NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Ore no linazuke ni Natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Volume 3 Chapter 3

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan


Chapter 3

Tunanganku yang Gadis Pendiam, Terlalu Tidak Terbiasa Punya Teman sampai Kelewat Berlebihan


"Gelisah… gelisah…"


Baru kali ini aku melihat orang mengekspresikan rasa gelisahnya dengan kata-kata. Melihat Yuuka yang jelas-jelas tampak gelisah, aku pun tak tahan tertawa kecil.


Di dinding ruang tamu menempel banyak sekali stiker hiasan. Di meja makan tersaji aneka masakan buatan tangan Yuuka. Dan di dapur, tersembunyi sebuah kue tart lengkap dengan lilin.


Ya. Alasan Yuuka gelisah adalah karena sebentar lagi akan ada sebuah acara. Acara itu adalah—pesta peringatan empat bulan pertunangan kami.…Bukankah kita juga mengadakan pesta saat masuk bulan ketiga? Apa Yuuka berniat merayakannya setiap bulan, ya…? Tapi, yang membuat Yuuka gelisah bukanlah aku.


Orang yang membuatnya gelisah adalah tamu yang diundangnya ke pesta ini. Bisa dibilang, mungkin inilah teman pertama Yuuka sejak masuk SMA.


──Nihara Momono.


"Momo-chan sebentar lagi akan datang, kan…? Bagaimana ya? Apa persiapannya sudah cukup?"


Saat hari masuk sekolah di libur musim panas. Yuuka yang sebenarnya ingin berperilaku seperti seorang teman, justru secara tak terduga bersikap sangat dingin pada Nihara-san—dan itu membuatnya sangat terpuruk. Setelah terpuruk habis-habisan, ia akhirnya mendapat ide… untuk mengundang Nihara-san ke pesta peringatan empat bulan pertunangan ini.


"Uhm… Yuuka. Boleh aku bicara serius sebentar?"


"Tentu! Kalau demi membuat Momo-chan senang, saran apa pun akan aku terima dengan sepenuh hati!!"


Semangatnya benar-benar di luar batas. Bukankah ini sudah lebih mirip acara untuk merayakan Nihara-san saja?


"Kalau menurutku, ya… kalau ada teman yang mengundangku ke pesta peringatan empat bulan pertunangannya, aku rasa aku tidak akan terlalu senang."


Misalnya, katakanlah Masa punya pacar di dunia nyata. (Meskipun kenyataannya tidak begitu). Lalu dia berkata padaku, "Aku baru empat bulan tunangan, mau ikut pesta bareng nggak?" Kira-kira apa reaksiku saat itu?


…Sudah pasti, aku akan menepuk kepala Masa dengan cukup keras. Sebegitu canggungnya diundang untuk menyaksikan teman dan pasangannya bermesraan. Apalagi kalau sesama laki-laki, ini benar-benar tidak ada enaknya.


"Tapi, waktu aku kirim LINE ke Momo-chan, dia kelihatan sangat bersemangat, lho. Katanya, 'Aku akan memotret habis-habisan sisi memalukan Sakata! Pasti seru banget!!'"


"Antusiasmenya tidak sesuai dengan maksud utama pesta ini, ya…"


Ya. Nihara-san memang tipe orang seperti itu. Kalau begitu… ya sudahlah. Daripada berharap Yuuka bisa bergaul dengan lancar di sekolah, memang lebih mudah kalau ia mencoba akrab dengan Nihara-

san di rumah.


"…Seriusan, kalian benar-benar mau mengundang gyaru itu?"


Tiba-tiba Nayu menyelip masuk ke percakapan kami. Tangannya dimasukkan ke saku jaket denim, wajahnya jelas-jelas menunjukkan rasa tidak senang.


"Memangnya tidak apa-apa? Kalau-kalau gyaru itu memanfaatkan pesta ini buat merebut Nii-san dari Yuuka-chan, bagaimana?"


"Apa-apaan sih… kan aku sudah jelaskan kemarin. Nihara-san sama sekali tidak ada hubungannya dengan Nonohana Raimu. Dia cuma gyaru pecinta tokusatsu."


