NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kokoroni Kizuwo Ottamonodoshi Bakkapuru Nintei V2 Chapter 8

 Penerjemah: Flykitty

Proffreader: Flykitty


Chapter 8

Alasan Mengapa Putri Salju Begitu Agresif


"Suamiku…"


Suara napas yang teratur terdengar dari samping, dan bagi Himeno, bahkan itu pun terasa menenangkan.


Di ranjang yang sama, ada orang yang sangat penting baginya—orang yang sangat ia cintai, Takashi—yang sedang tidur sambil memeluknya.


Sejak kecil, belum pernah ada orang selain ibunya yang bisa ia anggap sepenting ini. Ia ingin Takashi selalu berada di sisinya.


"Sekarang… apa suamiku sudah nggak suka Shikibu-san lagi, tapi suka sama aku?"


Ia menatap wajah Takashi yang meski seusia dengannya, masih terlihat seperti anak kecil, lalu mencolek pipinya pelan-pelan dengan ujung jarinya, puni puni~.


Takashi yang pernah ditolak oleh teman masa kecilnya, Marika, terluka cukup dalam. Karena itu pula, ia mulai menghabiskan waktu bersama Himeno, yang saat itu juga sedang patah hati.


Hubungan mereka berawal dari saling mengobati luka masing-masing. Artinya, pada awalnya Takashi memang menyukai Marika.


Tapi sekarang… bagaimana perasaannya?


Himeno yakin, sekarang perasaan Takashi sudah bukan untuk Marika lagi, melainkan untuk dirinya.


Namun, itu bukan sesuatu yang bisa dipastikan—hanya sebatas dugaan, jadi sebenarnya Himeno sendiri juga tidak tahu.


Tapi, akhir-akhir ini Takashi tidak terlihat seperti sedang bersamanya hanya untuk menyembuhkan luka karena ditolak.

Justru, dia terlihat ingin bersama karena memang menyukainya.


"Aku akan sangat senang kalau dia benar-benar bisa menyukaiku."


Yang bisa Himeno lakukan hanyalah berharap hal itu terjadi.

Tidak, lebih dari itu—dia ingin Takashi lebih mencintainya, itulah alasan kenapa belakangan ini ia jadi sangat agresif.


Beberapa waktu lalu, ciuman di bibir itu pasti tak mungkin bisa ia lakukan. Tapi sekarang, jika dengan begitu bisa membuat Takashi menyukainya, maka ia tidak akan ragu untuk melakukannya.


Kalau sudah jatuh cinta, sangat wajar untuk ingin menyerahkan yang pertama pada orang yang disukai.


"Padahal waktu itu bisa mengungkapkan perasaan ke Shikibu-san, kenapa ke aku malah nggak bisa, sih?"


Kalau memang Takashi sudah menyukainya, seharusnya tak aneh kalau dia juga bisa menyatakan perasaannya pada Himeno, sama seperti saat dulu mengungkapkan cinta pada Marika.


Tapi Takashi tidak melakukannya.


Kalau harus menebak alasannya, mungkin karena bahkan kepada sahabat masa kecilnya pun butuh waktu lama untuk bisa mengungkapkan perasaan—jadi sekarang dia malu.


Atau, mungkin karena ada rencana perjalanan ke Hakone setelah ujian selesai, jadi dia menunda untuk mengatakannya sampai saat itu tiba.


Kalau memang dia berniat mengungkapkan perasaan, itu pasti akan terjadi di Hakone.


"Kalau nanti di Hakone dia tetap nggak bilang apa-apa… berarti aku yang harus maju lebih dulu, ya."


Seberapapun pengecutnya dia, mereka sudah saling manja, bahkan saling berciuman—jadi pasti dia sadar kalau Himeno menyukainya.


Saat ini, sangat masuk akal untuk menganggap Takashi menunggu sampai perjalanan ke Hakone untuk menyatakan perasaan.


Tapi… jika ternyata dia tetap tidak mengatakannya di sana, maka Himeno sudah siap untuk menyatakan cintanya sendiri.


Karena dia ingin selalu—selamanya—bersama dengan Takashi.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment

close