NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu no Gyaru ga Naze ka Ore no Gimai to Nakayoku Natta V1 Chapter 3 Part 1

Chapter 3 - Memperpendek Jarak


Bagian 1【Kupikir tidak ada hal seperti itu di sekolah untuk penyendiri sepertiku】


 Mungkin karena aku sangat dekat dengan Takarai sehingga aku ingat persis bagaimana perasaannya setelah kejadian tempo hari ketika hujan. Tapi, hari ini aku tidak perlu gugup hanya dengan melihatnya di sekolah.

 Sejauh ini, kami berpura-pura menjadi orang asing di kelas, tetapi karena kami adalah teman sekelas, ada kalanya Takarai dan aku saling bertatap muka.

 Ketika ini terjadi, Takarai dengan santai menoleh ke arahku dan mengedipkan salah satu matanya padaku.

 Aku merasa seratus kali lebih malu dari biasanya.

 Bukan berarti aku suka diperlakukan seperti itu atau semacamnya.

 Menurutku Takarai itu orangnya ramah, lemah lembut dan baik. Dia juga orangnya mudah menangis untuk orang lain. Ketika aku menceritakan keadaan Tsumugi kepadanya, dia juga menangis. Mengesampingkan hal itu, dia juga pandai mengurus pekerjaan rumah seperti memasak, bersih-bersih dan lain sebagainya.

 Takarai hanya berpura-pura menjadi "pacarku" demi Tsumugi itu saja. Aku tidak mengharapkan apapun dari itu.

 Kalau aku mendongak, aku yakin mataku akan bertemu dengan Takarai lagi. Jadi, aku memutuskan untuk melarikan diri dengan menatap smartphoneku. Kalau terus begini, aku bahkan tidak akan bisa belajar selama istirahat.

 Kemudian sebuah wallpaper muncul di smartphoneku yang menunjukkan Takarai dengan Tsumugi.

 Kurasa tidak ada anak laki-laki di sekolah yang bisa berfoto dengan Takarai atau sangat dekat dengannya di sofa di rumah.

 Mungkin aku yang paling terlibat dengan Takarai dari semua anak laki-laki di sekolah?

 Tidak, tidak, tidak, itu tidak mungkin. Takarai adalah gadis yang populer dan aku cukup yakin ada banyak pria lain yang dekat dengannya yang tidak aku ketahui.

 Aku mematikan smartphoneku dan menjatuhkan diri ke mejaku, malu dengan keangkuhan sesaatku.

* * *

 Sekarang waktunya kelas (jam pelajaran) sore, pelajaran kali ini adalah PE dua jam yang melibatkan dua kelas. [TN: Terjemahan 'raw' nya tidak menyebutkan jam pelajaran ke berapa. Jadi, mimin pakai 'pelajaran sore' saja. 'PE' : Pelajaran olahraga (?)]

 Pelajaran dimulai setelah istirahat makan siang. Jadi, anak laki-laki yang aktif bergerak di sekitar gym, hanya untuk menghilangkan rasa lapar mereka.

 Aku yang tidak pandai bermain bola, entah bagaimana berhasil melewati mini-game bola basket tanpa menghalangi rekan satu timku dan beristirahat di pintu gym.

 Pintunya terbuka, menghubungkan ke lapangan.

 Di dunia luar, dipenuhi dengan udara segar yang berbeda dari ruang panas dan lembab yang dipenuhi anak laki-laki, anak perempuan berlari jarak pendek. Aku tidak tertarik dengan permainan teman sekelasku. Jadi, aku hanya menonton dengan linglung.

 Saat itu, giliran Takarai.

 Dia mengenakan t-shirt putih dengan nama sekolah di atasnya dan jersey sekolah merah dengan celana pendek.

 Takarai memamerkan kemampuan berlarinya yang luar biasa dengan kakinya yang ramping dan panjang.

 Aku tidak tahu bagaimana dia bisa berlari secepat itu.

 Aku masih tidak percaya bahwa aku menghabiskan waktu dengan seorang gadis cantik seperti dia dirumah. Memikirkannya saja seperti mimpi.

“Takarai luar biasa, bukan?”

 Sebelum aku menyadarinya, sekelompok anak laki-laki berkumpul di belakangku untuk melihat Takarai.

