NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Ore no linazuke ni Natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Volume 5 Chapter 1

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan


Chapter 1 

【Gambar】

Mengenang Kembali Perjalanan Studi dan Pertunjukan di Okinawa


Perjalanan studi di Okinawa terasa panjang, namun sekaligus berlalu begitu cepat. Karena kemarin dan hari ini merupakan hari libur pengganti, aku hanya bermalas-malasan di rumah. Sementara itu, Yuuka berkata, "Aku mau pergi menemui Momo-chan ya," lalu berangkat sejak pagi-pagi sekali.


Yuuka itu ternyata cukup kuat, ya. Dibandingkan dengannya, aku benar-benar kelelahan setelah lima hari empat malam menjalani aktivitas bersama. Sisa energiku sudah nol, bahkan secuil pun aku tidak punya semangat untuk keluar rumah. 


Padahal Yuuka juga ikut tampil dalam in-store live, lho. Seharusnya dia jauh lebih lelah dariku. Baik itu Shinomiya Ranmu maupun yang lainnya—sepertinya orang-orang yang berprofesi sebagai pengisi suara memang sangat tangguh.


Tunanganku, Watanae Yuuka, memiliki banyak sisi.


Ada 'wajah di rumah'—ceria, polos, penuh semangat, dan manja. Ada 'wajah di sekolah'—berkacamata, sederhana, pendiam, dan kaku. Dan ada pula 'wajah sebagai pengisi suara Izumi Yuuna'—selalu berusaha keras, membawa senyum dan kebahagiaan bagi banyak orang.


Sekilas, aku kembali teringat Yuuka saat di Okinawa. Baik saat berjalan-jalan ke Kokusai-dōri, kuil, laut, maupun akuarium—kami mengunjungi banyak tempat dalam perjalanan studi. Juga ketika tampil di in-store live sebagai salah satu anggota unit "Yurayura★Kakumei" bersama Shinomiya Ranmu.

Yuuka benar-benar menikmati semuanya dengan sepenuh hati.


Di masa SMP, akibat perundungan dari teman sekelas, Yuuka sempat mengurung diri hampir setahun, hingga tidak bisa mengikuti perjalanan studi. Saat SD pun ia absen dari perjalanan studi karena masalah kesehatan.


Maka, perjalanan kali ini adalah yang pertama sekaligus terakhir baginya. Namun, betapa terkejutnya ketika jadwal perjalanan studi itu bertepatan dengan in-store live.


Saat itu aku benar-benar panik. Bagi Izumi Yuuna, yang jarang mendapat sorotan, debut unit ini adalah kesempatan emas yang tidak datang dua kali. Namun, bila Yuuka melewatkan perjalanan studi kali ini, ia pasti akan menyesal seumur hidup.


Perjalanan studi, ataukah in-store live?


Dalam pilihan yang seolah mustahil itu, Yuuka memilih—keduanya sekaligus. Ia bertekad kuat untuk menikmati seratus persen baik perjalanan studi maupun in-store live.


Akhirnya, ia benar-benar mampu menjalani jadwal yang padat dan berhasil menikmati keduanya. Sosok Yuuka kala itu benar-benar begitu bersinar. Sama persis dengan Yuuna-chan, karakter gadis dua dimensi terkuat di jagat raya yang ia perankan, perwujudan keindahan di dunia ini.


Lima hari itu, hanya dengan melihatnya saja sudah membuat hatiku terasa hangat.


"Yuu-kun, Aku pulang!!"


Saat aku tenggelam dalam lamunan, pintu ruang tamu tiba-tiba terbuka, dan Yuuka masuk dengan senyum lebar di wajahnya.

Rambut hitam lurusnya bergoyang hingga ke pundak, matanya yang berkilau bagaikan kaca menatap lurus ke arahku.


Kemudian, ia langsung melompat ke arahku. Bukan kiasan—ini benar-benar flying body press.


"Ugh!"


Perutku, yang sedang rebahan di sofa, mendapat tekanan keras. Bersamaan dengan itu, aku merasakan sesuatu yang lembut dan menggoda.


