Bab 5
Kalau saja itu bisa berakhir dalam suasana damai seperti ini.
”Kazuto-kun, apa kamu mendengarkan omonganku?”
“Ah, ya, aku mendengarkannya. Aku hanya tenggelam dalam kenangan
masa lalu”
Aku berlutut di kama Rin, kesadaranku kembali ke dunia nyata dan aku
menunjukkan mata nostalgia.
Sudah seminggu sejak aku mengatakan perasaanku yang sebenarnya.
Awalnya, aku merasa gugup ketika aku memanggilnya ‘Rinka’, tapi
karena kebiasaan itu muncul secara alami, saat ini aku dapat memanggilnya ‘Rinka’
dengan mudah.
Dan hari ini, hari Minggu siang. Kejadian itu terjadi lagi.
“Aku memang mengatakan bahwa aku akan menunggumu untuk menentukan
perasaanmu dulu. Tapi aku tidak pernah mengatakan bahwa aku akan mengabaikan jika
kau berselingkuh”
“…Bukankah kau mengatakan bahwa kau akan membiarkanku pergi
setelah selesai beberapa urusan?”
“Jika aku melihatmu selingku, tentu saja aku akan marah, kan? Selain
itu, apa maksudmu dengan mengatakan itu, apa kamu pikir aku akan mebiarkanmu
pergi dan berselingkuh?”
“Maaf maaf! Itu kesalah pahaman! Aku mengatakan sesuatu yang
seharusnya tidak kukatakan, maaf!”
Dengan tatapannya yang dingin seperti seorang pembunuh, aku segera
menundukkan kepalaku dan meminta maaf.
Huh… kenapa aku bisa
berakhir seperti ini.
Dua hari yang lalu [Hari minggu besok, keluargaku tidak akan
pulang sampai malam. Apa kamu mau datang ke rumahku saat siang? Aku ingin
berduaan denganmu] Rinka memintaku begitu, jadi aku pergi ke rumahnya.
Aku tiba di apartemen sederhana dengan mengikuti alamat yang dia
kirim kepadaku. Setelah menyusuri lorong, aku tiba di depan ruangannya dan
kemudian menekan bel dengan ujung jariku yang gemetar karena gugup. Kemudian,
orang yang menyapaku adalah Rinka, dia mengenakan pakaian modis sampai sulit
untuk dipercaya bahwa dia sedang mengenakan pakaian santai. Dia tampak seperti
saat muncul di majalah.
Mungkinkah…?
Aku sangat gugup sampai jantungku berdebar kencang, dan ketika aku
memasuki rumahnya—
“Hari ini, mari kita bersihkan hubungan Kazuto-kun dengan para cewek
lain”
“…”
Apa maksudnya ini? Harapan dan impian seorang pria hancur dalam
sekejap.
Jika aku mengatakan, “Aku menyukaimu Rinka!” mungkin masalah akan
terpecahkan.
Tetapi haruskah aku mengatakan bahwa kami belum sampai ke tahap itu?
Aku juga tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.
Ada banyak hal yang membuatku bingung.
“Kazuto-kun, kamu harus sadar bahwa kamu itu sangat populer. Jika
kamu menyadarinya, kamu akan bisa bagaimana cara berurusan dengan cewek”
“Aku tidak perlu melakukannya. Aku sama sekali tidak populer. Tidak
ada cewek yang mendekatiku”
Aku bukan orang yang populer.
Mesiki Rinka menyukaiku, itu karena dari game online.
…aku tidak memiliki takdir berhubungan dengan wanita di kehidupan
nyata.
“Ehh, jangan hapus teman-temanku di dalam game. Aku akan kesepian…”
“Bukankah masih ada aku?”
“Rinka, kau hanya bisa login beberapa jam selama hari libur, kan? Aku
bermain dengan lainnya saat di hari kerja”
“Begitu ya… kamu ingin aku berhenti menjadi idol, ya?”
