[Bagaian 1]
Keesokan harinya, setelah perjalanan yang menyenangkan bersama Shino. Dalam perjalanan menuju tempat kerja paruh waktunya, Sandai menyadari bahwa suasana kota benar-benar berbeda.
Saat itu baru sekitar seminggu sejak Natal, tetapi sudah ada dekorasi untuk tahun baru. Pohon-pohon Natal digantikan dengan kagami mochi atau boneka Daruma dan karangan bunga dengan shimenawas atau karya bambu, dekorasi Tahun Baru yang lengkap.
Pada periode ini, seandainya ini adalah tahun biasa, ini adalah waktu di mana Sandai akan melakukan maraton menonton anime selama 24 jam atau membaca novel-novelnya yang menumpuk sendirian, tetapi... tahun ini sepertinya ia tidak bisa meluangkan waktu untuk itu dan entah bagaimana, melacak karya-karya baru adalah satu-satunya hal yang bisa ia lakukan.
Bersukacitalah karena menjalani hari-hari yang menyenangkan dalam kehidupan nyata atau bersedihlah karena berkurangnya waktu untuk menikmati hobi... Ada banyak pendapat yang berbeda dalam hal ini.
Bagaimanapun juga, karena ini adalah akhir tahun, tampaknya banyak keluarga yang berbondong-bondong datang ke akuarium, sehingga Sandai dan Hajime juga cukup sibuk dengan pekerjaan bersih-bersih yang semula tidak akan sesibuk ini.
Tempat sampah akan segera meluap dan kaca akuarium penuh dengan sidik jari. Mereka juga sering menemukan barang yang hilang dan bahkan mencari orang tua dari anak yang hilang bersama-sama.
Seperti yang sudah diduga, mereka sedikit kelelahan saat tiba waktu istirahat.
Belum lagi Hajime yang bekerja bersama Sandai, staf lainnya juga terlihat lelah dan menundukkan kepala di kantor.
Ini adalah jenis waktu di mana kau ingin makan makanan manis. Jadi, setelah menilai bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mengeluarkan oleh-oleh, Sandai memutuskan untuk memberikan oleh-oleh yang sudah dibelinya dalam perjalanan bersama Shino,
Pertama, ia memberikannya kepada Hajime dan Omaki.
"Aku membeli ini ketika liburan kemarin. Ini untuk kalian."
"Kamu yakin? Terima kasih."
"Ini untukmu, Saeki."
"Yay! Ah, aku melihat orang-orang memposting foto-foto ini di SNS sebelumnya! Aku lupa dari penginapan mana, tapi ini adalah stok terbatas yang hanya dijual di sana, kurasa... Terima kasih!"
Selanjutnya, ia memberikannya kepada staf lain yang ia cukup kenal dan akan menyapanya saat bertemu dengan mereka.
"Permisi. Aku membeli ini ketika liburan kemarin. Silakan ambil."
"Kau pergi liburan, Fujiwara-kun? Bersama keluargamu?"
"Tidak, tapi pacarku."
"Kau terlihat seperti pendiam, tapi kau pasti punya semangat, ya. Sebenarnya, kau adalah anak SMA, kan? Bagaimana dengan orang tuanya... nah, kurasa tidak masalah. Kupikir begitu. Kurasa kau berada di usia di mana kau ingin mengabaikan orang tuamu dan memiliki pelarian cinta."
"Aku sudah menyapa orang tuanya dan mendapatkan izin dari mereka. Jadi, menyebutnya sebagai pelarian cinta sebenarnya tidak..."
"Anak SMA zaman sekarang... memang menakutkan. Terlalu dewasa. Dan menjadi perhatian dan membeli suvenir seperti ini juga, aku tidak akan memikirkannya ketika aku masih menjadi mahasiswa. Yang ada di kepalaku hanyalah bersenang-senang. Ah, aku bukan penggemar castella. Jadi, aku akan mengambil mizu manju."
"Aku bukan penggemar manju. Jadi, aku akan mengambil castella. Terima kasih, Fujiwara-kun."