"Ah! Ma-maaf, Yuu-kun!! Aku terlalu suka sama Yuu-kun, jadi tanpa sadar..."


Melihatku terengah-engah, Yuuka tampak sadar sudah kelewatan. Dengan panik, ia menatap wajahku, mencari reaksi....Dan itu dengan tatapan mata yang begitu mengiba.


"Itu licik sekali, tahu!? Walau kau buat wajah seperti itu, tetap saja! Aku hampir mati barusan!"


"Maaf yaa, shuun..."


"Jangan ‘shuun’! Kau sama sekali tidak menyesal, kan!?"


"Aku menyesal, kok! Aku begitu menyesal sampai-sampai tidak bisa lepas dari Yuu-kun... ehehee, harum sekali~"


Sambil menempelkan wajahnya ke pakaianku, Yuuka menggeliat manja dengan ekspresi yang benar-benar ceroboh.


Kamu sama sekali tidak menyesal, kan. Lagipula, setiap kali bergerak, bagian tubuh Yuuka yang lembut selalu menekan-nekan ke arahku… sungguh aku ingin dia berhenti.


"Hei!"


"Aduh!?"


Untuk sementara, aku menepuknya ringan dengan chop, lalu melepaskan Yuuka dari tubuhku dan bangkit duduk.


Sebaliknya, Yuuka hanya menggembungkan pipinya sambil berkata, "Hmph," lalu menatapku dengan kesan seakan marah, masih sambil memegang keningnya.


"Kejam sekali, Yuu-kun…"


"Eh, padahal aku tidak merasa menggunakan tenaga… Sakit sekali, kah? Kalau memang berlebihan, maaf ya, Yuu—"


"Keningku tidak sakit kok! Malah aku senang karena disentuh Yuu-kun!! Maksudku bukan itu… aku cuma ingin lebih menikmati harum tubuh Yuu-kun, tahu!!"


"Apa-apaan sih!? Cobalah kendalikan dirimu sedikit!?"


Aku bisa merasakan bahwa tunanganku ini, hari demi hari, semakin bertingkah konyol. Meskipun, mungkin itu karena di rumah dia bisa menunjukkan sisi aslinya sepenuhnya…


"Yah, tidak apa-apa sih… aku juga sudah terbiasa dengan skinship berlebihan dari Yuuka."


"Terima kasih, Yuu-kun! Aku sayang banget sama kamu!!"


Begitu aku mengalah, Yuuka langsung kembali tersenyum ceria. Benar-benar seperti kaleidoskop yang terus berubah, ekspresinya tidak pernah sama, sehingga aku tidak pernah bosan melihatnya.


"…Ah. Oh iya, Yuu-kun!"


Ketika aku sudah sampai pada titik merasa kagum, Yuuka tiba-tiba bersuara. Lalu dengan tawa polos seperti anak kecil, ia berkata:


"Aku dapat foto-foto perjalanan studi dari Momo-chan, ayo kita lihat bersama?"



Beberapa menit kemudian.


Di atas meja makan sudah tersusun banyak foto hasil cetakan.


"…Semua ini, diambil oleh Nihara-san?"


"Iya dong. Momo-chan memang jago memotret, kan!"


‘Momo-chan’ yang dimaksud adalah Nihara Momono, teman sekelas kami. Penampilannya seperti ‘Gyaru populer ceria’, tetapi sebenarnya ia adalah ‘penggemar berat tokusatsu’. Setelah kejadian di festival musim panas, ia menjadi sahabat terbaik Yuuka.


Dalam perjalanan studi kali ini, ia juga sekelompok dengan kami, dan ketika Yuuka tampil di in-store live, ia banyak membantu dari belakang.


"Selain itu, aku juga dapat foto-foto di balik layar konser dari Kurumi-san!"


"Foto-foto di balik layar konser!?"

Hachikawa Kurumi-san adalah manajer Izumi Yuuna, bekerja di agensi pengisi suara 60P Production. Karena selalu berada di dekat Izumi Yuuna, wajar saja kalau ia bisa mengambil foto-foto di balik layar. Tapi… apa foto-foto itu aman untuk dilihat?


