NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark
📣 IF YOU ARE NOT COMFORTABLE WITH THE ADS ON THIS WEB, YOU CAN JUST USE AD-BLOCK, NO NEED TO YAPPING ON DISCORD LIKE SOMEONE, SIMPLE. | JIKA KALIAN TIDAK NYAMAN DENGAN IKLAN YANG ADA DIDALAM WEB INI, KALIAN BISA MEMAKAI AD-BLOCK AJA, GAK USAH YAPPING DI DISCORD KAYAK SESEORANG, SIMPLE. ⚠️

Munou to Iware Tsuzuketa Madoushi, Jitsu wa Sekai Saikyou Nanoni Yuuhei Sareteita node Jikaku Nashi V1 Chapter 5

 Penerjemah: Nels

Proffreader: Nels


Chapter 5

Nama Sejati

"'Fireball'"


Lingkaran sihir merah tua muncul di ujung jari Karen, dan api itu membentuk lingkaran sambil menghantam musuh.


Karen menghela napas sambil memandangi penyihir Guild Schud yang terlempar.


"Sihir tanpa rapalan mantra memang sulit, ya. Kekuatannya terlalu lemah."


Itu adalah sihir dengan kekuatan terendah dan paling sederhana di antara sihir yang bisa dia gunakan.


Meski begitu, kekuatan sihir yang dimasukkan tidak cukup, dan hasilnya jauh lebih buruk dari biasanya.


Dia hanya bisa bersyukur sihirnya tidak meledak sendiri.


"Sepertinya perlu sedikit latihan lagi. Atau mungkin lebih cepat kalau tanya Ars caranya. Lagipula, kenapa dia bisa semudah itu melakukan sihir tanpa rapalan mantra, benar-benar tidak masuk akal."


Saat Karen melihat sekeliling, pertarungan telah mencapai puncaknya.


Percikan api menari-nari, aliran air deras meluap, kabut melayang, dan gempa bumi mengubah dataran.


Saling serang sihir. Meskipun ini medan perang, tempat yang dipenuhi misteri ini menciptakan pemandangan yang indah.


"Kurasa mustahil membalikkan keadaan dari sini..."


Berkat serangan pertama Yulia, pihak mereka menjadi sangat unggul.


Sekarang, para Schuler sedang mengepung dan mendesak para penyihir Guild Schud.


Para penyihir Kekaisaran Earth hampir semuanya telah dibungkam oleh tangan Elsa.


"Elsa, bagaimana kerugian di pihak kita?"


"Hanya enam orang yang terluka. Mereka sudah ditarik dari medan perang. Mengingat jumlah musuh, ini hasil yang bagus."


"Apa Chizu-chan berhasil diselamatkan?"


"Itu juga tidak masalah. Tadi ada laporan dia berhasil diselamatkan. Sebentar lagi dia akan ke sini."


Elsa menjawab begitu, lalu meregangkan tubuhnya seolah untuk melepaskan ketegangan dan mengeluarkan suara lega. Di wajahnya, yang sudah yakin akan kemenangan, tidak ada ketegangan.


"Chizu-chan sudah berhasil diselamatkan, dan kerusakannya juga ringan. Ini semua berkat Onee-sama."


"Yulia-sama dalam kondisi itu memang tidak bisa dikendalikan... Tapi, kalau dia memakai 'Lightspeed' sebanyak itu, kekuatan sihirnya pasti sudah di ambang batas."


Di tengah pertarungan yang akan berakhir, orang yang dibicarakan——Yulia, sedang berhadapan dengan Lehrer Guild Schud, Kajis, Peringkat Keempat 'Ophanim'.


"Wanita yang menakutkan. Shiroyasha, ya, ternyata lebih dari sekadar rumor... Benar-benar berbeda dari informasi Kekaisaran."


Melihat Yulia yang memancarkan aura garang, Kajis menyeka keringat yang menetes di ujung dagunya dengan punggung tangannya.


Yulia tersenyum tipis, dan mengibaskan darah di pedang panjangnya dengan kencang.


Di sekelilingnya, rombongan Guild Schud bergulingan sambil mengerang karena tebasan.


