NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Ore no linazuke ni Natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Volume 5 Chapter 3

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan


Chapter 3 

 Adik yang biasanya selalu sok, entah kenapa jadi penurut dan itu agak menakutkan


"Yuu-kun! Akhirnya tinggal sebulan lagi!!"


Dengan semangat seolah ada efek suara jyaaan! yang mengiringi langkahnya, Yuuka mendekat. Sementara itu, aku sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membaca manga. Ia bersedekap, lalu berkata "ehem!" dengan bangga.


Hei, meskipun kau mengucapkannya keras-keras, tetap saja itu terdengar aneh.


"Tinggal sebulan lagi… oh ya. Paling sebentar lagi liburan musim dingin, kan?"


"Bu-buu! Salah! Memang betul sebentar lagi liburan musim dingin, tapi yang kumaksud bukan itu!"


Ini semacam tanya jawab ala filsuf, apa?


Yuuka masih bersedekap sambil membuat tanda silang dengan lengannya, lalu menatapku seakan menuntut jawaban berikutnya.

Ah… jadi ini semacam kuis 'tidak boleh pergi sebelum menjawab benar', ya?


"Tahun Baru."


"Bu-buu! Sebelum Tahun Baru, masih ada satu acara lagi!!"


"Malam Tahun Baru."

"…Kamu sengaja jawab salah kan!? Yuu-kun baka!"


Ketahuan juga. Soalnya, kalau ia menunjukkan wajah penuh harap menunggu jawaban, aku memang jadi tergoda untuk menggodanya.


"…Baiklah, aku adalah Yuu-kun! Dan aku rasa jawabannya adalah Natal!! …Ya, aku Yuuka! Ping-pong! Yuu-kun, jawabannya benar sekali!!"


Karena tak sabar, Yuuka mengakhiri kuis itu sendirian dengan memainkan dua peran sekaligus. Sungguh drama yang sia-sia.


Lalu ia kembali mengucapkan "ehem!" sambil tersenyum lebar, nyaris membuat pipinya jatuh karena terlalu lebar.


"Jadi, sebentar lagi Natal! Menyenangkan, kan!? Kamu pasti menantikannya juga, kan? Ini jelas cuma bisa jadi menyenangkan!!"


"Apa-apaan itu, konjugasi tiga tingkat kata 'menyenangkan'? Dari caramu bertanya sih, jelas kelihatan cuma kamu saja yang menantikannya."


"Tentu saja! Aku lebih menantikannya daripada Santa Claus yang ceroboh itu!!"


Santa Claus yang ceroboh itu sebenarnya bukan datang lebih cepat karena terlalu bersemangat menanti Natal, sih. Tapi, melihat mata Yuuka yang berkilau-kilau begitu, aku memilih untuk tidak melontarkan komentar yang tidak perlu.


"Hehe… menghabiskan Natal yang manis bersama orang yang kusuka… rasanya bikin meleleh banget, kan…"


"Yuuka, kamu sudah meleleh. Bahkan sebelum Natal, wajahmu sudah keburu lumer."


"Haa… coba ya, si penyiar cuaca bisa bikin turun salju di hari Natal? Kalau Natal pertamaku bersama Yuu-kun jadi White Christmas, pasti luar biasa banget deh."


"Penyiar cuaca itu bukan penyihir, tahu?"


Karena terlalu menantikan Natal, IQ Yuuka jelas turun beberapa tingkat. Aku khawatir melihatnya, tapi ia tetap saja menyatukan kedua tangan seperti sedang berdoa, lalu melanjutkan dengan gaya bicara seperti bermimpi.


"Kencannya di taman hiburan pasti seru, ya. Natal di taman hiburan berdua saja, penuh cinta! Kalau bisa lihat iluminasi juga, wah itu pasti paling sempurna…"


"Eh… kita bicara tentang sebulan lagi, kan?"


"Tentu saja! Karena sekarang kan belum Natal!!"


Pembicaraan ini terasa agak tidak nyambung.


Parah… anak ini sudah sepenuhnya terserang demam Natal.


"Oh iya! Yuu-kun, kita tukar kado, yuk… aku pengin banget~"


"Yuuka, belakangan ini kamu makin sering memohon dengan tatapan mata ke atas begitu, kan? Kamu yakin aku tidak akan bisa menolak kalau kamu melakukannya begitu, ya?"