Biasanya Hachikawa-san memang berkesan sebagai orang yang profesional dan cakap. Tapi kalau sedang di luar jam kerja… terus terang, ia agak ceroboh. Apalagi kalau sudah minum alkohol, sifatnya berubah jadi seperti mahasiswi yang terlalu bersemangat. Itulah sebabnya aku khawatir jangan-jangan fotonya agak kelewat batas…


"Eh-hehe… jaaang!"


Mengabaikan kekhawatiranku, Yuuka dengan senang hati menunjukkan selembar foto. Itu adalah foto berdua Izumi Yuuna dan Shinomiya Ranmu. Tempatnya sepertinya ruang rias, dengan peralatan make-up berjajar di depan cermin.


Ranmu tampak duduk, melirik kamera dengan sudut mata, sementara Yuuna berdiri tersenyum, membuat tanda peace dengan kedua tangan.


"Bagus, kan! Foto ini diambil setelah konser selesai… lihat, Ranmu-senpai tersenyum lebih lebar dari biasanya!!"


"…Ya. Entah kenapa, aku bisa merasakannya juga."


Aku memang tidak sering melihat Ranmu seperti Yuuka, tapi… dalam foto itu, ekspresinya tampak tenang, seolah sedang tersenyum lembut. Sepertinya keduanya puas dengan hasil konser, lalu merasa rileks. Benar-benar sebuah foto yang pantas disebut best shot.


"Yuuka juga terlihat bagus di sini."


"…Ehehe~. Terlihat bagus itu maksudnya cantik, kan? Aku senang sekali dipuji oleh Yuu-kun~♪"

Hanya dengan mendengar sepatah kata saja, wajah Yuuka langsung mencair penuh kebahagiaan.


…Aduh, tolonglah. Kalau dia tiba-tiba menunjukkan wajah begitu, aku bisa kaget sendiri.


"Ka-kalau begitu, ayo kita lihat foto-foto perjalanan studi yang diambil Nihara juga…"


"Iya! Oh, lihat ini!! Foto saat kita makan di Kokusai-dōri! Rāfutē-nya enak sekali, kan!"


"Ini, kan? Waktu itu Masa makan sesuatu yang jelas masih mentah."


Masa—atau Kurai Masaharu—adalah sahabat karibku, pecinta Arisute. Perjalanan studi kali itu kami berempat satu kelompok: aku, Yuuka, Nihara, dan Masa. Tapi karena sok berani makan makanan mentah, Masa akhirnya keracunan. Hari kedua ia terpaksa tinggal di penginapan sendirian.


"Sayang sekali Kurai-kun tidak ikut, tapi pergi ke laut waktu itu juga menyenangkan, ya~"


"──!!"


Yuuka dengan senang hati menyodorkan sebuah foto—saat di laut. Dalam foto itu, Yuuka terlihat memakai bikini, sedikit membungkuk ke depan sambil mencedok air. Bagian dadanya tampak agak longgar; meski karena cahaya dari belakang tidak terlihat jelas, tetap saja tampak begitu terbuka.


Apa-apaan ini. Bagaimana caranya Nihara bisa mengambil foto seajaib ini.


"Hei~!"

"Wah!?"


Tiba-tiba Yuuka menyodorkan foto dirinya berbikini (yang dipegangnya) ke depan wajahku, membuatku refleks terkejut dan mundur. Reaksi yang wajar sebagai seorang pria. Namun, si pemilik foto justru manyun dan cemberut tidak puas.


"Kenapa malah menghindar? Ayo lihat lebih dekat lagi, Yuu-kun~"


"Tidak, tidak, reaksinya aneh sekali!? Itu kan foto dirimu sendiri memakai baju renang? Biasanya justru aku yang ingin melihat, dan kau yang akan malu, bukan!?"


"Soalnya, Yuu-kun malah tidak mau melihat!"


"Aku hanya kaget karena tiba-tiba kau sodorkan tepat di depan wajahku!!"


"Eh? Jadi… maksudnya sebenarnya Yuu-kun ingin lebih banyak melihat p-penampilan seksi aku dengan baju renang?"


Entah kenapa, kali ini tunanganku itu menatapku dengan mata berkilauan.


