NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

My Wife in The Web Game is a Popular Idol [LN] Bab 5 Part 2

 



My Wife in The Web Game is a Popular Idol [LN] Bab 5 Part 2

“Ne ne… Kazuto-niichan! Ayo jadilah kudaku!”

Dia sangat lengket padaku.

Mungkin karena aku baik padanya dan juga mungkin karena dia ingin punya kakak laki-laki.

Dengan senyum cerah di wajahnya, dia tidak ragu untuk mengajakku bermain.

“Kuda! Naik kuda!”

“Baiklah, pegangan erat-erat”

Nonoa-chan naik ke punggungku dan aku kemudian merangkak berkeliling di sekitar ruangan.

Aku mencoba untuk tidak menunjukkannya di wajahku, tapi jujur saja, ini sulit untuk stamina seorang gamer nolep.

“Awalnya aku pikir akan terjadi sesuat. Tapi… Kazuto-kun, kau sangat pandai bermain dengan anak kecil, ya”

“Yah, begitulah. Aku hanya bersenang-senang dengan mereka…”

Selain iut, Nonoa-chan juga sangat imut.

“Selanjutnya gendong aku!”

“Tentu”

Nonoa-chan mengangkat tangannya ke atas kemudia aku mengukurkan tanganku melalui bawah lengannya dan langsung mengangkatnya kepelukanku. Meihat penampilan kami, Rinka membuka mata terkejut.

“Jarang sekali melihat Nonoa minta digendong orang lain selain keluarganya”

“Bukankah dia anak yang baik?”

“Ya, tapi dia tidak pernah meminta orang lain selain keluarganya untuk menggendongnya. Ah… Kazuto-kun adalah suamiku, jadi tidak masalah”

“Aku tidak berpikir keduanya saling terkait. Sama sekali tidak”

Nonoa-chan mungkin tidak memahami hubunganku dengan Rinka.

“Maa, Nonoa-chan. Tanganku sudah pegal, bisakah aku menurunkanmu?”

“Hmm… baiklah”

Melihat wajah sedih Nonoa-chan, dadaku merasa sesak.

Aku dengan lembut menurunkan Nonoa-chan dari pelukanku.

“Ne ne, selanjutnya aku ingin bermain game online!”

“Tidak boleh Nonoa-chan. Kau masih terlalu kecil”

“Aku sudah tidak kecil!”

“Nonoa, kau masih kelas satu SD, kan? Setidaknya kau harus menunggu sampai kau mencapai sekolah menengah”

“Ini tidak adil! Hanya Rinka-neechan yang boleh bermain! Aku juga ingin bermain!”

“Tidak bisa”

“Uunnn… Kazuto-niichan, kumohon”

“Eh, aku?”

Dia tiba-tiba menoleh ke arahku sambil menatap dengan penuh harap.

“Itu tidak bisa Kazuto-kun, masih terlalu dini untuk Nonoa”

Terlalu dini? Apa ada batasan usia untuk bermain game online?

Tidak, aku tidak bisa ikut campur dalam urusan keluarga Mizuki.

“Kazuto-niichan…!”

“…”

Mata bundar malaikat kecil itu mengeluarkan air mata sambil menatap kearahku. Bagaimana mungkin ada orang di dunia inni yang bisa menolak permintaanya!

“Rinka, tidak apa-apa kan jika hanya sebentar?”

“Haa~, kau terlau menyayanginya… hanya sebentar saja, oke?”

“Yeyy~! Terima kasih Rinka-neechan! Aku sayang Kazuto-niichan!”

Nonoa-chan melompat-lompat kegirangan, dan wajah Rinka terlihat santai meskipun dia nampak enggan.

Sebenernya, sangat tidak baik untuk kecanduan bermain game online di usia ini.

…yah, meskipun aku sudah menyentuh mouse dan bermain game sejak aku berumur 4 tahun.

“Kalau begitu ayo kita bermain sekarang”

Rinka menyalakan komputernya dan membuka [Black Pains]. Dia membuat Nonoa-chan duduk di kursi dan membuka menu pengaturan karakter. Sepertinya Rinka berencana untuk membiarkan Nonoa-chan memulai game dari awal.

“Eh? Ermm…”

Nonoa-chan menggerakkan kursor dengan kasar untuk mengatur bentuk karakternya, sementara Rinka dengan lembut membantu menjelaskannya.

