NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Nageki no Bourei wa Intai Shitai V1 SS Bonus Bookwalker

 Penerjemah: Sena

Proffreader: Sena


【Bonus Eksklusif BOOK☆WALKER】 Ensiklopedia Artefak Senpen Banka (2)



Di antara sekian banyak artefak, senjata yang berwujud alat tempur merupakan objek impian para Treasure Hunter.


Jumlah artefak yang bisa digunakan oleh seorang hunter terbatas. Selain karena menjadi beban, pengoperasiannya pun rumit. Namun alasan terbesar adalah karena artefak, meskipun kuat, tidak akan menunjukkan kekuatannya tanpa diisi energi sihir──Mana──dan semakin besar efeknya, semakin besar pula energi yang dibutuhkan. Maka dari itu, kebanyakan hunter menggunakan artefak sebagai kartu truf. Dan artefak tipe senjata adalah pilihan utama dalam hal itu.


Kemungkinan menemukan artefak tipe senjata di Treasure Hall tidaklah rendah. Bahkan, ada statistik yang menyebutkan bahwa sekitar 30% dari artefak yang ditemukan adalah tipe senjata. Meski kebenarannya belum pasti, fakta bahwa begitu banyak senjata bercampur di antara peninggalan peradaban masa lalu mungkin mencerminkan bahwa sejarah umat manusia adalah sejarah peperangan.


Namun demikian, tidak semua senjata tersebut dapat dikatakan kuat.


Seperti yang bisa ditebak dari kenyataan bahwa banyak artefak yang ditemukan memiliki kemampuan yang tidak jelas—yang biasa disebut “artefak sampah”, kebanyakan artefak senjata pun memiliki kemampuan yang tidak jelas, dan hanya segelintir saja yang benar-benar berguna dalam perburuan.


Karena itu, hunter yang beruntung mendapatkan artefak dengan kekuatan yang cocok dengan kemampuan atau cita-citanya akan memperlakukannya seperti nyawanya sendiri. Tak jarang, artefak tersebut kemudian dianggap sebagai simbol kepahlawanan. Aku sendiri──Senpen Banka──mungkin terus mengumpulkan artefak tipe senjata meskipun tahu aku tak bisa menggunakannya, karena masih menyimpan harapan, sekecil apa pun, bahwa jika aku bisa menemukan satu artefak kuat yang bisa kugunakan, aku mungkin bisa menjadi pahlawan.


Kali ini aku akan memperkenalkan artefak tipe senjata yang telah memikat hati para hunter dari masa ke masa. Tapi karena cakupannya sangat luas, kali ini aku akan membatasi pada artefak berbentuk pedang saja.


Tenang saja. Meskipun semuanya berbentuk pedang, kemampuan yang dikandungnya sangat beragam. Aku yakin kalian tidak akan bosan.


§ § §


Ngomong-ngomong soal pedang──atau sebetulnya berlaku untuk semua artefak tipe senjata──ada satu hal mendasar: penggunanya dituntut memiliki keterampilan. Ini memang berlaku juga untuk senjata biasa, karena seperti kata pepatah, “pengetahuan setengah-setengah adalah sumber bencana.” Karena artefak biasanya memiliki kemampuan yang jauh lebih kuat dari senjata biasa, kesalahan dalam penggunaan bisa berakibat fatal.


Itulah sebabnya aku sendiri hampir tidak pernah menggunakan artefak tipe senjata. Bukan hanya aku—di kalangan hunter pun, jarang ada yang menggunakan banyak artefak tipe senjata sekaligus. Begitu berbahayanya senjata ini.


Contohnya, lihatlah pedang besar bermata dua ini yang seakan-akan merupakan perwujudan dari api itu sendiri. Ini adalah artefak bernama “Pedang Purgatory” yang saat ini aku simpan atas permintaan seorang hunter tingkat menengah karena alasan tertentu.


Kemampuannya adalah manipulasi api. Pedang ini merespons kehendak penggunanya, menyelimuti bilahnya dengan api, dan dapat mengendalikan api itu sampai batas tertentu. Ini termasuk salah satu jenis artefak paling umum dalam kategori senjata pedang dengan kemampuan atribut elemental. Bahayanya sudah jelas. Jika pedang biasa hanya perlu waspada pada bilahnya, pedang ini menuntut perhatian tidak hanya pada bilah, tetapi juga pada nyala api serta situasi di sekitarnya.


Meski demikian, artefak jenis atribut elemental sangat berguna bagi hunter meskipun terlihat tidak menarik. Umumnya, pendekar pedang tidak bisa menggunakan sihir, namun senjata dengan atribut elemental memberikan lebih banyak variasi dalam serangan.


Dengan “Pedang Purgatory”, pengguna bisa membakar monster berdaya tahan fisik tinggi dengan panas yang menyelimutinya. Jika bisa mengendalikan daya keluaran, bahkan bisa melontarkan api dan membakar musuh tanpa harus beradu pedang. Jika panasnya difokuskan, bisa jadi mampu melelehkan pedang lawan saat bertarung. Tentu saja, semuanya itu membutuhkan jumlah sihir yang tidak sedikit.


Pemilik awal senjata ini—anak muda bernama Gilbert yang menemukannya saat eksplorasi pertamanya—boleh dibilang sangat beruntung. Kalau boleh berharap lebih, akan lebih mudah digunakan jika elemen yang diberikan adalah es atau petir yang dampaknya ke sekitar lebih kecil, tapi tidak pantas juga terlalu menuntut.


Sebenarnya, senjata dengan atribut elemental seperti ini bisa sedikit direplikasi oleh teknologi modern. Namun, daya hasilnya sangat lemah dibanding artefak, dan struktur dasarnya terlalu rapuh untuk digunakan sebagai senjata. Hanya senjata yang dibuat dari bahan monster yang memiliki daya setara, tetapi jumlahnya sangat terbatas dan penggunaannya lebih terbatas lagi dibanding artefak.


Bahan penyusun artefak—hasil dari akumulasi Mana Material—tidak bisa dianalisis sama sekali. Dulu memang pernah ada senjata sejenis tanpa menggunakan Mana Material, tetapi hingga kini belum ditemukan logam modern yang memiliki sifat setara untuk meniru artefak. Tampaknya teknologi masa kini masih perlu waktu untuk mengejar ketertinggalan dari masa lalu.


Omong-omong, atribut yang paling populer adalah es—yang memperlambat gerakan musuh saat pertarungan melawan manusia, dan petir—yang sangat efektif dalam pertarungan antar senjata logam. Yang paling tidak populer adalah air. Senjata dengan atribut air memang bisa mengeluarkan air dari bilahnya, tapi sangat jarang berguna dalam pertempuran. Kalaupun dilontarkan, jarang bisa memberikan dampak yang signifikan. Karena itulah, senjata dengan atribut air dijual dengan harga jauh lebih murah. Meskipun, saat darurat, kau bisa meminum air yang merembes dari bilahnya untuk menghilangkan dahaga—tapi semoga para hunter tidak sampai harus melakukannya.


Sekarang, mari kita lanjut ke artefak favoritku—sebuah pedang lurus bernama “Silent Air”. Sebuah artefak yang sangat indah, dengan bilah transparan dan tampak rapuh.


Panjang bilahnya kira-kira 1 meter. Sekilas, tampaknya seperti karya seni, tapi begitu kau mengangkatnya, kau akan langsung sadar bahwa ini bukan pedang biasa.


Kemampuan artefak ini adalah—meniadakan berat. Pedang ini tidak memiliki bobot. Bahkan, bisa menghilangkan berat senjata lawan saat beradu bilah.


Kemampuan ini cukup langka di antara artefak tipe pedang, tapi... apakah berguna secara praktis?


Aku mendapatkannya dari sebuah lelang. Harganya sangat mahal—tapi itu karena aku harus bersaing dengan kolektor yang terpesona oleh keindahannya, bukan karena kekuatannya.


Apakah hilangnya berat pedang itu menguntungkan? Bagi orang seperti aku yang lemah fisik, tentu menyenangkan. Tapi bagi kebanyakan hunter atau pendekar, berat pedang sepanjang ini tidak masalah. Kalau berat pedang seperti ini sudah jadi kendala, sebaiknya tak usah jadi pendekar.


Kalau begitu, apakah meniadakan berat senjata lawan saat adu bilah berguna?


Jawabannya: tidak. Pertama, seberapa sering adu bilah seperti itu terjadi dalam duel pedang? Dan bahkan jika terjadi, yang bisa dihilangkan hanya berat senjatanya. Kekuatan fisik yang dikerahkan lawan tetap ada. Seperti yang disebutkan tadi, berat pedang bagi pendekar adalah hal sepele. Jadi meskipun ada efeknya, tidak bisa dibilang berguna. Lebih baik menggunakan senjata atribut elemental yang kuat.


Kalau saja senjata ini bisa meniadakan kekuatan lawan sepenuhnya, mungkin akan sangat kuat. Tapi artefak sekuat itu jarang sekali muncul di pelelangan. Atau jika pedang ini bisa menambah berat musuh, itu akan lebih menarik. Namun sayangnya, pedang ini hanya bisa membuat berat jadi nol—tidak bisa memperberat, bahkan tidak bisa membuatnya lebih ringan dari sebelumnya. Itu hanya angan-angan sia-sia.


Namun demikian, senjata ini—meskipun tampaknya tak berguna—sebenarnya bisa menjadi artefak yang sangat praktis jika digunakan dengan sedikit kreativitas.


Aku mulai menyadarinya saat sedang menguji kemampuan senjata ini, ketika kami beradu pedang dan tiba-tiba tubuhku terasa ringan.


Padahal itu hanya tes biasa, bahkan bukan simulasi pertempuran. Saat itu aku hanya mengenakan pakaian kain biasa tanpa perlindungan apa pun, tapi bagi tubuhku yang lemah, perubahan itu terasa nyata.


Dan setelah berbagai pengujian, aku pun mencapai satu kesimpulan:


Kemampuan pedang ini—ternyata bisa diterapkan juga pada objek selain pedang.


Berat tubuh si pemakai memang pengecualian, tetapi selain itu, hampir semua beban bisa dibuat menjadi nol.


Bukan hanya pedang saja—kemampuan ini juga berlaku untuk baju zirah, perisai, bahkan barang bawaan di punggung. Tambahan lagi, meski memang perlu sedikit keahlian, kemampuan ini bisa diaktifkan tanpa harus mencabut pedangnya. Selama pedang ini dibawa, seberat apa pun barang yang dibawa, penggunanya tetap bisa bergerak seolah-olah tidak membawa apa-apa.


Begitu aku menyadari hal itu, aku sangat gembira. Mungkin tidak terlalu berarti bagi para hunter yang sudah menyerap banyak Mana Material dan memperoleh kekuatan fisik yang luar biasa. Namun, bagi manusia biasa yang tak begitu kuat, kemampuan untuk menghapus berat bawaan adalah anugerah yang luar biasa. Walaupun kemampuan ini tak berlaku pada barang yang tak menempel pada tubuh, tetap saja itu bukan masalah besar.


