NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu no Gyaru ga Naze ka Ore no Gimai to Nakayoku Natta V1 Chapter 2 Part 4

Chapter 2 - Bagian 4 【Kami baru akan membeli smartphone baru】


 Sepertinya ada yang salah dengan smartphone milik Tsumugi.

 Smartphone sangat penting bagi Tsumugi yang pergi ke sekolah setiap hari dengan kereta. Jika dia terjebak dalam sebuah insiden saat itu masih tidak berfungsi, dia akan berada dalam masalah besar.

 Pada hari Sabtu, aku memutuskan untuk membawa Tsumugi ke beberapa toko smartphone di kota.

 Untuk beberapa alasan, Takarai juga ikut dengan kami.

"Kenapa kamu tidak membeli smartphone baru saja, Tsumugi-chan?"

 Dia membuat saran yang tidak perlu yang mungkin menghabiskan banyak uang.

“Kalau begitu, aku ingin model yang sama dengan Yua-san.”

“Hei, Tsumugi. Jangan tertipu oleh Takarai-san. Kalau kau mengubah model smartphonemu, kau tidak akan memiliki yang sama denganku lagi.”

“Tapi kalau warnanya masih sama dengan Shin-nii, itu sama sekali tidak menarik."

 Tsumugi mengeluh.

 Memang benar bahwa smartphone murah dengan warna abu-abu yang sama dengan milikku tidak akan menjadi desain yang menarik untuk seorang gadis.

 Meskipun Ayahku bisa saja membelikan kami sebuah smartphone dengan harga mahal. Aku memilih untuk menghindari hal itu. Hal ini kulakukan untuk memberikan contoh yang baik padanya sehingga Tsumugi tidak perlu belajar hidup dalam kemewahan.

 Berbeda dengan smartphone yang mati sebagai alat komunikasi, smartphone milik Tsumugi adalah perangkat penting untuk tetap berhubungan dengan teman-temannya dan sepertinya aku dan Tsumugi memiliki nilai yang berbeda dalam hal itu. Tapi, itu tidak berarti aku akan membelikannya model kelas atas. [TN: Maksud dari kata 'mati sebagai alat komunikasi' itu Nagumo jarang menggunakan HP untuk chat/obrolan dengan orang lain]

“Aku tidak tahu bagaimana Takarai-san mampu membeli smartphone mahal seperti itu padahal kau tinggal sendirian.”

 Aku yakin Takarai-san punya banyak uang untuk dibelanjakan karena dia seorang gadis dewasa.

“Aku yakin dia punya pekerjaan paruh waktu yang sangat bagus…”

"Apa kamu membayangkan sesuatu yang aneh?"

“Itulah yang akan dikatakan orang ketika kau berpakaian seperti itu.”

“Eh? Apa ada yang salah dengan pakaianku?”

 Takarai mengatakan itu, tapi aku kesulitan melihatnya.

 Hari ini, Takarai mengenakan pakaian kasual.

 Rambutnya yang panjang berwarna pirang kastanye dan di balik kemeja merahnya ada t-shirt warna hitam yang dengan jelas memperlihatkan lekukan indah pada dadanya.

 Apakah orang ini tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya? Meskipun sudah mendekati musim panas dan suhunya cukup tinggi, bukankah dia menunjukkan terlalu banyak kulit? Ini bukan laut, kau tahu? Juga, aku khawatir tentang smartphonenya yang menonjol dari saku pantatnya karena pantatnya yang montok, bukankah keterampilan manajemen krisisnya terlalu rendah? Berkat ini, yang bisa kupikirkan hanyalah pantat Takarai. Bagaimana kau akan bertanggung jawab untuk ini?

“Hmm~ mungkinkah Nagumo-kun senang melihatku berpakaian seperti ini?"

 Dia sepertinya telah membaca tatapanku. Dia menimbulkan masalah.

“Semakin banyak celah yang kutunjukkan, semakin kamu tertarik padaku, Nagumo-kun.”

 Takarai mulai menyeringai seperti rubah yang memainkan tipuan.

