-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Ushiro no Seki no Gal ni Sukarete Shimatta V2 Interlude 2

Interlude 2 - Aku Juga Ceroboh, Ya


> (Sandai): Sepertinya shiftku tertukar. Jadi, seharusnya aku libur hari ini.

> (Shino): Aku juga lagi senggang. Aku akan ke sana, oke?

Tiba-tiba pesan seperti itu datang dari Shino. Saat itu Sandai sedang melihat berita di smartphonenya saat jam istirahat.

"Eh..."

Cairan yang mengalir di dahi Sandai adalah keringat dingin.

Sandai telah secara teratur mengatur shift kerjanya agar Shino sama sekali tidak datang ke tempat kerjanya.

Untuk alasan ini, Sandai sebelumnya telah mengatakan pada Shino, "Kau bisa datang berkunjung jika kau punya waktu," meskipun ada Hajime dan Omaki yang bisa membuat Shino mengalami kesalahpahaman yang aneh.

Dan semua itu, karena kecerobohan di sisi tempat kerja Shino, dengan cepat menjadi sia-sia.

Meski begitu, ketika mencoba memikirkannya, hal itu merupakan situasi yang bisa saja terjadi. Kemungkinan untuk berkembang dengan cara seperti ini bukanlah nol.

Sandai sudah bersikap bodoh, karena meremehkan hal ini dan berpikir bahwa hal ini tidak akan pernah terjadi.

Ia ingin sekali berpura-pura tidak melihat obrolan itu jika memungkinkan, tapi Shino akan tiba-tiba muncul begitu saja meskipun ia melakukan hal itu.

Sandai memutar otaknya dengan kecepatan penuh dan memikirkan cara untuk membuat Shino berhenti berkunjung.

Tapi bahkan tanpa membuat rencana aneh yang nyaman atau semacamnya, pada akhirnya, Shino akan datang berkunjung.

Cara yang diambil Sandai sebagai jalan terakhir tidak lain adalah menjelaskan situasi ini pada Hajime dan Komaki dan meminta kerja sama mereka.

"Jadi pacarmu, apa dia mudah cemburu? Dia tidak terlihat seperti gadis yang seperti itu dari fotonya."

"Aku pernah mendengar Yuizaki-san adalah tipe yang posesif. Jadi aku tidak terlalu meragukannya, tapi... rasanya seperti, 'akhirnya dia datang juga,' menurutku."

Sandai sudah pernah membicarakan tentang kepribadian Shino kepada Hajime sebelumnya, sehingga ia bisa dengan cepat mendapatkan kerja sama dari Hajime. Namun, Sandai tidak pernah benar-benar membicarakannya dengan Komaki. Jadi, dia terlihat setengah ragu.

Meskipun begitu, melihat bahwa Sandai adalah orang yang jujur dan selalu melakukan pekerjaannya dengan serius, Sandai berhasil membuat Komaki juga mempercayainya.

Dan dengan begitu, tampaknya mereka akan bekerja sama. Mungkin ini juga merupakan hasil akumulasi dari kredibilitas dan kepercayaan setiap hari.

Sandai sekali lagi merasa, bahwa yang penting bagi orang lain pada akhirnya adalah kejujuran dan ia harus berusaha untuk bersikap setulus mungkin setiap hari.

* * *

Untuk cara mengatasi kecemburuan Shino, yang penting adalah tidak menunjukkan kedekatan mereka. Hal ini sangat sederhana, tetapi akan mudah diketahui secara visual dan Shino pun tidak akan menaruh kecurigaan yang tidak perlu. 

Kesepakatan yang Sandai dapatkan dari Hajime dan Komaki adalah: tidak ada percakapan selain yang diperlukan untuk pekerjaan selama Shino berkunjung.

Sudah hampir waktunya bagi Shino untuk muncul.

Ketika Sandai menatap Hajime dan Komaki, mereka mengangguk. Komaki akan tetap berada di dalam ruangan di kantor, tampaknya berusaha untuk tidak menampakkan dirinya. Sedangkan Hajime yang harus bekerja di samping Sandai apapun yang terjadi, sepertinya dia akan pergi dengan kesan sedikit murung.

Nah, tak lama kemudian, Shino muncul dengan wajah tersenyum.

"Yoohoo."

"Oh, selamat datang, Shino."

"Ehehe~ Entah kenapa rasanya aneh sekali. Oh, pacarku dengan baju kerjanya. Aku harus mengambil fotomu~"

Shino sedikit senang karena melihat Sandai dengan pakaian kerjanya untuk pertama kalinya. Ia mulai mengambil foto dari berbagai sudut dengan smartphonenya.

"Shino, shift kerjaku masih belum selesai. Jadi, jangan berlebihan.. oke?"

"Ah, benar juga. Maaf, maaf~ ... Aku terbawa suasana-... Hmm? Ada apa dengan gadis disana yang mengenakan pakaian kerja yang sama denganmu?"

