini telepon dari orang lain masuk.


“Halo?”


『Yahho, Sakata! Selamat ulang tahun!!』


Terdengar suara yang jelas-jelas bunyi petasan kertas, sampai pecah suaranya lewat speaker.


Serius deh. Bisa tidak menyalakan ledakan begitu lewat ponsel? Hampir saja telingaku rusak…


“Eh tapi, Nihara-san, kok kamu sampai ingat ulang tahunku?”


『Ya jelaslah? Aku ini kan istri keduamu, Sakata. Hal kayak gitu sudah pasti tahu dong~』


Dengan nada jelas-jelas menggoda, Nihara-san menjawab. Istri kedua, katanya. Kalau Yuuka dengar, pasti langsung heboh…


“Jangan-jangan kamu dengar soal ulang tahunku dari Yuuka?”


『Ooh, tepat sekali! Nilai penuh untuk Sakata! Dari Yuu-chan sendiri, lho. Dia bilang begini ke aku, “Apa yang harus aku lakukan, Momo-chan… supaya laki-laki bisa senang saat ulang tahunnya?” Jadi aku pikir, ya sudah, minimal aku kasih ucapan lewat telepon deh.』


“Tunggu… Yuuka minta saran soal merayakan ulang tahunku… dan dia pilihannya justru kamu, Nihara-san?”


『Seingatku, dia juga bilang mau tanya Nayucchi, deh?』


Serius, pilihan terburuk yang bisa ada. Kupikir aku akan dapat pesta sederhana nan hangat dengan Yuuka… tapi rasanya sudah berubah total jadi acara ulang tahun horor, sumpah.


『Pokoknya deh. Nantikan saja rencana ulang tahun super keren dari aku dan Nayucchi♪』


Setelah berkata begitu, Nihara-san menutup telepon.


Jujur saja, yang kurasakan hanya rasa waswas pada kelanjutan malam ini.…Dan ternyata Nayu juga sudah mengirim LINE.


Aku membuka ruang obrolan dengannya.


『Selamat ulang tahun ke-17 dalam status perjaka. Dan selamat tinggal… perjaka yang dulu ada.』


Apa-apaan ini. Surat aneh yang bahkan tidak jelas maksudnya merayakan atau merendahkan.


“Yuu-kun, maaf menunggu!! Ayo turun ke ruang tamu!!”


Saat aku masih mencerna pesan ulang tahun tak masuk akal dari adikku yang absurd itu, suara Yuuka terdengar dari lantai bawah. Sekali lagi, karena ulah Nihara-san dan Nayucchi, aku hanya bisa merasa khawatir.


Dengan langkah hati-hati, aku menuruni tangga dan perlahan membuka pintu ruang tamu.


────Dan di sana, yang kulihat adalah: Sebuah kotak hadiah raksasa berwarna merah.


“…………”


Oh, jadi seperti itu. Pernah kulihat adegan seperti ini di manga.


“Gedebuk, gedebuk~ goyang, goyang~”


Terdengar suara jelas-jelas menunjukkan “aku ada di dalam sini,” sambil kotaknya ikut berguncang. Kira-kira aku sudah tahu apa ujungnya, tapi masa’ iya dibiarkan begitu saja.


Aku pun buru-buru membuka tutup kotak hadiah raksasa itu. Lalu, yang meloncat keluar dari dalamnya adalah──


“Dari dalam kotak… jajan-jaaan! Selamat ulang tahun, Yuu-kun!!”

Yuuka, dengan senyum selebar mungkin, melompat kecil keluar. Namun, penampilannya jauh melampaui bayangan terliarku──dan sangat berbahaya.


Rambut hitamnya yang mengilap dibiarkan terurai santai, khas gaya rumah. Dari kepalanya muncul telinga kelinci yang tampak cocok untuk sifat manja Yuuka. Tubuhnya terbungkus leotard kulit hitam, dengan model bahu terbuka. Kakinya dibalut ketat dengan stocking jaring hitam. Dan, entah kenapa… sekujur tubuhnya dililit pita merah.


Singkatnya──Yuuka sedang dalam wujud “bunny girl” yang terikat dengan pita.


“…F-fuhh. Me-memalukan sekali, tapi… ha-hadiahnya adalah… aku!!”


“Itu usul siapa!? Nayu? atau Nihara-san!?”


“Umm, bunny girl itu idenya Momo-chan… dan lilitan pita merahnya usul Nayu-chan, kayaknya.”


Kolaborasi neraka.


“Te-terus, eehm… nih, aaah…”


Yuuka kemudian menggigit sebutir stroberi merah cerah, memejamkan mata rapat-rapat.


“…Makanlah? Stoberinya… juga aku. Keduanya manis, lho?”


“Yuuka, kamu sadar nggak sih apa yang kamu lakukan!?”


