NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Hitoribocchi no Isekai Kouryaku V1 Chapter 4

 


Penerjemah: Sena

Proffreader: Sena


HARI KE-4

Aku Akan Terus Menyelinap! 


GUA

Aku terbangun di lantai. Pertama sarapan, lalu melacak musuh. Aku berjalan ke hulu—bukan karena aku sedang semangat, tapi justru lagi merasa sedih. Aku hanya ingin makan sesuatu selain jamur. Nasi, ramen... tidak perlu yang mewah, pokoknya selain jamur.


Aku menggunakan skill Enemy Tracking di tepi sungai sambil berjalan; aku masih takut untuk terlalu jauh masuk ke dalam sungai. Jamur di mana-mana, tapi tidak ada makanan lain. Ada goblin di depan! Ternyata di hulu mereka lebih banyak, tapi mereka masih lemah. Aku bisa mengalahkan mereka dengan mudah.


Goblin terdeteksi dengan Presence Detection! Ada dua, level 12 dan 11. Dengan Movement Magic dan Magic Infusion, aku langsung menyerang. Aku berhasil menghantam goblin pertama dan menjatuhkannya dengan satu pukulan—tapi aku terlalu cepat! Aku malah menabraknya saat menyerang, benar-benar canggung.


Setelah berusaha melepaskan diri dari goblin pertama, aku buru-buru menuju yang kedua. Goblin itu terlihat sama terkejutnya denganku! Aku memperkuat tongkatku dengan Magic Infusion, menghindari serangan pertamanya, dan memukulnya. Goblin itu langsung tumbang dalam dua pukulan.


Aku merasa kuat. Tapi aku mulai berpikir tentang kemungkinan kelemahan dari kemampuan ini. Sebaiknya tidak terlalu banyak berharap. Omong-omong, kuda hadiah rasanya bisa dimakan, kan? Pasti lebih enak dari jamur.


Aku terus berjalan menyusuri sungai, masih menggunakan Enemy Tracking. Aku benar-benar putus asa mencari makanan selain jamur. Kali ini, aku bertemu tiga goblin, level 14, 11, dan 10. Aku menggunakan Movement dan Magic Infusion untuk menyerang cepat, dan berhasil membunuh satu goblin dengan sekali pukul. Tapi aku malah terbang melewatinya dan terjatuh, setidaknya ada jarak antara aku dan goblin lainnya. Sekarang giliran serangan cepat ke goblin kedua… wah! Dia berhasil melawan balik! Aku masih belum terbiasa dengan Movement, jadi aku cepat-cepat mundur. Goblin ketiga makin dekat. Aku menghindari serangannya, menggunakan Movement, dan menghindar lagi sebelum akhirnya mengalahkannya. Benar-benar pertarungan yang kacau.


Kalau aku bisa melukainya, aku pasti menang, pikirku. Movement memang membantuku mendekat dengan cepat, tapi kalau tidak bisa mengendalikannya, bisa jadi bumerang. Atau mungkin, tongkat bermata dua?


Aku harus fokus latihan Movement sampai bisa mengendalikannya. Aku bisa menggunakan Magic Infusion tanpa harus berkonsentrasi, tapi Movement masih jadi masalah. Jangan bilang ke siapa-siapa kalau aku terbang dua kali—meski tidak ada yang bisa diceritakan juga sih.


Aku terkena banyak luka tak terduga, jadi aku buru-buru kembali ke gua. Ada luka dari serangan goblin, luka karena menabrak goblin pertama, dan luka karena jatuh. Aku ini bagaikan peluru kendali yang gagal. Bahkan lebih tepatnya, bom bunuh diri. Aku tidak bisa mengecek levelku sekarang, tapi goblin terakhir tadi cukup sulit dikalahkan. Dia punya gelang, jadi aku mengambilnya. “Terakhir terlihat berjalan kaki, tersangka dianggap bersenjata dan berbahaya,” pikirku. Tersangka apa ya? Perampokan? Pencurian? Jadi murder-hobo? Aku mungkin bersalah di salah satu tuduhan itu.