“Aku tidak yakin apa yang kau maksud. Satu-satunya orang yang kuminati adalah Tsumugi dan bahkan kalau kau menggodaku, aku hanya tertarik pada Tsumugi.”

 Aku meraih bahu Tsumugi seolah-olah ingin berpegangan padanya.

 Tsumugi mengenakan gaun one-piece putih yang melambangkan orang “Seiso”. Dia terlihat agak muda untuk seorang gadis SMP. Tapi, tidak apa-apa. Jika mau, kau bisa memakaikan topi jerami padanya dan menyuruhnya menunggu di halte bus di pedesaan. [TN: TN: Seiso = murni dan rapi]

“Kalau begitu, Nagumo-kun, ayo pergi ke kolam renang lain kali. Aku tahu tempat yang bagus di dekat sini.”

“Kenapa aku harus pergi ke tempat yang memungut biaya hanya untuk berenang di air?”

“Nagumo-kun tidak peduli kalau aku menunjukkan kulit, kan? Hanya untuk membuktikannya.”

“Seberapa besar kau ingin aku melihat tubuhmu itu? Dasar mesum.”

"Enm, tidak sopan. Aku satu-satunya di kelas kita yang tahu tentang hal semacam itu dari Nagumo-kun."

 Untuk beberapa alasan, Takarai tampak bahagia. Tidak ada yang berharga atau tidak biasa tentangku. Hanya saja tidak ada permintaan untuk itu.

 Akhir-akhir ini, aku bisa melakukan percakapan normal dengan gadis yang sangat populer, Yua Takarai.

 Aku tidak berpikir itu karena kemampuan komunikasiku telah meningkat atau karena aku sudah terbiasa dengan lawan jenis.

 Itu adalah kemampuan Takarai sendiri.

 Itu karena dia bisa menciptakan suasana yang nyaman bagi orang-orang sepertiku untuk berbicara dengannya.

 Meskipun dia tampak agresif, dia tidak pernah melewati batas yang membuatku tidak nyaman dan ketika aku berbicara dengannya, dia menatapku dengan penuh minat dan mendengarkan dengan seksama. Dia tidak menyelaku untuk memprioritaskan percakapannya sendiri.

 Kurasa itulah yang mereka sebut keterampilan komunikasi.

 Itu sebabnya aku tidak ingin pergi ke kolam renang dengan Takarai.

 Karena jika aku melakukannya, aku mungkin akan ditarik oleh sifat nyaman Takarai dan mulai memikirkannya lebih dari ini.

 Kalau itu terjadi, tidak ada jaminan bahwa aku tidak akan menempatkan Takarai sebelum Tsumugi.

 Meskipun Tsumugi secara mental lebih kuat dari yang kubayangkan, aku masih ingin mengawasinya.

“Aku tidak punya uang untuk dihabiskan di kolam renang─”

“Pergi ke kolam renang dengan Yua-san!?”

 Tsumugi-lah yang menyelaku dengan teriakan kegirangan.

“Baju renang Yua-san. Berenang dengan Yua-san. Pulang bersama, aku ingin mandi dengan Yua-san.”

“Tsumugi, bukankah kau terlalu setia pada keinginanmu?”

 Aku agak khawatir bahwa dia mungkin entah bagaimana telah digantikan oleh seorang om-om yang bereinkarnasi.

"Hei. Ayo pergi lain kali. Aku tak sabar untuk itu."

 Takarai dengan cepat melepaskan jarinya dari Tsumugi.

“Bagaimana dengan niatku?”

"Shin-nii, kamu akan ikut dengan kami, kan?"

 Tsumugi menatapku, memegang tanganku.

 Pergi ke kolam renang berarti Tsumugi juga akan mengenakan pakaian renang.

 Aku membutuhkan seseorang untuk melindungi Tsumugi yang pertahanannya telah turun ke level terendah.

"Tentu saja."

 Aku satu-satunya yang bisa melakukan itu.

“Terima kasih, Shin-nii.”

 Bukan Tsumugi, tapi Takarai yang memegang lenganku.

 Aku tidak perlu mendengar suaranya atau melihat wajahnya. Tapi, aku bisa tahu hanya dengan merasakan kehangatan dadanya di lenganku.