Nonohana Raimu—orang yang dulu membuatku gagal total di masa SMP, sekaligus simbol dari masa kelamku. Nayu sempat mencurigai bahwa gyaru yang suka mendekatiku itu ada hubungannya dengan Raimu, tapi setelah aku ceritakan soal festival musim panas, seharusnya kesalahpahaman itu sudah teratasi.


"Haa… ya, aku tahu dia bukan anak buahnya Nonohana Raimu. Tapi itu tidak berarti aku bisa tenang. Soalnya dia itu gyaru, kan?"


"Terus kalau gyaru, memangnya kenapa?"


"Gyaru itu, meskipun orang sudah punya pacar, mereka tetap saja menerkam. Benar-benar predator, deh."


Sungguh prasangka yang keterlaluan. Tapi, ya, aku juga sempat waspada hanya karena dia gyaru, jadi aku tidak bisa banyak protes.


"Makanya sudah kubilang, kan? Penampilannya memang gyaru, tapi dalamnya hanya penggemar berat tokusatsu. Baginya, yang utama bukan laki-laki, tapi item transformasi."

"Betul sekali, Nayu-chan! Momo-chan bukan anak yang aneh-aneh kok… jadi jangan coba-coba usil, ya?"


"…Baiklah. Kalau Yuuka-chan bilang begitu."


Seperti biasa, pendapatku tidak digubris, tapi kalau Yuuka yang bicara, dia langsung nurut.


Ya, meski bagus kalau adik dan tunanganku bisa akrab, tetap saja rasanya agak mengganjal.


──── Ding-dong!


"Kyah!! M-Momo-chan sudah datang… bagaimana ini, Yuu-kun!?"


"Ya jelas datanglah. Kan kamu yang mengundangnya…"


"…Huh."


Melihat Yuuka yang panik, Nayu pun berjalan santai ke arah lorong. Lalu, ia membuka pintu masuk dengan klik.


"Yaho, Sakata dan Yu—eh? Siapa kamu?"


"Kamu siapa dulu? Sakata? Oh, orang itu kemarin pindah ke Tibet. Jadi, silakan kembali—"


"GYAAAAAA!! Jangan begituuu!!"


Dengan panik, Yuuka berlari mendekat, lalu mencengkeram bahu Nayu dan mengguncangnya keras-keras ke depan dan belakang.


"Aduh, aku sudah bilang jangan usil, jangan usil!!"


"M-Maaf, Yuuka-chan… aku minta maaf… tapi jangan guncang aku 

begini… ugh, aku pusing…"


"Pfft! Ahahahaha!! Keluarga Sakata memang kocak banget, sih!"


Melihat dua orang itu dari belakang, Nihara-san malah terbahak. Lalu, ia membungkuk sedikit, menatap wajah Nayu.


"Senang bertemu denganmu. Jadi kamu ini benar-benar Nayu-chan, kan?"


"Kalau aku ini Nayu atau bukan, kamu tidak akan tahu sampai aku sendiri yang mengaku… Senang berkenalan, aku ini Schrodinger’s Nayu, ada masalah?"


Melihat sikap Nayu yang terus saja menyebalkan dan penuh kepelikan, aku dan Yuuka refleks menepuk punggungnya bersamaan.



"Wah, hiasannya rame banget! Serius totalitas banget nih!!"


Begitu masuk ruang tamu, Nihara-san langsung berseru kagum. Pandangan matanya tertuju pada dinding yang penuh dengan stiker dekorasi. Bukan hanya dipenuhi bintang dan hati, tapi juga ada tulisan dari stiker huruf: ‘Selamat, Yuu-kun, 4 Bulan!’ …Ini terus terang cukup memalukan, sih.


"Wah, Sakata, kamu benar-benar disayang ya. Sampai Momono-sama pun jadi ikut senyum-senyum, deh. Sumpah bikin nyengir sendiri, nih."


"Anda cuma lagi ngeledek, kan, Nihara-san…"


"Enggak, beneran. Ingat nggak, kata-kata di Kamen Runner Voice? Bahwa bertarung adalah cinta. Dan cinta itu adalah…"


“"──‘Suara Bumi’!!"”

Suara Yuuka dan Nihara-san bersamaan. Aku sama sekali tidak paham maksud kalimat itu.


