Penerjemah: Sena
Proffreader: Sena
Catatan Penutup yang Sedikit Berbeda dari Biasanya
Musim semi tahun 2018, di Nishiarai, Adachi-ku, Tokyo. Saat itu saya sedang menuju sebuah kedai kopi di dekat stasiun. Tujuanku adalah untuk melakukan rapat membahas penerbitan versi cetak dari karyaku yang sedang diserialkan di Web, “Nageki no Bourei wa Intai shitai” (selanjutnya disebut Nageki).
Serial Nageki yang mulai terbit sejak Januari di tahun yang sama, mendapat sambutan positif dari para pembaca, berhasil masuk peringkat atas, dan menerima tiga tawaran penerbitan dari beberapa perusahaan. Waktu itu, serialnya baru saja menyelesaikan cukup cerita untuk dijadikan satu volume buku.
Menulis karya baru selalu merupakan sebuah petualangan. Saya hanya menerbitkan karya yang menurut saya sendiri menarik, tapi itu tidak selalu sejalan dengan apa yang dicari pembaca. Terlebih lagi, genre “misunderstanding” adalah sesuatu yang sudah lama ingin saya tulis, dan saya telah menyusun Nageki dengan cukup matang sebelum mulai menerbitkannya, jadi diterimanya karya ini oleh pembaca adalah sebuah kelegaan tersendiri.
Pada saat itu, saya sudah menerbitkan tiga karya: “Daraku no Ou”, “Darenidemo Dekiru Kage Kara Tasukeru Maou Toubatsu”, dan “Abyss Calling”, dan Nageki adalah karya keempat saya. Meskipun ketiga karya sebelumnya mendapat ulasan baik, sayangnya penjualannya tidak begitu memuaskan. Kalau sekadar menulis sebagai hobi mungkin itu tak masalah, tapi untuk penerbitan komersial, tentu saja tidak bisa seperti itu. Saya pun tak ingin merepotkan pihak penerbit. Maka dari itu, saya merasa harus melakukan suatu perubahan.
Akhirnya, entah mengapa saya malah memilih untuk menerima tawaran dari penerbit yang berbeda dari yang selama ini bekerja sama dengan saya, bukan memperbaiki isi cerita. Mengubah gaya penulisan sebagai penulis bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan cepat, jadi saya memutuskan untuk mulai dari hal yang paling mudah diubah. Padahal sebelumnya saya sudah memikirkan cara agar tidak merepotkan penerbit, namun malah berpindah penerbit—sebuah kontradiksi yang konyol. Bukan karena ada masalah dengan penerbit sebelumnya, hanya saja memang dari dulu saya cenderung memilih jalan yang lebih mudah.
Dari tiga label yang memberikan tawaran, semuanya adalah label yang namanya pernah saya dengar. Namun, saya langsung memutuskan menerima tawaran dari GC Novels, karena saya teringat akan reputasi yang saya dengar dalam sebuah pertemuan penulis yang pernah saya ikuti sekali beberapa waktu lalu.
Meski saya sampai lebih awal sepuluh menit, dua orang dari pihak GC Novels yang akan melakukan rapat dengan saya sudah menunggu: si editor cantik K-san, yang nantinya menjadi editor utama saya, dan kepala editor GC Novels. Saya masih ingat betul saat kami bertukar kartu nama dengan tegang, namun jujur saja, saya tidak ingat apa yang kami bicarakan dalam rapat itu. Satu-satunya hal yang masih saya ingat adalah—seperti yang juga saya ceritakan dalam wawancara—ketika kami membicarakan ilustrator sambil melihat ilustrasi cetak, saya dengan penuh semangat merekomendasikan ilustrasi karakter macho karya Chyko-san. Sekarang kupikir itu adalah cara promosi yang cukup berani. Tapi, momen itulah yang mengawali kerja sama selama 7 tahun, di mana Chyko-sensei menggambar berbagai karakter macho 2 kali setahun, dan juga menggambar sampul untuk novel yang isinya belum ia ketahui.