Sejak saat itu, selama aku masih punya ruang, aku selalu membawa pedang ini.


Kalau bisa menggunakannya dengan baik, kau bahkan bisa pura-pura jadi orang berkekuatan super. Jadi kalau kau berhasil mendapatkannya, pastikan untuk mencobanya sendiri. Jika setelah itu reputasi pedang ini sedikit meningkat, aku akan merasa terhormat sebagai penggemar “Silent Air.”


Namun, perlu diingat: kemampuan ini tidak menghapus hambatan dari resistensi udara.


Nah, sejauh ini aku sudah memperkenalkan berbagai artefak yang populer dan juga yang unik. Namun, inti dari artefak pedang tidaklah berhenti sampai di situ.


Sebagai senjata, pedang telah digunakan sepanjang zaman dan di berbagai belahan dunia dalam berbagai konflik—baik melawan manusia maupun melawan monster. Karena itu, saat membicarakan artefak pedang, kita tidak bisa mengabaikan senjata-senjata yang disebut pedang suci dan pedang iblis.


Pedang pertama yang ingin aku perkenalkan bukan bagian dari koleksiku, tetapi merupakan pedang iblis—Thousand Rage, pedang milik buronan yang pernah dikalahkan oleh Strange Grief.


Pedang itu memiliki bilah berwarna merah darah dan hitam kelam bagaikan jurang neraka—sungguh penampakan yang mengerikan.


Sekali ayunan pedang ini mengandung kekuatan seribu tebasan. Bahkan seorang pahlawan tidak akan sanggup bertahan menghadapi satu serangan penuh kekuatan seribu tebasan itu.


Pemilik pedang ini, buronan berjuluk Raja Bandit, Zabieli, berubah dari sekadar bandit kecil menjadi penguasa para perampok dengan ribuan pengikut berkat pedang ini. Pedang iblis ini benar-benar mampu mengubah manusia biasa menjadi sosok iblis.


Padahal sebenarnya, pedang tidaklah menciptakan pahlawan. Pahlawanlah yang mengayunkan pedang. Namun, Thousand Rage adalah pengecualian yang mengingkari hukum itu—pedang terkutuk yang menciptakan kekuatan palsu.


Seandainya saja Zabieli tidak terlena oleh kekuatan senjatanya dan lebih banyak berlatih, mungkin kami takkan pernah bisa mengalahkannya.


Memang kami berhasil mengalahkan Zabieli, tetapi Thousand Rage tak bisa kami dapatkan. Pedang itu hancur bersamaan dengan kekalahan pemiliknya.


Luke mengatakan bahwa pedang itu hancur karena ia sendiri menyadari kekalahannya. Namun menurutku, itu hanya karena pedang tersebut memiliki batas jumlah serangan, dan kebetulan saat itu batas tersebut tercapai.


Tak sedikit artefak yang memiliki batasan atau syarat tertentu dalam penggunaannya.


Dan karena itulah, senjata seperti ini sering disebut pedang iblis—karena justru dapat mencelakakan si pemakai jika terlalu bergantung pada kekuatannya.


Sekarang, pedang kedua yang ingin aku perkenalkan adalah kebalikan dari yang pertama: pedang suci.


Nama pedang ini bahkan dikenal oleh orang yang bukan seorang hunter.


Pedang itu adalah Historia, artefak yang digunakan oleh Solis Rodin, leluhur Ark Rodin yang berjasa besar dalam pemindahan ibu kota Kekaisaran Zebrudia.


Historia, dijuluki sebagai “Pembuka Sejarah”, adalah artefak pedang yang sangat kuat.


Sebagai artefak keluarga Rodin, pedang ini diwariskan kepada hunter terbaik dalam keluarga, dan saat ini dipegang oleh Ark—hunter muda yang sangat berbakat.


Sebenarnya, aku tidak pantas untuk melihat artefak seperti itu, tetapi karena kami berada dalam klan yang sama, aku pernah diberi kesempatan untuk melihatnya beberapa kali.


Dengan hanya satu pandangan, siapa pun pasti tahu bahwa pedang itu adalah senjata suci. Pedang putih yang sangat indah.


Kemampuan Historia sangat sederhana—menyerap dan melepaskan kekuatan.


Pedang ini mampu menyerap kekuatan dari lawan yang dilawan, lalu melepaskannya kembali dalam bentuk energi penghancur.


Tak peduli seberapa kuat atau menakutkannya lawan, di hadapan pedang ini, semuanya tak berdaya.


Jika digunakan oleh hunter sekelas Ark, baik sihir maupun pedang biasa bukanlah tandingan.


Energi penghancur hasil pelepasan kekuatan itu bahkan bisa membakar habis area yang luas. Ada rumor bahwa ia bisa menghancurkan gunung dan membelah lautan—dan menurutku, itu bukan sekadar omong kosong.


Menyerap dan melepaskan kekuatan—keduanya adalah kemampuan yang hebat. Dan Historia memiliki keduanya sekaligus.


Tak heran jika ia menjadi salah satu artefak pedang terkuat. Namun, Ark tidak sombong hanya karena kekuatan pedangnya. Ia tetap berlatih dan mengasah diri.


Karena pada dasarnya, pedang suci tidak akan tunduk pada orang yang tidak layak.


Itulah perbedaan antara Ark dan Zabieli—antara pedang suci dan pedang iblis.


Oh ya, belum lama ini Ark sempat bilang, bahwa ada satu hal yang bahkan Historia tidak bisa potong—yaitu, seorang gadis yang sedang dikendalikan.


Ucapan itu terdengar sangat meyakinkan karena datang dari seorang pahlawan sejati.


§ § §


Baiklah, penjelasan kali ini jadi panjang juga, ya. Namun, di sini penjelasan tentang artefak pedang berakhir.


Sebagai penutup, karena aku sudah terlalu banyak membicarakan kehebatan artefak pedang, kali ini aku ingin mengakhiri dengan menyebutkan kelemahan mereka.


Kelemahan artefak pedang ada dua: jangkauan serangan yang sempit dan kebutuhan akan keterampilan tinggi dari si penggunanya.


Dibandingkan dengan serangan penyihir, jangkauan pedang terlalu pendek.


Meski pedang dengan tambahan elemen sihir bisa memperluas jangkauan serangan, tetap saja mereka tidak bisa menandingi penyihir tingkat tinggi yang bisa menyerang dari jarak beberapa kilometer.


Menghadapi pendekar hebat dengan cara menyerangnya dari jauh menggunakan sihir memang sangat masuk akal—meskipun belum tentu semudah itu dilakukan.


Bahkan Historia pun hanya bisa menyerap sihir yang benar-benar berhasil ditebas. Jika diserang dalam skala luas, ia tetap bisa kewalahan.


Solis Rodin, yang pernah menjadi wadah bagi dewa, disebut pahlawan bukan hanya karena ia memiliki pedang suci, tapi karena prestasinya memang luar biasa.


Kelemahan kedua tentu sudah jelas: sebuah senjata hanya akan menunjukkan kekuatan sejatinya di tangan yang tepat.


Memang benar bahwa Thousand Rage akan tetap kuat meski digunakan oleh orang biasa. Tapi seorang hunter berpengalaman bisa mengalahkannya dengan cepat.


Kerusakan besar yang ditimbulkan pedang iblis itu hanya terjadi karena senjata itu jatuh ke tangan Zabieli, yang meskipun bajingan, punya cukup pengalaman bertarung.


Kelemahan pertama dan kedua ini saling berkaitan.


Banyak artefak pedang hanya bisa mengeluarkan kekuatan sebenarnya jika bilahnya berhasil mengenai musuh.


Karena itulah, aku sendiri sudah menyerah untuk menggunakan artefak pedang dalam pertempuran.


Meski aku tetap mengoleksinya, dan sebagai bentuk kebanggaan kecil sebagai kolektor, aku berusaha setidaknya bisa mengaktifkan kemampuannya. Tapi hari di mana aku bisa menebas musuh dengan mudah menggunakan artefak pedang, mungkin tidak akan pernah datang.


Kepada kalian semua yang mengagumi artefak pedang—aku harap penjelasan ini bisa menjadi referensi dalam menemukan senjata yang cocok untuk kalian.


Pertemuan dengan artefak pedang yang sesuai dengan keinginan, sering kali terasa seperti takdir.


Baik untuk si pemilik maupun pedangnya, semoga pertemuan yang terbaik itu bisa terjadi—meski hanya sekali saja.

















【Bonus Eksklusif BOOK☆WALKER】

Ensiklopedia Artefak Senpen Banka (3)



Artefak—itulah nama bagi hadiah dari masa lalu, bersumber dari Mana Material. Di zaman ini, di mana Mana Material mengalir di seluruh dunia, berbagai artefak ditemukan dan dibawa pulang setiap hari dari Treasure Hall.


Di antara para Treasure Hunter, ada yang memasuki ruang-ruang penuh bahaya demi mengasah diri. Namun, bisa dibilang bahwa kejayaan zaman keemasan para hunter saat ini ditopang oleh keberadaan artefak itu sendiri.


Sebagai sisa peradaban masa lalu yang kekuatannya tak dapat direplikasi oleh teknologi modern, artefak kini sangat dihargai di berbagai tempat. Bahkan, ada kasus di mana satu artefak saja mampu membawa kemajuan besar bagi suatu negara. Misalnya, Kekaisaran Zebrudia yang makmur berkat keberadaan artefak berharganya, True Tears. Artefak yang ditemukan dalam Treasure Hall memiliki unsur acak yang tinggi, dan profesi Treasure Hunter menjadi ladang impian karena kemungkinan menemukan harta luar biasa tersebut.


Namun, apakah semua artefak itu berguna?


Jawabannya—tidak.


Mayoritas artefak yang ditemukan sebenarnya hanyalah barang biasa yang disebut artefak sampah. Jika masih memiliki sedikit saja kegunaan, itu sudah bagus. Tapi sering kali yang muncul hanyalah alat biasa tanpa kekuatan khusus, atau bahkan lebih parah: benda-benda dengan efek negatif. Meski begitu, karena secara umum artefak dibuat sangat kokoh, pedang atau perisai tanpa kekuatan sekalipun bisa laku dengan harga tinggi. Bahkan, barang-barang terkutuk dengan efek negatif juga bisa diperdagangkan dengan harga selangit (dan jangan tanya akan digunakan untuk apa). Bahwa nilai artefak tidak selalu terletak pada kemampuannya, itulah salah satu sisi menarik dalam memperdagangkannya.


Pada edisi pertama, telah diperkenalkan artefak berbentuk rantai, dan pada edisi kedua, yang berbentuk pedang. Kali ini, kami akan mengulas jenis yang sangat berbeda.


Mari kita bahas salah satu jenis artefak yang paling membingungkan para Treasure Hunter—artefak hiburan.


