NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Ore no linazuke ni Natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Volume 7 Chapter 3

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan


Chapter 3 

Demi Persiapan Acara, Mencoba Berbagai Macam Ritual Permohonan


"Heii, Yuu-kun! Ayo kencan!!"


Tanpa basa-basi, begitu katanya. Yuuka langsung melompat ke arah perutku, yang sedang rebahan di sofa.


Di ruang keluarga pada hari libur, diterangi cahaya matahari siang. Ia lalu meringkuk di perutku, tampak puas sambil tersenyum senang── tunangan kecilku yang manja ini.


"Umm… bukannya kita sudah sepakat untuk santai saja begini, bukan pergi kencan?"


"──Ah! Benar juga, kita tidak boleh bermalas-malasan!! Betapa berbahayanya kekuatan santai milik Yuu-kun…!"


"Padahal kamu sendiri yang malah bermalas-malasan."


"Tidak juga! Yuu-kun yang menggoda aku, jadi salahmu. Yuu-kun Baka… fufufu. Bohong, aku sangat mencintaimu."


Serangan mental tak terduga dari Yuuka. Dampaknya sangat dahsyat. Jantungku seolah berhenti sesaat.


──Serius deh. Bisa tolong berhenti melakukan hal semacam itu? Nyawaku rasanya tidak akan cukup, karena terus saja tersisa satu dan langsung habis.


"…J-jadi? Kau pasti mengatakan itu karena ada tempat yang ingin kau datangi, kan?"


"Ah, iya! Ada tempat yang benar-benar ingin kudatangi, jadi kupikir akan lebih baik kalau Yuu-kun menemaniku."


"Kalau aku bilang tidak mau?"


"Aku akan menangis."


"Kalau aku bilang mau?"


"Aku akan menciummu."


Itu pun jadi sulit untuk langsung bilang "ya." Seolah-olah aku hanya tergiur oleh iming-iming ciuman.


Saat aku masih memikirkannya──chuu. Yuuka menempelkan bibirnya ke bibirku.


"Heh!? Yu-yu-yu-yu Yuuka!?"


"Ah, sudah terlanjur. Kalau begitu, kita tidak punya pilihan selain pergi bersama!"


Sambil berkata begitu, Yuuka menjulurkan lidah kecilnya, lalu tertawa. Pipi yang memerah itu… kurasa bukan hanya karena sinar matahari

.

"Jadi, intinya──tolong ikut denganku untuk melakukan ritual permohonan! Yuu-kun!!"



"Yuu-kun♪ Yuu-kun♪"


Seperti suara hewan kecil, ia terus memanggil namaku. Yuuka yang duduk di sampingku menempelkan kepala ke dadaku──lalu menggesek-gesekkannya manja.


Ya. Ini benar-benar Yuuka yang biasa…


Aku pun menguatkan hati──dan menjatuhkan sebuah chop ringan ke ubun-ubunnya, tidak sampai sakit.


"──Unya!? Y-Yuu-kun… melakukan KDRT!? Kyaaa, tolong, aku cinta kamu~"


"Jangan bicara sembarangan… Yuuka, coba pikir. Sekarang kita sedang di mana?"


"Di kereta~"


"Betul. Jadi, kalau kamu bermesraan seperti di rumah ketika sedang di kereta, apa yang akan terjadi?"


"Kita jadi bahagia!"


"Salah! Orang-orang di sekitar akan menatap kita dengan pandangan dingin. Makanya, jangan begitu!!"


Astaga. Akhir-akhir ini Yuuka semakin parah saja. Sifat manjanya memang dari dulu tidak berubah. Tapi setelah pertemuan keluarga kemarin, itu jadi makin berlebihan. Singkatnya──kami sudah sepenuhnya jadi pasangan yang lengket tidak terpisahkan.


"…Aku juga tahu, kok. Kalau terlalu mesra di tempat umum itu tidak baik."


Mungkin karena mendengar teguranku, Yuuka menunduk pelan, lalu berbisik lirih.


"Tapi… aku jadi teringat, waktu pertama kali kita mulai tinggal bersama, kita juga pernah naik kereta untuk pergi jalan-jalan. Saat mengingat itu, hatiku jadi penuh dengan rasa sayang pada Yuu-kun. Akhirnya aku jadi terlalu bersemangat."


"Oh iya… aku ingat. Kita pergi ke pusat perbelanjaan, lalu kebetulan bertemu dengan Nihara-san di sana. Benar-benar repot, waktu itu."


Padahal baru beberapa bulan lalu, tapi terasa seperti sudah lama sekali.


Saat aku tenggelam dalam kenangan itu──Yuuka tiba-tiba menarik ujung bajuku, lalu menatapku dari bawah.


"Yuu-kun… maaf, ya. Jangan sampai benci aku, ya?"