Sejak awal saya memang berniat menerima tawaran penerbitan, jadi begitu rapat selesai, saya langsung menyatakan penerimaanku. Itulah momen di mana nasib Nageki resmi dipercayakan pada GC Novels, dan juga momen di mana editor cantik K-san mulai menjalani berbagai kesulitan besar. Andai saja saat itu dia tahu betapa sembarangan dan seenaknya cara menulisku, mungkin dia tidak akan menawarkan penerbitan padaku. Tapi yah, semua itu sudah terlambat sekarang. Kalau Chyko-san kupikir masih bisa dimaafkan, K-san sih sudah salahnya sendiri.
Akhirnya, sebelum rapat selesai, kami membicarakan tentang proses ke depan dan ditanya apakah ada pertanyaan. Saat saya menjawab dengan senyum, “Tidak ada,” K-san pun baru sadar dan berkata, “Ah, saya lupa menjelaskan soal royalti.”
Sejak hari first contact itu, 7 tahun pun berlalu begitu cepat. GC Novels yang kala itu baru berusia 4 tahun, tahun lalu telah merayakan ulang tahun ke-10 nya. Editor cantik K-san kini sudah menjadi wakil kepala editor dan selalu memakai kacamata hitam.
Sekarang saya juga didampingi oleh wakil editor dan staf pendukung. Berkat bantuan banyak pihak, Nageki bahkan berhasil diadaptasi menjadi anime. Seorang teman yang dulu berkata, “Aku tidak baca novel, tapi kalau jadi komik aku bakal baca. Tapi komik pun aku tidak baca, paling kalau jadi anime baru aku tonton,” kini malah berkata, “Kalau jadi film Hollywood baru aku tonton.” Sementara saya sendiri, si penulis, Tsukikage, tetap menulis cerita bodoh yang bisa dibaca sambil tertawa tanpa berpikir serius.
Novel Nageki sudah sampai volume ke-12, dan versi komiknya sudah terbit sampai volume ke-10. Buku ini, “Nageki no Bourei wa Intai shitai”, adalah kumpulan SS bonus edisi pertama dan SS toko dari seri Nageki yang sudah terbit sebelumnya, plus side story dan lainnya, semuanya dirangkum dengan apik. Artinya, hanya dengan SS bonus dan side story yang pernah tayang di Web, sudah cukup untuk mengisi satu volume buku.
Dan seperti terlihat dari label “Kumpulan Cerita Pendek Vol. 1”, sebenarnya masih ada cukup banyak SS lainnya yang tidak muat di volume ini. Saya merasa luar biasa telah menulis sebanyak ini, dan sangat bersyukur diberi kesempatan untuk menulis sejauh ini.
Menulis cerita pendek berbeda dengan cerita utama. Cerita utama bisa diperpanjang sebebas mungkin (dan kalau terlalu panjang, tinggal minta maaf dan dibagi dua), tapi SS harus pendek dan punya akhir. Kalau terlalu dekat dengan cerita utama, nanti malah jadi masalah; kalau terlalu jauh, jadi membosankan. Menulis adegan fanservice juga tidak ada gunanya karena tidak akan mendapat ilustrasi, dan kalau ceroboh bisa jadi monoton. Bahkan ide paling bagus pun sebaiknya digunakan di cerita utama.
Dalam kasusku, cerita pendek yang bagus biasanya selesai dalam waktu singkat. Justru yang tidak menarik memakan waktu lebih lama. Tentu saja saya tulis ulang sampai jadi menarik, tapi karena ada tenggat waktu, tidak bisa terus-menerus menulis ulang.
Cerita-cerita dalam kumpulan kali ini, terus terang, kualitasnya bervariasi. Saat membacanya kembali, saya ingat mana yang kutulis dengan cepat, mana yang kutulis sambil pusing, dan meski begitu saya sudah berusaha maksimal, jadi mohon maafkan saya.
Hal yang kupikirkan saat menulis cerita pendek adalah: “Seberapa bodoh isi ceritanya bisa kubuat.” Karena, menurutku, ukuran cerita yang menarik adalah seberapa bodohnya. Karena ruangnya terbatas, saya harus mengambil inti kebodohan dan memadatkannya.