§ § §


Artefak hiburan. Meski tidak punya definisi pasti, secara garis besar merupakan artefak yang tidak terlalu berguna, tapi menyenangkan untuk digunakan.


Bagi para hunter, idealnya artefak adalah alat bantu dalam perburuan. Namun, bagi masyarakat umum, atau bagi para kolektor kaya raya dan bangsawan eksentrik, maknanya bisa berbeda.


Ada artefak berguna seperti senjata pelindung yang memungkinkan orang bepergian dengan aman, atau seperti Batu Resonansi yang memungkinkan komunikasi jarak jauh dan sangat dibutuhkan dalam urusan bisnis atau pemerintahan wilayah. Namun, meski terdengar aneh bagi banyak hunter, terkadang artefak hiburan justru bisa dijual dengan harga lebih tinggi daripada yang berguna.


Mungkin memang pada akhirnya, bagi mereka yang sudah memiliki segalanya, hal terakhir yang mereka cari adalah hiburan.


Sebagai peninggalan langka dari peradaban kuno, artefak adalah daya tarik tersendiri bagi para konglomerat. Mereka selalu mencari yang menarik dan unik, rela menghamburkan kekayaan demi menambah koleksi mereka.


Yang pertama akan kami perkenalkan adalah artefak berbentuk lukisan, yaitu Moving Paint.


Namanya sudah menjelaskan segalanya.


Tampilannya seperti lukisan dalam bingkai, namun lukisan ini—sesuai namanya—dapat bergerak bebas. Hanya itu. Tidak seperti lukisan ajaib yang bisa menyeret orang masuk ke dalam, lukisan ini tidak memiliki kekuatan seperti itu.


Terlihat remeh, namun ia merupakan hasil peradaban besar dan menjadi salah satu artefak hiburan paling populer. Harganya sangat beragam tergantung pada isi lukisan dan ukurannya, sehingga sulit menentukan nilainya. 


Para kolektor dari berbagai negara bersaing memilikinya. Beberapa bahkan terjual hingga puluhan miliar gil—benar-benar luar biasa. Anggap saja sebagai karya seni, agar para hunter pun bisa menerima keanehannya.


Perlu dicatat, kata “bergerak” di sini bukan hanya berlaku dalam lukisan. Meski umumnya gerak hanya terjadi dalam bingkai, kadang-kadang bagian dari lukisan bisa “keluar” secara tidak sengaja. Bagian tersebut tidak bisa disentuh, dan para peneliti artefak pun belum sepakat apakah itu benar-benar bagian dari lukisan atau sesuatu yang lain.


Jika sampai bagian yang keluar itu berada di luar saat daya magis habis, maka ia akan hilang selamanya. Dawn Dance, salah satu Moving Paint terindah yang menggambarkan para bangsawan berdansa di senja remang, menjadi terkenal karena setiap kali kehabisan energi magis, jumlah penari di dalamnya terus berkurang. Kini, hanya beberapa orang yang tersisa di lantai dansa tersebut.


Jika sesuatu keluar dari lukisan, satu-satunya pilihan adalah menjaga agar daya magis tetap terisi dan bersabar. Makhluk dalam lukisan takkan pergi jauh. Mereka pasti kembali suatu hari nanti.


Kalau ingin lukisan tetap utuh, sebaiknya jangan pernah mengisi daya magisnya. Bahkan jika tidak ada yang keluar, sekali digunakan, isi lukisan pasti berubah. Ada pula orang yang terus mengaktifkan lukisan sampai mendapatkan gambar yang sesuai dengan seleranya—benar-benar luar biasa.


Beberapa pengguna bahkan menemukan bahwa mengaktifkan beberapa Moving Paint sekaligus bisa membuat isi gambar saling bercampur—hasilnya? Sangat menarik. Ada pula versi turunannya, seperti Moving Puzzle. Dunia Moving Paint sangat dalam dan kompleks. Meskipun tidak punya tujuan apa-apa, jelas sangat menyenangkan. Jika suatu saat menemukannya, cobalah sendiri.


Aku sendiri pernah punya satu, tapi ketika aku coba membalik lukisan saat aktif—isinya keluar semua, dan lukisan itu jadi kertas kosong.


Nah, dari contoh Moving Paint tadi, mungkin sudah bisa ditebak bahwa artefak hiburan biasanya punya komunitas penggemar fanatik. Namun, yang akan saya perkenalkan berikut ini cukup unik karena tidak hanya disukai kolektor kaya, tetapi juga digemari oleh para hunter dan masyarakat umum.


Artefak bernama Animal Friend.


Ini adalah artefak berbentuk headband, menyerupai ikat kepala dengan telinga hewan. Kemampuannya adalah membuat penggunanya menumbuhkan telinga dan ekor sesuai dengan jenis hewan pada headband tersebut.


Seri ini hadir dalam berbagai jenis tergantung hewannya. Jika telinganya telinga kucing, maka penggunanya akan menumbuhkan telinga dan ekor kucing. Jika anjing, maka anjing, dan seterusnya. Namun, fitur ini murni kosmetik—tidak bisa disentuh, tidak menambah kemampuan fisik, dan tidak memungkinkan memahami perasaan hewan. Itulah sebabnya ia termasuk kategori hiburan.


Namun, ada satu perubahan penting—daya tarik.


Telinga dan ekor yang tumbuh akan bergerak secara otomatis mencerminkan perasaan si penggunanya, meskipun tidak bisa digerakkan secara sadar. Karena kelucuan gerak-geriknya, banyak hunter yang jadi penggemar. Meskipun jumlah yang ditemukan tidak terlalu sedikit, permintaan pasar tetap sangat tinggi.


Animal Friend Cafe, di mana semua pelayannya memakai artefak ini, pernah menjadi sangat populer. Cara pemanfaatannya sangat efektif, dan itu semua berkat usaha keras seorang hunter Animal Friend kelas atas yang mendirikannya.


Oh, ya—harga setiap jenis sangat bergantung pada hewan yang diwakilinya. Kucing dan anjing paling populer, namun ada pula yang nilainya rendah dan dijual murah. Jika hanya ingin mencoba, jenis murah itu bisa jadi pilihan.


Aku sendiri, Senpen Banka, pernah memiliki versi ikan. Aku mencoba menyumbangkannya ke Animal Friend Cafe, tapi ditolak. Dunia artefak hiburan juga ternyata tidak selalu ramah.


Sebagai penutup—aku pernah iseng memasangkan headband ini ke hewan yang telinganya sesuai. Tapi... yah, cerita itu akan kuceritakan di lain waktu.


Nah, sebenarnya masih banyak lagi jenis artefak kategori hiburan, tetapi kalau dijelaskan terlalu panjang, mungkin malah membosankan. Jadi, mari kita akhiri dengan satu artefak terakhir.


Artefak yang akan saya perkenalkan terakhir ini adalah salah satu yang paling saya sukai dari semua artefak hiburan yang baru-baru ini saya temukan.


Artefak bernama “Dancing Age.”


Ini adalah artefak berbentuk boneka, dan termasuk barang langka yang hanya dikenal oleh kalangan terbatas di dunia artefak hiburan.


Sulit menjelaskan artefak ini hanya dengan satu kalimat, tetapi kalau dipaksakan, bisa dibilang... ini adalah haniwa (patung tanah liat khas zaman Kofun) yang bisa bernyanyi dan menari.


Kalau hanya mendengar penjelasan itu, mungkin terkesan sebagai artefak yang sangat tidak berguna. Bahkan, adikku sempat menonjok saya saat saya membawa pulang artefak ini setelah membayar mahal. Namun, tarian penuh humor yang dilontarkan dari bentuknya yang menggemaskan, serta nyanyian yang seakan membawa kita kembali ke kekacauan zaman purba—semuanya sangat menyentuh dan saya yakin bisa menjadi hiburan yang menyembuhkan kelelahan hidup modern.


Dari segi jenis pun tak kalah banyak dibanding dua artefak hiburan yang saya sebutkan sebelumnya. Konon, tidak ada dua haniwa yang bentuknya benar-benar sama.


Ada haniwa yang hanya menari, ada yang hanya bernyanyi, dan tentu saja ada juga yang bisa melakukan keduanya. Umumnya, semakin banyak gerakan yang bisa dilakukan, semakin tinggi nilainya. Namun karena suara dan gerakan tiap haniwa berbeda, nilai sebenarnya sulit diukur hanya dari fungsinya saja.


Biasanya, artefak ini ditemukan di Treasure Hall level 6 ke atas. Sayangnya, karena di tempat seperti itu phantom-phantom yang muncul sangat kuat, dan artefak lain yang muncul pun kebanyakan sangat berguna, artefak ini sering dikalahkan dalam seleksi dan jarang dibawa pulang. Sungguh nasib yang menyedihkan untuk sebuah artefak.


Namun, kemampuan sesungguhnya dari artefak ini tidak berhenti pada bernyanyi dan menari saja.


Jika beberapa haniwa dinyalakan sekaligus, mereka bisa bernyanyi dalam harmoni bersama.


Melihat satu haniwa saja sudah menyenangkan, tetapi ketika berbagai jenis haniwa diaktifkan bersamaan, mereka akan bersinkronisasi dan menampilkan pertunjukan nyanyian dan tarian yang sangat indah dan kompak.


Dulu, pernah diadakan sebuah pertunjukan orkestra Dancing Age yang dihadiri oleh para kolektor dan penggemar berat artefak ini, dengan puluhan haniwa tampil bersama. Itu adalah pengalaman yang terlalu luar biasa untuk digambarkan dengan kata-kata.


Koleksi pribadi saya juga turut ambil bagian dalam orkestra tersebut—sebuah kebanggaan yang ingin saya tuliskan di sini.


Satu-satunya kelemahan artefak ini mungkin adalah harganya. Karena jarang dibawa pulang dan jenisnya sangat beragam, haniwa yang benar-benar unggulan bisa dijual dengan harga yang sangat fantastis.


Jika seseorang ingin mengumpulkan banyak jenis sekaligus, ia harus siap mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mengoleksi artefak ini.


§ § §


Nah, saya telah memperkenalkan tiga jenis artefak hiburan yang cukup representatif. Bagaimana menurut Anda?


Karena tidak adanya definisi pasti, bentuk dan kemampuan artefak hiburan sangat bervariasi.


Ada juga artefak yang, jika dimanfaatkan dengan cerdik, bisa berguna dalam situasi tertentu.


Contohnya seperti artefak “Animal Feelings”, yang meskipun tidak punya kemampuan istimewa, namun mampu menciptakan hiburan dan akhirnya berkembang menjadi bisnis yang sukses.


Kalau sudah sampai titik ini, kita sudah tidak bisa lagi menyebutnya “tidak berguna”.


Saat ini, penggunaan artefak cenderung hanya berfokus pada aspek praktis.


Karena jumlah artefak yang bisa dibawa pulang dari Treasure Hall terbatas, para hunter biasanya hanya akan membawa yang benar-benar berguna. Banyak party yang secara sistematis mengabaikan artefak hiburan, apalagi jika kemampuannya sudah jelas tidak berguna.