 Aku tidak peduli seberapa dekat Takarai denganku, aku tidak begitu naif sehingga aku akan tetap memasang wajah dingin saat berhadapan dengan seseorang yang mencoba menipuku agar mengira dia adalah Tsumugi.

'Jangan curang pada Tsumugi.. kau akan dihukum.'

 Itulah yang kukatakan dalam pikiranku, meskipun mencoba memasang senyum di muka.

“H-Hei, Takarai-san.. t-tolong berhenti itumu mengenaiku."

 Sebenarnya, aku sangat gelisah sehingga aku tidak bisa menahan lidahku untuk berbicara.

 Meskipun aku masih perjaka, aku tidak akan terbawa suasana hanya karena dia menekankan dadanya ke lenganku.

"Kenapa? Ini hanya skinship.” [TN: 'Skinship' merupakan istilah yang merujuk pada kebiasaan untuk saling menyentuh atau berkontak fisik satu sama lain. Biasanya skinship banyak dilakukan oleh pasangan ataupun sahabat]

 Dari sudut pandang Takarai, itu hanya komunikasi ringan. Tapi, dari sudut pandangku, ketika aku berhubungan dekat dengan seorang gadis, itu adalah tindakan semi-seksual. Lebih waspada, karena kesenjangan persepsi seperti itu bisa berujung pada rantai kejahatan. Atau lebih tepatnya, dia cukup gila untuk mendorong payudaranya padaku dan menyebutnya komunikasi.

“Aku juga akan melakukan skinship dengan Shin-nii~”

 Tsumugi menyerang dari arah yang berlawanan.

 Itu adalah sentuhan kecil, berbeda dengan Takarai dan dibandingkan dengan Tsumugi, sentuhan Takarai bahkan lebih vulgar.

"Aku akan membelikanmu smartphone apa pun yang kau inginkan, Tsumugi."

 Aku berada dalam mode di mana pikiranku benar-benar dimanipulasi dan aku akan melakukan apa saja.

“Nagumo-kun secara fisik dikurung dan dijerat oleh adik perempuannya…”

 Jangan menjadi pendengar yang buruk. Ada beberapa hal yang bisa dipahami melalui kontak dengan kulit manusia.

 Jadi, dengan dua gadis cantik yang melekat pada lenganku, kami menuju ke toko smartphone.

* * *

 Pada akhirnya, kami memutuskan untuk mengganti model ponsel Tsumugi daripada memperbaikinya.

 Sepertinya kerusakan pada smartphone Tsumugi cukup serius dan menggantinya tidak akan terlalu merepotkan.

 Yah, itu wajar saja. Tsumugi sudah menggunakan smartphone itu lebih dari tiga tahun.

 Masalahnya adalah dia telah menggunakannya sejak ibunya, Ayaka-san, masih hidup. Jadi, dia pasti sangat terikat dengan smartphone.

“Bagaimana Tsumugi? Apa kau menyukainya?"

 Aku bertanya dengan malu-malu setelah kami membelikannya yang baru.

"Mnm .."

 Tsumugi mengangkat smartphone barunya dengan case yang dirancang menyerupai telinga kucing.

“Fufu.. aku tidak akan melupakan hari ini.."

 Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Tsumugi, aku sangat lega.

 Sedikit demi sedikit, kupikir Tsumugi bisa mengatasi kesedihan karena kehilangan ibunya.

 Semakin banyak kenangan indah yang bisa kubuat untuknya, semakin aku bisa menjauhkannya dari kesedihan.

 Jadi, lain kali aku akan mengajaknya pergi keluar untuk membuatnya senang.

 Beberapa menit setelah membeli smartphone baru untuk Tsumugi, kami memutuskan untuk duduk sebentar di bangku di alun-alun seperti taman di dekat stasiun.

 Kami duduk dengan Tsumugi di tengah-tengah.

 Tsumugi menatapku dan Takarai yang duduk di kedua sisinya, secara bergantian.

“Aku ingin berfoto bersama Yua-san dan Shin-nii.”

 Rupanya, dia ingin menjadikan foto itu sebagai wallpaper smartphone barunya.