 Seperti yang diharapkan, para bajingan ini datang berkumpul di sini hanya untuk mengatakan hal-hal bodoh. Mereka terus memandangi Takarai.. tidak, payudaranya yang bergerak ke atas dan ke bawah, paha, kaki dan hal-hal bodoh lainnya.

 Melihat mereka menatap Takarai dengan tatapan seperti itu, entah kenapa membuatku kesal. Bukannya aku berbeda dengan mereka tetapi aku sudah menganggap Takarai teman baikku dan dia juga orang yang paling berharga bagi Tsumugi...

 Mau tak mau, aku harus memperingati mereka, tapi ....

“Hei, kalian di sana!"

 Saat itu, seorang gadis berambut merah muda dengan kuncir kembar mendatangi kami dengan kecepatan tinggi.

 Gadis itu adalah Rumi Ousaki.

 Dia memiliki penampilan seperti anak kecil dengan tinggi badannya. Matanya yang besar dan hidung bulat membuatnya terlihat seperti Idol

 Ousaki menatap mereka dengan tatapan tajam.

“Aku bisa merasakan kalian melihat Yua-chi dengan mata kotormu!” kata Ousaki mulai memarahi mereka.

 Terlepas dari penampilannya yang seperti Idol, Ousaki tidak memberikan belas kasih pada siswa laki-laki dan dikhususkan untuk Takarai.

“Berani juga kau menatap Yua-chi dengan tatapan seperti itu."

"Eh..?"

 Dia menatapku.

 Aku benar-benar lengah.

 Kupikir dia hanya memarahi orang-orang yang ada dibelakangku ternyata aku juga ikut kena marah. Mungkin dari sudut pandang Ousaki, aku termasuk dalam kelompok orang-orang cabul di belakangku.

"Tidak, aku baru saja menenangkan diri ..."

“Hou.. kau menikmati melihat Yua-chi sebagai bahan untuk menenangkan diri, bukan?"

 Ousaki berdiri di depanku, melihat ke bawah.

“Hanya karena kau dekat dengan Yua-chi akhir-akhir ini..  bukan berarti kau harus terbawa suasana…!”

"Hah…? Tidak, aku tidak ada hubungannya dengan Takarai-san…”

 Itu bohong, pikirku dalam hati.

 Gadis yang bernama Ousaki ini selalu bersama Takarai.

 Tidak mengherankan jika Ousaki akan curiga padaku karena cara Takarai menatapku dan cara kami bersosialisasi sepulang sekolah.

 Tapi jika itu hanya masalah mengkhawatirkan tentang kontak mata, aku bisa menyamarkannya sebagai imajinasinya.

“Kenapa harus pria membosankan sepertimu... Pasangan Yua-chi seharusnya lebih keren darimu, lebih kuat dan bisa diandalkan.."

 Dia mengeluh tentang sesuatu, tapi aku tidak bisa mendengarnya.

“Serius, Nagumo.."

“Um, apa ini tentang Nagumo?”

"Hah!? Diam!"

 Ekspresi Ousaki menjadi lebih muram, seolah-olah aku telah menimbulkan kemarahan Kaisar.

“Rumi~, ada apa?”

 Setelah dia meluapkan emosinya kepadaku, tiba-tiba Takarai muncul dari belakangnya.

 Dia sedikit terengah-engah, mungkin karena dia datang ke sini tepat setelah menyelesaikan lari 100 meter.

 Perasaan dipeluk oleh Takarai terlintas kembali di otakku.

 Aku ingin memegang kepalaku dengan tanganku, tetapi aku tahu bahwa jika aku melakukan itu, aku akan diperlakukan seperti orang aneh di depan Takarai.

“Mnm~! Bukan apa-apa kok. Aku hanya ingin memberi pelajaran pada anak laki-laki yang menatap Yua-chi dengan cara yang tidak senonoh!”

"Apa kamu mengatakan bahwa Nagumo-kun menatapku dengan cara yang tidak senonoh?"

 Itu hanya kesalahpahaman, itulah yang ingin kukatakan. Tapi, hanya aku satu-satunya orang di sini yang dia maksud dengan 'anak laki-laki". Itu karena para bajingan tadi meninggalkan tempat ini tanpa rasa bersalah dan melanjutkan permainan basket mereka.

 Kurasa Takarai juga tidak suka dipandangi seperti itu oleh para bajingan tadi ketika dia memgikuti pelajaran dengan serius, Yah dia benar-benar menarik pusat perhatian.

“Oke~ Aku akan menegurnya. Serahkan ini padaku."