Setelah melihat Hajime sedang bersih-berish di dekat Sandai, Shino menyipitkan matanya. Hajime mulai menatap Shino, tetapi ia segera kembali membersihkan.

"Ah, dia hanya partner kerjaku. Karena akuarium ini cukup besar. Jadi, dibutuhkan dua orang."

"Benarkah begitu?"

"Ya benar. Juga, dia bukan perempuan, tapi laki-laki."

"Eh, serius?! Tapi, tunggu! Dari sudut pandangku dia perempuan tau. Juga, baunya seperti produk kecantikan yang baru-baru ini rilis."

Mendapati wajahnya diintip oleh Shino, "Halo," jawab Hajime kecil, mungkin karena ia merasa tak bisa mengabaikannya.

Bersamaan dengan cara bicara yang berbeda dari biasanya, suara Hajime terdengar sekitar dua oktaf lebih rendah. Dia bertahan di sana dengan menonjolkan kesuramannya.

"Hei, kau perempuan tulen, kan?"

"E-Eh?"

"Kenapa kau berpura-pura menjadi laki-laki padahal kau seorang perempuan."

"Aku pria."

"Ada bau harum yang keluar darimu. Itu bau sampo baru dari Anna Sui atau Jill, bukan?"

"Eh? Ah... aku punya Kakak perempuan. Kebetulan, aku meminta dari Kakakku."

Shino tanpa pandang bulu mendatangi Hajime.

Sandai ingin sekali pergi dan membantu Hajime, tapi ... ia tidak tahu bagaimana reaksi Shino jika ia salah bertindak. Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah menyerahkan semuanya pada Hajime.

Aku mengandalkanmu, Saeki, gumam Sandai dalam hati dan mulai mengerjakan tugasnya sendiri.

"Err, kau sepertinya berhubungan baik dengan Fujiwara-kun tadi. Mungkinkah kamu pacarnya?"

"Ya, aku pacarnya."

"Aku iri dengan Fujiwara-kun. Pacarnya adalah seorang gadis yang luar biasa cantik dan aku yakin dia bahkan tidak melirik wanita lain."

"Menurutmu begitu?"

"Ya, menurutku begitu."

"Oh, begitu. Maaf mengganggu pekerjaanmu."

"Tidak sama sekali."

"Terakhir, aku minta tolong... jangan mendekati Sandai secara aneh atau semacamnya, oke?"

"Kepribadianku memang seperti ini dan aku bahkan tak banyak bicara dengan Fujiwara-kun. Aku tidak merasa nyaman. Lalu, aku ada pekerjaan yang harus aku lakukan, jadi..."

Melihat bahwa Sandai juga telah mengambil sedikit jarak dari Shino dan Hajime setelah mulai melakukan pekerjaannya, dia tidak bisa mendengar percakapan seperti apa itu.

Meskipun begitu, Hajime tampaknya telah melewatinya tanpa masalah. Shino menjauh dari Hajime dan mulai memperhatikan Sandai dari kejauhan sambil tersenyum.

Mungkin karena ada sesuatu yang tak bisa ia lewatkan, Komaki juga sesekali muncul dan berpapasan dengan Shino di lorong.

Meskipun Komaki tidak datang untuk berbicara dengan Sandai seperti yang diminta, setiap kali berpapasan dengan Shino, entah bagaimana Komaki akan membuat ekspresi yang berbeda dan aneh.

Meskipun, mungkin hal itu membuahkan hasil, karena di tengah jalan Shino mulai mengenali Komaki hanya sebagai orang aneh yang memasang wajah aneh meskipun pada awalnya Shino juga melayangkan tatapan tajam ke arah Komaki.

* * *

"Haaah~ Aku lelah."

"Aku juga lelah. Yuizaki-san jauh lebih cantik secara langsung daripada di foto, tetapi dalam segala hal tekanannya juga sangat kuat."

"Aku mengerti itu. Aku juga dipelototi."

"Sepertinya dia sangat mencintai Fujiwara-kun, ya?"

"Sepertinya memang begitu."

Setelah kembali ke ruang karyawan di akhir shiftnya, Sandai menunduk pada Hajime dan Komaki lagi.

"Tadi sangat membantu. Komaki-san, terima kasih banyak."

"Santai saja."

"Kau juga, Saeki. Terima kasih."

"Sama-sama."

Sandai keluar, lalu bergegas ke toilet untuk berganti pakaian. Saat ia menuju pintu keluar, ia mendapati Shino sedang menunggunya.

Shino menatap wajah Sandai dengan mata yang terangkat selama 5 detik penuh, lalu dengan tergesa-gesa menghadap ke depan.

"Otsukare~ Ayo kita pulang setelah makan sesuatu. Aku yang membayarnya."

"Kau yakin?"

"Yep."

"... Baiklah. Kalau begitu, kurasa aku akan menerima tawaranmu."

Dia melewati situasi yang sulit itu dengan aman.

Keyakinan seperti itu tumbuh dalam diri Sandai dan pada saat yang sama rasa lega muncul. Sungguh melegakan.





|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment

Post a Comment

close