Dengan suara lembut yang menggelitik hati, ia berkata begitu. Menatapku dengan mata sebening kristal. Mana mungkin aku sanggup menatapnya balik dengan tenang.


"Itu jelas. Aku tidak akan pernah membenci Yuuka… sama sekali tidak."


──Itu saja sudah menjadi jawaban yang bisa kuberikan dengan segenap tenaga.



"Wow… ternyata memang besar sekali ya, Yuu-kun!"


Setelah melewati waktu penuh degupan jantung di kereta. Aku dan Yuuka tiba di depan gedung tempat akan diselenggarakan acara perkenalan kedua "Delapan Alice."


Di sana berdiri banyak pilar raksasa berwarna putih. Bangunan yang ditopang oleh pilar-pilar itu begitu besar, hingga tak bisa sepenuhnya dilihat hanya dengan mendongak. Aku benar-benar merasakan bahwa acara kali ini jauh lebih besar dibanding semua acara yang pernah diikuti Izumi Yuuna.


"Jadi, ini tujuan ritual permohonanmu, Yuuka?"


"Iya! Siapa saja yang akan tampil di acara perkenalan ini baru akan diumumkan dua minggu lagi. Jadi sekarang pun kami para kandidat belum tahu. Memang jadwal kami sudah disiapkan untuk kemungkinan itu, tapi tetap saja."


Lalu──Yuuka menatap ke arah gedung acara itu dengan wajah cerah, dan berkata dengan suara riang.


“Kalau sebelum pengumuman hasilnya, kita datang ke sini untuk berdoa seperti ini, rasanya seperti melakukan ritual permohonan, kan?”


“…Iya. Memang begitu.”


Sambil menatap wajah Yuuka yang tersenyum polos, aku mengangguk dalam-dalam. 


Aku benar-benar berharap, semua usaha tulus dan murni Yuuka bisa membuahkan hasil. Dari dasar hati──itulah yang kurasakan.


“…Aku bukan sekelas seiyuu hebat seperti Ranmu-senpai.”


Yuuka berkata seolah sedang berbicara sendiri.


“Makanya, aku selalu merasa ranking itu tidak ada hubungannya denganku… dan aku juga tidak terlalu terobsesi. Selama para penggemar tersenyum, Yuu-kun, keluarga, dan teman-teman bisa menjalani hari-hari mereka dengan bahagia──meskipun popularitasku biasa saja, aku sudah cukup bahagia.”

“Kalau begitu, kenapa sampai melakukan ritual permohonan…”


Sebelum aku sempat menyelesaikan kalimat, Yuuka menoleh ke arahku. Lalu, dengan tangan kanannya, ia menyingkirkan rambut hitamnya yang tertiup angin.


“…Sejak aku bertemu dengan Yuu-kun, aku mendapat begitu banyak kebahagiaan dan keberanian. Watanae Yuuka yang dulu kesulitan bergaul di kelas dan sering menyendiri──dan aku, Izumi Yuuna, yang sering merasa gagal dan terpuruk… semuanya bisa berubah berkat Yuu-kun.”


Lalu Yuuka──tersenyum lembut. Seperti bunga yang mekar dengan indah di bawah sinar matahari.


“Makanya, aku ingin membalas perasaan itu. Bukan hanya untuk Yuu-kun──tapi juga untuk keluarga dan Momo-chan yang selalu mendukungku, Ranmu-senpai dan Hotta-san yang bekerja sama denganku dalam berbagai kegiatan, serta Kurumi-san yang selalu ada untukku──aku ingin membalas semua kebaikan mereka.”


Suaranya lembut, tapi kata-katanya dipenuhi perasaan yang menyala-nyala. Itulah sebabnya aku ingin mendukung Yuuka sampai akhir── itulah yang kurasakan.


Sebagai penggemar nomor satu Izumi Yuuna, “Shinigami yang Jatuh Cinta.” Sebagai satu-satunya “suami” Yuuka Watanae──Sakata Yuuichi.



Setelah meninggalkan lokasi acara, aku dan Yuuka kembali ke kota asal dengan kereta. Saat turun di stasiun terdekat, Yuuka mulai berjalan ke arah berbeda dari rumah. 


Meski penasaran, aku memutuskan untuk menemaninya sampai puas, lalu diam-diam mengikutinya. 


Tujuan kami──adalah sebuah kuil.


Kami sudah mengunjungi kuil ini saat Tahun Baru ketika kembali ke kota asal Yuuka. Saat itu juga, dengan rencana pergi bersama Nihara-san dan Masa, Yuuka menyebutnya “Tahun Baru kedua.”


Saat kunjungan sebelumnya, Yuuka sempat mengenakan pakaian miko, lengkap dengan hakama merah, dan belajar gerakan miko.


“Yuu-kun, aku sudah membeli omikuji!!”


Sambil mengenang kejadian sebulan lalu, Yuuka berlari menghampiriku dengan omikuji yang baru dibeli di tangan. Ia menyerahkan omikuji lipat itu kepadaku.