Namun, saya pribadi merasa hal itu sedikit disayangkan.


Memang benar bahwa artefak hiburan tidak membantu dalam perburuan, tetapi “tidak berguna” bukan berarti sepenuhnya buruk.


Saat ini, artefak masih terasa jauh dari kehidupan masyarakat umum.


Alasannya antara lain adalah kebutuhan pengisian daya magis, harga yang tinggi, serta kemampuan yang sering kali berlebihan untuk kehidupan sehari-hari.


Sebuah survei dari lembaga penelitian menunjukkan bahwa 90% warga yang bukan Treasure Hunter tidak pernah menggunakan artefak sekalipun.


Karena tidak punya kegunaan praktis, artefak hiburan justru cocok dijadikan hadiah—tanpa rasa sayang—dan bisa menjadi jembatan antara para hunter dan masyarakat umum.


Selain itu, akan tiba saatnya di mana para hunter veteran harus pensiun.


Artefak jenis senjata mungkin akan diwariskan ke murid atau anak-anak mereka, tetapi artefak hiburan yang mereka dapatkan semasa aktif kemungkinan besar akan tetap menemani mereka sebagai pengingat penuh kenangan dan menjadi penghibur di masa pensiun.


Dalam hidup, kita juga butuh sedikit kelonggaran.


Jika setelah membaca bagian ini, Anda jadi sedikit lebih tertarik pada artefak hiburan, dan mungkin bersedia memberi sedikit prioritas lebih untuk menyelamatkan mereka dari Treasure Hall, maka sebagai seorang penggemar artefak hiburan, saya akan sangat berbahagia.









【Bonus Eksklusif BOOK☆WALKER】

Ensiklopedia Artefak Senpen Banka (4)



Jalan cinta orang lain bahkan tidak menarik bagi seorang pemburu. Bahkan hunter tingkat 1 pun tidak bisa mendapatkan segalanya dengan mudah.


Karena berkaitan langsung dengan naluri biologis, artefak yang memengaruhi perasaan cinta (atau hasrat seksual) telah ada di berbagai zaman dan tempat. Karena harga artefak bergantung pada permintaan dan penawaran, artefak jenis ini yang diperkirakan memiliki permintaan tinggi di kalangan umum sering kali menjadi “hadiah besar” yang dijual dengan harga mahal.


Namun, ada pula artefak yang memiliki kecenderungan ilegal karena dapat mengubah kondisi mental seseorang. Artefak yang berbahaya bukan dalam arti tempur ini adalah benda-benda menakutkan yang tak dapat sepenuhnya diatur oleh hukum saat ini.


Kali ini, mari kita fokus pada artefak yang berbahaya sekaligus memesona, yang telah mengguncang hati para bangsawan, saudagar, hingga para hunter.


§ § §


Artefak yang berkaitan dengan hubungan cinta dapat dibagi menjadi tiga jenis besar berdasarkan fungsinya.


Yaitu: artefak yang dapat mengungkap perasaan cinta seseorang; artefak yang memengaruhi tubuh atau mental pemilik atau targetnya; serta artefak yang bisa mengontrol situasi secara keseluruhan—bisa disebut sebagai artefak pengendali takdir. Dua jenis pertama kadang-kadang ditemukan, sementara jenis pengendali takdir hampir tidak pernah ditemukan.


Beruntung bagiku, aku memiliki ketiganya. Itu karena aku berada dalam posisi yang memungkinkanku untuk menjelajahi Treasure Hall. Artefak semacam ini kadang-kadang dicari oleh bangsawan besar atau saudagar kaya, tapi jarang sekali muncul di toko. Mari kuperkenalkan satu per satu.


Yang pertama adalah salah satu artefak paling terkenal dalam kategori hubungan cinta: “Kaca Pembesar Eros.”


Bentuknya unik: kaca pembesar berwarna pink mencolok dengan ukiran berbentuk hati. Artefak ini menunjukkan perasaan target yang dilihat melalui lensanya dalam bentuk warna.


Oranye untuk kasih sayang, pink untuk cinta romantis, kuning untuk rasa hormat, biru untuk tidak tertarik, dan sebagainya. Intensitas warnanya menunjukkan kekuatan emosi.


Sekilas terdengar seperti alat hebat bagi mereka yang sedang jatuh cinta, namun efeknya hanya muncul jika wajah target dilihat langsung. Karena desainnya yang mencolok dan dikenal luas, penggunaan secara diam-diam hampir mustahil.


Selain itu, kaca pembesar ini tidak memiliki sisi depan dan belakang—melihat wajah orang berarti wajah kita juga terlihat olehnya. Jadi penggunaannya harus sangat hati-hati.


Terdapat berbagai variasi artefak ini, dari versi populer berwarna pink dengan ukiran hati, hingga versi polos tanpa ukiran, bentuk kacamata, atau bahkan jenis yang hanya bisa dilihat dari satu arah. Para pembaca cerdas tentu bisa membayangkan betapa tingginya harga versi-versi langka ini dibandingkan versi standar.


Saat aku menemukannya dalam insiden party Strange Grief, Liz dan Sitri sangat gembira, dan bahkan Lucia pun menunjukkan minat yang jarang terlihat… tapi kisah itu akan kuceritakan di lain waktu.


Artefak kedua adalah yang mungkin pertama kali terlintas di benak orang ketika mendengar “artefak cinta”: obat cinta, yang membuat orang yang meminumnya jatuh cinta pada si pemberi.


Dalam hal jumlah, efek, bentuk botol, dan cara penggunaan, variasinya jauh melampaui “Kaca Pembesar Eros”. Kemungkinan besar, benda-benda ini bukan berasal dari satu peradaban saja. Fenomena munculnya artefak dengan efek serupa dari berbagai peradaban merupakan hal langka, menunjukkan betapa besarnya kebutuhan manusia terhadap obat cinta sejak dulu kala.


Efeknya bervariasi, dari sekadar mempercepat detak jantung, hingga membuat hati target sepenuhnya tertawan. Semakin kuat efeknya, semakin langka artefak tersebut.


Tentu saja, versi yang kuat melanggar hukum saat ini. Lebih buruknya lagi, tanpa petunjuk, kekuatan efeknya tidak bisa diketahui sampai diminum. Artefak jenis ramuan hanya akan berefek jika diminum habis, jadi pengguna harus siap mental.


Yang paling terkenal dan kuat di kategori ini adalah “Eternal Love.”


Obat ini bisa membangkitkan cinta maksimal terhadap pengguna, tak peduli perasaan awal target. Efeknya sangat luar biasa—banyak yang mengatakan bahwa orang yang meminumnya seolah menjadi pribadi yang sepenuhnya berbeda.


Targetnya akan terus memikirkan pengguna setiap saat, cintanya berubah menjadi obsesi. Obsesi ini tidak akan pernah padam sampai pengguna mati.


Bahkan jika ditemukan, penggunaannya sangat tidak disarankan. Terdapat tiga kasus tercatat penggunaan artefak ini, dan di ketiganya, pengguna dibunuh oleh targetnya sendiri. Mungkin cinta yang terlalu besar bisa berubah menjadi kegilaan.


Penggunaan artefak ini ilegal. Bahkan jika pengguna terbunuh, si pembunuh tidak akan dikenai hukuman.


Tak hanya artefak ini, semua obat cinta yang kuat memiliki risiko. Tak ada jalan pintas untuk mendapatkan hati seseorang. Penilaian hukum terhadap artefak jenis ini pun rumit—tidak semuanya ilegal, tapi penggunaannya sangat berbahaya.


Selain itu, banyak juga tiruannya. Beberapa bukan buatan alkemis modern, namun tetap memiliki efek. Karena itu, sulit menyebutnya benar-benar palsu.


Kemungkinan besar, saat peradaban ini musnah, di masa depan artefak jenis ini akan muncul kembali sebagai “obat cinta” dari peradaban selanjutnya. Sungguh tragis.


Artefak ketiga adalah artefak pengendali takdir: “Benang Merah Takdir.”


Bentuknya adalah seutas benang merah bercahaya. Jika ingin mengubah takdir, ikatkan ujung-ujung benang ini ke jari kelingking dua orang yang ingin dihubungkan.


Benang itu akan menjadi tak terlihat segera setelah diikat, namun ikatan takdir akan tetap ada. Ikatan ini tidak tampak secara konkret, tapi sangat kuat—ciri khas artefak pengendali takdir.


Tak peduli seberapa jauh jarak atau perbedaan nasib mereka, ikatan ini tidak akan terputus. Keduanya pasti akan bersatu secara dramatis setelah melewati berbagai rintangan. Bahkan, mereka tidak bisa mati sebelum bersatu.


Namun, artefak ini hanya bisa digunakan untuk mengikat jari si pengguna. Karena itu, jika seseorang ingin mengikat benang merah ke jarinya sendiri, bisa jadi perasaannya sudah sepenuh hati.


Sayangnya, artefak ini memiliki kelemahan besar: benang merah yang sudah diikat hampir tidak bisa diputus. Selain itu, artefak ini hanya menciptakan ikatan, bukan menjamin cinta abadi. Gunakan dengan sangat hati-hati.


Omong-omong, alasanku memahami artefak ini dengan baik adalah karena aku memiliki artefak satu-satunya yang bisa menetralkannya: “Gunting Pemutus Benang Takdir.”


Syukurlah, belum ada yang pernah memintaku menggunakannya.


§ § §


Demikianlah, kali ini aku memperkenalkan tiga artefak standar dalam kategori cinta.


Masih banyak artefak cinta lainnya, seperti cermin yang menunjukkan pasangan takdir, atau busur yang mencuri hati orang yang terkena panahnya. Namun, satu hal yang dapat dikatakan secara umum: artefak jenis ini sangat berisiko digunakan.


Air yang tumpah tak bisa kembali ke wadahnya. Hati yang telah berubah tak akan kembali seperti semula. Mengetahui takdir diri sendiri pun kadang hanya merusak kejutan hidup.


Apalagi, prinsip kerja artefak masih misterius, dan mungkin ada efek tersembunyi. Karena tingginya permintaan dan langkanya barang, penelitian pun belum memadai. Tak ada yang lebih sulit daripada membuktikan sesuatu yang tak berwujud.


Tak ada jaminan atas hasilnya. Bahkan, penggunaannya bisa menjadi tindakan kriminal.


Namun, pada dasarnya, artefak tidak memiliki moralitas. Baik atau buruknya dampak artefak ditentukan oleh si pengguna.


Aku tidak berhak melarang penggunaannya, tapi aku hanya berharap agar jumlah orang yang menderita karena artefak tetap seminimal mungkin.


Jika suatu saat kau berhasil mendapatkan salah satunya, bacalah kembali buku ini dan pikirkan matang-matang sebelum menggunakannya.


