“A-aku sadar kok! Memang super memalukan, tapi… Momo-chan dan Nayu-chan bilang laki-laki suka ulang tahun yang begini. Jadi aku berusaha keras, supaya Yuu-kun senang!!”


Aku ingin bilang, “itu cuma prasangka terhadap semua laki-laki,” tapi entah kenapa tak bisa kuucapkan.


Tetap saja, menatap Yuuka dengan pakaian super menggoda ini terlalu berbahaya bagi mataku.


“Po-pokoknya, ganti pakaian ya, Yuuka? Tanpa semua ini pun… aku sudah sangat senang kamu mau merayakan ulang tahunku.”


“…Iya. Kalau Yuu-kun sudah bilang begitu, aku akan nurut.”


Setelah melahap stroberi itu sendiri, Yuuka buru-buru keluar dari kotak hadiah dan berlari ke arah lorong.


Ulang tahun seintens ini… jelas-jelas yang pertama dalam hidupku. Untuk sementara aku membereskan kotak raksasa itu, lalu duduk di sofa sambil menarik napas lega.


“...Yuu-kun, bagaimana kondisinya sekarang~?”


Sepertinya sudah berganti dari kostum bunny girl, Yuuka memanggilku dari lorong. Kondisi? Kondisi apa maksudnya?


“Ah, ini gawat sekali ya~. Jantungnya berdebar kencang sekali~. Bisa-bisa… meledak, lho!”


Dengan intonasi datar yang sama sekali tidak pantas untuk seorang pengisi suara, ia mengucapkan kalimat aneh itu. Dan saat berikutnya, Yuuka membuka pintu──muncullah ia di ruang tamu, mengenakan seragam perawat putih bersih.


“Serius!? Yuuka, kamu sama sekali nggak paham ya!? Dari yang tadi saja sudah keterlaluan, kenapa sekarang malah lanjut cosplay lagi!?”


“Ka-kalau tadi aku menolak, itu hanya gengsi saja… sebenarnya laki-laki yang kurang pengalaman seperti Yuu-kun pasti masih gelisah. Jadi percobaan kedua pasti berhasil, begitu kata Nayu-chan!”


“Lagi-lagi dia!!”


Kalau nanti pulang, aku benar-benar harus memberi pelajaran pada adik konyol itu. Tapi terlepas dari itu… penampilan ini benar-benar berbahaya. Dalam banyak arti. Meski hanya di rumah, Yuuka sengaja mengikat rambutnya jadi kuncir kuda dan mengenakan kacamata.


Seragam perawat itu bahkan panjangnya tidak sampai setengah paha, 

jelas tidak ada lapisan pakaian lain di dalamnya. Ditambah lagi, bagian dada terbuka lebar dalam bentuk V, yang di rumah sakit sungguhan pasti langsung dilarang.


“Katanya kalau perawat pakai kacamata akan lebih cocok… itu saran dari Momo-chan. Bagaimana, cocok nggak?”


“Tolonglah, mulai sekarang jangan minta saran dari dua orang itu lagi…”


Dengan perasaan lelah bercampur detak jantung yang makin tak terkendali, rasanya otakku benar-benar mau korslet.


“Yuu-kun… apa kamu tidak senang?”


Yuuka berkata begitu sambil menatap wajahku dengan cemas. Di matanya, tampak sedikit berkaca-kaca.


“Maaf ya, Yuu-kun. Ini pertama kalinya aku merayakan ulang tahun orang yang kusukai… Aku ingin menjadikannya hari paling istimewa dalam hidupmu. Jadi aku memikirkan banyak hal… tapi sepertinya agak kebablasan, ya.”


“Yuuka…”


Mendengar pengakuan tulus dari tunanganku yang polos itu, tanpa sadar aku langsung memeluknya erat.


“Y-Yuu-kun!? U-um, a-aku…”


“...Memang kebablasan sih. Tapi… aku sangat senang, karena kamu sudah berusaha keras memikirkan cara agar aku bahagia. Jadi ──terima kasih, Yuuka. Ini benar-benar ulang tahun terbaik.”


“...Yuu-kun.”

Masih dengan kacamata dan seragam perawat itu, Yuuka membalas pelukanku erat-erat. Lalu, sambil menatapku dari bawah dengan senyum malu-malu, ia berkata──


“Ehehe… Selamat ulang tahun, Yuu-kun! Terima kasih sudah lahir, terima kasih sudah bersamaku… Aku akan selalu… mencintaimu, mulai sekarang dan selamanya!!”




Chapter 14 

【AriRaji Spoiler】 

Segmen Surat Pendengar yang Terlalu Kacau


Saat Yuuka pergi berbelanja bahan makanan untuk makan malam, aku meninggalkan pesan bohong, “Aku main dengan Masa,” lalu diam-diam bersembunyi di kamar Nayu yang sedang kosong. Dengan ini, Yuuka tidak akan menyadari keberadaanku untuk sementara waktu.


Skenario yang sempurna.