Rasanya seperti mereka adalah sepasang saudara yang sangat dekat.

Aku duduk di tempat tidur Rinka dan mengamati punggung mereka dengan santai.

Dari penampilan mereka, mungkin itu akan memakan waktu sedikit lebih lama.

Setelah hampir tiga puluh menit, karakter yang dibuat Nonoa-chan sudah selesai.

Itu adalah seorang gadis kecil yang mengenakan jubah hitam.

Nicknamenya, “Nonoa”. Sepertinya dia memakai namanya sendiri.

“Lihat lihat, Kazuto-niichan! Apakah ini imut?”

“Ya, itu imut”

“He he he”

Setelah aku memujinya, Nonoa-chan tersenyum puas.

Kemudian, tutorial untuk pemula dimulai.

“Erm, tombol untuk berjalan… ini?”

“Unn, kemudia tekan spasi…”

Nonoa-chan berjuang menggunakan mouse dan keyboard untuk pertama kalinya.

Dia berjuan untuk mengontrol karakter di layar.

Setelah akhirnya menyelesaikan beberapa quest, kakek berjanggut putih yang bertanggung jawab atas permainan itu bertepuk tangan, [Bagus! Luar biasa, Nonoa!]

“He he he, dia bilang aku melakukan pekerjaan dengan baik. Ne~ Kazuto-niichan, apa aku hebat?”

“Ya, kau benar-benar hebat”

Dia bertanya padaku dengan gembira, jadi aku menepuk kepalanya dan memujinya.

Anak-anak begitu polos dan lucu.

Jika itu aku, “Berhenti banyak bicara dan cepat lanjut ketutorial selanjutnya! Apa tidak ada tombol skip untuk melewatinya?” atau mungking sesuatu seperti itu.

“…aku juga bisa melakukan seperti itu”

“Eh?”

Sepertinya aku mendengat seseorang bergumam.

Apa aku salah dengar?

Aku tidak terlalu memikirkannya, aku berdir di belakang Nonoa-chan dan meilhat layar.

Kemudia tutorial melawan monster dimulai.

Itu tidak akan mengurangi HP jika diserang, jadi sudah pasti itu akan menang.

Nonoa-chan bermain sambil mengeluarkan teriakan “Ei ei” yang menggemaskan, ketika dia menembakkan peluru api ke arah monster meski dengan akurasi yang buruk. Kemudian dia menyelesaikan quest dengan waktu yang masih tersisa banyak. [Luar biasa! Seperti yang diharapkan dari Nonoa!]

“Yeyy! Dia bilang aku luar biasa!”

Aku dengan lembut menyentuh kepala Nonoa-chan. Dia benar-benar manis dan polos.

Kami-sama! Aku benar-benar ingin punya adik perempuan!

“Kazuto-kun tidak pernah memujiku seperti itu…”

“…erm, Rinka-san?”

“Apa?”

“Apa kau cemburu sama adikmu sendiri?”

“Tidak, aku hanya berbicara pada diriku sendir. Jangan salah paham”


…aku merasa bingung, tapi aku masih menonton Nonoa-chan bermain game dan terus memujinya, dan itu hanya butuh satu setengah jam.

Selama waktu itu, aku mencatat bahwa, Rinka yang di sebelahku bergumam sesuatu seperti ini, “Aku juga bermain cukup bagus waktu pertam kali. Tapi apa perlu memujinya seperti ini?” dan “Bahkan jika itu anak-anak, bukankah standar pujian akan terlalu rendah?”

Dia pasti cemburu terhadap adik perempuannya sendiri.

“Ngantuk, aku ingin pergi tidur”

Nonoa-chan menghentikan tanganya yang meggerakkan mouse dan mulai menggosok kedua matanya.

“Kau terlalu lama bermain game sampai membuat matamu lelah. Mari kita berhenti di sini untuk hari ini”

“Unnn, Kazuto-niichan. Peluk aku”

Nonoa-chan yang mulai mengantuk mengulurkan tangannya ke arahku.

“Jangan, Nonoa. Kau tidak boleh terlalu mengganggu Kazuto-kun”

“Hmm~ Peluk~”

“Jangan egois…”

“Tidak apa-apa, Rinka. Ayo, kemari Nonoa-chan”

Aku berinisiatif untuk memeluk Nonoa-chan dan menghentikan Rinka yang nadanya mulau kesal.