“Kenapa kau berpikir begitu!? Aku paham bahwa kau bekerja keras untuk menjadi
idol, dan aku mendukungmu! Aku adalah penggemar berat Rinka Mizuki, dan aku
bahkan tidak tertarik pada idol selain kamu!”
“O-oke… terima kasih”
Pipi Rinka sedkit memerah dan berterimakasih kepadaku sambil bergumam.
Aku tidak bohong. Fanktanya, ketika aku menonton video musik STAR☆MINES, aku
hanya menonto Rinka. Dan aku melakukannya sebelum aku tahu tentang identitas
asli Rin.
“Aku harap kau bisa terus menjadi idol yang ceria. Kemudian, jangan
hapus list teman gameku”
“TIDAK BISA”
“Kenapa kau menjawab dengan cepat! Itu hanya teman game!”
“Aku pernah mendengar bahwa anak laki-laki menggunakan cara ini
agar membuat ceweknnya menjadi tenang, sehingga para cowok bisa merawat cewek
simpanan mereka di mana-mana”
“Darimana kau mendengar itu!? Sumber informasi ini pasti memutarbalikkan
fakta”
“Dari Satoko-san. Dia pernah bercerai 8 kali”
“Siapa sebenarnya orang itu! Dan kemudian dia sudah bercerai 8
kali…”
Dia benar-benar memilki banyak pengalaman kehidupan.
“Aku pulang! …hmm? Apa Rin-neechan di rumah?”
Suara imut seorang anak kecil terdengar dari arah pintu masuk.
“Eh? Tidak, Nonoa sudah pulang…! Bukankah dia bilang akan bermain
di rumah temanya sampai malam!”
Wajah Rinka tiba-tiba menjadi pucat karena keluarganya pulang lebih
cepat.
“Apa itu adikmu?”
“Ya, aku punya kakak perempuan yang sedang kuliah dan adik perempuan yang masih
kelas satu SD! Tidak, sekarang bukan waktunya untuk membicarakan hal seperti
itu! Cepat sembunyi!”
“Aku tidak tahu bagaimana dengan orang tuamu jika mengetahuinya. Tapi,
bukankah tidak apa-apa jika hanya adikmu?”
“Aku tidak ingin mengambil risiko. Selain itu, karena kepolosan Nonoa,
dia tidak bisa tutup mulut… Kazuto-kun, cepat bersembunyi”
“A-aku harus sumbunyi di mana?”
aku melihat sekilas. Tidak ada tempat untuk bersembunyi di kamar yang rapi ini.
Di bawah meja, tempat tidur, di dalam lemari, rak buku. Apa aku
bisa bersembunyi di dalam lemari jika
tidak ada pilihan lain?
Lemari pakaian memilki pintu, jadi itu bisa menyembunyikan orang. Tapi…
“Sembunyi di tempat tidurku!”
“Apa, itu tempat yang buruk untuk bersembunyi, kan? Bukankah lemari
lebih ba—”
“Berhenti bicara dan cepat bersembunyi!”
Mungkin karena dia cemas sehingga dia tidak bisa membuat penilaian,
atau mungkin ada suatu alasan dia tidak ingin aku masuk ke lemari. Aku melompat
ke tempat tidur dan menutupi diri dengan selimut.
…ada aroma yang menenangkan di sekitarku.
Aku merasa pipiku memanas, dan kemudian aku mendengar suara pintu
kamar terbuka.
“Ah, Rinka-neechan! Apa kau
di rumah hari ini?”
“Y-ya, aku di rumah hari ini. Tapi Nonoa, kenapa kau sudah pulang?
Apa kau tidak bermain dengan teman-temanmu sampai malam?”
“Itu benar, tapi Aki-chan pulang lebih dulu! Jadi Rinka-neechan,
ayo bermain denganku!”
“I-itu… aku agak sibuk untuk sekarang. Jadi, pergilah ke ruang
tamu dulu”
“Oke~”
Aku bersembunyi di bawah selimut dan tidak bisa melihat mereka
beruda.