"…………"


Sebenarnya aku ingin menggunakan komputer yang ada di ruang tamu, tapi karena Yuuka sudah mengatur blokir akses ke situs yang aku tuju, akhirnya aku menyerah.


Yah, tidak apa-apa. Aku masih punya alat peradaban modern── smartphone. Maka dari itu, aku perlahan menekan tombol klik pada rekaman radio internet itu.


"Selamat datang semuanya, konnichiwalice. ‘Love Idol Dream! Alice Radio☆’──akan segera dimulai, jadi bersiaplah."


Radio internet AriSute, yang juga disebut AriRaji, awalnya sudah sangat populer. Setelah pengumuman acara pemungutan suara populer Delapan Alice, pamornya semakin melonjak tinggi. Tanpa MC tetap, para idol Alice yang dipanggil akan mengisi acara dengan format: paruh pertama berupa percakapan dalam karakter, dan paruh kedua berupa bincang santai oleh pengisi suara.


Benar-benar program terbaik.

Dari sekian banyak episode AriRaji, ada beberapa yang masuk tiga besar popularitas. Sejak minggu lalu, dimulai sebuah proyek untuk kembali mengumpulkan para anggota episode legendaris itu. Dan kali ini, para anggota yang berkumpul adalah────


"Menuju puncak sebagai top idol, aku pasti akan sampai. Jadi… sudah siap mengikutiku, kan? ──Pengisi suara Ranmu-chan, ‘Shinomiya Ranmu’. Salam kenal."


Pertama adalah “Alice ke-6”──peringkat keenam dalam popularitas AriSute, gadis SMA cantik nan dingin, Ranmu-chan. Dialah favoritnya Masa. Sosoknya yang keras, disiplin, penuh tekad mengejar puncak idol, namun di sisi lain juga kikuk dalam kehidupan pribadi, menciptakan daya tarik karena kontrasnya. Dengan rambut ungu panjang sampai pinggang dan busana bergaya rock, penampilannya sungguh menawan.


"Semakin digali, semakin banyak pesona yang keluar. Yuk, tertawa lebih banyak lagi bersama aku──Pengisi suara Deru-chan, ‘Hotta Deru’. Hai, halo semuaー"


Berikutnya, peringkat ke-18 Alice Ranking, Deru-chan, gadis berusia 19 tahun yang lahir di keluarga kaya raya seperti keturunan raja minyak. Dikenal dengan tekadnya untuk menemukan “senyuman yang tak bisa dibeli dengan uang” bersama semua orang, ia selalu tampil tenang dalam menjalankan aktivitas idol.


Setting karakternya sebagai keturunan campuran membuat wajahnya tampak dewasa dan berkarakter, inilah kunci popularitasnya. Dan kemudian────


"Ahー! Kenapa sih makan pudingnya tanpa izin!! Itu kan yang Yuuna tunggu-tunggu… nggak bakal aku maafin! Sebagai hukumannya… hari ini kamu harus memeluk aku seharian, ya!! ──Pengisi suara Yuuna, ‘Izumi Yuuna’. Mohon kerjasamanya!!"

Meski di ranking Alice hanya berada di posisi 39, bagiku dia sudah menembus langit dan menjadi idol Alice paling imut sedunia──itulah Yuuna-chan. Ceria, polos, sedikit ceroboh. 


Karena tak mau dianggap anak kecil, ia pura-pura bertingkah manja layaknya gadis kecil yang nakal, tapi akhirnya malah gagal dan kesal sendiri──itu pun tetap menggemaskan. Rambut cokelat yang diikat kuncir kembar di puncak kepala menyimpan harapan seluruh dunia. Mulut mungil yang imut menyimpan misteri alam semesta.


Bahkan mencoba mengungkapkan pesonanya dengan kata-kata saja rasanya sudah lancang… karena bagiku, dialah makna hidup itu sendiri, sang idol Alice──Yuuna-chan.


"…Haa."


Seperti biasa, begitu Yuuna-chan muncul, aku sampai lupa bernapas.

Setelah menenangkan diri dengan menarik napas panjang, aku memejamkan mata, lalu memusatkan seluruh inderaku pada suara AriRaji yang keluar dari smartphone.


Meski program ini sangat luar biasa, Yuuka selalu mencoba menghalangiku setiap kali Yuuna-chan ikut tampil. Aku bisa paham alasan Yuuka. Karena Watanae Yuuka──adalah pengisi suara Yuuna itu sendiri, Izumi Yuuna.


Didengarkan oleh tunangan sendiri ketika sedang siaran radio jelas merupakan hal yang memalukan luar biasa, mungkin sampai tak terbayangkan bagiku. Tapi, maaf Yuuka… yang satu ini tak bisa aku turuti meski kau memintanya.


Karena jauh sebelum aku bertemu denganmu, aku sudah menjadi penggemar nomor satu Yuuna-chan──“Shinigami yang jatuh cinta.”