“Dia masih kecil…”

“Wajar untuk anak kecil seperti ini. Bahkan, saat aku masih kelas tiga, aku masih minta dipeluk oleh ibuku”

“Kamu anak yang manja, bukan? …Kazuto-kun saat masih kecil, hee~…”

“…”

Oi oi, kau terlihat seperti seorang penjahat, apa tidak apa-apa?

Aku mengalihkan perhatianku dari Rinka ke Nonoa-chan.

Dia mengantuk, seolah-olah dia bisa tertidur kapan saja.

Lagipula, sebelum dia bermain game online, dia bahkan bermain denganku.

Dan sebelum itu, dia juga pegi bermain dengan teman-temannya.

“Kazuto-kun menyukai anak-anak, bukan?”

“Yah, aku tidak akan menyangkal itu. Apa kau membenci anak-anak, Rinka?”

“Aku menyukai mereka. Karena mereka polos”

Dia benar juga…

Anak-anak tidak peduli tentang penampilan atau status orang lain.

Ada beberapa pengecualian, tetapi anak-anak pada dasarnya polos.

Itu hal yang sama dengan game online. Kau bisa berkomunikasi dengan murni.

“Sudah gelap ya, apa tidak apa-apa jika aku tidak pulang?”

“Tidak masalah, Ibuku akan pulang malam. Ayahku tidak pulang karena pekerjaan, jadi jangan khawatir”

“Sekarang hari Minggu tapi sibuk. Apakah ibumu juga bekerja?”

“Tidak, dia sedang keluar dengan teman-teman SMA-nya. Dia terlihat sangat bersemangat saat pergi”

“Ibumu benar-benar energik, ya… bagaimana dengan kakakmu yang kuliah?”

“Dia sedang menginap di rumah temannya. Aku yakin dia tidak pulang hari ini”

Rinka berkata dengan sedikit kesepian. Dia pasti sangat mencintai keluarganya.

“Zzzz~”

Suara tidur yang tenang datang dari dadanya. Dia benar-benar sudah tertidur. Dia sangat lucu seperti malaikat ketika tertidur.

Saat aku memandangi Nonoa-chan yang sedang tidur, Rinka menyodok bahuku.

“A-apa?”

“Yah, aku senang kamu sangat menyayangi adikku, tetapi bukankah kamu terlalu menyayanginya?”

Rinka membuang muka dengan khawatir dan berbicara pelan dengan pipi memerah.

Mungkinkah dia cemburu?

“…Rinka?”

“Aku juga ingin diperhatikan… meski sebentar…”

“---”

Rinka mengangkat matanya dengan sedikit malu.

Apa yang kulakukan, dia terlihat sangat lucu.

Perasaan ini berbeda dari sebekumnya. Ini terasa hangat dan menyebar didadaku.

“Rinka…”

“Kazuto-kun…”

Matahari sore bersinar melalui jendela, memberika bayangan pada wajah Rinka.

Di ruang di mana aku hanya bisa mendengar nafas tidur Nonoa-chan, Rinka dan aku hanya saling menatap.

“…”

Kami saling menatap pada jarak yang begitu dekat sehingga kamu bisa menyentuh bibir satu sama lain hanya dengan mengambil satu langkah kedepan.

Aku merasakan sensasi bahwa aliran waktu mencair, dan kemudian---

“Aku pulang!! Rinka, Nonoa… eh, sepatu siapa ini?”

Suara energik seorang wanita datang dari pintu depan.

“T-tidak mungkin… kakakku yang tidak pulang berminggu-minggu telah pulang…!”

Wajah Rinka memucat. Suasana manis dan hangat menghilang dalam sekejap.

Aku diam-diam merasa bahaya di hatiku, dan kemudian aku berbicara.

“Apa yang harus kulakukan, haruskah aku sembunyi di tempat tidur?”

“Itu tidak mungkin… ha~”

Sepertinya dia sudah menyerah tentang hal ini.

Rinka menghela napas berat, padangan matanya terlihat lemah”

“Kenapa harus hari ini…!”

A-ah ya, memang pasti akan ada hari-hari seperti itu.



|| Previous ||    || Next ||

Post a Comment

Post a Comment

close