"Mnm, itu ide bagus. Ayo kita foto bersama!"

 Atas saran Tsumugi, Takarai ingin sekali mengeluarkan smartphonenya sendiri. Tapi, ada sesuatu yang tidak cocok denganku.

“Tsumugi, yang benar itu 'Shin-nii dan Yua-san, oke? Urutannya salah..”

"Ya ampun, Nagumo-kun. Kamu tidak perlu memikirkan hal-hal kecil seperti itu."

“Ini bukan hanya hal kecil. Ini penting."

 Maaf, tapi aku tidak bisa membiarkan orang sembarangan seperti Takarai menggantikanku.

"Sudah, sudah ... Kalian berdua jangan berkelahi."

 Tsumugi terkekeh dan mengangkat smartphonenya untuk selfie.

"Tapi seperti yang orang lain katakan, semakin banyak kita bertengkar, maka hubungan kita semakin dekat."

"Itu benar .."

“Tapi, itu tidak berlaku untukku dan Takarai-san.”

 Tanggapan Takarai dan aku sangat berlawanan. Takarai dan Tsumugi berhubungan baik satu sama lain. Bukan denganku.

“Jadi, Shin-nii tidak cocok dengan Yua-san?”

 Jika Tsumugi menatapku seperti itu, itu akan menjadi cerita yang berbeda.

“…Tentu saja, aku berhubungan baik dengannya.”

 Aku bersumpah untuk tidak membuat Tsumugi sedih, tapi aku hampir membuat Tsumugi sedih. Setidaknya aku akan berpura-pura dekat dengannya.

"Itu benar, Tsumugi-chan! Kami berdua sangat dekat. Kan, Nagumo-kun.." kata Takarai, menatapku seperti anak kecil yang ingin menangis.

 Nih cewek.. dia pikir aku akan diam didepan Tsumugi...

"Aku akan memotret kalian berdua."

 Saat Tsumugi mulai menyesuaikan posisi smartphonenya, aku menjauhkan wajahku darinya agar tidak terlihat.

 Di sisi lain, Takarai menekan pipinya ke arah Tsumugi.

 Sial, aku tidak boleh kalah, pikirku dalam hati saat aku melawan Takarai.

 Di tengah pertarungan wajah dengan Tsumugi di tengah, rana berbunyi di tangan Tsumugi.

 Tsumugi mengirimkan gambar itu ke smartphoneku dan Takarai.

 Melihat Tsumugi segera menetapkannya sebagai wallpaper smartphonenya, aku bertekad untuk setidaknya memiliki layar beranda yang cocok dengan Tsumugi, tetapi perasaan cemas yang kuat terlintas di benakku.

 Tentu saja, aku membawa smartphoneku ke sekolah. Aku selalu belajar, tetapi ada kalanya aku mengutak-atik smartphoneku.

 Apa yang akan terjadi jika teman sekelas kita melihat wallpaperku bersama dengan Takarai, gadis cantik dan populer di sekolahku?

 Mereka pasti sangat curiga tentang hubunganku dengan Takarai.

 Foto ini bisa menjadi percikan yang menyebabkan masalah… tapi aku merasa sayang sekali jika hanya menyimpan foto yang kuambil dengan Tsumugi.

"Ah, benar juga. Aku bisa memotong bagian yang tidak penting."

“Hei Nagumo-kun, apa kamu mencoba menghapus keberadaanku?”

 Takarai mengintip tanganku dan membuat wajah cemberut.

“Tapi, kau tidak akan menggunakan foto itu sebagai wallpaper, kan?”

“Eh? Kupikir aku akan menggunakan foto ini untuk wallpaper smartphoneku?"

 Apa yang kau bicarakan? Aku memberinya tatapan seperti itu.

"Yah, aku sudah mengaturnya."

“Ya, kau sudah memotongku─”

“Tidak, aku tidak melakukannya.”

"Apa yang kau pikirkan? Menurutmu apa yang akan terjadi jika teman sekelas kita melihat foto itu?”