"Aku pengin banget~ Masa nggak boleh~? Nanti aku nangis lho~ Beneran, aku nangis nih~ Uweee~"


"‘Uweee~’ apaan sih!? Ya ampun… baiklah, baiklah. Kita tukar kado."


"…Ehehe. Yay!"

"Sungguh deh, Yuuka makin lama makin mirip iblis kecil."


"Maaf ya~ Tapi, Yuuna juga kadang manja begini, kan? Jadi kupikir, ini model yang Yuu-kun suka~"


Guh… memang dia paham betul.


Wajar saja, kami sudah tinggal bersama lebih dari setengah tahun sebagai pasangan tunangan. Melihat wajahku yang tak berkutik, Yuuka tertawa nakal.


"Kencan sih pasti menyenangkan, dan kalau turun salju akan jadi sangat romantis. Tapi ya, bintang utama Natal tahun ini adalah—pertukaran kado! Aku akan memberikan kado paling sempurna di waktu paling tepat… jadi siap-siap ya!!"


"Wow, kamu benar-benar menaikkan standar tinggi sekali… baiklah, aku tunggu. Aku juga akan memikirkan sesuatu yang bisa membuatmu senang."


"Kalau dari Yuu-kun, kado apa pun pasti jadi yang paling membahagiakan di dunia!"


…Tolong hentikan melontarkan kalimat maut semacam itu dengan polos. Aku jadi bingung harus bereaksi bagaimana, dan akhirnya malah malu sendiri. Tapi ya… Natal, huh. Ternyata sebentar lagi musim itu tiba juga.


"Eh? Yuu-kun, kenapa? Kok bengong?"


"Hm? Ah, tidak apa-apa… Oh iya. Bukankah hari Natal itu bertepatan dengan hari terakhir instore live?"


Sebuah gim sosial buatan perusahaan besar, Love Idol Dream! Alice Stage☆—disingkat Arisute. Dalam gim yang menampilkan hampir seratus idola Alice itu, ada satu bintang yang bersinar terang. Dialah bintang cinta yang terus menerangi hatiku—Yuuna-chan, kau satu-satunya. Dan yang mengisi suara untuknya tidak lain adalah Watanae Yuuka, alias Izumi Yuuna.


Bersama dengan senior seiyuu, Shinomiya Ranmu, pengisi suara Ranmu-chan—idola Alice urutan keenam dalam polling popularitas—mereka membentuk sebuah unit yang…


Ya──“Yurayura★Kakumei.”


“Betul! Setelah Osaka dan Okinawa, ada pertunjukan di Nagoya dan Hokkaido... lalu yang terakhir, pada siang hari Natal, pertunjukan di Tokyo!”


“Kan begitu? Kalau begitu, bukankah kita tidak bisa kencan saat Natal──”


“Siang hari! Pertunjukannya siang hari, tahu!? Bukan malam! Malamnya masih ada!! Malamnya untuk kencan!”


Dengan nada memotong ucapanku, ia bersemangat luar biasa. Bahkan sedikit menatapku tajam. Tenanglah, sudah lah.


“Bukan maksudku ingin membatalkan kencan, tahu? Hanya saja, dari sisi kondisi tubuh dan jadwal, bukankah itu berat──”


“Tidak berat sama sekali! Kalau kencan aku justru semangat, bahkan kalau tidak bisa kencan aku akan sakit dan mati!!”


Seperti tembakan senapan mesin, Yuuka terus menimpali semua perkataanku. Aku bisa merasakan tekad luar biasa darinya untuk mempertahankan kencan Natal dengan segala cara...


“...Waktu pertunjukan di Osaka, kamu cukup kelelahan, kan? 

Supaya tidak terjadi lagi, utamakan kondisi tubuh. Yuuka, bisa janji?”


“Ya! Aku, Yuuka, akan banyak tidur, makan dengan benar, menjaga kondisi tubuh semaksimal mungkin, tampil di pertunjukan siang hari dengan penuh semangat, lalu pergi kencan. Aku bersumpah!!”


Dengan semangat bak ikrar pada upacara olahraga, Yuuka mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi dan bersuara lantang. Melihat Yuuka yang tetap saja seperti biasanya, aku tanpa sadar tersenyum.