Sungguh, aku sama sekali tidak mengerti. Kalau pembicaraan ini berlanjut, rasanya aku bisa ikut gila… lebih baik alihkan saja ke foto lain.


"Ah, Yuuka. Ini foto waktu di akuarium."


"Aduh, Yuu-kun sengaja mengalihkan pembicaraan… Wah!! Momo-chan jago sekali memotret! Hehehe, aku dikelilingi ikan-ikan, serasa sedang kencan dengan Yuu-kun~♪"


Kali ini, ia mulai larut dalam kenangan akuarium.

Yuuka memang tetap sederhana, tidak pernah berubah.


—Snow globe berbentuk lumba-lumba berwarna merah muda yang kami lihat di akuarium waktu itu. Aku memberikannya pada Yuuka sebagai hadiah, dan sekarang lumba-lumba itu ada di ruang tamu, seolah sedang mengawasi kami.


"Haa… perjalanan studi itu menyenangkan sekali. Berkat Yuu-kun, Momo-chan, dan Kurai-kun, perjalanan studi pertama sekaligus terakhirku jadi benar-benar kenangan terbaik. Terima kasih ya, Yuu-kun?"


"Bukan karena kami. Itu semua karena Yuuka sendiri tidak menyerah, dan berusaha keras untuk bisa menikmati perjalanan studi sekaligus konser."


"Kenangan yang indah tidak bisa tercipta tanpa ada orang-orang tercinta yang bersama."


Sambil mengatakan itu, Yuuka menyipitkan mata dan tersenyum.


"Itulah sebabnya aku bilang terima kasih. Benar-benar… terima kasih selalu, Yuu-kun. Aku sayang kamu."


—Jangan menatapku dengan mata yang begitu lurus seperti itu.


Tatapan Yuuka jernih seperti langit biru… sampai-sampai aku tidak bisa menatapnya balik. Karena itu, aku cepat-cepat mengalihkan pandangan. Tanpa berpikir panjang, aku mengambil selembar foto dari atas meja.


"Ba-baiklah, selanjutnya foto ini! Ini foto waktu kapan, ya—"


Begitu melihatnya, aku langsung menelan kata-kataku sendiri. Karena itu adalah momen yang sama sekali tidak kuketahui.

Di kamar khusus perempuan, Yuuka sedang tidur terbungkus futon dengan keadaan benar-benar tidak waspada. Di pinggir foto, tampak jari yang membentuk tanda peace, kemungkinan besar milik Nihara-san yang mengambilnya.


Bukan, ini bukan saatnya berteriak "iyeeey". Jelas sekali ini foto hasil curi-curi! Dan—penampilan Yuuka dalam foto curian itu adalah…Ikat pinggang Yukata yang longgar karena tidur, membuat bagian dadanya terbuka lebar…


"GYAAAA! Momo-chan Bakaaaa!!"


Dengan teriakan, Yuuka langsung merebut foto itu dari tanganku. Ia buru-buru mengangkat ujung bajunya, lalu menyembunyikan foto itu di bagian perutnya. Betapa gaya sekali cara menyembunyikan foto.


"Tadi sewaktu foto baju renang kau dengan senang hati menunjukkannya, tapi kenapa reaksinya sekarang berbeda total?"


"So… soalnya! Aku tidak mau sampai dilihat orang yang kusukai saat tidur dengan mulut menganga begini! Sudah jelas, kan!! Yuu-kun Baka!!"


Entah kenapa, aku malah dimarahi secara tidak adil.


Jadi dibandingkan bagian tubuh yang terbuka, Yuuka lebih memikirkan mulutnya yang terbuka lebar saat tidur… Memang benar, hati seorang gadis terlalu rumit.


—Yah, bagaimanapun juga. Baik wajah kaku Yuuka di sekolah. Atau wajah penuh semangat dan ceria saat menjadi pengisi suara. Maupun wajah polos dan riangnya di rumah, seperti biasanya. Sosok Watanae Yuuka dalam wujud apa pun, selalu bisa memberiku semangat hanya dengan melihatnya. Aku, Sakata Yuuichi—bisa melewati hari-hari dengan senyum, berkat itu.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close