【Bonus Eksklusif BOOK☆WALKER】

Ensiklopedia Artefak Senpen Banka (5)



Sisa-sisa peradaban masa lalu yang direkonstruksi melalui Mana Material—itulah yang disebut sebagai artefak. Banyak dari benda-benda ini memiliki kekuatan langka dan luar biasa yang mustahil diciptakan kembali oleh peradaban modern, dan memberi berbagai keuntungan besar bagi siapa pun yang memilikinya.


Namun, ada pengecualian.


Para Treasure Hunter pasti pernah mendengar kisah tentang artefak yang berbahaya dan terkutuk—yang memberikan kekuatan besar kepada pemiliknya, tetapi menuntut pengorbanan yang tidak kecil sebagai gantinya.


Beberapa di antaranya bahkan mampu menyerap Mana Material dari tubuh hunter yang telah diperkuat, dan dengan mudah merenggut nyawa mereka. Meskipun kemunculannya tidak terlalu sering, keberadaan artefak terkutuk ini tidak bisa diabaikan baik oleh para hunter maupun penilai artefak.


Faktanya, ada banyak kisah tentang seorang hunter berbakat yang kariernya hancur setelah bersinggungan dengan artefak terkutuk—bahkan jika tidak sampai kehilangan nyawa. Dan jika jumlah kasus yang sudah diketahui saja sudah sebanyak itu, bisa dibayangkan berapa banyak kasus serupa yang tidak pernah terungkap.


Kali ini, saya ingin memperkenalkan beberapa contoh artefak terkutuk yang memiliki daya tarik mengerikan namun memikat.


§ § §


Apa ciri khas utama dari artefak terkutuk yang pertama kali muncul di benak Anda?


Mengisap umur sang pengguna? Merusak kesehatan mentalnya? Tidak—mungkin ciri paling terkenal dari artefak terkutuk adalah tidak bisa dilepaskan setelah dikenakan.


Meskipun “artefak terkutuk” adalah istilah umum, kemampuannya sangat beragam. Namun sebagian besar memiliki satu kesamaan yang merepotkan: setelah dikenakan, tidak bisa dilepas. Definisi “mengenakan” pun bermacam-macam—ada yang tak bisa dilepaskan dari tangan, ada yang tidak boleh terlalu jauh dari tubuh, bahkan ada yang kembali lagi meski telah dibuang.


Dari jenis-jenis tersebut, contoh paling populer adalah pedang lurus: “Jealousy Sword.”


Pedang ini telah dikenal sejak lama sebagai artefak terkutuk, meski sekilas tak terlihat demikian.


Ringan, kuat, tajam, dan mudah digunakan. Ia tidak menggerogoti mental atau menyedot jiwa penggunanya. Jika hanya dianggap sebagai pedang biasa, mungkin harganya akan sangat tinggi.


Satu-satunya alasan pedang ini dianggap terkutuk adalah karena siapa pun yang menggunakannya tidak akan bisa menggunakan senjata lain selama hidupnya.


Pedang ini seolah memiliki kehendak sendiri dan memaksa pemiliknya untuk selalu menggunakannya. Jika pengguna mencoba mengganti senjata, pedang akan melekat erat di telapak tangan dan tak bisa dilepas. Bahkan tidak bisa berada terlalu jauh dari penggunanya.


Jika, karena suatu alasan, pedang ini sampai terpisah dari pemiliknya, ia akan berusaha kembali dengan segala cara—tanpa peduli kerusakan yang ditimbulkannya di sekitar. Dan jika sang pemilik benar-benar menolak dan meninggalkannya, pedang ini akan membunuh pemiliknya. Sungguh kemampuan yang layak disebut sebagai kutukan.


Efek “tak bisa dilepas setelah dikenakan” ini sederhana, tapi sangat menyusahkan. Terutama jika objeknya adalah senjata besar seperti pedang atau tombak, yang akan mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika dibandingkan, maka “Jealousy Sword” yang masih bisa disarungkan selama tidak coba dibuang, bisa dikatakan termasuk jenis yang masih bisa ditoleransi di antara artefak terkutuk lainnya.


§ § §


Berikutnya, mari kita bahas artefak yang mengubah kepribadian penggunanya. Contoh yang paling mudah dibayangkan adalah pedang terkutuk yang membuat penggunanya menjadi sadis.


Artefak yang mempengaruhi kepribadian ini sering disebut sebagai Artefak Perubahan Hati, dan biasanya memiliki keuntungan dan kerugian yang tidak bisa dipisahkan. Faktanya, ada seorang hunter yang justru terbantu oleh jenis ini (meski secara umum, perubahan kepribadian akibat kekuatan luar dianggap tidak baik). Jika tidak memiliki efek “tak bisa dilepas”, sering kali sulit menilai apakah sebuah artefak benar-benar terkutuk atau tidak.


Contoh yang paling jelas adalah pedang yang mengubah penggunanya menjadi pembunuh. Namun tidak semua kasus sejelas itu. Izinkan saya membagikan kisah tentang artefak cincin yang diwariskan di kalangan para penilai.


Cincin tersebut, sekilas, tampak menjanjikan.


Memberikan kekuatan sihir besar dan kemampuan untuk mengendalikannya kepada pemakainya.


Peningkatan daya magis memang menjadi standar untuk menilai kualitas tongkat sihir, tapi memberikan kemampuan pengendalian sihir sekaligus adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.


Seorang hunter tingkat 3 yang kebetulan menemukannya segera naik daun berkat kekuatan cincin itu. Ia menjadi pemburu level tinggi, meraih kekayaan, ketenaran, dan dijuluki sebagai pahlawan.


Namun lambat laun, kepribadiannya mulai berubah.


Dulunya ia dikenal baik hati—kalau tidak mau dibilang pemalu—tapi lama-kelamaan ia menjadi kejam, tidak ragu menyakiti orang tak bersalah demi tujuannya.


Perubahan ini sangat halus, seperti sungai kecil yang terus-menerus mengikis daratan.


Awalnya, rekan-rekannya tidak menyangka bahwa cincin itulah penyebabnya. Mereka mengira perubahan itu wajar akibat kekuasaan yang diperoleh. Namun, ketika mereka mencoba merebut cincin itu—di situlah terungkap bahwa cincin tersebut tak bisa dilepaskan.


Pertarungan antara hunter yang menunjukkan obsesi tidak normal terhadap cincin itu dan rekan-rekannya berlangsung selama tiga hari tiga malam.


Akhir dari tragedi itu?


Cincin tersebut menghilang tanpa pernah dilepaskan—seolah menyatu dengan tubuh pemiliknya. Dan si hunter itu tak pernah kembali seperti dulu. Ia akhirnya dijatuhi hukuman sebagai penjahat berbahaya.


Cincin tersebut kemudian diberi nama “Demon’s Heart”, dan kisahnya menyimpan dua pelajaran penting:


Pertama, tidak semua artefak terkutuk mudah dikenali.


Teknologi penilaian kala itu masih belum canggih, namun tetap saja, kekuatan luar biasa yang diberikan cincin itu seharusnya mencurigakan. Kekuatan yang terlalu sempurna seharusnya membuat mereka curiga.


Kedua, belum tentu cincin itu benar-benar terkutuk.


Bisa saja, hunter itu berubah karena kekuasaan yang dimilikinya—tanpa ada kutukan. Lebih mudah bagi publik untuk menerima bahwa seorang pahlawan menjadi korban kutukan, daripada mengakui bahwa ia berubah karena kekuatan itu sendiri.


Kenyataannya, hingga kini, tidak pernah ditemukan cincin “Demon’s Heart” yang kedua.


§ § §


Demikian dua contoh artefak terkutuk yang paling terkenal berdasarkan kemampuannya.


Tentu saja, masih banyak lagi jenis artefak yang tergolong terkutuk.


Misalnya, surat kutukan yang memungkinkanmu membunuh seseorang dengan menuliskan namanya, sebagai ganti sesuatu yang berharga. Atau boneka jerami terkutuk yang bisa melukai target bila dipakukan dengan rambutnya (dengan syarat pengguna ikut merasakan luka yang sama).


Saking banyaknya, bahkan ada ensiklopedia khusus yang hanya memuat artefak terkutuk.


Beberapa dari mereka bahkan memiliki kemampuan unik yang tidak bisa digantikan oleh artefak lainnya. Karena itu, walau terkutuk, tetap diperdagangkan dengan harga miliaran.


Benar. Meskipun disebut terkutuk, pada akhirnya artefak tetaplah alat—semua tergantung pada cara menggunakannya.


Di Kekaisaran Zebrudia, beberapa artefak memang dilarang, tetapi larangan itu didasarkan pada kemampuan, bukan pada apakah mereka terkutuk atau tidak. Bahkan kelemahan-kelemahan yang disebutkan sebelumnya bisa menjadi keuntungan tergantung pemanfaatannya. “Jealousy Sword,” misalnya, bisa dianggap sebagai senjata yang tidak akan pernah hilang.


Bahkan, ada pengguna-pengguna tangguh yang berhasil menjinakkan dan menggunakan artefak terkutuk dengan baik.


Yang terpenting adalah menilai dan memahami kekuatan itu dengan cermat.


Memang, artefak terkutuk itu berbahaya. Tapi justru karena kemampuan mereka yang luar biasa, menguasainya bisa menjadi bukti bahwa seseorang layak disebut hunter sejati.


Saya sendiri, meski takut pada artefak terkutuk, tetap percaya pada potensi besar yang dimilikinya.











【BONUS Eksklusif BOOK☆WALKER】 Ensiklopedia Monster Senpen Banka



Monster—Musuh Alami Umat Manusia


Monster. Mereka adalah musuh alami umat manusia. Istilah ini merujuk pada semua makhluk hidup yang menyimpan kekuatan sihir dalam tubuhnya, selain mereka yang diakui sebagai “manusia”.


Sejarah umat manusia tidak lain adalah sejarah peperangan melawan makhluk-makhluk ini. Di padang rumput, hutan, lautan, langit, hingga Treasure Hall—manusia telah berhadapan dengan berbagai jenis monster selama berabad-abad.


Secara umum, monster lebih kuat daripada manusia dan memiliki kemampuan yang beraneka ragam. Mereka merupakan ancaman, namun sekaligus juga bagian dari perkembangan peradaban manusia. Sumber daya yang diperoleh dari mereka, seperti kulit dan tulang, sangat berguna dalam produksi barang. Beberapa dari mereka bahkan dapat dijinakkan dan dimanfaatkan sebagai tenaga kerja, selama niat permusuhannya terhadap manusia bisa ditekan. Bahkan perang melawan makhluk-makhluk cerdas dan sosial yang memusuhi manusia—pada akhirnya berkontribusi terhadap solidaritas antar manusia.


Salah satu alasan mengapa profesi Treasure Hunter begitu dihormati adalah karena mereka menghadapi makhluk-makhluk ini. Meski terlalu berbahaya untuk dianggap sebagai “teman”, mustahil membayangkan peradaban manusia bertahan tanpa kehadiran Monster.


Namun, kata “Monster” mencakup spektrum yang sangat luas. Diduga, manusia baru mengenal tidak sampai 10% dari keseluruhan jenis makhluk yang ada.