────Bzzzt♪


Pada saat alur rencana Natal terasa sudah mengerucut. Ponselku, yang kuletakkan di meja dalam mode senyap, mulai bergetar.


Sambil bertanya-tanya siapa yang menelepon, aku mengambilnya. Di layar... muncul notifikasi panggilan RINE dari adik perempuanku yang menyebalkan.



Setelah mengubah pengaturan RINE menjadi video & speaker, tampaklah seorang gadis bermata tajam.


Sakata Nayu. Murid kelas dua SMP. T-shirt dengan jaket jeans, celana pendek. Rambutnya pendek, jadi tetap terlihat boyish seperti biasanya, pikirku.


Ah iya... sejak ayah kami pindah kerja dan Nayu harus tinggal di luar negeri, ternyata sudah lebih dari satu setengah tahun berlalu. Cepat juga, ya. Saat aku memikirkan hal itu, Nayu berkata dengan nada malas.


『Nii-san. Hadiah Natal tahun ini, tanah ya. Minimal lima belas ribu tsubo.』

“...Hah?”


Dari ucapan mengada-ada yang ia lontarkan sejak awal, aku merasa pusing.


“Lima belas ribu tsubo itu, kira-kira sebesar Tokyo Dome, kan?”


『Benar sekali. Aku mau tanah sebesar Tokyo Dome. Bukankah hadiah Natal untuk adik perempuan memang harus tanah? 』


“Hidup di dunia paralel mana sih kamu... aku bukan abang super kaya raya.”


『Eh... jadi tidak mau beliin? Serius? Gila, Nii-san... pelit banget?』


“Kenapa aku malah dimaki, coba.”


Mana ada di dunia ini, kakak yang membelikan tanah untuk adik SMP-nya. Kami bukan kakak-adik keluarga sultan, astaga.


『Hmm... ya sudah, seribu langkah aku mengalah, digabung dengan ulang tahunku juga boleh, deh. Jadi ulang tahun + Natal = tanah. Lagian sebentar lagi ulang tahunku.』


“Apa-apaan itu, persamaan tak masuk akal... matematikawan bisa-bisa lari lalu memukul kamu.”


『Selalu ada alasan. Sampai segitunya, sudah termasuk melanggar hukum, tahu?』


Ia melontarkan logika aneh. Aku jadi ingin menutup telepon saja rasanya...


“Nayu-chan, ulang tahunmu sebentar lagi ya?”

Saat aku sudah jengah, Yuuka di sampingku berbinar-binar menanyainya. Lalu... Nayu menjawab dengan nada sedikit merendah.


『...Aku lahir tanggal 7 Desember.』


“Eh, sebentar lagi dong! Wah, jadi bukan hanya Natal, tapi juga ada ulang tahun Nayu-chan... bulan Desember banyak hal menyenangkan ya!!”


『...Bukan sesuatu yang istimewa, kok.』


Bertolak belakang dengan semangat Yuuka, suara Nayu malah semakin pelan. Padahal tadi masih minta tanah segala. Kenapa malah jadi murung, benar-benar tidak kupahami.


“Kalau begitu, Yuu-kun, kita adakan pesta ulang tahun untuk Nayu-chan! Aku akan berusaha masak makanan kesukaan Nayu-chan.”


『Tidak usah, Yuuka-chan... aku juga ada sekolah, jadi tidak bisa pulang.』


“Kenapa jadi rendah hati begitu!? Kamu kena penyakit aneh, ya!?”


『Nii-san, ribut banget. Kamu itu apa sih, kumbang tanduk?』


“Ya, memang sulit bolak-balik Jepang berkali-kali, ya... Ah! Kalau begitu──waktu Natal, kita rayakan sekaligus ulang tahunmu dengan meriah, bagaimana?”


Di balik layar ponsel, aku melihat bahu Nayu tersentak. Lalu ia menunduk dalam-dalam, sampai ubun-ubunnya terlihat──dan terdiam.


“...Eh? Maaf, Nayu-chan. Apa aku salah bicara?”


Melihat sikap Nayu yang berbeda jauh dari biasanya, Yuuka jadi 

panik. Tapi... Nayu tetap diam.


“Kamu kenapa sih, Nayu? Bukannya bukan sifatmu jadi begini.”


『...Berisik, Nii-san. Kamu itu apa, suara nyamuk?』


“Berhentilah menyamakan orang dengan serangga, bisa?”