Namun, jika dilihat dari isi percakapan mereka, dia berhasil
membujuk adiknya. Baiklah sekarang…
“Ah, ada sepatu orang asing di lorong! Apa teman Rinka-neechan datang ke rumah?”
“…”
Sial! Aku benar-benar lupa dengan itu!
“Ugh, y-yah… kau tidak perlu khawatir dengan hal itu. Lupakan saja
sepatu it—”
“Eh…? Ah! Ada seseorang sedang tidur di tempat tidur Rinka-neechan!”
“Ugh, Nonoa, tunggu!”
“Aku juga ingi bermain petak umpet!”
Suara Rinka terdengar cemas, dan kemudian terdengar suara langkah
kaki mendekat.
Saat berikutnya, selimutnya ditarik.
“Ah”
“Eh”
Aku menatap orang yang menarik selimut.
Itu adalah seorang gadis kecil.
Matan bulat besarnya itu memantulkan wajahku.
Seperti yang diharapakan dari adik perempuan Rinka, dia terlalu
imut…
Dari penampilannya, dia seperti Rinka kecil yang telah
menghilangkan unsur kerennya dan hanya meninggalkan kepolosan dan kelucuan.
Gaya rambutnya adalah twin-tail,
dan kelucuannya ditekankan dengan menggunakan karakteristik kekanak-kanakan. Singkatnya,
seorang gadis kecil yang sangat imut.
“…”
“…”
Nonoa menatap wajahku dengan tatapan kosong. Dia benar-benar
membeku.
Dia mungkin tidak menyangka bahwa akan ada anak laki-laki di dalam
selimut yang ditariknya.
Bagaimanapun, biarkan aku memperkenalkan diri terlebih dahulu.
“Apakah namamu Nonoa? Senang bertemu denganmu, aku Kazuto
Ayanokouji”
Yah, penting untuk menyapa. Terutama saat pertama kai bertemu.
“Onee…”
“Onee?”
“Neechan membawa seorang laki-laki ke rumah--!”
Teriakan lucu dan indah bergema keras di seluruh rumah.
☆
“Wahh~! Ada anak laki-laki! Rinka-neechan membawa seorang anak
laki-laki pulang--!”
“Nonoa! Bukankah aku sudah memberitahumu untuk tidak mengatakan
itu!”
Sementara Nonoa bertetiak kegirangan, Rinka memasang sikap seperti
seorang kakak dan memperingatkannya dengan serius.
Sedangkan untukku, aku tidak bisa menyembunyikan kebingunganku
karena itu tidak terdengar seperti yang akan dikatakan oleh seorang gadis kecil.
“Erm, Nonona-chan? Apa kamu mengerti apa maksudnya membawa pulang
seorang laki-laki?”
“Ya! Itu artinya membawa pulang seorang laki-laki!”
“Ugh—aku tidak memahaminya lagi”
Aku menatap Nonoa yang matanya berbinar, dan menyadari bahwa apa
yang dia katakan tidak disengaja. Seperti anak kecil yang dengan gembira mengucapkan
kata-kata yang baru ia pelajari. Harus dikatakan bahwa dia memang masih kecil.
Kemudia, Nonoa mengarahkan matanya kepadaku dan menatapku.
“Uumm… K-azuto?”
“Un, itu benar, namaku Kazuto”
“Apakah kamu akan naik pergi naik dengan Rinka-neechan?”
“Naik? Kemana?”
“Uumm, tangga kedewasaan!”
“---”
Nonoa-chan menyeringai dengan cerah. Dan aku hampir saja pingsan.
Sungguh, apa yang sebenarnya terjadi dengan anak kecil ini...!
“Kazuto ingin naik dengan dengan Rinka-neechan?”
“T-tidak…”
Pertanyaan cabul macam apa yang diajukan oleh tatapan polos ini!
Wajah berkedut di sudut mulutku tercermin pada pupil Nonoa-chan
yang polos dan imut.