Dan sudah menjadi kewajiban seorang Shinigami yang jatuh cinta untuk memeriksa setiap detail tentang Yuuna-chan.

Begitulah, sesi karakter talk selesai, lalu berlanjut ke segmen free talk.


"Jadi begitu. Kayaknya formasi sesama member dari agensi yang sama ini lumayan populer, ya. Jujur aja, aku sih heran kenapa. Dari sudut pandangku, maksudnya."


"Kenapa malah pesimis begitu, Hotta-san!? Bukankah bagus? Artinya pesona kita bertiga berhasil tersampaikan ke para pendengar!! Betul kan, Ranmu-senpai?"


"…Entahlah. Rasanya energiku dengan Yuuna waktu itu tidak sinkron."


Dalam AriRaji sebelumnya, rasa cinta adik yang kental dari Izumi Yuuna dan sikap disiplin tanpa kompromi milik Shinomiya Ranmu sampai-sampai memercikkan percikan api sengit. Yang mati-matian berusaha menengahi dan menjaga agar siaran tetap berjalan adalah Hotta Deru.


"Ranmu! Itu dia, mulut tajammu! Waktu itu kita hampir kena masalah siaran, lho!? Tolong banget, kalian berdua kali ini tolong kendalikan diri! Ini perintah senior, oke!!"


"Ba-baik! Hotta-san!!"


"…Akan kuusahakan."


…Ya, begitulah. Siaran kali ini memang dimulai dengan peringatan keras dari Hotta Deru.


Kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya… jujur saja, hatiku dipenuhi antara rasa cemas dan juga rasa penasaran.



“Kali ini berbeda dari biasanya, kita akan memperkenalkan surat-

surat pendengar sambil ngobrol. Jadi, Yuuna-chan. Tolong bacakan surat pertama, ya.”


Dengan pengantar yang sempurna dari Hotta Deru, tongkat estafet pun berpindah ke tangan Izumi Yuuna.


“Baik! Kalau begitu, ini dari pendengar dengan nama pena ‘Ikemasa’-san. Ranmu-sama, Putri Yuuna, Deru-chan, konnichiwalice… konnichiwaliceー!!”


Pffft, aku tak kuasa menahan tawa dan sampai terbahak. Karena pendengar itu jelas-jelas adalah orang yang kukenal baik.


Nama pena ‘Ikemasa’ tak lain adalah──Kurai Masaharu. 


“Sebagai penggemar Ranmu-sama, saya benar-benar sangat senang dengan prestasi Ranmu-sama belakangan ini, sampai-sampai air mata darah keluar karena terlalu bahagia! Saking senangnya, meski sudah masuk semester baru, saya malah begadang demi memutar gacha (lol). Tolong hina saya, Ranmu-sama.”


“Ya, Ranmu.”


“──Minta dihina? Kau bahkan tidak pantas dihina. Jika mengaku sebagai penggemarku… lakukanlah segala sesuatu dengan sepenuh hati.”


Oohー!! …Izumi Yuuna dan Hotta Deru pun langsung bertepuk tangan. Masa, pasti saat ini sedang menjerit-jerit kegirangan sambil mendengarkan siaran itu. Membayangkan wajahnya saja sudah membuatku merasa campur aduk.


“Baik, berikutnya aku yang bacakan. Dari pendengar dengan nama pena ‘NAYU’. Salam kenal. Katanya ini pertama kali dia kirim surat. Wah, senangnya! Terima kasih Aliceー!!”

…‘NAYU’?


Begitu mendengar nama pena itu, aku langsung dilanda firasat buruk.


“Pertanyaannya untuk Yuuna-chan. Wah, langsung ditujukan ke Yuuna-chan. …Yuuna-chan katanya sering menceritakan tentang ‘adik laki-laki’. Kalau misalnya bisa menikah dengan ‘adik’ itu, apakah Yuuna-chan mau menikah dengannya? Kalau iya, mau punya anak berapa orang? …Uhm, baiklah, lanjut ke surat berikutnya saja, ya…”


Sepertinya Hotta Deru juga sudah mencium aroma bahaya. Ia mencoba melewatkan pertanyaan itu dan segera beralih.


Itu adalah keputusan yang bijak. Lagipula, yang dimaksud dengan ‘adik’ oleh Izumi Yuuna… tak lain adalah aku, tunangannya sendiri. Namun, tiba-tiba──


“Aku mau!! Karena aku──sangat mencintai ‘adik’ku!! Untuk anak… hmm, aku ingin punya anak laki-laki dan juga perempuan, jadiー…”


“Heyaah!”


“Aduh!?”


Gonk! Suara teredam terdengar, sepertinya Yuuna dihantam dengan naskah atau sesuatu, sehingga ucapannya terhenti.