Treasure hunter adalah profesi yang paling sering bersinggungan dengan monster. Aku, yang dijuluki Senpen Banka, juga telah bertemu dengan beragam makhluk dalam perjalananku. Mereka datang dalam berbagai bentuk dan kemampuan, namun hampir semuanya—selain memikat dan menggugah rasa ingin tahu—juga sangat berbahaya.


Diperkirakan bahwa separuh dari seluruh penyebab kematian para hunter berasal dari monster atau phantom. Jika ingin bertahan lama sebagai hunter, kita tak boleh melupakan esensi dan ancaman dari makhluk-makhluk ini.


Pengetahuan dasar bisa diperoleh dari buku atau arsip di Asosiasi Penjelajah. Namun, dunia Monster penuh dengan keanehan dan kerumitan. Banyak dari mereka memiliki kecerdasan tinggi, dan terlalu mempercayai informasi tertulis saja bisa berakibat fatal. Bahkan makhluk yang diklasifikasikan lemah sekalipun tak boleh diremehkan.


Dengan kata lain, monster disebut demikian karena mereka adalah musuh manusia.


Kali ini, aku, Senpen Banka, akan memperkenalkan sebagian dari makhluk-makhluk yang pernah kutemui secara langsung, lengkap dengan pengalaman pribadiku.


§ § §


GOBLIN – Jenis Oni Kecil


Goblin—mungkin adalah salah satu monster paling terkenal di dunia, yang tersebar luas di berbagai tempat. Tak ada hunter yang tidak mengenal nama ini.


Tinggi tubuh mereka berkisar antara 1 hingga 1,5 meter, namun ada juga individu langka yang melebihi 2 meter. Mereka berbentuk humanoid dan berjalan dengan dua kaki. Dengan tingkat kecerdasan dan peradaban tertentu, goblin hidup berkelompok dan kadang muncul sebagai phantom. Mereka disebut sebagai salah satu ras tertua di dunia ini.


Goblin dapat ditemukan di padang rumput, hutan, gurun, dan gua. Banyak hunter pertama kali menghadapi goblin sebagai musuh pertamanya.


Di antara para hunter, goblin dikenal sebagai salah satu makhluk paling lemah.


Sebagai individu, kekuatan mereka rendah. Kemampuan fisik mereka setara dengan manusia biasa yang belum menyerap Mana Material. Bagi laki-laki dewasa dengan sedikit pelatihan tempur, melawan goblin bukan hal sulit. Justru, jika seseorang kesulitan melawan goblin, itu berarti ia kurang latihan atau tak berbakat, dan sebaiknya menyerah menjadi hunter. Dalam arti tertentu, goblin bisa disebut sebagai batu ujian seorang hunter.


Namun, jangan lengah hanya karena mereka lemah.


Kekuatan sejati goblin terletak pada kecerdasan dan kemampuan sosial mereka. Mereka hampir tak pernah bergerak sendirian, sering kali menggunakan senjata dan alat, bahkan menjebak lawan. Variasi kemampuan di antara individu goblin sangat besar—bahkan setara manusia.


Ada peneliti monster yang mengklaim bahwa goblin adalah penyebab kematian manusia terbanyak. Aku rasa itu agak berlebihan, namun kami party Strange Grief juga sangat menderita dalam menghadapi mereka.


Bisakah kau bayangkan? Sekelompok goblin sebesar mata memandang, dipimpin oleh satu goblin jenius yang memodifikasi senjata yang dibuang manusia, menundukkan makhluk buas, dan menyerang dalam formasi layaknya tentara. Mereka membagi tugas dengan apik, memiliki goblin penyihir, pendeta, dan thief—kemampuan mereka tak kalah dari hunter.


Menurut data Asosiasi Penjelajah, goblin jarang membentuk kelompok sebesar itu. Tapi “jarang” bukan berarti tidak ada. Dan kami benar-benar pernah menghadapinya. Kami memang menang setelah pertempuran sengit, namun sedikit saja kondisi berbeda, kami bisa saja kalah.


Satu hal yang selalu membuatku bertanya-tanya: apakah “kemampuan fisik setara manusia biasa” benar-benar bisa dianggap kelemahan?


Karena sebagian besar manusia tidak dilatih bertarung atau menyerap Mana Material, maka bagi mereka, goblin adalah ancaman yang sangat nyata. Asosiasi seharusnya tidak menggambarkan goblin sebagai simbol kelemahan. Jika lebih banyak orang tahu bahayanya, mereka tak akan ceroboh menantang goblin hanya karena merasa “aku pasti bisa menang”—dan akhirnya malah ketakutan.


Terakhir, ada kasus di mana orang mendatangi Treasure Hall yang katanya dihuni goblin, namun yang muncul malah Ogre (Oni Raksasa) atau Cyclops (Oni Bermata Satu). Mereka jelas lebih kuat daripada goblin.


§ § §


SAND RABBIT – Kelinci Pasir


Selanjutnya adalah makhluk yang banyak hidup di sekitar ibu kota kekaisaran, Zebrudia: Sand Rabbit.


Sesuai namanya, makhluk ini tampak seperti kelinci berwarna tanah, tapi ia adalah monster sejati. Mereka membuat sarang dengan menggali tanah dan memakan akar tumbuhan. Dengan daya reproduksi tinggi, mereka hidup berkelompok. Ada banyak makhluk mirip kelinci yang memiliki kemampuan luar biasa—seperti mengendalikan petir atau membunuh dengan telinga—tapi Sand Rabbit tidak memiliki kemampuan khusus semacam itu.


Di sekitar ibu kota, Sand Rabbit dianggap bahkan lebih lemah dari goblin. Mereka termasuk dalam kategori Magical Beasts dan berada di tingkat paling rendah.


Banyak warga Zebrudia yang mengenalnya tapi tak sadar bahwa Sand Rabbit adalah monster. Bahkan, belum ada laporan mereka pernah membunuh manusia.


Kulit dan dagingnya bisa diambil jika diburu, tapi ukurannya kecil, nilainya rendah, dan dagingnya pun tak begitu enak. Karena itulah tak banyak yang tertarik memburunya. Ia adalah makhluk yang tampak sepele.


Namun tetap saja, jangan lengah.


Walau penampilannya imut dan tak punya kekuatan istimewa, Sand Rabbit tetap menyimpan energi magis di tubuhnya. Mereka sangat cepat dan memiliki kekuatan kaki yang hebat. Tabrakan dari mereka bisa menjatuhkan anak-anak. Jika kau mencoba membelainya, ia akan menghindar dengan gesit. Terlalu keras mencoba menyentuhnya, dan kau akan mendapati bahwa mereka juga punya gigi—dan kau akan sadar betapa lemahnya dirimu.


Sebenarnya, hanya sebagian kecil monster yang secara aktif menyerang manusia. Tapi bersikap jinak bukan berarti mereka bersahabat. Dalam hal ini, Sand Rabbit adalah contoh baik untuk memahami hubungan antara manusia dan monster.


Oh ya, Sand Rabbit adalah spesies endemik Zebrudia. Di sana bahkan ada lembaga yang khusus meneliti makhluk ini. Mereka adalah penggemar berat Sand Rabbit berbulu kasar dan terus mencari sisi baru dari makhluk tersebut di sekitar ibu kota.


Jangan kaget kalau kau tiba-tiba bertemu mereka. Mereka bukan orang jahat. Malah, jika kalian akrab, mereka mungkin akan menjamu dengan sand rabbit butter sauté—hidangan favorit mereka. Walau sampai sekarang belum ada tanda-tanda menu itu akan masuk restoran-restoran kota.


§ § §


Kali ini, aku memperkenalkan dua jenis makhluk: satu yang paling terkenal, dan satu lagi yang nyaris tak berbahaya.


Keduanya hidup dekat dengan pemukiman manusia, dan kemungkinan besar akan ditemui bahkan oleh orang biasa. Umumnya, semakin jauh dari kota, monster akan semakin kuat. Maka dari itu, kedua makhluk ini termasuk yang paling rendah tingkat ancamannya.


Namun aku sengaja memulai dengan mereka, dan menyampaikan pengalaman nyataku, karena aku ingin kalian selalu waspada terhadap monster. Orang yang hidup nyaman di kota mungkin menganggap mereka sebagai sesuatu yang jauh dari dunia mereka. Bahkan seorang hunter berpengalaman pun bisa jadi ceroboh terhadap makhluk yang tampak lemah.


Tapi ingatlah—makhluk-makhluk ini selalu menanti celah dari kelengahan kita.


Aku ulangi sekali lagi: jika ingin bertahan lama sebagai seorang hunter, jangan pernah lupakan hakikat dan ancaman dari monster.


Kalau tidak mau mati memalukan di tangan seekor Sand Rabbit, persiapkan dirimu sebaik mungkin saat berhadapan dengan mereka.


Aku berharap hubungan kalian dengan para monster akan berjalan dengan baik.







【BONUS EKSKLUSIF BOOK☆WALKER】

Tujuan Baru



Tanah kelahiran semua kaum Noble: Kota Yggdra. Di dunia manusia, kota itu dianggap sebagai legenda. Ia berada di dalam lautan pohon raksasa yang menaungi World Tree, dan begitu seseorang melangkah keluar dari wilayah yang dikelola oleh para kaum Noble, penghuni kota itu, akan terlihat sebuah ekosistem yang telah berevolusi secara unik akibat berkumpulnya Mana Material yang sangat kuat.


Mana Material memperkuat segala bentuk kehidupan—yang kuat jadi lebih kuat, yang gesit jadi lebih cepat. Tempat itu, yang dipenuhi monster yang diperkuat oleh Mana Material yang terkonsentrasi dari World Tree, sungguh layak disebut sebagai tanah terkutuk.


Tentu saja, tempat itu juga menawarkan keuntungan. Monster level tinggi yang tinggal di sana demi Mana Material berkadar tinggi dapat menjadi bahan pembuatan senjata dan baju zirah yang sangat kuat. Bahkan tumbuhan seperti herbal yang tumbuh di sana kemungkinan memiliki efek yang jauh lebih ampuh dibandingkan yang ada di dunia luar. Jika seseorang berhasil membawanya kembali ke dunia manusia, kekayaan melimpah bukanlah impian belaka. Terlebih lagi, berlatih dalam lingkungan yang dipenuhi Mana Material adalah bentuk pelatihan terbaik.


Tempat yang jarang dimasuki manusia selalu menjadi kawasan berbahaya sekaligus ladang harta karun. Maka dari itu, tidak mengherankan bila setelah berhasil menyelesaikan Treasure Hall berbentuk kuil kuno, Source Temple, party Strange Grief langsung mulai menjelajahi sekitar Yggdra.


Lautan pepohonan di sekitar Yggdra dipenuhi pohon-pohon menjulang tinggi dengan jenis-jenis yang bahkan tidak dikenali oleh Tino. Ia menahan napas di balik dedaunan salah satu pohon tersebut, menyembunyikan tubuhnya.