"Bagaimanapun, melakukan perjalanan ... Jika aku melakukan perjalanan di musim dingin, aku pribadi ingin pergi ke negara di selatan. Aku melakukan tur ke Oseania pada perjalanan kelulusan kuliahku dan aku ingat betul, bahwa perjalanan itu sangat menyenangkan."
Untuk saat ini, ia sudah selesai membagikannya kepada orang-orang di sekitar yang bisa dilihatnya.
Sedangkan untuk orang-orang yang akan masuk pada jam istirahat nanti atau untuk orang-orang yang masih belum datang dan akan masuk kerja nanti, Sandai memutuskan untuk meminta Omaki membagikannya pada mereka karena ia sering berada di kantor.
Setelah jam istirahat selesai, ia segera kembali bekerja. Kesibukannya membuat waktu terasa cepat berlalu dan tak terasa, hari sudah malam dan jam kerjanya sudah berakhir.
Sandai memiliki waktu luang. Jadi, dia berpikir untuk bertemu dengan Shino, tapi sebuah pesan dari Shino datang sebelum dia sempat bertanya. Sama seperti Natal, sepertinya dia akan menghabiskan waktu bersama keluarganya di akhir tahun dan sebagai gantinya, dia mengundang Sandai untuk mengunjungi kuil bersama di awal tahun baru. Itulah pesannya.
Dia merasa sedikit kecewa karena harus sendirian di akhir tahun, tetapi bersikap tidak masuk akal hanya karena merasa kesepian juga akan menyebabkan hubungan yang buruk dengan dan pertentangan dari keluarga Yuizaki.
Sandai memiliki kesan yang baik terhadap orang tua Shino. Mereka terasa seperti orang yang baik baginya. Itu sebabnya ia tidak ingin melakukan sesuatu yang menyebabkan banyak gangguan, sehingga ia memutuskan untuk tidak lagi tinggal bersama Shino sampai akhir tahun.
Setelah makan malam dan kembali ke apartemennya, Sandai mandi dan dengan santai melepas lelah. Ia memang merasakan ada yang kurang jika dibandingkan dengan pemandian air panas kemarin, tapi itulah yang disebut kemewahan.
Setelah keluar dari kamar mandi, dia melakukan beberapa pembersihan rumah. Berbicara mengenai akhir tahun, ini akan menjadi pembersihan besar-besaran, tetapi dia juga tidak ingin melakukan pembersihan besar-besaran. Jadi hanya dengan perhatian yang lebih besar daripada biasanya.
Setelah itu, ia memutuskan untuk menonton anime, karena tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukannya. Menonton anime cukup menguras stamina, jadi dia juga memilah-milah apa yang ada di PC-nya dan sebagainya, sambil beristirahat.
Yah, memilah-milah, tapi itu hanya tentang memisahkan banyak file nekopoi berdasarkan situasi, tapi ... saat Sandai melakukan hal itu, dia tiba-tiba mulai merasa aneh.
Dia tidak tahu mengapa, tetapi entah bagaimana dia kehilangan minat pada film hentai di layar.
Meskipun debar di dadanya yang tampaknya mustahil untuk dihentikan bahkan sekarang ketika mengingat seks yang sebenarnya di penginapan pemandian air panas kemarin, ketika mengingat tubuh Shino, satu-satunya perasaan yang ia pegang terhadap seks di layar komputer hampir tidak ada.
Apa... arti dari semua ini?
Sandai tidak bisa mengerti.
Untuk menyelidiki sifat sebenarnya dari perubahan perasaannya, ia memutuskan untuk mencoba menghapus video yang paling disukainya. Seperti yang sudah diduga, jika ia menghapus video yang paling disukainya, ia mengira bahwa perasaannya akan terguncang sampai batas tertentu.
Tetap saja, tidak ada apa-apa. Ia tidak merasakan apa pun.
"Ada apa denganku?" Sandai secara tidak sengaja mengeluarkan gumaman seperti itu, tapi dia segera mengerti.
Bahwa hati dan tubuhnya sudah tidak bisa dipuaskan tanpa Shino.