『Pokoknya, tahun ini tidak usah. Ulang tahun juga...Natal juga.』


────Natal juga?


Kata-kata itu membuatku terkejut. Karena selama ini, Natal selalu ──menjadi “acara keluarga yang penting.”


Ketika aku dan Nayu masih tinggal bersama di Jepang──keluarga kami selalu mengadakan pesta ulang tahun Nayu sekaligus pesta Natal setiap tahun. Dalam satu dua tahun terakhir, karena pekerjaan ayah terlalu sibuk, pernah juga hanya aku dan Nayu saja yang merayakan pesta.


Tahun lalu, karena memang tidak memungkinkan untuk sering pulang ke Jepang, kami hanya sempat merayakan Natal. Meski begitu, aku dan Nayu selalu──menghabiskan Natal sebagai keluarga. Karena itu, kalau sekarang dia enggan merayakan Natal──


“Aku tahu, Nayu... ini pasti rencana besar untuk menggangguku, kan?”


『...Hah? Aku sedang bicara serius, tahu? Maksudmu apa?』


Dia benar-benar marah dengan serius.


Hah? Jadi, maksudnya dia benar-benar tidak berniat pulang? Kenapa?


“...Soalnya tahun ini, memang sudah seharusnya tidak ada, kan.”

Kepada diriku yang tidak bisa mengikuti jalan pikiran itu, Nayu berbisik dengan suara seakan hendak menghilang.


『Natal itu... acara penting untuk suami istri. Jadi, habiskanlah dengan Yuuka-chan. Kalau aku ikut di sana... aku terlalu mengganggu, sungguhan.』


“Sudah lah──aku marah, tahu, Nayu-chan?”


Kepada Nayu yang berkata demikian, Yuuka menegur dengan nada seperti, “Mep!”


“Nayu-chan. Memang benar, aku sangat-sangat menantikan Natal! Natal pertamaku berkencan dengan Yuu-kun... eheh, itu pasti luar biasa... eh!?”


『Kalau begitu, aku benar-benar jadi pengganggu──』


“Tapi! Pesta Natal bersama Nayu-chan juga pasti menyenangkan. Jadi aku... ingin kencan dengan Yuu-kun, dan juga pesta bersama Nayu-chan. Aku mau dua-duanya.”


『...Hah?』


Mungkin ucapan Yuuka benar-benar di luar dugaan, Nayu sampai bersuara kosong.


Selesai dengan konser terakhir instore live? Lalu menikmati kencan Natal denganku? Di atas itu, masih mengajak Nayu untuk pesta Natal? Seperti biasa, Yuuka bicara hal-hal yang tak masuk akal. Tapi pada saat yang sama... aku merasa itu sangat Yuuka sekali.


Memang terdengar mustahil, tapi ia mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Dan hal mustahil semacam itu, sama seperti waktu di Okinawa──Yuuka pasti akan memperjuangkannya sepenuh hati.

“Menyerahlah, Nayu. Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi kalau Yuuka sudah bicara begini, dia tidak akan pernah mundur. Jadi pulanglah seperti biasa, sungguh.”


“...Hei, kalau kamu bicara begitu, seakan-akan aku anak yang manja, tahu.”


Di sampingku, Yuuka manyun dengan wajah tak puas. Tapi itu tidak sepenuhnya salah, kan.


“...Ya, mungkin dua puluh persen memang seperti yang Yuu-kun bilang. Aku ini lumayan serakah... aku ingin berusaha keras di instore live, aku ingin kencan dengan Yuu-kun, dan aku ingin pesta dengan Nayu-chan juga. Karena, kalau semua hal menyenangkan dilakukan, pasti jadi lebih menyenangkan lagi! Jadi──Nayu-chan, mari kita tertawa bersama dan rayakan Natal, ya?”


Kata-kata Yuuka yang polos tanpa hiasan. Karena Nayu memang lemah terhadap perkataan tulus dari kakak iparnya ini──


『...Terima kasih, Onee-chan... akan kupikirkan.』


Jawaban Nayu kali ini lebih pelan lagi, hampir tak terdengar. Namun dari celah rambut depannya, aku sempat melihat sekilas ekspresi itu.


────Seperti sedang tersenyum malu-malu.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment

close