“Yuuna-chan… sebentar lagi kau sungguh-sungguh akan dimarahi oleh orang penting di kantor, tahu!? Bercandaan soal ‘brocon’ masih bisa ditoleransi, tapi kalau sudah menyinggung soal anak dan hal-hal nyata begitu, itu benar-benar Not Good! Bisa melanggar aturan kepatuhan!!”


“Ba-baik…”


Menerima teguran keras dari Hotta Deru, Izumi Yuuna akhirnya 

tampak menyesal. Aku pun menghela napas lega… meski dalam hati, aku berjanji: ‘NAYU’, kalau nanti kau pulang kampung, siap-siap saja. Akan kuceramahi habis-habisan. Ingat itu.


“…Aku pribadi menganggap diriku sudah ‘menikah’ dengan pekerjaan sebagai seorang idol.”


────Saat suasana mulai tenang, tiba-tiba Shinomiya Ranmu, yang sejak tadi diam, justru melemparkan batu ke kolam yang hening.


“Eh… Ranmu-senpai? Maksudnya apa?”


“Bukankah inti dari surat ini… tentang bagaimana seorang idol memandang kata-kata seperti ‘menikah’ atau ‘punya anak’? Pasangan hidup seorang idol adalah ‘pekerjaan’. Dan anaknya adalah… benar, ‘karya’. Yuuna, kau mengerti?”


“Maaf, Ranmu… aku sendiri tidak paham sama sekali apa yang kau maksud…”


Dengan gaya dinginnya, Ranmu melontarkan logika yang sulit dimengerti. Bahkan Hotta Deru pun tampak kebingungan. Namun, sang ‘Alice ke-6’ Shinomiya Ranmu, terus berbicara tanpa henti.


“Yuuna. Memang baik jika kau akrab dengan ‘adik’mu. Tapi menjadikan ‘adik’ sebagai pasangan hidup jelas keliru, bukan begitu? Seorang idol harus berjuang dengan tekad seakan ia sudah menikah dengan pekerjaannya. Jika tidak… kau tidak akan bertahan di dunia ini.”


“T-tapi! Pernikahan itu adalah impian setiap gadis, Ranmu-senpai!!”


Terhadap logika yang tidak masuk akal, Yuuna pun memberi jawaban yang sama gilanya.


“Aku memang menganggap pekerjaan penting, tapi cinta juga penting 

bagiku… Perasaan berdebar itu bisa kubawa dan kusalurkan ke dalam karya. Itu juga bagian penting dari peran seorang pengisi suara! Karena itu, aku, aku… ingin menghabiskan seluruh hidupku bersama ‘adik’ yang paling aku cintai──”


“Baik, kita masuk iklanー.”


────────────────────────────────────────────────────────────────────────────────


“Segera pensiun sekarang juga! Magical Girls” Blu-ray sedang laris manis di pasaran! Pada edisi produksi pertama volume ketiga, terdapat bonus mini-drama ‘Angin Utara dan Pipa Besi’.


Kali ini, ada bonus pipa besi skala seperempat yang menjadi senjata andalanku, dan semuanya seharga enam ribu tiga ratus yen. Pipa besi itu bagus, lho? Kalau diayunkan, lumayan menyenangkan. Kalau tidak beli──harus siap bersih-bersih?


Maaf. Sebenarnya aku tidak ingin mengucapkan kalimat itu.



“Apa yang kau lakukan, Yuu-kun!!”


“Uwaa!?”


Tepat saat Hotta Deru sudah pasrah dan melempar ke iklan, pintu kamar Nayu terbuka dengan keras.


Saat aku buru-buru menoleh, di sana berdirilah Yuuka, dengan pipi memerah karena marah.


“Dari tadi kudengar suara ribut-ribut dari lantai dua, jadi aku merasa ada yang aneh… dan ternyata benar! Tidak bisa dipercaya. Kamu berpura-pura pergi, hanya demi mendengarkan ‘AriRaji’ yang sudah 

kuperingatkan jangan kau dengarkan!!”


“Tapi begini ya? Sebagai ‘Shinigami yang jatuh cinta’, kalau aku sampai tidak mendengarkan episode legendaris dengan Yuuna-chan sebagai host… itu justru bisa dibilang penyakit parah, tahu?”


“Dasar keras kepala! Rumah sakit juga akan bingung kalau kedatangan pasien aneh sepertimu!!”


Dengan wajah kesal, Yuuka menjulurkan lidah, lalu merampas smartphone-ku dan mematikannya.


“…Setelah itu, aku benar-benar dimarahi habis-habisan oleh Ranmu-senpai. Juga oleh Hotta-san.”


Ya, aku bisa menebaknya.


Untungnya, Hotta-san masih punya akal sehat. Itu saja sudah membuatku lega.


“…Ngomong-ngomong, Yuu-kun sendiri bagaimana?”


“Eh? Maksudmu apa?”