Ia memang merasa bahwa ia berada dalam krisis yang dalam di dalam dirinya, tapi itu tidak seperti ada bahaya yang terjadi dan selain itu, Shino yang dapat ia hubungi di dunia nyata jauh lebih penting daripada gadis yang ada di layar kaca itu.
Tidak ada masalah.
Jika ada, berkurangnya pengeluaran untuk mengoleksi film hentai adalah hal yang baik. Dia akan dapat mengalokasikan uang yang ada untuk membuat kenangan bersama Shino.
Serang selagi setrika masih panas-ada pepatah yang mengatakan seperti itu juga. Jadi, Sandai mulai menghapus semua hal yang berbau ero dari PC-nya satu demi satu. Ia hanya menyisakan video dengan seorang gadis yang paling mirip dengan Shino. Tapi soal itu, bagaimana mengatakannya, itu untuk referensi di masa depan.
Sementara itu, sebuah pesan chatting dengan sebuah foto dari Shino masuk. Itu adalah foto Miki yang sedang makan mie soba.
> (Shino): Lihat, Sandai. Miki terlihat agak imut hari ini.
Miki adalah seorang gadis nakal yang energik, tetapi jika dinilai dari foto saja, dia akan dengan mudah terlihat seperti malaikat.
Jika dia lebih berperilaku baik dalam kepribadiannya juga, dia mungkin bisa benar-benar menjadi gadis yang menyenangkan, meskipun... tidak, mungkin ada orang yang akan menyukai bagian nakal. Jadi itu mungkin akan menjadi situasi kasus per kasus.
> (Shino): Btw, tentang kunjungan ke kuil tahun baru... Miki bilang dia ingin ikut juga dan sekarang aku tidak yakin apa yang harus kulakukan.
Tanpa menunggu lama, sebuah pesan chat tambahan dari Shino masuk. Sepertinya Miki sedang mengamuk, ingin ikut bersama Sandai dan Shino untuk mengunjungi kuil tahun baru.
Sandai segera membalasnya:
> (Sandai): Aku tidak keberatan kok.
Dia memang merasa diperlakukan seperti mainan oleh Miki, tapi meskipun itu benar, bukan berarti dia membencinya.
Selain itu, Miki mengetahui berbagai hal tentang Sandai yang tidak diketahui oleh Shino. Agar ia tidak digunjingkan, ia juga harus mengawasi Miki sampai batas tertentu.
Ia tidak berpikir Shino akan mempercayai omongan Miki. Tapi tetap saja, rencananya adalah menghindari setiap masalah yang bisa dihindari sebisa mungkin.
> (Sandai): Aku pikir Miki-chan ingin bersenang-senang dengan Kakaknya. Benar, bukan? Sejak kita berpacaran, waktu yang kau habiskan bersamanya berkurang, bukan?
> (Shino): Ah, benar juga..
> (Sandai): Miki-chan mungkin merasa kesepian juga. Mungkin juga dia akan berkata, "Onee-chan dicuri dari Miki!", kan?
> (Shino): Tidak, Miki tidak memiliki kepribadian yang imut seperti itu... Mungkin saja, tapi jika dia pergi dengan Ayah dan Ibu, pasti ke tempat yang dekat dan dia tidak menyukainya karena tempat itu sepi atau semacamnya. Juga, dia mungkin ingin menyombongkan diri.
> (Sandai): Membual?
> (Shino): Sangat jelas dia ingin menyombongkan diri kepada teman-temannya atau sesuatu seperti, 'Aku pergi ke kota atau aku habis pergi bersama pacar Kakak perempuanku' dan sebagainya.
Meskipun dia tidak yakin apakah itu akan menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan, setidaknya Miki tampaknya menilai itu akan terjadi. Dan mungkin, alasannya bukan hanya karena hal itu akan menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan, tapi mungkin saja dia juga memikirkan hal yang sama: karena menyenangkan melihat mereka berdua.
Apa pun itu, hanya orang itu sendiri yang tahu tentang niatnya. Kenyataannya, hanya Miki yang tahu.
Post a Comment