Penerjemah: Sena
Proffreader: Sena
Nageki no Bourei wa Intai Shitai
Diskusi Meja Bundar Tim Penulis
Di sini kami menyuguhkan sesi diskusi tiga arah mengenai karya ini bersama Tsukikage-sensei, Chyko-sensei, dan editor penanggung jawab. Penuh dengan “pembicaraan blak-blakan” yang hanya bisa terjadi dengan formasi ini!
Editor K (selanjutnya: K): Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berkumpul hari ini. Rasanya sudah cukup lama sejak terakhir kali kita, tim di balik Nageki no Bourei wa Intai Shitai (selanjutnya: Nageki), benar-benar duduk bersama seperti ini.
Tsukikage (selanjutnya: Tsuki): Kalau tidak salah, terakhir kali itu akhir tahun 2019… Jadi sudah sekitar 5 tahun, ya?
Chyko (selanjutnya: Chy): Iya, benar. Waktu itu kebetulan saya sedang ke Tokyo untuk kunjungan akhir tahun…
K: Dan kita mengadakan pertemuan bersamaan dengan itu, ya. Mulai tahun 2020, karena situasi pandemi COVID-19, hal seperti itu jadi sulit untuk dilakukan.
Tsuki: Lalu tanpa terasa, karena kesibukan mengawasi proses produksi anime, waktunya jadi sulit disesuaikan. Padahal awal kami mempublikasikan Nageki di “Shousetsuka ni Narou” (selanjutnya: Narou) itu Januari 2018, jadi sekarang sudah 7 tahun berlalu.
K: Kalau melihat kembali 7 tahun ini, bagaimana menurut kalian?
Tsuki: Waktu terasa berjalan sangat cepat (tertawa). Tapi saya menikmatinya, berkat kalian berdua juga (tertawa).
Chy: Ah tidak, kami juga merasa begitu (tertawa). Tapi memang, terasa sangat cepat. Tahu-tahu, sudah lebih dari 10 volume…
Tsuki: Saat jumlah volume mencapai dua digit, saya benar-benar terharu. Ini adalah seri pertama saya yang bisa bertahan sejauh ini… Tapi Nageki juga sempat mengalami masa-masa sulit, kan?
K: Ah… sekarang mungkin baru bisa saya katakan, tapi sampai volume 3, kalau dibandingkan dengan jumlah bookmark di Narou… ya, cukup berat waktu itu.
Tsuki: Itu masa-masa di mana kita banyak mencoba berbagai kampanye lewat obi (sampul luar) buku, ya? Seperti membagikan booklet SS (side story) yang berisi ilustrasi karakter berbikini yang digambar oleh Chyko-san.
Chy: Ahh, yang itu ya.
K: Iya, itu. Jumlah pendaftarannya luar biasa banyak, jadi saya sampai melakukan pengiriman sendirian sambil nonton anime tengah malam di kantor editorial (tertawa). Termasuk survei pembaca di akhir buku, tanggapan dari para pembaca yang membeli versi cetak benar-benar bagus. Karena itu kami bilang ke dalam tim, “Lihat! Lihat berapa banyak yang ikut survei dan kampanye ini!” Begitulah cara kami meyakinkan kantor (tertawa).
Tsuki & Chy: (tertawa)
Tsuki: Saya juga waktu itu setiap minggu unggah laporan aktivitas di Narou, lalu memberikan SS edisi terbatas di buku cetak, mengadakan voting karakter populer… lalu manga garapan Hebino Rai-sensei juga mulai dirilis dan ikut memeriahkan. Tapi tetap saja, pada saat itu kami berjuang mati-matian agar para pembaca Narou mau membeli versi cetaknya. Maka dari itu, ketika semua usaha itu membuahkan hasil, rasanya benar-benar membahagiakan.
K: Sungguh, kalau bukan karena dukungan semua orang pada masa-masa itu, mungkin kita tidak akan sampai ke volume 5 dengan ilustrasi teman masa kecil berkumpul di sampul, bahkan mungkin tidak akan sampai ke tahap adaptasi anime seperti sekarang.
Tsuki: Meski 7 tahun berlalu begitu cepat, saat dilihat kembali, banyak juga yang sudah kita lalui ya (tertawa). Tapi, meskipun terasa berat saat sedang mengalaminya, setelah berlalu semuanya jadi kenangan indah. Jadi, kesimpulannya adalah…
Chy: Survei pembaca itu penting, ya (tertawa).
