NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Tomodachi Ijou Uwaki miman no Kanojo-tachi [LN] Bahasa Indonesia Volume 1 Afterword

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan


Afterword

Perkenalkan, atau mungkin sudah lama tidak berjumpa. Nama saya Ametsuki. Terima kasih sebesar-besarnya karena telah berkenan mengambil dan membaca karya ini.

Sama seperti karya sebelumnya, kali ini saya juga menulis dengan beberapa tokoh heroine. Namun, saat menulis bagian Haru, Aoi, dan Suzu, di benak saya terus-menerus ada sosok Yuna, sampai-sampai perut saya terasa perih karena tegang. Akan tetapi, justru pada adegan-adegan yang membuat saya merasa bersalah kepada Yuna itulah, saya bisa menulis heroine lain dengan lebih menggemaskan. Jadi, perasaan saya sangatlah rumit.

Khususnya pada bagian sudut pandang Haru secara keseluruhan, adegan ketika terjebak di kamar bersama Aoi, dan kemunculan perdana Suzu—meskipun saya menulisnya dengan penuh semangat dan kesenangan, tetap saja ada rasa bersalah hingga saya benar-benar mengucapkan, “Maaf ya, Yuna…” kepada dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, setiap kali saya merasakan bayangan Yuna, justru muncul pikiran, “Sekarang kan saatnya, jadi tolong hentikan dia!” Perasaan itu semakin sering muncul, sehingga proses penulisan kali ini terasa sangat menyenangkan.

Ngomong-ngomong, pada tahap ini saya pribadi sedikit lebih condong mendukung Aoi. Aoi yang digambar dengan sangat manis oleh Komupi-sensei benar-benar membuat saya terharu sampai meneteskan air mata. Saya juga ingin tahu siapa heroine favorit pembaca sekalian. Akan sangat membahagiakan bila Anda membacanya sambil mendukung tokoh pilihan Anda.

Berbicara agak mendadak, apakah Anda menyukai memasak? Saya sendiri bukan berarti sama sekali tidak bisa, tetapi termasuk tipe orang yang sebisa mungkin ingin menghindari kegiatan memasak. Apa pun jenis masakannya—mulai dari tumis sayuran sederhana hingga hidangan lengkap ala restoran—pasti memakan waktu. Ditambah lagi, ada urusan belanja bahan, mencuci peralatan, dan hal-hal di luar memasak yang membuat rasa malas selalu lebih kuat.

Karena itu, saya berpikir, jika seseorang rela melewati berbagai kerepotan tersebut demi membuatkan makanan untuk orang lain, bukankah itu bisa disebut cinta? Gagasan itulah yang sedikit banyak menjadi dasar penulisan cerita kali ini. Setiap heroine dalam karya ini memiliki pandangan berbeda terhadap makanan: ada yang memandang positif, ada pula yang merasa negatif. Perbedaan cara pandang mereka terhadap makanan, serta bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan Shiki sang tokoh utama, saya harap bisa memberi Anda pengalaman membaca yang menyenangkan.

Terakhir, izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih.

Kepada editor yang telah bersama-sama membangun karya ini.

Kepada Komupi-sensei yang menggambar ilustrasi menawan dengan begitu tepat menggambarkan karakter.

Kepada tim penyunting yang telah berkali-kali memeriksa naskah dan memperbaiki kesalahan ketik maupun pengulangan kata.

Kepada pihak percetakan, tim pemasaran, para desainer, dan semua pihak yang terlibat dalam penerbitan karya ini.

Dan yang terpenting, kepada Anda yang saat ini membaca catatan penutup ini—saya ucapkan terima kasih dari lubuk hati terdalam.

Benar-benar, terima kasih banyak. Semoga kita bisa berjumpa lagi di lain kesempatan.

Agustus 2025

Ametsuki


Previous Chapter | ToC | 

Post a Comment

Post a Comment

close