(TLN:Murder-hobo adalah istilah yang sering digunakan dalam komunitas permainan peran (seperti Dungeons & Dragons) untuk menggambarkan karakter pemain yang tidak punya tempat tinggal tetap, tidak peduli dengan alur cerita, dan sering kali hanya berfokus pada membunuh musuh atau NPC (non-player characters) untuk mengambil harta atau mendapatkan keuntungan. )


Setelah kembali ke gua, aku makan siang yang terlambat. Aku menggunakan Appraisal untuk mengecek levelku, ternyata sudah naik! Intelijensiku sudah mencapai 40, sementara yang lainnya di pertengahan 30-an. “Berarti aku seharusnya jauh lebih kuat dari goblin-goblin itu,” pikirku. Tapi kenapa yang terakhir tadi membuatku kesulitan?


Aku teringat dengan gelang yang kutemukan. Aku mengeluarkannya dan mengecek deskripsinya.


“Gelang Sihir: Meningkatkan kekuatan. POW +1%.”


Lumayan daripada tidak ada, jadi aku memakainya. Aku memang bukan monster, tapi aku butuh semua bantuan yang bisa kudapatkan.


Tiba-tiba saja hari sudah mulai sore. Staminaku sudah pulih sepenuhnya, jadi sebelum gelap aku kembali ke hulu. Aku bisa mengecek semua statistikku sebelum tidur. Meskipun kebanyakan hanya goblin lemah di sana, dan tidak banyak pula, aku bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda. Aku bersembunyi di hutan dan merayap diam-diam.


Dengan Clairvoyance, aku merasakan… orang. Ada enam orang. Ketika aku mendekat, aku mengenali mereka sebagai teman sekelasku. Mereka adalah sekelompok anak nakal yang suka menggertak anak-anak pintar, tapi tidak pernah berani melakukan hal yang lebih dari itu. Tak heran mereka berisik.


Dari tempat persembunyianku di pepohonan, aku menggunakan Appraisal. Aku terlalu jauh untuk melihat detail, hanya level dan pekerjaan mereka yang terlihat: Longsword Fighter level 11, Dual-Swords Fighter level 3, dan Fire Mage level 2. Mengapa ada perbedaan level yang begitu besar?


Aku memutuskan untuk tetap bersembunyi dan mengamati mereka sebentar. Mereka duduk di tepi sungai sambil ngobrol. Aku mendekat cukup untuk mendengar percakapan mereka, tapi isinya hanya omong kosong. Mereka sedang membicarakan kecantikan gadis-gadis di kelas kami. Dari 42 orang di kelas, 20 di antaranya perempuan, dan mereka mengeluh tentang betapa banyaknya yang “kutu buku.” Padahal, pikirku, justru kutu buku yang paling siap untuk bertahan di dunia ini. Rupanya kelompok gadis populer tidak akur dengan sisanya.


Enam pengganggu ini punya niat jahat. Pemimpinnya, Katsuyama si longsword fighter, sedang bicara tentang hal-hal buruk yang ingin dia lakukan pada gadis-gadis. Tapi siapa yang mengajari mereka tentang penggunaan skill di dunia ini? Mungkin Tanaka. Mereka merencanakan penyergapan terhadap beberapa gadis, tapi sepertinya Class Rep kami akan ada di sana. Dia pasti bisa menghentikan mereka, karena sudah terbiasa menghadapi mereka sejak kelas satu.


Eh? Meski keenam orang itu tidak menyadari keberadaanku, aku merasa ada sesuatu yang lain di sini. Aku menyelinap menjauh dari kelompok itu, tapi tidak bisa menemukan siapa pun. Ya, tidak ada gunanya terlibat, jadi aku memutuskan untuk kembali.


Setidaknya, sekarang aku tahu semua teman sekelasku berada di hulu, jadi aku bisa menghindari mereka. Bertemu mereka akan merusak tujuanku menjalani hidup sebagai penyendiri.


Aku sampai di gua sebelum gelap, setelah mengalahkan dua goblin di jalan. Aku tidak tahu apakah gelang sihir dan tambahan kekuatan 1% itu berpengaruh, tapi aku jadi lebih mahir bersembunyi dan bisa dengan mudah mendekati mereka. Ini latihan yang bagus. 


