NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark
📣 IF YOU ARE NOT COMFORTABLE WITH THE ADS ON THIS WEB, YOU CAN JUST USE AD-BLOCK, NO NEED TO YAPPING ON DISCORD LIKE SOMEONE, SIMPLE. | JIKA KALIAN TIDAK NYAMAN DENGAN IKLAN YANG ADA DIDALAM WEB INI, KALIAN BISA MEMAKAI AD-BLOCK AJA, GAK USAH YAPPING DI DISCORD KAYAK SESEORANG, SIMPLE. ⚠️

Munou to Iware Tsuzuketa Madoushi, Jitsu wa Sekai Saikyou Nanoni Yuuhei Sareteita node Jikaku Nashi V3 Prologue

 Penerjemah: Nels

Proffreader: Nels


Prologue

Dunia sedang menapaki jalan kehancuran.


Angin sepoi-sepoi dikuasai oleh udara yang hening, dan awan yang melayang lembut tercabik oleh niat membunuh.


Matahari yang menguasai langit terhalang oleh bongkahan tanah raksasa, menjatuhkan bayangan ke bumi.


Orang-orang yang merasakan keanehan itu berhamburan keluar dari istana putih yang indah dan menengadah ke langit.


Meski begitu, mereka hanya bisa menonton tanpa daya saat ancaman menyebar di angkasa.


Akhirnya, bongkahan tanah yang menutupi langit hancur, dan pecahannya mulai menghujani tanah dengan deras.


Keputusasaan muncul di wajah orang-orang yang berdiri mematung di tanah.


Saat batu-batu raksasa yang tersembunyi di dalam bongkahan tanah itu menghantam tanah, guncangan dahsyat terjadi dan sebagian istana runtuh. Lebih jauh lagi, kerikil dan lumpur yang turun dari ketinggian juga mengamuk, menyebabkan jatuhnya korban jiwa.


Jeritan, raungan, ratapan, kepanikan, teriakan kebencian yang bercampur dengan berbagai emosi bergema.


Istana yang hancur, tanah yang amblas, dan debu pasir yang membubung dari sekitarnya menutupi langit.


Sementara daratan dikuasai oleh pemandangan neraka, di langit biru, debu pasir menghilang hanya dengan hembusan angin dan ketenangan pun tiba.


Namun, perubahan yang pasti juga telah tiba di langit biru itu.


Yang melayang di sana adalah dua bayangan, tubuh yang terlalu kecil jika dibandingkan dengan angkasa yang megah.


Meski begitu, bocah berpakaian hitam itu tetap tenang dan memancarkan hawa keberadaan yang luar biasa besar.


Yang menghadapinya adalah seorang pemuda dengan mata tajam seperti serigala.


"...Dasar bocah sialan, kau benar-benar melakukannya, ya."


"Yang memulainya duluan adalah kau."


Di hadapan perkataan dan perbuatan provokatif itu, bocah berpakaian hitam yang bergumam datar—Ars—memiliki api kemarahan di matanya.


"Akan kuhantamkan sihir padamu sampai kau menyesal telah menyerang siapa, dan menjadikan siapa sebagai lawanmu."


"Hah, boleh juga. Aku adalah 12 Supreme Mage Kings, Mahkota Kedelapan—Grimm Jeanbarl."


"Begitu, ya... Kalau begitu, aku adalah Mimir, Essence of Magic, Ars."


Kata-kata bocah itu adalah kotak terlarang yang tidak boleh disentuh, sekaligus buah manis yang diinginkan semua orang di dunia.


Namun, ironisnya, yang asli tanpa sadar telah menggunakan nama si terkuat di dunia, yang biasanya dipalsukan.


Di sini, tidak ada yang menyangkal, tidak ada yang membenarkan, hanya kesunyianlah jawabannya.


Karena itu, dadu telah dilempar.


"Hei, Demon Lord Grimm Jeanbarl, apa kau sudah siap mengenal kekalahan?"


"Dasar bocah sialan, itu kalimatku!"


—Pertarungan puncak telah dimulai.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment

close