Suara, bau, cahaya—semua elemen dari dunia luar meresap perlahan ke dalam kesadaran Tino yang tengah berkonsentrasi. Tugas mengintai mendahului party, menilai kemampuan musuh—itu adalah salah satu peran penting dari seorang thief.


Yang dibutuhkan adalah ketajaman pengamatan, kelincahan gerak, serta kemampuan menyembunyikan kehadiran. Semua elemen ini penting, tetapi tiap thief memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang sangat tajam dalam pengamatan tetapi lemah dalam gerakan atau sebaliknya. Ada juga yang pandai mengintai tetapi payah dalam membuka kunci atau menjinakkan perangkap.


Tino sendiri cukup mahir dalam pengintaian, sementara kakaknya sedikit kurang piawai dalam menyembunyikan kehadirannya. Namun thief lainnya dalam party Strange Grief—Eliza Peck—memiliki kemampuan luar biasa dalam seluruh aspek pengintaian.


Meski lebih tinggi dari Tino, Eliza bisa bersembunyi sampai-sampai Tino pun kesulitan menemukannya dengan pengamatan tajamnya. Kemungkinan besar, kemampuan itulah yang membuat Master (Krai) merekrutnya ke dalam party, Lost (julukan Eliza).


Memiliki rekan dengan kemampuan tinggi memungkinkan Tino belajar dengan mengamati. Meski tidak bisa meniru, ia bisa mengembangkan strategi untuk menghadapi kemampuan semacam itu. Gerakan kilat kakaknya memang mematikan sejak pandangan pertama dan tidak bisa ditiru, namun mengetahui bahwa hal semacam itu ada tetaplah berharga.


Daun-daun di sebelahnya berdesir pelan. Ketika memastikan bahwa Eliza sudah tidak lagi bersembunyi di situ, Tino buru-buru melompat ke pohon berikutnya.


§ § §


Lautan pohon yang mengelilingi Yggdra benar-benar tempat yang mengerikan. Mungkin keadaannya lebih baik karena Source Temple telah lenyap dan phantom bertopeng itu tak lagi muncul, tetapi ancaman di sana masih banyak.


Hutan yang mengaburkan pandangan. Mana Material yang begitu pekat hingga bisa menyebabkan gangguan fisik. Dan, yang sial bagi Tino, karena kuil telah hilang dan musuh alami mereka lenyap, para monster mulai kembali ke hutan.


Tino menahan napas saat melihat seekor monster ular raksasa merayap perlahan di antara pepohonan.


Apa itu tadi…!?


Tino pernah melawan monster ular sebelumnya, tapi yang satu ini jelas terlalu besar. Panjangnya entah berapa meter, dan hanya dari ketebalannya saja, Tino bisa ditelan bulat-bulat.


Kulitnya yang merah menyala bersinar indah sekaligus mengerikan—tanda bahwa ia adalah target kelas tinggi. Bahkan jika Tino menyerang dengan tendangan penuh tenaga di titik lemahnya, kemungkinan besar tidak akan berefek.


Itu mungkin monster yang selevel dengan naga. Tino menahan napas dan menghilangkan jejaknya sepenuhnya. Monster ular sebesar itu kemungkinan bisa mendeteksi panas tubuh, tapi bagi mereka, Tino mungkin terlalu kecil untuk dianggap mangsa. Selama tidak menyerang lebih dulu, seharusnya ia tidak akan diserang.


Seorang hunter tidak selalu harus bertarung. Kadang, menilai kekuatan lawan dan memilih untuk menghindari konflik adalah keputusan yang tepat.


Bagian belakang kepala Tino terasa dingin. Naluri manusianya berteriak karena merasakan bahaya luar biasa. Bahwa ia masih bisa tenang adalah hasil dari pelatihan rutin yang ketat.


Tapi tugasnya tidak selesai hanya dengan mengamati. Peran Tino kali ini adalah sebagai pengintai. Ia harus melapor kepada tim utama yang berada sedikit di belakang—kakak-kakaknya. Baru setelah itu ia dianggap sebagai thief sejati.


Eliza yang bersembunyi di bawah bayangan pohon memberi anggukan kecil—seakan memberi Tino kesempatan untuk menjalankan tugasnya sebagai bagian dari pelatihan.


Baiklah, aku harus segera memberi tahu para kakak-kakak di belakang—


Namun tepat saat ia menarik napas untuk mundur, suara nyaring menggetarkan hutan yang penuh ketegangan.


“UWOOOOOOOOH! ADA ULAR BESARRRRRRR!!”


“H-Hey, Luke-chan!? Curang! Jangan duluan dong!!”


!?


Monster ular yang sebelumnya bergerak nyaris tanpa suara, tiba-tiba berubah gerakannya. Tino terpaku, matanya membelalak. Di hadapannya, para kakak-kakak—kecil bak titik dibandingkan tubuh raksasa itu—melompat langsung menghadang monster ular dari depan.


§ § §


Apa yang sebenarnya dipikirkan Luke Onii-sama dan yang lainnya soal “pengintai”?


Pertarungan melawan ular raksasa yang mendadak tanpa rencana itu, tampak seperti pertarungan para pahlawan dalam kisah-kisah mitologi.


Party Strange Grief memang kuat. Dihuni oleh orang-orang bergelar, mereka berada di jajaran elit para hunter. Jika melihat usia mereka, tak diragukan lagi suatu saat mereka akan disebut pahlawan.


Namun, bahkan kekuatan party Strange Grief pun tampaknya tak cukup untuk menghadapi monster ular ini dengan mudah.


Itu wajar. Monster yang telah menyerap banyak Mana Material memiliki vitalitas tinggi. Dan ukuran ular itu jauh melampaui akal sehat. Kulit keras, tubuh raksasa berotot yang mengeluarkan serangan cepat dan kuat—cukup untuk menghancurkan pohon raksasa hanya dengan satu pukulan. Jika ia mengamuk sedikit saja, akan tercipta tanah lapang di tengah lautan pohon.


Serangan tebasan Luke Onii-sama, badai es Lucia Onee-sama, bahkan ledakan ramuan dari Sitri Onee-sama pun tidak terlalu berdampak. Luka mungkin sempat muncul, tapi langsung sembuh. Kemungkinan daya regenerasinya melebihi kelabang merah raksasa—Yuden—yang dulu sempat muncul bersama Adler.


Itu adalah monster terkuat yang pernah dilihat Tino sejauh ini. Dan tentu saja, di saat seperti ini, Master sedang tidak ada. 


Tino hanya bisa fokus bertahan dan menghindar dari pijakan yang terus hancur, bahkan tidak punya nyali untuk menyerang.


“UWOOOOOOOOOOOOOOOH!!”


Pekikan Luke Onii-sama. Serangkaian tebasan secepat kilat memancar dalam satu tarikan napas, sesaat menyayat tubuh ular dan mengeluarkan darah—namun luka itu segera tertutup kembali. Monster itu beregenerasi. Bahkan jika ditebas dua bagian, kemungkinan ia akan tumbuh kembali.


“Kilkil-kun! Amankan daging dan darahnya!!”


Sitri Onee-sama melemparkan ramuan dari kejauhan sambil memberi perintah kepada Kilkil-kun. Kilkil-kun, mengikuti gerakan Luke Onii-sama dan yang lainnya, menerjang ke arah ular raksasa—dan langsung terpental dengan gerakan tubuh seperti terpelintir. Skala kekuatannya terlalu jauh berbeda.


Ular besar tanpa nama itu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.


Tatapan matanya yang sama sekali tidak menunjukkan rasa sakit atau takut adalah milik makhluk yang benar-benar kuat. Mungkin peringkatnya lebih rendah dari dewa bertopeng Keller yang mereka lawan di Source Temple, tapi bagi Tino, keduanya sama saja menakutkannya.


Ansem Onii-sama melompat sambil mengeluarkan raungan seperti binatang, lalu mengayunkan pedang besarnya ke kepala ular yang terangkat. Kepala ular itu terbelah lebar oleh kekuatan luar biasa itu—namun segera kembali seperti semula.


Sama seperti Tino, Eliza Onee-sama yang juga fokus pada penghindaran bergumam pelan.


“…Yang itu, agak mustahil.”


“Benar, kan!?”


Situasinya mengalami kebuntuan.


Serangan mereka nyaris tidak memberi dampak, tapi serangan lawan juga belum bisa memusnahkan mereka. Bahkan Luke Onii-sama, sehebat apapun dia, tetap menghindari serangan yang bisa dihindari, dan mereka juga punya orang yang bertugas sebagai penyembuh.


Namun, Luke Onii-sama dan yang lainnya benar-benar punya stamina luar biasa. Serangan dari tubuh besar itu bukan sesuatu yang bisa dihadapi dengan gerakan kecil. Meski mereka harus menghindar dengan gerakan besar setiap saat, gerakan mereka tidak melambat—justru terlihat semakin terasah.


Apakah ini yang disebut hunter sejati kelas atas?


………Tapi tetap saja, kurasa sudah saatnya mempertimbangkan untuk mundur.


Saat Tino masih kebingungan antara merasa takut atau terkesima, Luke Onii-sama menghindar dari gerakan ular dengan lompatan besar, lalu melepaskan tebasan yang entah sudah keberapa kalinya.


§ § §


Sebelum matahari terbenam, mereka mundur kembali ke Yggdra.


Setelah Source Temple lenyap dan para warga yang sempat mengungsi kembali, suasana Yggdra kini jauh lebih ramai dibanding saat pertama kali mereka datang. Para warga juga tampak ramah terhadap Tino dan yang lainnya.


Padahal pada dasarnya, kaum Noble cenderung merendahkan ras manusia. Hubungan yang sebaik ini tidak mungkin terjadi kalau bukan karena kebajikan sang Master.


“Tak kusangka ada Magical Beast sekuat itu… Dunia ini memang luas. Sepertinya dia sudah hidup ratusan tahun…”


Lucia Onii-sama menghela napas dengan nada sedikit heran.


Pertarungan dengan ular raksasa itu akhirnya berakhir tanpa hasil. Ular itu melarikan diri ke dalam hutan, memaksa pertarungan selesai begitu saja.


Sepertinya, ia jenuh karena diserang berkali-kali tanpa hasil. Biasanya, pertempuran melawan Magical Beast hanya berakhir dengan salah satu pihak yang kalah, tapi kalau medan pertarungannya dipenuhi dengan Mana Material seperti ini, Magical Beast pun memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi.


“Ayo kita mulai latihan lagi dari awal… Aku juga merasa akhir-akhir ini agak kendor. Jadikan mengalahkan itu sebagai tujuan kita!”


Tapi kalau dipikir-pikir, para kakak-kakak yang tidak memilih mundur meski situasinya sudah jelas sangat gawat… mungkinkah mereka lebih berbahaya daripada Magical Beast itu?


Melihat kakaknya yang sedang melakukan peregangan kaki dengan membuka kaki lebar-lebar, Tino merasa takjub sekaligus heran.