K: Benar-benar penting (tertawa).
◇◇◇
Tsuki: Ngomong-ngomong soal sampul, setiap kali selalu dapat sambutan hangat dari para pembaca ya—“sampul yang menipu” (tertawa). Sekilas terlihat cocok dengan isi ceritanya, tapi sebenarnya tidak terlalu cocok, tapi setelah membaca sampai akhir ternyata agak cocok juga… semacam itu.
Chy: Setiap kali saya menggambarnya, saya selalu berpikir, “Ini tidak terlalu menipu, kan? Aman, kan?” (tertawa). Tapi, ada tidak ya karya lain yang sampulnya sejauh ini beda dari isi ceritanya?
K: Hmm… yah, hampir tidak ada sih. Kadang-kadang saja ada (tertawa).
Chy: Tapi ya memang Nageki ini kan ceritanya penuh kesalahpahaman. Kalau isi ceritanya digambarkan secara serius di sampul, justru bisa jadi spoiler. Jadi sejak volume pertama memang sudah diminta agar dibuat seperti itu, dan saya pun menggambarnya dengan niat itu...
K: Belakangan ini, waktu pemesanan ilustrasi sampul sering datang saat naskahnya belum selesai juga ya…! Apalagi Nageki ini tidak pernah kasih plot sebelumnya. Jadi, setelah dapat penjelasan kasar dari Tsukikage-san, saya langsung pesan ilustrasinya… murni berdasarkan imajinasi.
Tsuki: Eh, boleh-boleh saja bilang begitu? (senyum kecut)
Chy: Untuk volume 12 misalnya, waktu itu ceritanya “Krai dan sang putri berwisata ke kota di langit” dan “pada akhirnya kota di langit itu jatuh”, jadi saya buat ilustrasinya seperti itu… tapi setelah baca naskahnya, ternyata tidak ada adegan belanja atau jajan-jajan seperti yang saya bayangkan (tertawa).
K: Kalau begitu, Tsukikage-san mestinya bilang waktu cek rough sketch-nya dong!
Tsuki: Tapi… ilustrasi Chyko-san selalu bagus, jadi saya pikir, serahkan saja deh (tertawa).
Chy: Wah, kepercayaan yang luar biasa. Tapi saya sangat menghargainya (senyum kecut).
Tsuki: Memang benar, levelnya sudah master!
K: Dulu, waktu Tsukikage-san kasih detail karakter baru, penjelasannya sangat rinci. Tapi makin lama, makin sering bilang “detailnya saya serahkan!” ya?
Tsuki: Belakangan ini malah kadang saya baru berpikir bikin karakter berdasarkan ilustrasi seperti apa yang ingin Chyko-san gambar. Kalau K-san tanya latar belakang karakter, saya jawab saja, “Chyko-san yang tahu jawabannya!” (tertawa).
Chy: Saya terima itu sebagai bentuk kepercayaan ya (tertawa).
Tsuki: Dan saya juga berpikir, karena Chyko-san suka gambar otot, saya harus masukkan karakter macho…
Chy: Eh?
Tsuki: Hm? Waktu saya pertama kali diskusi dengan K-san, beliau menunjukkan ilustrasi dwarf buatan Chyko-san dan bilang, “Orang ini sepertinya suka otot, jadi pasti bisa gambar Gark-san dengan bagus,” sambil bicara semangat sekali.
K: Wah, itu sudah cukup lama, jadi saya agak lupa, tapi rasanya memang pernah bilang begitu.
Chy: Memang saya suka gambar otot sih, tapi sekarang sudah tidak terlalu saya prioritaskan lagi kok (tertawa).
Tsuki: Eh? (tertawa)
K: (tertawa) Setelah 7 tahun, akhirnya ada update informasi.
Chy: Jadi tidak perlu repot-repot mikirin hal itu lagi kok!
Tsuki: …Yah, bagaimanapun, Chyko-san yang mendesain karakter Tino, dan sekarang Tino jadi sangat populer di kalangan penonton anime. Jadi, keputusan waktu itu memang terbukti tepat (tertawa).
