Penerjemah: Nels
Proffreader: Nels
Epilogue
"Terima kasih. Aku senang sekali!"
Yulia, yang berjalan di sebelahnya, menyentuh hiasan rambut lili yang terpasang di kepalanya dengan senyum cerah.
Tempo hari, Ars kalah taruhan siapa yang lebih dulu mengalahkan Cyclops.
Oleh karena itu, hari ini, dia dipaksa menemani belanja, dan membelikan Yulia hiasan rambut lili.
"Syukurlah kau senang."
Ars tersenyum dan menengadah ke langit, merasakan bahwa hari-hari damainya telah kembali.
Sejak keributan itu, Guild Schud telah dibubarkan setelah menerima penalti dari Asosiasi Sihir.
Kekaisaran Earth dan Gereja Hukum Suci juga tidak pernah menghubunginya lagi. Ars, yang telah mendapatkan kembali kehidupan normalnya, terus menumpang tinggal di <Villeut Sisters Lampfire>.
"Akan kujaga baik-baik."
"Aku senang kalau begitu. Sungguh..."
Dia memang bisa membelinya karena mendapat bayaran ekspedisi dari Karen, tapi harganya membuatnya pucat pasi.
Alhasil, dia kembali ke kehidupan kekurangan uang.
Apa ini saatnya meminta Karen mengajaknya ekspedisi lagi, atau, mencoba menantang Lost Land sendirian, Ars mulai berpikir serius.
Berlawanan dengan Ars yang tersenyum lemah, Yulia sangat gembira seolah-olah ingin menari. Mereka berdua, yang menyimpan perasaan kontras itu, kembali ke <Villeut Sisters Lampfire> dan masuk ke toko dari pintu belakang.
Saat ini, <Villeut Sisters Lampfire> sedang direnovasi di bagian dalam toko yang telah dihancurkan oleh Guild Schud.
Saat dia melangkah masuk ke aula, Karen, yang duduk di kursi, sedang menggeram sambil memegang katalog.
"Hmm. Mumpung begini, apa sebaiknya warna dindingnya kuganti jadi mencolok, ya."
Kalau ingatan Ars benar, Karen sudah bingung soal warna dinding sejak pagi.
"Padahal sudah lewat tengah hari, tapi kau masih belum memutuskan."
Karen mengangkat wajahnya saat ditegur oleh Ars yang tersenyum kecut.
"Lho...? Kalian berdua sudah pulang~. Dapat barang bagus?"
"Kami pulang! Karen, lihat!"
Yulia dengan gembira menunjukkan hiasan rambut lili yang dibelikan Ars pada Karen.
"Ara ara, bagus kan. Tumben Ars bisa memilih barang bagus."
"Aku tahu apa yang dia inginkan. Kami jalan agak jauh, sampai ke <Badger's Nest>."
"Perhatian sekali. Tapi, kalau begitu, kalian tidak pergi ke distrik komersial?"
"Tidak, kami pergi, kok. Aku pertama kalinya mencoba yang namanya makan sambil berdiri!"
Melihat Yulia yang berbicara dengan antusias, Karen mengangguk berkali-kali dengan puas.
"Un un, baguslah kalau kalian senang~. Lain kali ajak aku juga, ya."
Karen menyikut perut Ars seolah menagih.
"Boleh saja, tapi aku tidak berniat mentraktir Karen."
"Hah!? Kenapa Onee-sama boleh dan aku tidak boleh!?"
"Yah, karena kita tidak taruhan... Tidak perlu marah begitu, kan?"
"Jelas aku marah! Kamu itu, tidak mau mentraktir kalau tidak taruhan itu tidak masuk akal."
"Memangnya bukan begitu? Atau, apa normalnya pria yang mentraktir?"
"Mau bagaimana lagi. Duduk di situ. Biar aku ajari Ars-kun yang tidak tahu apa-apa soal dunia."
Karen menyuruh Ars duduk di kursi, lalu meletakkan lengannya di bahu Ars dan mengangkat dagunya dengan jari telunjuk. Ars tidak tahu apa yang ingin dilakukannya, tapi suasana itu sangat tidak cocok dengannya.
"O-Oh? Lalu, karakter apa itu? Sama sekali tidak cocok denganmu."
"Berisik. Aku juga tahu. Dan lagi, dengarkan baik-baik. Mengerti?"
"...B-Baik."
"Kalau pergi belanja dengan wanita, pria harus mentraktir. Itu adalah akal sehat dunia."
".........B-Begitu, ya?"
"Tentu saja. Itu kan hal yang paling penting, ingat baik-baik."
"Yah, maaf. Aku tidak tahu ada akal sehat seperti itu."
Karen berbohong dengan santai, dan Ars bingung dengan akal sehat palsu itu.
Yulia hanya bisa tersenyum kecut melihat interaksi keduanya.
"Karen, kamu tidak boleh terlalu merepotkan Ars."
"Lho, Onee-sama mau ke mana?"
"Aku mau meletakkan hiasan rambut ini di kamar. Repot kan kalau sampai hilang."