Maka, dibanding cerita utama, cerita-cerita pendek ini seharusnya lebih “bodoh” secara sederhana. Jika cerita utama adalah manga panjang, maka cerita pendek ini seperti manga empat panel. Meski kualitas cerita tak sebanding dengan cerita utama, cerita pendek ini menggali karakter pendukung yang tak bisa ditampilkan di cerita utama. Umumnya tidak serius, tapi kadang-kadang berisi cerita pendukung yang agak serius, seperti “Bunga Hitam Pekat” tentang hari ketika Sitri berubah menjadi Sophia.
Dalam anime, ada juga episode yang menggunakan ide dari cerita pendek di bagian pembuka atau penutup. Bagi yang menonton anime, mungkin akan berpikir, “Eh, bagian ini ada di anime!”
Omong-omong, spin-off kuliner yang muncul di bagian akhir awalnya tayang di Web. Karena merasa “kalau spin-off ya harus kuliner dong!”, saya menulisnya tanpa bicara apa-apa ke editor, dan entah kenapa bisa sampai terbit sebagai buku. Cerita ini ditulis dari sudut pandang Tino, dan meski ada beberapa perbedaan kecil dari cerita utama, saya pribadi sangat menyukainya karena betapa bodohnya cerita itu. Saat menyiapkan kumpulan ini, sempat terpikir untuk meminta Chyko-san menggambarkan Namelgon, tapi saat saya memintanya menggambar asal-asalan, dia malah bilang, “Kalau ada materi desain, saya bisa gambar,” jadi akhirnya tidak jadi digambar. Ternyata bahkan Chyko-san yang bisa menggambar apa saja pun punya batasnya.
Namun, cerita-cerita pendek lainnya tetap diberi ilustrasi oleh Chyko-san. Karena tidak ada ilustrasi adalah salah satu kelemahan cerita pendek, ini adalah keberuntungan bagiku. Omong-omong, ilustrasi berwarna baju renang di halaman depan... sepertinya tidak ada adegan seperti itu di cerita pendek ini...? Tapi tetap saja, saya sangat beruntung! Dan mungkin, kalian juga!
Kumpulan cerita ini adalah hasil dari kerja keras, kebingungan, tawa, dan penderitaan dalam menulis. Bila kalian menikmatinya, tak ada kebahagiaan yang lebih besar bagiku sebagai penulis.
Mendadak saya ingin mengatakan, sejak lahir saya tak pernah berniat jadi penulis.
Menulis itu berat. Meski saya mendapatkan kecepatan mengetik berkat kehidupanku yang hancur karena MMORPG, tetap saja ini pekerjaan sulit. Setiap hari mengorbankan waktu berjam-jam untuk memikirkan dan mengetik cerita. Dibanding zaman menulis dengan kertas manuskrip, sekarang memang alatnya lebih canggih, tapi menulis 250.000 karakter (satu volume) tetaplah bukan pekerjaan mudah (*catatan editor: satu volume sekitar 200.000 karakter). Ada beberapa penulis monster yang menulis dengan kecepatan luar biasa, tapi mereka pasti juga bekerja keras sampai berdarah-darah.
Meski begitu, menulis itu menyenangkan. Itulah sebabnya saya bisa terus menulis, selama lebih dari 10 tahun sebagai hobi, dan 9 tahun secara profesional.
Pertama kali saya menulis cerita adalah saat SMP, dalam bentuk novel estafet. Tokoh utamanya menggunakan Bagiku■su. Sekarang mungkin tidak ada lagi karakter yang menggunakan Ba◯kurosu, tapi perasaanku saat menulis tetap sama seperti dulu.
Saya bisa terus menulis sampai sejauh ini, tentu karena dukungan para pembaca, editor cantik K-san, penerbit, dan semua pihak terkait. Komentar dari para pembaca sangat memberiku semangat, dan kalau K-san tidak melipat pita hadiah semua pemesan semalaman penuh, mungkin Nageki tidak akan berlanjut sampai kumpulan cerita pendek ini terbit.
Jadi, yang ingin kukatakan adalah… meski saya menjalani hidup dengan mengikuti arus dan tanpa rencana menjadi penulis, saya puas dengan keadaanku sekarang.
Terima kasih atas dukungan kalian selama ini! Mohon dukungannya terus ke depannya!
Editor-san, tolong lipat lagi pitanya ya!
Selesai.
Februari 2025
Tsukikage
Previous Chapter | ToC |
Post a Comment