"…Ahaha! Jadi Yuu-chan udah nonton Kamen Runner Voice, ya? Wah, aku senang banget loh!!"


"Aku juga sudah nonton Hanami Gundan Mankaijaa! Soalnya Momo-chan merekomendasikan, dan ternyata dua-duanya seru banget!!"


"Kalau begitu, gimana kalau sekarang coba karya klasik lawas? Aku punya Blu-ray box dari seri tokusatsu favoritku. Bisa aku pinjami ke Yuu-chan kapan saja!"


"Eh, tapi kalau aku cuma terus-terusan minjam, nanti rasanya nggak enak ke Momo-chan, dong."


Saling memanggil dengan sebutan ‘Yuu-chan’ dan ‘Momo-chan’, keduanya tertawa-tawa ceria.


Baguslah, Yuuka. Sekarang kamu punya teman untuk ngobrol ala girls talk… meski topiknya tokusatsu.


Saat aku sedang tersenyum hangat melihat mereka, Yuuka tiba-tiba teringat sesuatu. Ia menundukkan bahu, wajahnya terlihat kikuk, lalu menunduk sedikit sambil berkata pelan.


"Ah, eeh, Momo-chan… Maaf ya waktu hari masuk sekolah itu aku sempat bersikap dingin. Padahal sebenarnya aku senang sekali bisa ketemu Momo-chan… tapi kalau di sekolah, aku jadi bingung harus bersikap bagaimana…"


Dengan suara kecil hampir hilang, Yuuka mengutarakan perasaannya dengan jujur. Mendengarnya, Nihara-san…


"…Kyaa──!! Yuu-chan itu imut banget sih──!!"

Ia langsung berteriak girang. Lalu, tanpa ragu, ia memeluk Yuuka yang masih malu-malu. Rambut Yuuka yang tergerai bergoyang lembut, dan pipi mereka pun saling menempel.


"Enggak usah dipikirin. Masalah sepele gitu nggak akan bikin aku benci Yuu-chan, kok."


"…Iya. Terima kasih, Momo-chan."


"…Keh. Keh. Kekeke, keh!"


Apa-apaan itu, nadanya persis seperti lagu pembuka anime yokai zaman dulu. Lalu, dengan suara mendengus keras, Nayu duduk di meja makan sambil memancarkan aura super tidak senang. Dan tanpa basa-basi—langsung melahap rakus hidangan daging yang sudah disiapkan Yuuka.


"Ahh! Nayu-chan, tunggu dulu!! Kita harus bilang selamat makan dan memberi ucapan dulu sebelum—"


"Cih."


Seperti melupakan bahasa manusia, Nayu hanya terus bergumam dengan suara kesal.


Melihat hal itu, aku pun tak tahan dan langsung mencengkeram tengkuk Nayu, menariknya menjauh dari meja makan.


"Hei… berhentilah, Nii-san! Sekalipun kamu sedang frustasi, jangan-jangan kamu mau melakukan sesuatu pada adikmu──bukan makan malam, tapi makan aku! Serius, itu buas banget!!"


"Itu tuduhan yang keterlaluan! Ini semua karena kamu sendiri yang ribut tidak karuan!"


Aku melempar Nayu ke sofa, lalu menghela napas panjang.


"Sungguh. Kau ini terlalu mudah ditebak… apa kau cemburu karena Yuuka dan Nihara-san terlalu akrab?"


"Hah!? Simpan imajinasimu itu di game sosial saja! Aku tuh, sa-sama sekali tidak cemburu! Siapa pun bisa akrab dengan siapa pun, itu kan… kebebasan Yuuka-chan."


Semakin lama berbicara, nada suara Nayu kian merendah. Benar-benar gampang ditebak, anak ini.


Aku menatap Nayu yang duduk bersila di atas sofa sambil membuang muka dengan sikap tsundere itu.


"Nayu-chan… imut sekali, sih!"


Yuuka, dengan senyum lebar seakan pipinya bisa jatuh, langsung memeluk Nayu erat-erat. Malu mungkin, Nayu pun meronta-ronta. Namun, setelah lama dipeluk Yuuka, ia perlahan menjadi lebih tenang.


"Sudah, jangan khawatir. Aku ini ‘kakak iparmu’, tahu?"


"Lepas! Lepasin aku!!"