"Ara ara, padahal tinggal dipakai saja. Tapi, sikap polosmu itu bagus ya."
"Kalau begitu... aku juga kembali ke kamar saja."
"Ars-kun, tunggu. Temani aku mengobrol sebentar lagi."
Yulia menaiki tangga dengan ringan, meninggalkan percakapan menyenangkan itu di belakangnya.
Bahkan setelah kembali ke kamarnya dengan langkah cepat, suasana hati Yulia berada di puncaknya.
Dia berulang kali memeriksa penampilannya di cermin dan tersenyum.
"Fufu, hiasan rambut yang indah."
Tapi, seolah-olah menyiram air ke suasana hatinya, pintu kamarnya diketuk beberapa kali.
Namun, Yulia bukanlah tipe yang suasana hatinya akan rusak hanya karena hal seperti itu.
"Silakan. Tidak dikunci."
"Permisi."
"Lho, Elsa, ada apa?"
Yang masuk sambil membungkuk kecil adalah pelayan yang telah mengabdi padanya sejak kecil.
Sejak suatu waktu, hubungan mereka sudah lama. Bisa dibilang, mereka seperti satu jiwa.
Elsa, yang berlutut dengan satu kaki dan membungkukkan badannya, menundukkan kepalanya dengan hormat dan menjentikkan jarinya di dekat telinganya.
Seketika, telinganya berubah wujud menjadi telinga khas Elf——telinga runcing.
Tidak ada keanehan. Sesuatu yang seharusnya ada telah kembali.
Dipadukan dengan kecantikannya, itu seperti kepingan yang hilang telah terpasang.
"Ada laporan. 'Saint' Gereja Hukum Suci, Yulia von Villeut-sama."
Udara berubah karena 'gelar' yang diucapkan dengan khidmat itu.
Ruangan yang sampai tadi terasa manis dan lembut, dalam sekejap menjadi tegang.
Emosi juga menghilang dari ekspresi Yulia.
Gadis lembut yang tadi tidak ada di mana pun, dia telah berubah wujud menjadi wanita bangsawan berhati dingin yang diselimuti suasana membekukan.
"Angkat wajahmu. 'Third Divine Oracle' Elsa von Arkenfieldt."
"Baik."
"Jadi, laporan apa? Aku tidak terlalu ingin membicarakan hal rahasia di sini..."
Di dekatnya ada 'telinga'. Ada Gift luar biasa yang membuat penghalang dan semacamnya tidak ada artinya.
"Ada balasan dari 'High Priestess'."
"Baru sekarang...? Apa yang beliau katakan?"
"Gerakan 'Faksi Holy Knight' telah dihentikan. Selain itu——"
Elsa memotong kata-katanya sekali, menatap lekat Yulia, lalu kembali membuka mulut.
"——'Lanjutkan pengawasan Mimir, Essence of Magic'. Begitu."
"Baik. Tolong sampaikan, 'dimengerti'."
Yulia, yang mendekat ke jendela, menatap lekat Menara Babel yang berdiri seolah menembus langit.
"Semuanya demi dunia yang lebih baik. Hari kembalinya para Dewa pasti sudah dekat."
Yulia melepas hiasan rambut yang terpasang di kepalanya dengan lembut.
"Mari kita ciptakan kembali surga di bumi yang pernah ada."
Yulia tersenyum saat mengecup hiasan rambut pemberian Ars.
"'Black Star: Flaven Earth' kami yang tercinta. Bersamamu."
Stagnasi selama seribu tahun telah mulai mencair.
Waktu telah mulai berdetak.
Kisah telah dimulai saat 'Putih' bertemu dengan 'Hitam'.
Afterword
Bagi yang baru pertama kali bertemu, dan bagi yang sudah lama tidak bertemu, terima kasih telah mengambil karya ini.
"Penyihir yang Terus Disebut Tidak Berguna, Sebenarnya Dia yang Terkuat di Dunia tapi Tidak Sadar Karena Dikurung"
Disingkat "Mujikaku", apa kalian menikmatinya?
Karya ini, selain tetap menghargai chuuni, saya membuatnya dengan memprioritaskan penyampaian pesona karakternya.
Saya hanya bisa berdoa semoga para pembaca sekalian menemukan "oshi" (karakter favorit).
Selanjutnya, izinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih.
Untuk mmu-sama, terima kasih banyak atas berbagai ilustrasi yang indah dan menawan, yang telah menyampaikan pesona karya ini dengan sepenuhnya, dan menjadi sumber kekuatan bagi jiwa chuuni saya.
Untuk Editor Y-sama, seluruh staf departemen editorial, para korektor, para desainer, dan semua pihak yang terlibat dalam karya ini, saya mohon bantuannya juga untuk ke depannya.
Untuk para pembaca sekalian, saya mengucapkan terima kasih dan rasa syukur dari lubuk hati saya karena telah mengambil dan membaca karya ini.
Ke depannya saya akan terus menyebarkan chuuni yang lebih panas dan membara, jadi mohon dukungannya.
Kalau begitu, saya menantikan hari di mana kita bisa bertemu lagi.
Tatematsu




Post a Comment