NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu no Gyaru ga Naze ka Ore no Gimai to Nakayoku Natta V3 Chapter 4 Part 3

 Penerjemah: Ikaruga Jo

Proffreader: Ikaruga Jo


Chapter 4 - Bagian 3 

Meski Begitu, Aku Harus Bertindak


Hari festival musim panas pun tiba.


Cuacanya cerah, suhu udaranya juga nyaman untuk musim panas, benar-benar hari yang sempurna untuk festival. Sepertinya sore nanti pun cuaca tidak akan memburuk.


Aku akan pergi sore nanti, jadi aku harus menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum itu.


Saat aku sedang menyedot debu di ruang tamu.


"Shin nii~ Aku pergi ya. Sampai ketemu di festival nanti~"


Tsugumi datang membawa ransel berisi yukata-nya.


"Oke, sudah tahu tempat kumpulnya, kan?"


"Tahuuu~"


Sambil berkata begitu, dia melangkah menuju pintu depan dengan gaya seperti menari.


Tsugumi memang berangkat lebih awal.


Katanya, dia akan mampir ke rumah Momoka-chan dulu, lalu nanti saatnya tiba, mereka akan berganti pakaian dan pergi ke festival. Rumah Ousaki memang sedikit lebih dekat ke lokasi festival. Untuk Tsugumi, mungkin dia ingin menghabiskan sisa liburan musim panasnya yang tinggal sedikit itu sebanyak mungkin bersama Momoka-chan.


"Sudah susah-susah dikepang begitu, jangan sampai rusak karena terlalu heboh di rumah Momoka-chan, ya."


"Tidak apa-apa kok kalau berantakan, nanti bisa minta Yua-san betulin lagi."


Rambut Tsugumi dikuncir kuda agar serasi dengan yukata-nya. Rambut Tsugumi tidak terlalu panjang, jadi kunciran di belakang kepalanya terlihat sedikit mencuat, tapi untaian rambut menuju kunciran itu sudah dikepang oleh Yua, sehingga menjadi gaya rambut yang rumit. Karena gaya rambutnya berbeda dari biasanya, dia pasti jadi makin semangat. Wajahnya menunjukkan ingin segera memamerkannya pada Momoka-chan.


Setelah mengantar Tsugumi di pintu depan, aku kembali ke ruang tamu.


"Tsugumi-chan sudah pergi?"


Yua datang ke ruang tamu sambil memeluk keranjang berisi cucian.


"Baru saja dia pergi."


"Berarti sampai sore nanti, cuma ada aku sama Shinji berdua, dong~"


Yua melihatku sambil membuka jendela yang terhubung ke teras.


Halaman rumah di balik teras biasanya kami gunakan untuk menjemur pakaian saat cuaca cerah. Tentu saja, pakaian dalam dijemur di tempat lain.


"Begitulah. Ayah baru pulang lusa."


Ayah berhasil memenangkan pertandingan di Korakuen Hall yang ditonton Ousaki, entah bagaimana dia berhasil menjaga harapan untuk melaju ke final. Nazar Ousaki berhasil. Dia pasti sangat semangat untuk turnamen di daerah.


"Berarti sekarang, kepala Shinji penuh dengan pikiran mesum, ya~"


"Kenapa jadi begitu..."


Memang benar kepalaku penuh dengan Yua, sih.


Mengerti aku yang sedang berusaha keras untuk menghilangkan penderitaan Yua... ah, tidak perlu mengerti juga tidak apa-apa. Aku tidak ingin Yua mengkhawatirkanku. Mungkin lebih baik kalau aku ikut saja lelucon Yua.


"Kalau saja dalam situasi ini, aku hanya memikirkan hal-hal erotis, kamu mau apa?"


"Aku cuma akan berpikir, 'Mungkin kita bakal telat ke tempat kumpul~',"


Dia mau melakukan apa sampai telat ke tempat kumpul? Aku tidak akan bertanya detailnya.


Di sisi lain, Yua tidak terlihat canggung sama sekali, dia membuka jendela dan keluar ke teras.


Ada sandal yang disediakan di teras, dan saat Yua membungkuk untuk memakai sandal, belahan dadanya terlihat karena ulah gravitasi yang seperti pelecehan seksual.


"Shinji~ Kok kayaknya kamu jadi semangat banget, ya~?"


Dari posisinya yang masih membungkuk, dia menatapku dengan senyum bangga dan menyeringai. Yua, sengaja dia melakukannya.


"Cukup! Hentikan pembicaraan ini! Aku hanya memikirkan pelajaran! Ja-jangan salah paham, ya!"