Padahal kalau Tino dan kelompok thief yang terkena serangan ular tadi, pasti langsung tumbang dalam satu serangan. Tapi wajah mereka tidak menunjukkan sedikit pun kelelahan.


Padahal mereka juga menyusuri hutan lebat yang asing, perbedaan kemampuan fisik benar-benar terasa.


“Kita belum sepenuhnya tahu apa saja yang ada di hutan itu. Katanya juga ada reruntuhan…”


“…………Kalau kita menguasai sihir Yggdra, mungkin kita bisa menghadapi itu juga.”


“…Humu.”


Baik Lucia Onii-sama maupun Sitri Onii-sama terlihat sangat bersemangat, meskipun tadi baru saja dalam bahaya besar. Semangat bertarung mereka terlalu tinggi.


Entah bagaimana dengan Ansem Onii-sama, tapi sepertinya mereka memang akan menjadikan tempat ini sebagai markas sementara.


Padahal sebagai prinsip dasar hunter, tinggal terlalu lama di wilayah yang melebihi kemampuan mereka sangat tidak dianjurkan—dan Tino pun tidak memiliki hak untuk menolak.


Harus semangat. Harus dijalani dengan semangat. Inilah jalan tercepat untuk mencapai puncak sebagai seorang hunter sejati.


Saat Tino berusaha menyemangati dirinya sendiri, Luke Onii-sama yang sejak tadi diam tiba-tiba berkata.


“Menurutku ya… mumpung kita sudah sampai di Yggdra, kenapa kita tidak minta dipasangi sihir kutukan sekalian?”


“!?!”


Apa yang baru saja dikatakan orang ini!?


Tino terbelalak. Luke Onii-sama melanjutkan.


“Soalnya, para kaum Noble Yggdra bisa pakai sihir kutukan yang kuat, kan? Aku kemarin tidak bisa memutus kutukan, sampai akhirnya berubah jadi batu dan tidak bisa ikut bertarung sama sekali, tahu! Jadi mending kita antisipasi dari sekarang, kan?”


Tidak ikut bertarung, katanya… Padahal kabarnya orang yang menebas Keller di akhir pertarungan adalah Luke Onii-sama sendiri…


Memang, dari sisi logika mungkin ada benarnya. Tapi… meminta para Magi (penyihir) Yggdra untuk menggunakan kutukan pada kita demi membangun kekebalan?


Menurut Tino, itu sudah jelas-jelas tidak masuk akal. Para Magi Yggdra yang disuruh memberikan kutukan kepada rekan sang penyelamat… sungguh kasihan.


Eliza Onii-sama pura-pura tidak mendengar sambil memalingkan wajah.


Apakah Luke Onii-sama benar-benar tidak terkalahkan!? Dan jangan-jangan… Tino juga akan dipasangi kutukan!?


Para kakak-kakak mendengarkan kata-kata Luke Onii-sama dengan tatapan serius. Lalu Luke Onii-sama mengepalkan tinjunya, membuka lebar mata merah menyala seperti terbakar, dan menyatakan dengan penuh semangat:


“Seorang pendekar sejati tidak akan berubah jadi batu. Kali ini, aku yang akan menebasnya—pasti!”


Master… Tolong aku.


























【Bonus Eksklusif BOOK☆WALKER】

Senpen Banka Melihat Mimpi Rahasia Lucia



Belakangan ini, tingkah laku Lucia terasa aneh.


Aku menyilangkan tangan di ruang Master Klan dan mengernyitkan alis, termenung sendirian.


Adikku, Lucia Rogier, benar-benar sibuk.


Selain berburu sebagai anggota party Strange Grief, pekerjaan utamanya, ia juga meneliti sihir sebagai penyihir dari Akademi Sihir Zebrudia. Di luar itu, sepertinya ia juga menerima berbagai permintaan pribadi. Berbanding terbalik dengan diriku yang selalu bersantai di ruang Master Klan, dia justru terus bergerak aktif ke sana ke mari.


Namun, itu bukan berarti kami tidak pernah bertemu. Mungkin karena ia khawatir pada kakaknya yang tidak bisa diandalkan ini, selama tidak sedang berada di luar ibu kota dalam jangka panjang, dia akan menyempatkan diri datang ke Clan House sekali atau dua kali seminggu.


Biasanya, setelah menegurku yang sedang malas-malasan menggosok artefak, ia akan berbincang dengan Eva (sepertinya Lucia juga membantu dalam pengelolaan klan), lalu mengobrol santai dengan anggota klan lainnya di ruang tunggu untuk mengetahui kabar mereka. Itu sudah menjadi rutinitas, namun belakangan ini ada perubahan.


Pertama kali aku merasa “aneh?” adalah saat dia tiba-tiba meninggalkan ruangan di tengah percakapan.


Lucia pada dasarnya adalah pribadi yang serius dan sopan. Saat itu, ia tiba-tiba berkata “maaf, ada urusan mendesak!” dan terburu-buru pergi—hal yang sangat jarang. Tapi kalau itu terus-terusan terjadi, jelas ada sesuatu yang tidak biasa.


Lagi pula, biasanya Lucia datang padaku hanya saat jadwalnya kosong. Dan sangat kecil kemungkinan ada urusan mendadak muncul di tengah percakapan yang kebanyakan tidak penting.


Aku sudah mencoba menanyakannya, tapi dia tidak mau memberitahu. Ini pertama kalinya dia bersikap seperti itu.


Karena penasaran, aku coba tanyakan pada anggota klan lain. Ternyata, sikap aneh Lucia tidak hanya terjadi saat bersamaku.


Saat sedang berbincang, makan, bahkan berjalan bersama, dia tiba-tiba pergi. Bahkan ada yang ditinggalkan di tengah-tengah misi pencarian bersama. Karena semua tahu seperti apa kepribadian Lucia, tidak ada yang marah. Tapi kalau sampai menyusahkan orang luar juga, pasti ada alasan besar di baliknya.


“—Ah… Maaf! Ada urusan mendadak. Sampai jumpa!”


“Ah… iya, sampai jumpa.”


Lucia yang sedang berbicara denganku tiba-tiba berjalan cepat keluar dari ruang Master Klan.


Ini jelas mencurigakan. Apa sebenarnya yang sedang dia sembunyikan?


Biasanya aku hanya diam dan membiarkannya pergi, tapi hari ini berbeda.


Aku mengambil sebuah mantel tebal dari dalam meja.


Artefak berbentuk mantel, “Mantel Ketidakhadiran”. Artefak super kuat ini dapat menghilangkan keberadaan dan jejak pemakainya sepenuhnya. Bahkan Liz yang seorang thief pun tidak akan bisa menyadari kehadiranku jika aku menggunakannya.


Setelah mengenakan mantel itu, aku segera mulai mengikuti Lucia.


Aku mengekor dari belakang. Anehnya, tujuan Lucia adalah… masih di dalam Clan House.


Lantai tiga Clan House. Ia menyelinap masuk ke gudang bahan yang berada di samping laboratorium Sitri—tempat yang jarang dikunjungi siapa pun—lalu berjalan ke dekat jendela sambil berulang kali memastikan sekelilingnya. Di sana, ia mengerucutkan bibir dan berkata pelan:


“Huh! Lagi-lagi di tengah-tengah sedang mengobrol dengan Nii-san… ada apa sebenarnya!?”


“Tidak ada gunanya mengeluh, Hat.”


!? Suara siapa itu barusan!?


Aku nyaris bersuara karena kaget. Suara pria paruh baya yang berwibawa… dan bukan halusinasiku.


Saat aku menahan napas dan terus mengintip, suara itu terdengar lagi:


“Dia bisa datang kapan saja, Hat. Bahkan aku pun tak tahu kapan tepatnya, Hat.”


...Topi Lucia… berbicara?


Tanpa tahu bahwa aku ada di sana, topi Lucia melanjutkan:


“Lucian, aku tahu kau sudah berusaha sangat keras, Hat.”


──Akhiran “Hat”-nya terdengar dipaksakan, ya.


“Tapi, kalau kita tidak memutus sumbernya, semuanya akan sia-sia, Hat.”


“Mana bisa aku menghilang sebulan penuh!? Lagi pula, kenapa kita tidak boleh bilang siapa pun!? Mereka pasti mau bantu!”


“Itu sudah kujelaskan berkali-kali, Hat! Kekuatan magisku semakin kuat jika hanya sedikit orang yang tahu, Hat! Semua kekuatan yang kau pakai untuk mengalahkan mereka dengan mudah itu karena rahasia ini tetap terjaga, Hat! Kalau satu orang saja tahu, kekuatanku jadi nol dan dunia akan kiamat, Hat!”


“Mm…! Mouu!”


Lucian menghentak-hentakkan kakinya.


Lucian, kau sedang ditipu… Soalnya, aku tahu dan kekuatannya masih tetap sama saja.


“Ayo, waktunya berangkat mengalahkan mereka, Hat. Demi menjaga kedamaian, kita harus bersiap, Hat.”

“Ughh…”


Jadi ini alasan kenapa Lucia sering tiba-tiba pergi, ya.

Banyak hal yang terasa janggal, tapi masuk akal juga. Menjaga perdamaian dari balik layar… hebat juga kau, Lucian.

...Meski aku tidak tahu siapa atau apa yang sedang dilawan, sepertinya lebih baik aku tidak ikut campur.

Namun saat aku berbalik dan hendak keluar secara diam-diam, suara dari topi terdengar lagi:


“Tak ada waktu lagi, Hat! Ayo berubah, gadis penyihir Lucian! Cepat!”\

…Eh?


Langkahku terhenti, dan dari belakang terdengar suara Lucia yang terdengar menahan rasa malu.


“He… henshin! Ma… Magical, Lovely, Co… Cold Power! Ga… gadis penyihir, Magical Lucian, tiba~! Aaaaaaahhhhh!!! Aku tidak bisa berubah lagi! Tidakkkkkk!!!”

“Itu tidak bisa, Hat! Kau masih merasa malu saat mengucapkan kata henshin, Hat! Tidak ada tanda bintang atau simbol lucu lainnya! Gerakan pose transformasimu juga terlalu lemah, Hat! Dengan begitu, kekuatan Magical lovely tidak akan cukup, Hat! Jangan malu-malu, ulangi lagi!”


!?


Aku langsung terbangun dari tempat tidur.

Sepertinya… aku barusan bermimpi sangat aneh.

Dan bahkan terbangun di saat paling seru.


Padahal aku ingin melihat transformasi Magical Lucian…

Tapi, bukankah jadi gadis penyihir di usia 19 itu agak berat?


Tapi yang paling bikin iri ya itu… “Mantel Ketidakhadiran”.

Tentu saja, mana mungkin ada artefak sebagus itu di dunia nyata.


Aku menguap, lalu buru-buru menuliskan kata-kata henshin Magical Lucian ke dalam buku sihir buatanku sebelum lupa.


Lain kali, akan aku suruh Lucia yang asli mencobanya.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close