 Takarai adalah gadis yang populer, dia selalu dikelilingi oleh orang-orang. Jadi, kemungkinan besar layar smartphonenya terlihat pasti jauh lebih tinggi daripada milikku.

"Kalau seseorang melihat foto ini, tidak apa-apa, kan?"

“Huh, apanya yang tidak apa-apa? Itu akan membuat kesalahpahaman, kau tahu."

"Kesalahpahaman? Aku tidak peduli dengan itu. Lagipula aku tidak pandai menyembunyikan sesuatu dari orang-orang.”

 Takarai meletakkan dagunya di kepala Tsumugi saat dia memeluknya dari belakang.

“Nee, Nagumo-kun.. Apa kamu benar-benar tidak suka kalau orang-orang mengira kamu begitu dekat denganku?”

 Takarai menatapku sembunyi-sembunyi.

 Ugh.. bukan itu maksudku.

 Bukannya aku tidak mau berteman dengan Takarai.

 Aku hanya khawatir itu akan menggagumu. Bahwa kau dekat dengan anak laki-laki yang membosankan sepertiku.

 Jika aku menjalani kehidupan yang tidak berhubungan dengan sekolah, aku akan dengan senang hati berjalan di jalan-jalan memamerkan smartphoneku dengan foto Takarai sebagai wallpaperku.

“Tenang saja, Nagumo-kun. Aku tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain tentangmu."

 Terlepas dari semua masalah, Takarai adalah teman Tsumugi dan Tsumugi sangat menyayangi Takarai. Bukannya aku ingin memperlakukannya dengan buruk. Namun, ada beberapa hal yang sulit untuk diungkapkan terlepas dari niatku.

“Nee, Tsugumi-chan. Bagaimana pendapatmu tentang Nagumo-kun dan aku?"

"Kupikir kalian berdua adalah pasangan yang sempurna."

 Kupikir Takarai membuat Tsumugi mengatakan itu. Waktu percakapannya sedemikian rupa sehingga aku tergoda untuk memandangnya dengan sinis, tetapi sorot mata Tsumugi memberi tahuku bahwa dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan.

"Tapi, jangan tinggalkan aku..."

"Tidak mungkin aku meninggalkanmu, Tsumugi." kataku, menangkap Tsumugi dalam pelukan erat.

“Kalau begitu, jangan tinggalkan Yua-san juga.”

“Eh? Yah, itu ..."

 Kata-kata Tsumugi yang tiba-tiba membuatku bingung.

"Bukankah aneh bahwa Yua-san tidak diizinkan menggunakan wallpaper sementara Shin-nii dan aku melakukannya?"

 Mata lurus Tsumugi yang tidak mentolerir ketidakadilan, mencerminkan mataku.

“Tsumugi-chan adalah gadis yang baik~.”

 Di belakangnya, Takarai terkesan dengan perilaku Tsumugi.

 Ketika Tsumugi mengatakan ini padaku, aku tidak bisa menerima pelecehan lagi.

“…Pastikan teman sekelas kita tidak melihatnya.”

 Akhirnya, aku mengibarkan bendera putih.

 Takarai dalam suasana hati yang baik dan menunjukkan layar smartphonenya kepada Tsumugi.

“Lihat, lihat, Tsumugi-chan, kita bersama sekarang!”

“Aku juga sangat senang bersamamu, Yua-san.”

 Kami bertiga memasang foto yang sama di wallpaper kami.

 Mulai sekarang, aku akan melihat gerakan Takarai dengan gentar di sekolah.

 Setelah kembali ke rumah, aku membuka smartphoneku di kamarku sebelum tidur.

 Bayangan tiga orang yang tidak mungkin akur satu sama lain, seorang pria yang membosankan, adik iparku dan seorang gadis, terlihat berkilauan secara tak terduga.

“Mungkin ini tidak terlalu buruk…”

 Aku tidak bisa menahan diri untuk bergumam pada diriku sendiri.



|| Previous || Next Chapter ||
2

2 comments

  • Anonymous
    Anonymous
    28/4/22 07:23
    Bentar lagi ketauan nih kayaknya sama satu kelasnya
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    23/2/22 21:02
    Lanjutt minn
    Reply



close