“Y-Yuu-kun… tolong buka untukku, ya? Takut kalau dapat buruk~…”


“Tidak, ini harus dibuka sendiri, kan? Baru ada artinya.”


“Tidak ada salahnya! Dengan kekuatan Yuu-kun digabungkan, efek omikuji ini pasti jadi berlipat ganda!!”


Meskipun Yuuka bukan tipe yang mengandalkan hal-hal semacam itu, tapi kalau itu membuatnya senang, tidak masalah.


Aku mengambil omikuji darinya, menarik napas dalam, lalu perlahan membukanya.


“Wow! Ini daikichi (keberuntungan besar), Yuu-kun!! Luar biasa, luar biasa!!”


Begitu melihat isi omikuji, Yuuka tersenyum lebar dan memelukku.

Aromanya seperti jeruk segar dari rambutnya yang menempel di hidungku.


“…Ah, aku senang datang ke sini. Rasanya seperti benar-benar mendapat berkah.”


Yuuka berbisik sambil menempel di dadaku.


…Tolong jangan berbicara sambil begitu. Nafasnya membuatku geli.


“Yuuka, kau memang seiman banget, ya?”


“Kan, pernikahan kita diakui keluarga juga berkat kuil ini dan kuil di kota asalku. Ditambah, aku sudah berdoa di lokasi acara, jadi berlipat dua berkahnya! Dan karena Yuu-kun menyentuh omikuji ini──jadi berlipat empat!!”


“Apa maksudmu dengan ‘rumus berkah’ itu!? Kalau terlalu berharap, dewa pun pasti kebingungan!”


Aku spontan menanggapi perhitungan gila Yuuka. Tapi Yuuka malah menampilkan ekspresi bangga.


“Dan aku juga mengenal satu dewa lagi… dewa terbaik! Dewa itu keren, lucu, dan selalu memperhatikanku──dewa yang kusayangi!!”


Setelah memuji “dewa” dengan kata-kata yang jarang digunakan untuk dewa, Yuuka memasukkan tangannya ke saku dan mengeluarkan sebuah amplop. Amplop itu berwarna merah muda, sangat familiar. Tulisan di dalamnya juga sangat familiar.


Ya, benar. Itu──surat penggemar yang dikirim oleh “Shinigami yang Jatuh Cinta” kepada Izumi Yuuna.


“Di sini ada dewa kuil ini, dan ada ‘Shinigami yang Jatuh Cinta’… 

jadi berkahku rasanya sudah sejuta kali lipat!!”


“Tidak, tidak! Meskipun itu nama pena, ini kan Shinigami!? Kalau salah, berkahnya bisa jadi malah negatif… cepat simpan, Yuuka.”


──Setelah insiden dengan Raimu, hatiku yang “mati” karena kejadian itu, kini kembali hidup seperti undead, karena jatuh cinta pada Yuuna.


Begitulah asal-usul nama “Shinigami yang Jatuh Cinta”──yang sebenarnya agak tak berguna. Tentu saja, nama itu tidak memiliki kekuatan ilahi, bahkan terdengar sangat sial. Kalau nama itu sejajar dengan dewa sungguhan… bukannya berkah, bisa-bisa malah mendapat hukuman.


“Tapi tidak akan jadi negatif, kok.”


Yuuka berkata yakin sambil menahan omikuji dan surat penggemar di masing-masing tangan, lalu mengedipkan mata padaku.


“Karena ‘Shinigami-san yang Jatuh Cinta’ ada, aku tetap semangat walau sedih. Karena dia, aku bisa bertemu dengan Yuu-kun. Jadi ‘Shinigami-san yang Jatuh Cinta’ itu──tidak mungkin benar-benar Shinigami.”


──Saat itu. Sebongkah angin kencang tiba-tiba berhembus di antara aku dan Yuuka.


“…Ah!”


Tangan kanan Yuuka terlepas karena terpaan angin, dan surat penggemar melayang ke udara. 


Yuuka panik, meraih tangan itu, tapi hanya mengenai udara, dan surat itu melesat ke arah yang berlawanan dari kuil. Melihat itu, aku spontan berlari.

──Ah. Ini mengingatkanku pada pertama kali aku bertemu Yuuka.

Amplop merah muda dari “Shinigami yang Jatuh Cinta” diterbangkan angin.


Aku mengambilnya dari ranting pohon di jalan. Begitulah kami── bertemu untuk pertama kalinya.


“……Yuuichi?”


Tapi. Dewa takdir memang suka berubah-ubah. Pertemuan yang tak diinginkan pun──ternyata bisa terjadi.


“Eh… ini, untukmu, Yuuichi?”


Ya. Surat penggemar yang diterbangkan angin itu diambil oleh────Orang yang dulu pernah kucintai, Nonohana Raimu.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close