[Bagian 1]
Ketika Sandai pergi ke sekolah, dia dihujani tatapan mata sampai tingkat yang menjengkelkan. Itu karena hubungan yang selama ini mereka sembunyikan langsung menjadi terkenal karena tindakan Shino.
Meskipun, Sandai telah memprediksinya akan seperti ini. Makanya, dia hanya mengabaikannya tanpa panik atau bingung.
Di sisi lain, berbicara tentang Shino, di atas pemahaman bahwa orang-orang di sekitar sedang menatapnya, dia memiliki sikap yang kuat, 'Jadi bagaimana?'
Tetapi hal itu tampaknya membuahkan hasil dan tidak ada yang datang untuk menanyakan lebih detail. Itu sudah membuatnya sulit untuk didekati.
Dengan kehidupan sekolah seperti itu, sepulang sekolah, mereka pulang bersama bahkan menjemput Shino dari pekerjaan paruh waktunya.
Kemudian waktu berlalu dalam sekejap mata dan hari Minggu pun tiba.
Sesuai rencana, Sandai telah menyisihkan hari ini untuk memikirkan hadiah Natal untuk Shino. Untuk saat ini, dia menyalakan PC-nya dan mulai mencarinya sambil mengetuk-ngetuk keyboard.
10 menit... 20 menit.
Setelah sekitar waktu itu menyelusuri internet, dia menemukan beberapa situs web yang mencantumkan hadiah yang akan membuat pacarnya senang. Namun, Sandai memiringkan kepalanya karena hadiah dan alasannya sangat berbeda untuk setiap situs.
Iklan
LAPORKAN IKLAN INI
Singkatnya, akan seperti berikut ini:
【Produk riasan dan perawatan kulit harus menjadi pilihan yang baik. Barang-barang kecil dalam bentuk apapun hanya akan menjadi tantangan baginya untuk ditangani. Pria yang penuh perhatian adalah pria yang menyiapkan hadiah yang tidak akan menjadi beban mental.】
Sesuatu yang dianggap baik di satu situs web akan ditolak di situs web lainnya, semuanya seperti itu. Sekali lagi dia menjadi tidak yakin apa jawaban yang tepat.
"....."
Tik tok tik tok tik tok-saat suara detik jarum jam berdetak menggema di seluruh ruangan, bel pintu tiba-tiba berdering.
"Siapa lagi sih?"
Sandai menghentikan pemikirannya sejenak untuk memeriksa pengunjung, kemudian dia melihat bahwa orang yang mengetuk adalah Miki, adik perempuan Shino. Sandai buru-buru menuju ke pintu masuk.
"Yoo-hoo Onii-chan."
"Miki-chan, sudah lama sekali, bukan?"
"Bukankah begitu?"
"Apa kau datang sendirian? Apa kau baik-baik saja dengan kereta?"
"Bahkan Miki bisa naik kereta sendirian. ...Selain itu, bisakah Miki pergi ke kamarmu?"
Meskipun itu tiba-tiba, tidak mungkin Sandai bisa mengusir adik perempuan pacarnya yang datang ke sini sendirian. Jadi, dia memutuskan untuk membawanya sampai ke kamarnya.
"Yah, aku tidak keberatan membiarkanmu masuk..."
"Yaaay!"
Setelah membiarkan Miki yang menyeringai masuk, Sandai mengambil jus kalengan dari kulkas dan menyerahkannya padanya.
"Ini, ambilah."
"Makasih."
"Jadi, Miki-chan. Ada apa hari ini? Apa kau punya urusan denganku?"
"Urusan? Nggak juga. Miki hanya ingin bermain dengan Onii-chan.."
Memang terlihat seperti itu dilihat dari pakaiannya; mudah untuk bergerak secara keseluruhan. Benar-benar suasana seperti 'ingin datang dan bermain'.
"Begitu, ya."
"Yup. ...Um, Onii-chan, apakah ini..." Saat Miki sedang meneguk jus kalengan, dia tiba-tiba melihat layar PC.
Rasa dingin menjalar di tulang belakang Sandai untuk sesaat, tetapi dia ingat bahwa semua yang ditampilkan layar itu berhubungan dengan masa sekarang dan dia menepuk dadanya dengan lega.
Ini akan menjadi bencana seandainya layar itu menampilkan gambar atau video Nekopoi. Dia senang tidak sampai seperti itu.
"...Eh, hadiah? Apa kamu akan memberikan sesuatu pada Onee-chan?"