“Tunggu, Nonoa! Apa yang kau lakukan!”
Rinka tidak bisa menahan diri untuk tidak marah.
Itu benar, katakan dengan jelas sebagai seorang kakak!
“Apanya yang naik tangaa kedewasaan. Itu pertanyaan yang bodoh! Kami
sudah menaikinya!”
Kau benar-benar salah! Kami tidak melakukannya! Kamu hanya bermain
game online saja!
Aku berteriak di dalam hatiku, tapi Rinka mengabaikanku, sambil
menunjukkan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan, sementara Nonoa berkata sambil
tersenyum, “Wow! Kali melakukannya! Luar biasa!” dan sambil terus bertepuk
tangan…
Tidak, anak kecil ini benar-benar sangat aneh.
“Biarkan aku bertanya, Nonoa-chan, apa kamu megerti apa artinya
menaiki tangga kedewasaan?”
“Umm? Ah… aku tidak mengerti! Cepat beritahu aku—”
“Tidak bisa”
Aku langsung menolak permintaannya, dia mendengarkanku sambil
memmiringkan kepalanya dengann manis.
“Kazuto-kun, kamu tidak perlu memikirkan kata-kata Nonoa yang
tidak bisa dijelaskan. Dia hanya meniru percakapan dalam drama dan dia tidak
mengerrti artinya sama sekali”
“Yah, aku bisa memahaminya”
Jika Nonoa-chan mengerti apa yang dia katakan dan mengucapkannya,
aku akan mulai meragukan dunia ini.
Tiba-tiba, seseorang menarik lengan bajuku dari bawah.
“Apakah Kazuto dan Rinka-neechan sepasang kekasih?”
“Bukan”
“Ya, kami bukan sepasang kekasih, tapi pasangan suami-istri!”
….
Yah, aku tahu dia akan mengatakan itu.
“Eh? Uu… karena kalian sudah menikah, apakah berarti Kazuto itu kakak
laki-lakiku?”
“Ya, kau benar. Dia kakak laki-lakimu”
“tunggu, itu bukan—”
“Yeyy! Aku selalu ingin punya seorang kakak laki-laki!”
….
“Ada apa, Kazuto-kun? Kau sepertinya ingin mengatakan seusatu barusan?”
“… tidak ada”
Meskipun Rinka menyakan ini padaku, kau tidak bisa berkata apa-apa
saat melihat Nonoa yang dengan gembira mengangkat tangannya. Bagaimanapun, aku
benar-benar lelah dengan kejadian ini.
“Erm… Kazuto-niichan?”
“---”
Nonoa-chan tampak malu-malu, dan suaranya bersemangat dan bahagia.
Dia menundukkan kepalanya dan menatapku. Pipinya agak memerah.
“…Kazuto-niichan? Kazuto-niichan… Kazuto-niichan!”
Dia sepertinya senang dengan kata-kata “niichan” sampai dia ulang
berkali-kali dan terus mengatakan “Kazuto-niichan”. Apa yang harus kulakukan,
Nonoa-chan sangat lucu…
“*stare…*”
“…Apa?”
Rinka menatapku dengan dingin.
“Ternyata Kazuto-kun menyukai anak kecil”
“Kenapa kau terdengar seperti bermaksud sesuatu yang lain”
“Lalu, kau tidak menyukainya?”
“Aku tidak terlalu menyukainya…”
“Hah? Kazuto-niichan membenciku? …huwaa!”
Mata Nonoa-chan mulai basah, seolah dia bisa menangis kapan saja. Tidak,
dadaku sakit…!
“A-aku tidak membencimu kok”
Setelah aku mengatakan itu, Nonoa-chan kembali tersenyum.
Di sisi lain, tatapan Rinka masih sedingin seperti sebelumnnya.
“Kazuto-kun, kau benar-benar seorang lolicon”
“Itu sama sekali tidak masuk akal!”
Post a Comment