"Ahaha, tidak apa-apa. Aku ini bukan tipe orang yang suka merebut sesuatu yang berharga bagi orang lain, kok."


Seperti anak anjing kecil, kepala Nayu ditepuk-tepuk lembut oleh Nihara-san. Lalu, ia berjongkok, tersenyum manis, dan berkata:


"Nayu-chan, kelihatannya kamu sangat menyayangi Yuu-chan, ya? Padahal dia itu hanya tunangan kakakmu… bukan ada hubungan darah, hanyalah orang lain. Tapi kamu bisa begitu manja padanya, seolah-olah dia kakak kandungmu."


Sesaat Nayu hendak mengeluarkan kata-kata kasar seperti "berisik", tapi segera ia menundukkan kepala lesu. Kemudian dengan suara kecil, ia mulai berbisik:


"…Soalnya Yuuka-chan itu baik. Makanya, aku percaya, dengan sifatnya itu, dia bisa membuat Nii-san──yang nggak ada gunanya dan payah ini──tersenyum sungguhan. Karena itu… aku…"


"Nayu…"


Hidungku terasa perih, hingga buru-buru aku mengusapnya.


Nayu… ternyata kamu sudah memikirkan aku dan Yuuka sampai sejauh itu, ya.


Saat menyadari itu, adik yang selalu kuanggap cuma bandel dan bikin masalah, tiba-tiba… terlihat agak manis di mataku────.


"Aku ngerti banget itu! Ikatan persaudaraan bukan cuma karena darah… seperti Cosmo Miracle Brothers!!"


Di saat yang begitu tepat, Nihara-san mengucapkan sesuatu yang tidak masuk akal.


"…Hah? Cosmo Miracle Brothers?"


"Cosmo Miracle Brothers itu sebutan untuk para elit di antara Cosmo Miracle Man yang tergabung dalam Pasukan Pertahanan Luar Angkasa. Mereka bisa dibilang saudara angkat… dan ikatan mereka itu bagaikan plasma yang memercik! Ikatan yang bercahaya, mampu mengubah situasi apa pun menjadi keajaiban──mereka adalah saudara terbaik sekaligus terkuat!!"


"Apa yang sedang dikatakan perempuan ini?"


Dengan wajah bingung, Nayu menatap Nihara-san yang membicarakan detail tokusatsu dengan kecepatan khas para otaku. Namun, tak lama kemudian… Nayu justru terkekeh kecil.


"…Yah. Meski gayamu kayak anak gaul, aku paham kalau isi kepalamu sama saja dengan Kuramasa. Dan aku juga ngerti kalau kamu memang tidak melakukan hal-hal menyimpang… serius, aku ngerti."


"Ya jelas lah. Tapi kamu juga anak yang lumayan unik, ya, Nayucchi?"


Begitu katanya sambil tertawa renyah.


Syukurlah… entah bagaimana, Nayu dan Nihara-san kelihatannya bisa akur.


"…Yuu-kun."


Saat aku sedang berpikir begitu, tiba-tiba sebuah suara manis berbisik di telingaku, membuat seluruh tubuhku merinding. Aku menoleh, dan melihat Yuuka yang tersenyum malu-malu sambil menutup mulutnya dengan tangan. Lalu, dengan lirih ia berbisik:


"…Terima kasih selama empat bulan. Mulai sekarang pun, tolong terus jaga aku, ya… Yuu-kun yang sangat kusayangi."

Tanpa sadar, aku dibuat deg-degan oleh senyum itu. Di saat seperti itu────


"Sepertinya Sakata dan Yuu-chan lagi dalam suasana mesra, ya. Jangan-jangan kita ini pengganggu?"


"Ya. Kalau begitu, Nii-san, langsung saja bikin anak sama Yuuka-chan. Biar kami keluar satu jam-an."


"Tidak perlu keluar! Dan kenapa kalian bisa tiba-tiba kompak begitu, hah!?"


Begitulah berbagai hal terjadi.


Akhirnya, pesta perayaan pertunangan kami yang keempat bulan pun berlangsung meriah dan ramai. …meski terasa agak melenceng dari tujuan semula. Tapi, ya──selama semua bisa bersenang-senang, itu sudah cukup.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close