Chy: (tertawa). Belakangan ini juga karena tren di media sosial, waktu menggambar Tino saya memang sengaja membesarkan bagian pahanya. Tapi saya rasa, yang membuat Tino begitu populer tetaplah karena kekuatan adaptasi anime-nya.
Tsuki: Tapi gara-gara itu juga, waktu Tino jarang muncul di anime, banyak yang mengeluh di media sosial, “Tolong tampilkan Tino lebih banyak lagi!” (tertawa).
◇◇◇
K: Mumpung kita sedang membahas soal anime, saya ingin lanjut ke sana. Kali ini, kalian berdua ikut terlibat cukup dalam, dalam pembuatan anime Nageki dari posisi masing-masing… bagaimana kesan kalian?
Tsuki: Menurut saya, Nageki itu, dalam banyak hal, adalah karya yang sangat sulit untuk diadaptasi ke dalam bentuk visual. Tapi dengan sutradara Takata Masahiro, penulis seri Shirane Hideki, dan seluruh staf lainnya, hasil akhirnya bisa ditangani dengan sangat baik. Kesan pertama saya: anime-nya semuanya bagus.
Chy: Bahkan isi dari SS (side story) juga diadaptasi dengan baik, jadi Luke dan yang lain juga bisa tampil.
Tsuki: Chyko-san juga terlibat banyak, dari desain para tokoh seperti Krai 5 tahun lalu, pengecekan visual, hingga ikut dalam rekaman suara secara daring. Padahal sedang sibuk (tertawa).
Chy: Tapi setelah saya benar-benar ikut serta, saya jadi bisa paham bagaimana proses anime itu dijalankan. Dari sisi saya, itu sangat berharga. Saya juga bisa mendengarkan langsung akting para seiyuu, dan itu sangat luar biasa. Semua karakternya benar-benar sesuai dengan bayangan saya.
Tsuki: Mulai dari Ono Kenshou yang memerankan Krai, semuanya luar biasa. Berkat itu, meskipun penonton belum membaca novelnya atau komiknya, mereka tetap bisa menangkap cerita hanya dari visual dan suara saja. Saya jadi kembali merasakan kekuatan media visual… para animator dan seiyuu memang luar biasa (tertawa).
K: Betul sekali.
Tsuki: Karena banyak profesional yang terlibat, setelah proses produksi berjalan sampai titik tertentu, peran kami sebagai penulis dan ilustrator sudah tidak begitu banyak lagi. Jadi, pada akhirnya saya merasa, tugas saya hanyalah… saat Krai terlihat terlalu keren, saya tinggal bilang, “Tolong buat dia sedikit kurang keren ya.” (tertawa)
Chy & K: (tertawa)
◇◇◇
K: Kalau begitu, terakhir, bolehkah saya meminta kalian berdua menyampaikan pesan kepada para pembaca?
Tsuki: Mohon dukungannya terus, ya!
K: …Eh, Tsukikage-san, tolong bahas isi volume 13-nya lebih banyak dong (tertawa).
Tsuki: (Tertawa) Volume 13 yang sedang saya tulis saat ini rencananya akan menjadi cerita horor dengan Lucia sebagai tokoh utama. Selain itu… saya ingin kali ini bisa selesai dalam satu buku tanpa dibagi jadi dua bagian. Tapi… apa bisa ya? Selama saya tidak terlalu banyak menyimpang di tengah cerita sih…?
Chy: Volume 13 rencananya terbit musim gugur, kan? Kalau begitu, karena temanya horor, mungkin sampulnya bertema Halloween?
Tsuki: Tapi saya sendiri belum tahu bagaimana akhir dari volume 13 ini… Aneh ya, penulisnya sendiri belum tahu (tertawa). …Chyko-san, bisa gambar hiu tidak?
Chi: Hiu, ya? (Tertawa)
Tsuki: Lalu soal anime juga. Sebenarnya produksi untuk cour kedua juga sudah berjalan. Saya rasa, bagi para pembaca novel aslinya, episode pertama nanti akan sangat mengejutkan! Jadi saya harap kalian juga menantikan cour keduanya!
Chy: Wah, saya juga tidak sabar. Mohon dukungannya, ya!
(Direkam di kantor redaksi GC Novels pada 6 Desember 2024)
Post a Comment