NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kazukazu no Kokuhaku o Futte Kita Gakkou no Madon'na ni Sotobori o Ume Raremashita Volume 1 Epilog & Kata Penutup

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan

Jangan lupa buat join ke grup whatsapp Fanservice karena admin sana dah bersedia buat kasih hasil pesanan jasanya dari Hinagizawa Groups buat diunggah ke website Kaori Translation

Ini Linknya: https://chat.whatsapp.com/HLeZcbosBqsJWktlZvriUR


Epilog


“…………”


Setelah dibebaskan dari sesi pemeriksaan, Misaki tak mau melepaskan lenganku. Bahkan sekarang, setelah selesai makan siang, dia tetap memeluk lenganku di dalam tenda dan menyandarkan kepalanya di bahuku.


Karena dia memelukku dalam balutan baju renang, kehangatan tubuhnya dan kelembutannya terasa langsung di kulit, membuat jantungku hampir copot.


"Ahaha... nempel terus, ya."


Melihat Misaki yang terus menempel padaku tanpa mau lepas, Sasagawa-sensei tersenyum kecil, seolah tak bisa berbuat apa-apa. Karena beliau juga dipanggil sebagai penanggung jawab saat pemeriksaan tadi, tentu saja beliau tahu kejadian yang terjadi. Dan karena beliau juga tahu alasan kenapa adikku ini begitu lengket, beliau tidak mengatakan apa pun lebih lanjut.


"Yah, dia baru saja mengalami hal menakutkan... jadi wajar saja, kurasa."


Yang menjawab seperti itu adalah Suzumine-san, yang sedari tadi menatap kami terus. Dia duduk di samping Sasagawa-sensei, tapi entah kenapa, dari tadi pandangannya tak lepas dari kami berdua.


Dilihat terus dalam situasi seperti ini rasanya cukup memalukan...


Sebenarnya, apa yang sedang dipikirkan Suzumine-san saat ini? Sementara itu, Kokoa benar-benar santai menikmati waktu tidurnya. Dia tidur nyenyak di pangkuan Sasagawa-sensei, tampak sangat nyaman. Sejujurnya, aku agak iri.


“Misaki, kamu nggak mau main ke laut?”


“Sekarang nggak dulu…”


Karena dia sudah berada seperti ini selama kurang lebih dua jam, aku pun coba menegurnya. Tapi rupanya Misaki ingin tetap seperti ini. Sepertinya memang kejadian dengan para pria yang menggoda tadi cukup mengganggu mentalnya.


Aku jadi merasa nggak enak pada Suzumine-san yang terlihat ingin ke laut, tapi untuk sekarang, Misaki lebih perlu diprioritaskan.


“Kalau begitu, istirahat aja terus kayak gini, ya.”


“Hmm…”


Saat aku mengelus kepalanya dengan lembut, Misaki menyipitkan mata seakan merasa nyaman. Rasanya dia jadi makin lengket setelah aku menyelamatkannya tadi.


Artinya, mungkin dia semakin mempercayai aku. Diperlakukan manja seperti ini... sama sekali nggak terasa buruk.


“Ngusap kepala secara natural, ya…”


“Meski kami di sini juga, dia tetap nggak peduli…”


Sasagawa-sensei dan Suzumine-san tampaknya membicarakan kami pelan-pelan sambil melihat ke arah kami, tapi aku memilih untuk tidak memedulikannya. Kurang lebih aku bisa menebak isi pembicaraan mereka. Yang paling penting sekarang adalah menenangkan Misaki.


—Walaupun rasanya sangat memalukan.


“Hei, Raito-kun…”


“Hmm?”


Saat dipanggil namaku, aku kembali mengalihkan pandangan pada Misaki. Dia sedang menatapku dengan mata berkaca-kaca.


“Mulai sekarang juga... aku tetap akan mengandalkanmu, ya…?”


Mungkin maksudnya adalah: tolong lindungi aku dari para lelaki lain juga mulai sekarang.


“Ya, andalkan saja aku.”


Sejak awal, aku bersedia jadi pacar palsunya demi menjauhkan para cowok dari Misaki. Mulai sekarang pun, aku akan tetap jadi tembok pelindungnya, agar tak ada lelaki lain yang bisa mendekatinya.


“Fufu…”


Saat aku mengangguk, Misaki terlihat sangat senang dan memeluk lenganku lebih erat lagi.


—Padahal sebenarnya kami cuma pasangan palsu, tapi sekarang, dari sudut pandang siapa pun, kami pasti sudah terlihat seperti pasangan sungguhan.



Kata Penutup

Pertama-tama, terima kasih banyak karena telah membeli volume pertama dari "*Aku Dikepung oleh Sang Madonna Sekolah yang Telah Menolak Banyak Pengakuan Cinta."

TLN * : Judul Versi Indo (mungkin)

Karya ini—atau lebih tepatnya, kali ini juga merupakan cerita yang awalnya diserialkan di situs novel web dan kemudian diterbitkan dalam bentuk buku!

Serialisasinya sendiri dimulai sekitar satu setengah tahun yang lalu, jadi aku sangat senang akhirnya bisa menyampaikan cerita ini kepada kalian semua.

Kepada editor yang menangani karya ini, ilustrator Higeneko-sensei, serta semua orang yang terlibat dalam proses penerbitan buku ini, terima kasih banyak atas bantuan kalian.

Secara khusus, editor yang bertanggung jawab atas karya ini telah bekerja keras demi mewujudkan penerbitannya, dan aku sangat-sangat berterima kasih atas hal itu.