Mendadak Yuuka menatapku dari bawah, matanya tampak berkilau. Aku kebingungan mencari jawaban, tapi sepertinya Yuuka sudah tak sabar, karena dengan pipi menggembung ia berkata:


“…Tentang anak. Aku ingin punya dua, laki-laki dan perempuan. Kau sendiri bagaimana, Yuu-kun?”


“Yuuka, kau tahu kan kenapa tadi Hotta-san menegurmu!?”


Jelas-jelas dia tidak menyesal. Bahkan sepertinya tidak paham.


Terlalu polos… membuatku benar-benar bisa merasakan betapa susahnya jadi Hotta-san.



Sebagai catatan──tentu saja. Sisa siaran AriRaji tetap aku dengarkan sampai habis, setelah berpura-pura keluar sebentar ke minimarket.




Chapter 15 

【Kelesuan】

Akibat menyerahkan acara budaya pada para gyaru……


"Baiklah, mulai sekarang kita akan membicarakan acara untuk festival budaya, ya? MC kali ini adalah aku, Nihara Momono desu~!"


Dengan nada yang sangat ringan, Nihara-san berkata begitu sambil menepukkan tangannya ke meja guru dengan wajah penuh percaya diri. Di dekat papan tulis berdiri Watanae Yuuka, mengenakan kacamata khas sekolah dan memegang kapur dengan wajah tanpa ekspresi. Sedangkan di samping Nihara-san, aku berdiri tanpa banyak peran.


──Memanfaatkan jam homeroom untuk membicarakan festival budaya. Pertemuan pertama.


Sekadar mengeluarkan ide untuk acara budaya saja sudah cukup membuatku murung. Apalagi kini aku harus berdiri di depan kelas seperti ini…… tidak pernah terbayang sebelumnya.


"Jadi, ada yang punya usulan?"


"Ada dong!"


Orang yang dengan penuh semangat mengangkat tangan adalah sahabat burukku, Masa. Entah kenapa wajahnya terlihat berkilau penuh semangat.


"Oke, kalau begitu Kurai. Kau ingin mengusulkan apa?"


"Akan kujelaskan dengan tegas──‘Arisute’ stage!"

…Ya ampun.


"‘Love Idol Dream! Alice Stage☆’──Sebagai bentuk penghormatan pada karya luar biasa yang tengah mendunia ini, aku mengusulkan agar kita membuat ulang panggung live ‘Arisute’ dengan para siswi sebagai pemeran! Serahkan saja padaku…… aku akan mengadakan audisi sempurna untuk menentukan siapa yang cocok memerankan siapa──"


"Ditolak."


Dengan tegas, Yuuka memotong omongan Masa dan mengumumkan dengan nada dingin.


"Acara kita akan diadakan di kelas, kan? Ruangannya terlalu sempit untuk panggung."


Itu adalah argumen yang begitu telak hingga membuat lawan tak bisa membantah.


"Betul sekali, Watanae-san! Jadi, Kurai, kamu gugur dulu untuk ronde ini."


"Apa maksudnya ‘gugur satu ronde’!? Dengarkan ide lainku juga dong! Kalau panggung tidak memungkinkan, maka bagaimana kalau kita adakan acara jabat tangan dengan siswi yang menyamar sebagai Alice Idol──"


"Kurai-kun. Duduk."


Dengan ketegasan yang menakutkan, Yuuka hanya mengucapkan satu kalimat. Bahkan Masa pun tak bisa membantah, dan hanya bisa kembali ke tempat duduknya.


"Bagus sekali, Watanae-san! Kamu mengendalikan suasana dengan baik! Memang benar, kamu adalah tangan kananku."

"Biasa saja."


"Kalau begitu, Watanae-san sendiri, ada ide?"


"Tentu."


Ketika tiba-tiba ditanya, Yuuka menaruh jarinya di dagu, berpikir sejenak. Lalu──tanpa mengubah ekspresi sedikit pun, ia berkata datar:


"Bagaimana kalau kita meneliti produk khas daerah ini, membuat panel, lalu memajangnya?"


Sungguh mengejutkan, betapa seriusnya usulan itu.


"Eh, Watanae-san. Kalau hanya pameran panel di festival sekolah, bukankah itu terlalu membosankan?"


"……Kalau begitu, bagaimana kalau Sakata-kun yang mengajukan ide lebih baik?"


Dari sudut yang tidak terlihat teman-teman, Yuuka menjulurkan lidahnya sambil berkata begitu.


Ah…… jelas ini tandanya dia sedang merajuk.


"Ayo cepat keluarkan idemu, Sakata-kun. Cepat."


"A-aku…… tidak terpikir apa-apa, sih……"


Saat aku bingung dengan desakan Yuuka, Nihara-san menepuk tangannya dengan semangat.


"Dengar, dengar semuanya! Memang kita tidak bisa bikin ulang panggung idol seperti kata Kurai, tapi bagaimana kalau kita tetap melakukan hal semacam itu? Misalnya pakai kostum lucu, lalu mengadakan kafe! Para laki-laki juga bisa pakai kostum keren."