"Ya? Yah... begitulah.."
"Miki mengerti. Mungkin saja, tapi... Onii-chan. Apa kamu bingung hadiah apa yang harus kamu berikan kepada Onee-chan? Kalau begitu, ini giliran Miki beraksi.. Miki akan memberitahumu hadiah apa yang akan membuat Onee-chan senang, Onii-chan.."
Meskipun Sandai bingung sejenak, dia segera berpikir, kurasa aku juga bisa meminta saran dari Miki-chan. Bagaimanapun juga, Miki adalah adik perempuan Shino.. tidak diragukan lagi dia akan sangat tahu tentang apa yang Shino sukai juga.
"Pasti akan sangat bagus jika kau bisa memberitahuku. Yah, seperti yang kau katakan. Aku bingun hadiah apa yang membuat Shino senang.."
"Yup. Kalau begitu, ayo kita pergi ke toko."
"Eh, toko?"
"'Karena akan lebih mudah untuk memahami dengan hanya menunjukkannya daripada menjelaskannya."
"Oh, aku mengerti sekarang. Baiklah." Ketika Sandai menyatakan pemahamannya, Miki mengulurkan kedua tangannya sambil menyeringai. "Um, ada apa dengan tanganmu itu...?"
"Miki tidak bisa mengatakannya begitu saja, kau tahu. Kamu mengerti, kan?"
Ngomong-ngomong, Miki adalah gadis seperti ini. Sebelumnya dia telah merecoki Shino untuk meminta uang untuk bermain di game arcade.
Sandai juga sudah memberinya uang pada waktu itu, tapi... itu hanya karena membuatnya menunggu tanpa bisa melakukan apa-apa telah membuatnya merasa kasihan padanya dan situasinya sedikit berbeda sekarang.
Meskipun begitu, uang saku sebagai imbalan untuk membantu sesuatu juga merupakan permainan yang adil. Jadi, dia tidak terlalu merasa ingin mengkritiknya untuk itu.
Meskipun berpikir bahwa Shino mungkin akan marah jika dia melihat ini, Sandai menyerahkan Miki 500 yen.
"Ini."
"500 yen, ya..."
"Maaf. Onii-chan bukan orang kaya."
"Yah, Miki baik hati jadi Miki akan tetap memberitahumu meskipun 500 yen. Tapi... jika Onii-chan senang dengan hadiahnya, tambahkan ekstra sebagai hadiah keberhasilan, oke? Sebanyak itu tidak masalah, kan? Tolonglah~."
Benar-benar seorang gadis dengan mulut dan kepala yang sangat bagus. Melihat bagaimana dia mencampurkan akting licik, gadis imut yang bermain-main dengan ketidakberdayaan dan tak berdaya pada akhirnya, tampaknya dia akan berubah menjadi wanita yang sangat penuh perhitungan di masa depan.
Ketika Miki akhirnya tumbuh menjadi gadis cantik yang setingkat dengan Shino, dia mungkin akan segera menyadari bahwa dia bisa menggunakan pesonanya sebagai senjata dan memikirkan cara untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.
Akan lebih baik jika dia tidak memulai bisnis yang mungkin akan menciptakan banyak korban dengan perasaan yang dipermainkan seperti, 'Satu jabat tangan dengan seorang anak laki-laki adalah 100 yen, +100 yen untuk tambahan ekstra' meskipun... Yah, itu hanya karena ada kemungkinan dia melakukan sesuatu seperti itu.
Tidak baik untuk berasumsi seperti itu dan ada juga kemungkinan bahwa dia tidak akan melakukan hal seperti itu. Mempercayai pasti akan lebih penting daripada meragukan.
Namun, "Benar, kurasa aku akan menambahkannya jika itu sukses." Miki tersenyum lebar setelah mendengar kata-kata Sandai.
Huh... Mungkinkah aku telah membuat penilaian yang salah?
Merasa bahwa dia akhirnya mendorong Miki untuk menapaki jalan ke arah yang tidak baik, Sandai mulai menyesalinya, tetapi dia juga menyadari tentang pria, selain dia yang menjadi korban di masa depan yang jauh.
Yah, jika aku tidak menjadi korban, kurasa tidak apa-apa...
Itu sama sekali bukan penerimaan penuh, tetapi juga penting untuk menyerah seperti ini pada waktu-waktu tertentu. Begitulah keadaannya.
Post a Comment