 Aku tidak bisa melihat ekspresi Takarai karena dia melihat ke arah Ousaki.

“Eh, tidak, tidak.. Yua-chi, dia nanti akan menyerangmu. Biar aku saj-."

"Fufu~ Kamu tidak perlu khawatir, Rumi.."

"Baiklah.. Kalau begitu, aku serahkan padamu, Yua-chi.."

 Ousaki meninggalkan kata-kata ini dengan senyum di wajahnya dan berlari pergi.

“Dengar, ya.. Nagumo-kun.."

 Takarai berbalik dan tampak tercengang. Dia berjalan ke arahku senyum nakal.

“Kalau kamu ingin melakukan sesuatu yang nakal, aku akan melakukannya di rumah Nagumo-kun. Ini sekolah, ingat? Sabar ya~..."

"Hah? Tidak, tidak.. Aku sama sekali tidak ingin melakukan sesuatu yang nakal bahkan jika itu dirumahku.."

 Aku harus mengoreksinya, karena dia sepertinya salah paham denganku.

 Takarai membungkuk, melakukan kontak mata denganku dan mengarahkan jari telunjuknya ke dahiku.

"Bukankah kita baru saja melakukannya kemarin?"

 Ketika dia tersenyum provokatif padaku, aku ingat apa yang terjadi kemarin dan suhu tubuhku tiba-tiba naik.

"I-Itu bukan perbuatanku!"

“Ya, ya, aku minta maaf. Bagaimanapun, itu adalah keinginanku. Aku hanya ingin memeluk Nagumo-kun, oke?”

 Aku tidak bisa menghilangkan rasa rendah diriku karena dia mengatakannya tanpa menunjukkan rasa malu.

“Apa kamu ingin melakukannya lagi hari ini~?”

"Tidak. Terima kasih. Kemarin aku sedikit lengah karena aku takut kau masuk angin. Jadi, aku membiarkannya."

"Meskipun kamu terus mengatakan itu, kamu tidak menolak, kamu membiarkanku melakukan apa yang kuinginkan."

“Aku hanya sedikit terkejut, itu saja!”

"Tapi, dengan begitu. Kamu akan terbiasa denganku, kan?"

 Alih-alih terbiasa dengannya, sekarang aku merasa jauh lebih malu di depannya daripada sebelumnya.

 Takarai tiba-tiba berdiri.

"Oh, giliranku lagi, aku harus pergi."

 Dia hendak pergi, tetapi kemudian dia berbalik seolah dia mengingat sesuatu.

“Ayo pergi ke kolam renang akhir pekan ini!"

 Kupikir sebelumnya dia dan Tsumugi menyebutkan itu ketika kami pergi untuk membeli smartphone baru Tsumugi, tetapi aku kira mereka tidak lupa.

“Tsumugi-chan sepertinya juga menantikannya.”

 Memang benar bahwa Tsumugi telah berbicara banyak tentang kolam renang akhir-akhir ini. Lagipula, sepertinya Takarai juga membicarakan hal ini dengan Tsumugi melalui SNS, dia mungkin tahu bagaimana perasaan Tsumugi. 

"…Baiklah. Sampai jumpa di hari Minggu.”

 Aku tidak bisa menghilangkan kebahagian Tsumugi.

 Takarai mengangguk puas saat dia mendengar kata-kataku.

“Setelah berpelukan di sofa, kita akan mengadakan pesta baju renang~.”

“Hati-hati saat kau mengatakan hal seperti itu, kita di sekolah, tahu!?”

 Mau tak mau aku berteriak keras, tapi berkat gema bola dan langkah kaki di gym, tidak ada orang di sekitar kami yang bisa mendengarnya.

 Jangan mengambil pertaruhan aneh, Takarai, meskipun itu bisa membuatmu mendapat banyak masalah jika orang-orang di sekolah salah paham tentang hubungan kita.

 Kali ini, baju renang ya ....



|| Previous || Next Chapter ||
4 comments

4 comments

  • historiauniverse
    historiauniverse
    5/4/22 15:15
    representasi aku dan masadepan ku
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    17/10/21 22:54
    wah butuh lanjutan secepatny min
    Reply
  • Pann
    Pann
    17/10/21 14:31
    Menggokil...LANJUT( •̀ .̫ •́ )
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    17/10/21 12:08
    Mantap min, lanjut
    Reply
close