Kemudian, saat aku terus menyelinap, aku menemukan seekor kelinci—hewan pertama yang kulihat! Apakah artinya aku hanya bisa menemukan hewan saat sedang bersembunyi? Aku menangkap kelinci itu, dan langsung masuk ke inventarisku bersama jamur-jamur. Ini akan jadi makan malam pertamaku yang layak setelah sekian lama.


Aku memasak dan melahap kelinci itu. Rasanya lezat. Berapa hari sudah aku tidak makan daging segar? Tentu saja, aku masih menyajikan jamur sebagai lauk, tapi kali ini bisa ditoleransi. Jamur sudah terlalu sering menjadi pemeran utama belakangan ini. Lebih buruk lagi, mereka tampil solo.


Sekarang, apakah aku harus berlatih sihir atau membuat furnitur? Aku perlu terus bereksperimen. Aku mencoba menggunakan Packing Magic pada tanah di gua, memukulnya dengan tongkatku, membentuknya. Membuatnya lebih padat, membuat cekungan, mengangkatnya, membentuknya. Aku begitu asyik bermain-main sampai kehilangan jejak waktu. Tiba-tiba sudah larut malam.


Aku mengecek statusku.


NAMA: Haruka

RAS: Manusia

LV: 03

JOB: —

HP: 35

MP: 4/32

VIT: 37

POW: 35

SPE: 38

DEX: 38

RES: 36

INT: 40

LUK: MAX (Di atas batas)

SP: 18

COMBAT:Mastery Tongkat Lv2, Evasion Lv2, Foresight Lv2, Magic Infusion Lv2

MAGIC:Heat Lv2, Movement Lv1, Packing Lv1, Weight Lv1, Fire Lv1, Earth Lv1

SKILL:General Health Lv1, Sensitivity Lv2, Calisthenics Lv2, Walking Lv2, Servitude Lv1, Appraisal Lv3, Clairvoyance Lv1, Presence Detection Lv2, Enemy Tracking Lv2, Magic Manipulation Lv1, Presence Concealment Lv1, Stealth Lv1

TITLE:Shut-In Lv2, NEET Lv1, Loner Lv2

ABILLITY:Corporate Proactiveness Lv1, Master of None Lv1, Blockhead Lv1

EQUIPMENT:Tongkat Kayu?, Setelan Baju?, Sarung Tangan Kulit?, Sepatu Kulit?, Jubah?, Lensa Kontak?, Cincin Kemiskinan, Tas Penyimpanan, Gelang Monster Kekuatan +1%


Level Shut-In dan Loner ku naik. Apakah itu karena aku tidak berusaha berinteraksi dengan teman sekelasku? Atau karena aku sudah cukup senang sendirian? Kalau level NEET juga naik, mungkin aku sudah mulai teriak-teriak. Gelar-gelar ini lumayan kasar.


Dan Sihir Bumi? Sepertinya aku mendapatkannya ketika mencoba menggunakan Packing Magic pada lantai gua—tapi apa itu benar-benar dihitung sebagai Sihir Bumi? Kurasa kalau memasak jamur sudah cukup untuk membuatku mendapatkan Sihir Api, mengolah tanah pasti cukup untuk Sihir Bumi. Sihir di dunia ini tampaknya mudah.


Bersikap hati-hati saat menyelinap sepertinya membuahkan hasil. Presence Concealment dan Stealth adalah skill yang sangat berguna. Sekarang aku bisa mendekati dan menghabisi goblin tanpa masalah, seperti seorang pembunuh profesional! Yah, secara teknis aku pengangguran, tapi tetap saja, rasanya seperti profesional. Besok aku akan terus menyelinap dan meningkatkan levelku.


Aku merasa hidupku di sini jujur dan stabil. Tidak ada yang mencolok seperti dalam novel. Tidak ada yang akan berkata, “Besok aku akan menyelinap lebih banyak!” dalam cerita fantasi sungguhan.


Tapi itulah yang akan kulakukan! Mungkin! Pasti!


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close