Tentu saja, aku yang pertama menyerah pada suasana ini. Sekadar melihat sekilas belahan dada saja sudah jadi masalah besar bagiku.


"Iya, iya. Shinji sebaiknya jangan melakukan hal yang tidak biasa, deh~"


"Sialan, sialan..."


Bagaimana bisa aku yang sering berinteraksi dengan Yua, baik secara langsung maupun tidak langsung, tidak kunjung terbiasa? Setiap kali dia menyentuhku, aku merasa berdebar karena kejutan yang selalu baru...


Aku memutuskan untuk menghentikan kegiatan bersih-bersih dan duduk di teras untuk mendinginkan kepala dengan angin luar. Biasanya terasa lembap dan panas, tapi hari ini cukup sejuk jika berada di tempat teduh.


Yua menggantung kaos putih dan handuk yang baru dicuci di jemuran di halaman.


"Liburan musim panas sebentar lagi berakhir, ya~"


"Begitu festival musim panas selesai, upacara pembukaan tahun ajaran baru langsung datang. PR-mu sudah selesai?"


"Sudah selesai kok, soalnya Shinji bakal cerewet kalau belum."


"Baguslah kalau begitu. Tugas utama seorang pelajar itu belajar. Tidak perlu memikirkan hal lain."


Makanya, aku tidak ingin Yua khawatir dengan masalah keluarga.


"Aku rasa, liburan musim panas tahun ini adalah yang paling menyenangkan di antara semuanya."


"Tidak usah pasang tampang akhir-akhir begitu dong. Masih ada acara besar terakhir yang menanti."


"Ahaha, iya juga ya. Tapi, itu kan sudah pasti menyenangkan."


Kalau dia terlalu menantikannya, tekadku untuk mendekati Yua hari ini bisa goyah.


Ada kalanya aku berpikir, mungkin lebih baik membiarkannya saja.


Luka karena kehilangan kadang bisa sembuh dengan sendirinya seiring waktu.


Namun, Yua sepertinya menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kakaknya.


Kalau dibiarkan saja, rasanya masalahnya hanya akan makin rumit.


Aku kembali ke ruang tamu, menyalakan TV, dan memilih saluran acak.


"Sial. Kenapa muncul sekarang, sih..."


Karena liburan musim panas, acara sore juga ada jadwal khusus. Seharusnya biasanya hanya menayangkan film barat, tapi hari ini film Jepang.


Itu adalah film yang dibintangi Shinomiya Keika di masa lalu.


Sepertinya film lama, Shinomiya Keika berperan sebagai siswa SMA. Saat itu Shinomiya Keika seharusnya baru berusia sekitar dua puluh tahunan.


"Bagaimana bisa wajahnya tidak berubah dari dulu..."


Meskipun ada tren di setiap zaman, dan betapapun mudanya seorang aktor, riasan dan gaya rambut bisa membuat mereka terlihat kuno, tapi Shinomiya Keika terlihat cocok di usia berapa pun.


"Dasar manusia OOPArt,"


Saat aku mengomentari film itu, aku merasakan sebuah tatapan.


"Shinji, jangan-jangan kamu jadi penggemarnya, ya?"


Yua memeluk keranjang cucian dan salah paham besar.


"Cuma kebetulan salurannya pas. Aku tidak ingin menontonnya, yang seperti ini."


Aku mengalihkan pandangan dari TV, tapi.


"Oh, serius?"


Tiba-tiba Yua bereaksi pada TV, dan ternyata di dalam film, pasangan SMA itu saling menatap dengan mata sendu, dan sebentar lagi bibir mereka akan bersentuhan.


"............!"


"Ah! Kenapa dimatikan?"


"...Kamu mau melihat adegan ciuman ibumu?"


"Ih~ Padahal itu adegan yang lagi seru-serunya..."


Meskipun aku merasa tidak enak pada Yua yang cemberut dan kesal, tapi meskipun aku bisa menonton karya ibuku, adegan ciuman atau adegan panas benar-benar tidak bisa aku toleransi. Film yang ditayangkan sekarang memang film yang hampir lima belas tahun yang lalu, tapi yang merepotkan adalah karena Shinomiya Keika masih terlihat sangat muda, dia kadang berakting adegan romantis dengan aktor yang jauh lebih muda darinya, dan itu juga salah satu alasan mengapa aku selama ini menghindari karya-karyanya.


"Vaaah, gara-gara dia seluruh tubuhku merinding..."


Aku berusaha fokus pada pekerjaan rumah untuk menghapus adegan mengerikan itu dari pikiranku.


Karena aku harus menyelesaikan apa yang perlu kulakukan sebelum festival musim panas dimulai sore nanti.


Previous Chapter | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close