Hubungan kami sudah terjalin sejak masa "Bermain Bersama Tetangga (Otonari Asobi)," jadi aku yakin aku juga telah merepotkan beliau dengan banyak hal dan membuatnya mengalami berbagai kesulitan, tapi tetap saja, aku sangat bersyukur karena akhirnya karya "Aku Dikepung oleh Sang Madonna Sekolah yang Telah Menolak Banyak Pengakuan Cinta" juga bisa diterbitkan.

Lalu, kepada Higeneko-sensei yang dengan senang hati menerima tawaran ilustrasi untuk karya ini—terima kasih banyak. Sejujurnya, karena Higeneko-sensei sangat populer dan sedang menangani banyak karya, aku sempat berpikir kemungkinan besar akan ditolak... Namun beliau tetap menerima tawaran ini meskipun sibuk, dan lebih dari itu, beliau telah menggambar begitu banyak ilustrasi yang luar biasa, jadi aku benar-benar senang.

Desain karakter Misaki dan yang lainnya pun benar-benar sempurna—aku merasa sangat bersyukur karena Higeneko-sensei yang mengerjakannya. Terima kasih banyak! Nah, sekarang aku ingin mulai membahas isi karya ini. Hal pertama yang ingin aku sampaikan adalah:

"Akhirnya, aku berhasil menghadirkan heroine berambut merah muda impianku!!"

Mungkin tidak banyak yang tahu, tapi aku, Nekokuro, sangat suka karakter dengan rambut merah muda. Karena itu, aku selalu berpikir, 

"Suatu saat, aku pasti akan menulis cerita dengan heroine berambut merah muda!"

Memang aku sudah pernah menulis cerita seperti itu di novel web, tapi ini adalah pertama kalinya aku bisa menghadirkannya dalam bentuk buku cetak.

Faktanya, dalam versi novel web dari karya ini, aku sengaja tidak menyebutkan warna rambut heroine-nya.

Biasanya, ketika aku menulis romcom, aku selalu menyebutkan warna rambut heroine utama. Tapi kali ini, aku sengaja tidak melakukannya karena aku berpikir, "Kalau suatu saat ini jadi buku, aku ingin bernegosiasi supaya bisa dibuat jadi heroine berambut merah muda."
Kalau tidak disebutkan di awal, akan lebih fleksibel saat masuk ke tahap penerbitan.

Yah, tentu ada juga alasan lain kenapa aku tidak menyebutkan warna rambut di versi web-nya, tapi biar kalian sendiri yang membayangkan alasannya (semacam trik supaya pembaca bisa menikmati cerita tanpa merasa aneh).

Begitu tahu heroine-nya berambut merah muda saja aku sudah senang, tapi saat Higeneko-sensei menggambarkan Misaki dengan sangat memesona, aku benar-benar kehabisan kata selain “terlalu sempurna.”

Tentu saja, aku juga sangat suka desain karakter heroine lainnya—terutama karakter Hyouka, yang benar-benar kena banget di seleraku.

Buat kalian yang sudah membaca karya-karyaku sejak lama mungkin tahu, aku sangat suka gadis cantik yang dingin, jadi desain karakter Hyouka benar-benar terasa pas banget buatku.

Yah, seperti itu kira-kira, meskipun pada awalnya bahkan belum tentu akan diterbitkan, karya ini sudah aku tulis dengan banyak harapan dan rencana seperti itu.

Namun seperti biasa, aku tetap menulis cerita ini dengan tujuan agar semua pembaca bisa menikmatinya sebagai kisah yang hangat dan menyenangkan. Dan ya, tentu saja, karakter gadis kecil juga tetap hadir di cerita ini.

Akhir-akhir ini aku sering menghadirkan heroine dari luar negeri, sampai-sampai ada yang bilang “Nekokuro = heroine luar negeri,” tapi sebelumnya aku lebih sering dikenal karena karakter gadis kecil.
Tentu saja bukan sebagai objek romantis, tapi lebih karena aku suka menulis karakter anak kecil yang imut.

Dalam cerita ini juga, karakter gadis kecil punya peran penting—
Sang tokoh utama yang dikenal dingin di sekolah, hanya menunjukkan sisi aslinya di hadapan adiknya. Karena mengetahui sisi itulah, heroine mulai membuka hati kepada tokoh utama.
Bisa dibilang, salah satu alasan Misaki mulai mempercayai Raito adalah karena kehadiran Kokoa-chan.

Jadi, di cerita ini pun, gadis kecil tetap memainkan peran aktifnya (lol).

Begitulah, aku harap kalian juga bisa menikmati interaksi antara Raito dan Misaki dalam merawat Kokoa-chan, serta hubungan mereka dengan Hyouka dan Sasagawa-sensei.

Aku sangat ingin karya ini jadi populer dan bisa diadaptasi ke anime!
Aku sendiri sangat suka heroine yang terlihat seperti siswi teladan nan anggun tapi ternyata punya sisi kikuk yang tidak terduga—aku ingin Misaki bisa menunjukkan sisi seperti itu juga dalam anime!

Kalau bisa sampai volume 2 dan bahkan jadi manga, aku akan sangat senang, jadi aku sangat berharap kalian bisa terus mendukung karya ini.

Sampai jumpa lagi di volume 2!

Sekali lagi, terima kasih banyak karena telah membeli "Aku Dikepung oleh Sang Madonna Sekolah yang Telah Menolak Banyak Pengakuan Cinta."

Aku harap kalian terus mendukungku ke depannya!


Post a Comment

Post a Comment

close