Dengan ide spontan Nihara-san, kelas langsung ramai bergemuruh.


"Momono, maksudmu semacam kafe pelayan gitu?"


"Iya! Tidak harus pelayan saja, bisa juga seperti Halloween, semua orang pakai berbagai kostum. Pokoknya kafe kostum!"


"Oooh, ide Momono lumayan juga ya. Kesempatan cosplay jarang ada, pasti seru tuh."


"Betul! Festival budaya adalah bagian dari masa muda…… bahkan sensei pun setuju kafe cosplay itu bagus!!"


Gousaki-sensei, yang berdiri di belakang kelas dengan tangan terlipat, tiba-tiba mengangguk-angguk berlebihan.


Sepertinya menurut guru penuh semangat itu, kafe cosplay pun dianggap bagian dari “masa muda.” Aku benar-benar tidak mengerti standarnya.


"Nihara-san…… menurutku ide itu agak bermasalah. Bisa mengganggu ketertiban……"


Di tengah suasana kelas yang mulai condong ke arah kafe cosplay, Yuuka bergumam lirih dengan wajah yang sulit diartikan.


"Eh? Jadi Watanae-san tidak begitu setuju, ya? Tapi kan tidak semua harus cosplay kok. Ada juga pekerjaan di balik layar, jadi bisa dibagi sesuai peran, kan?"


Menangkap ketidaknyamanan Yuuka, Nihara-san segera berusaha menengahi.

Sebagai seorang gyaru, kepekaan dalam membaca situasi memang patut dikagumi. Namun……


"Eh, menurutku lebih baik semua ikut cosplay, deh. Dari sisi kesan keseluruhan, itu pasti lebih bagus!"


"Itu mah karena kamu cuma mau lihat banyak gadis pakai cosplay, dasar mesum~. Tapi…… ya, aku juga merasa sebaiknya semua ikut. Kalau tidak, malah jadi tidak adil."


"Ugh…… ya, mungkin juga sih…… tapi…… hmm……"


Mungkin karena ingin menolong Yuuka, Nihara-san jadi berbicara agak ragu-ragu. Melihat itu──mungkin merasa tidak enak, Yuuka mengangkat tangannya pelan dan memberi usulan datar:


"Kalau begitu, bagaimana kalau kita putuskan dengan voting? Apakah kafe cosplay dengan semua ikut cosplay, atau hanya sukarelawan saja yang cosplay…… atau pameran panel produk khas daerah."


Ternyata usul panelnya masih dipertahankan!?


──Dan, begitulah. Akhirnya, melalui voting yang dianggap paling adil, keputusan pun diambil. Hasilnya, acara kelas 2-A adalah…… “Kafe cosplay dengan semua siswa ikut cosplay.”



"Uuuhhh! Kenapa sih semua orang malah ingin cosplay!!"


Begitu jam homeroom selesai dan aku pulang ke rumah.


Yuuka, yang sudah melepas ikat rambutnya, menanggalkan kacamatanya, dan berganti pakaian rumah, terlihat gelisah.


"Padahal Momo-chan sudah berusaha menengahi! Aku juga punya usulan pameran panel produk khas daerah, lho!! Kenapa, kenapa…… ya ampun!!"


Sebagai catatan, usulan pameran panel produk khas daerah hanya mendapat satu suara. Siapa yang memilihnya, sengaja tidak kutanyakan.


"Tapi, yang mengusulkan voting kan aku sendiri…… kalau sudah begini, ya mau bagaimana lagi! Tidak ada pilihan selain menyiapkan mental…!!"


"Memangnya perlu segitunya, ya? Bukankah sebagai Izumi Yuuna kamu juga sering tampil di acara-acara? Aku kira kamu tidak akan terlalu keberatan……"


"Itu karena──aku melakukannya sebagai Izumi Yuuna, begitu!"


Dengan cepat mendongakkan kepala, Yuuka menggembungkan pipinya.


"……Izumi Yuuna itu memang aku, tapi juga bukan aku. Saat menjadi pengisi suara, orang-orang kan tidak tahu kehidupan pribadiku. Karena itu saja aku bisa banyak bicara dan mengendalikan suasana……"


Ah, benar juga. Watanae Yuuka sebenarnya adalah seorang otaku tingkat tinggi, yang cukup buruk dalam berkomunikasi. Kalau sudah bicara soal hal-hal yang ia sukai, ia tidak bisa berhenti, akhirnya terlalu banyak bicara dan malah jadi gagal.


Itulah sebabnya di sekolah ia berusaha tampil sebagai pribadi yang serius──hasilnya, justru terlihat dingin dan sulit didekati. Kalau Yuuka dengan kepribadian sekolahnya itu harus tampil seperti Izumi Yuuna?


……Ya. Sepertinya semua dimensinya bakal kacau-balau, dan hasilnya pasti jadi aneh.

"Lagipula…… aku juga tidak suka kalau Yuu-kun ikut cosplay di depan semua orang."


"Kenapa?"


"Haaah…… ini nih, Yuu-kun…… kamu itu orang yang penuh dosa."


Tiba-tiba saja aku disindir!?


Kepalaku penuh dengan tanda tanya, sementara Yuuka memasang wajah merajuk.


"Soalnya, coba bayangkan. Kalau Yuu-kun memakai setelan pelayan, atau tuksedo, atau yang semacam itu…… semua teman sekelas pasti langsung jatuh cinta padamu! Hmph…… dasar bodoh."


"Yang bodoh itu kamu, tahu!?"


Apa yang dia khayalkan itu terlalu jauh. Dan ‘Yuu-kun’ yang ia maksud memang aku, kan? Bukan kebetulan ada seorang idola terkenal dengan nama yang sama, kan?


"Dengar, Yuuka…… aku ini tidak semenarik yang kamu pikirkan. Jangankan populer, serpihan popularitas pun tidak ada padaku."


"Justru kamu populer. Buktinya, aku ini tergila-gila padamu~."


"Itu karena kamu memang aneh…… kalau dilihat orang lain, pasti mereka bilang seleramu buruk. Yakin deh."


"Kalau pun begitu, ingat tidak? Katanya di dunia ini ada tiga orang yang mirip sekali dengan kita! Jadi minimal ada dua orang lagi di luar sana…… yang juga tergila-gila pada Yuu-kun!!"


……Kita sedang bicara apa sih?

Konsep doppelgänger itu jelas bukan begitu cara kerjanya, kan?


Saat kami masih saling beradu pendapat tanpa arah yang jelas. Tiba-tiba dari ponselku──bunyi dering panggilan RINE terdengar.


"……Hah? Kenapa malah Isami?"


Aku mengernyit, tidak menyangka nama itu muncul di layar.


Untuk menghindari kesalahpahaman aneh dari Yuuka, aku segera mengaktifkan speaker.


『Selamat malam, Yuu nii-san』


"Isami…… kenapa kamu menelepon Yuu-kun?"


『Ah, jadi Yuuka juga ada di situ ya. Hehe…… suaramu tetap imut seperti biasa, ya, Yuuka』


"Sudahlah, hentikan. Jawab pertanyaanku."


『Ahaha. Cepat marah juga, itu pun menggemaskan, lho? Yuuka』


Yuuka langsung menghentakkan kakinya kesal sambil tetap duduk di kursi. Beginilah caranya nilai dirinya selalu turun gara-gara adik ipar bergaya ikemen ini……


"Jadi? Ada apa meneleponku, Isami?"


『Ah, ya. Sebenarnya aku mendapat permintaan dari Momono-san. Aku hanya ingin melaporkannya.』


Permintaan? Dari Nihara-san?


"Tunggu…… sejak kapan kamu bertukar kontak dengan Nihara-san?"


『Sejak bertemu di Comiket kemarin…… tapi itu tidak penting. Yang penting, aku dengar kalian akan mengadakan kafe cosplay di festival budaya, bukan?』


……Entah kenapa aku merasa firasat buruk. Dan benar saja, hampir bersamaan dengan itu, suara Isami terdengar penuh percaya diri.


『Jadi begini, Momono-san memintaku…… untuk menjadi penasihat kafe cosplay kalian! Karena siapa lagi kalau bukan aku──cosplayer populer, Izumi Isami!!』


"Yah!"


──── klik.


Ah, terputus. Yuuka menatap layar ponselku dengan tajam, lalu menggertakkan giginya. Tiba-tiba, sebuah pesan baru dari Isami masuk.


『Begitulah. Jadi akhir pekan ini, aku akan main ke rumah kalian ya.』


Panik, Yuuka langsung menelpon balik Isami melalui RINE.


"Tunggu, Isami!? Maksudmu apa datang ke sini segala!?"


『Soalnya Momono-san ingin mengadakan rapat. Jadi kupikir, sekalian saja aku bisa bertemu denganmu, Yuuka. Maka, rapatnya di rumah Yuu nii-san, oke?』


"Tidak perlu! Kami tidak butuh saranmu! Ini festival sekolah kami, Isami tidak ada hubungannya!!"


『────Salah. Aku memang ada hubungannya.』


Nada suaranya menurun sedikit, lalu ia berkata lembut:


『Karena aku selalu menjadi ksatria…… yang akan menyelamatkan Yuuka saat dalam kesulitan.』


"Ughhh!! Ksatriaku itu Yuu-kun!! Dasar bodoh, Isami!!"


"Hei, bagian yang harus dikomentari itu bukan itu, tahu!?"


──Dan begitulah. Partisipasi Isami sebagai penasihat cosplay untuk festival budaya akhirnya diputuskan.


……Sebenarnya ke mana arah festival budaya kelas kami ini?


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment

close