"Saya tidak terlalu suka nama itu. Padahal saya hanya menyerang balik orang-orang yang menyerang desa, kota, dan Ibukota Kerajaan, tapi kenapa saya diberi nama seperti itu..."


"Kenapa kau tidak senang? Kau punya kekuatan sebesar itu dan diakui sebagai orang kuat. Normalnya kau pasti akan dipenuhi kegembiraan."


"Saya tidak tertarik. Saya hanya mengalahkan 'yang lemah', apa yang bisa dibanggakan kalau dipuji padahal belum mengalahkan 'yang kuat'."


Yulia bergumam dengan datar. Gadis lembut yang bersama Ars itu tidak ada di mana pun.


Tapi, dia tetap saja cantik.


Keanggunan yang telah menghilangkan kekanak-kanakannya itu menyilaukan dan penuh wibawa, dan sensualitas yang memikat orang lain terpancar, membuat aura sensual menyelimutinya.


Mata lembutnya, yang telah menjadi wanita cantik tiada tara, bertambah tajam dan menatap musuh dengan lekat.


"Kalau begitu, akan kuambil kepalamu. Manusia bejat yang menculik bayi tidak bisa dibiarkan hidup."


"Ada banyak cara untuk menang. Karena itu, di sini——"


"'Light Prison'"


Sihir tanpa rapalan mantra itu langsung aktif.


Lingkaran sihir putih muncul di atas kepala Kajis, dan pilar cahaya turun.


Kajis, yang menutup matanya karena silau, membuka kelopak matanya lagi dan mendapati dirinya terkurung di dalam penjara cahaya.


"Apa ini...?"


Ini adalah ruang sempit, di mana jika bergerak, sebagian tubuh akan menabrak dinding.


Yulia berada di luar 'Light Prison', meletakkan tangannya di dinding cahaya dan berbicara pada Kajis.


"Anda baru saja mencoba kabur, ya."


Yulia bergumam, lalu menusukkan pedang panjangnya dari celah di pilar cahaya.


"Agah!?"


Ujung pedang menancap di paha Kajis, dan darah merah mulai mengalir tanpa henti.


"...Tadi Anda sepertinya ingin tahu tentang 'Light Prison', jadi akan saya jawab."


Yulia, masih dengan senyum yang nyaris gembira luar biasa, membasahi bibir merah mudanya dengan lidah.


Itu adalah gerakan yang bisa membangkitkan nafsu, tidak peduli tua atau muda, pria atau wanita.


Bahkan Kajis, yang sedang meringis kesakitan, sampai-sampai tanpa sadar tertegun.


"Sebenarnya, ini adalah sihir 'Penyiksaan'. 'Light Prison' memiliki satu celah khusus. Jika senjata dimasukkan ke sana, mekanismenya dibuat agar ujung pedang akan menusuk ke suatu tempat di tubuh lawan yang terkurung. Tapi, tenang saja, karena ini pasti tidak akan menusuk titik vital."


Yulia mengarahkan tatapan penuh kasih sayang seperti Bunda Maria pada Kajis.


"Anda juga, pasti senang merasakan sensasi hidup dengan mati secara perlahan, kan?"


Yulia menggenggam erat gagang pedangnya dan menusukkan bilahnya dengan kencang.


Serangan yang mutlak tidak bisa dihindari.


Dia tidak bisa menghindar, dan jika senjata itu ditusukkan berkali-kali, lokasi yang tertusuk juga akan berubah.


Lengan, bahu, kaki, ujung kuku, paha, Kajis mengamuk kesakitan menahan rasa sakit yang luar biasa.


"A-Apa! Henti, Igyii! Henti, hentikan!"


"Fufu, hatiku sakit sekali. Tapi, aku tidak akan membunuhmu dengan mudah."


"Henti, maafkan...!?"


"Dosa karena kau telah melukai para Schuler——tebuslah dengan penderitaan sampai akhir."


Kuku Kajis terkelupas, dagingnya terkikis, jarinya putus, pergelangan tangannya terpotong.


Cipratan darahnya semua terserap oleh cahaya, dan Yulia yang memandangi pemandangan itu bersih tanpa noda, seputih salju.


"M-Maafkan saya... hentikan, tolong!?"


"Teruslah memohon ampun sampai kau dijemput kematian. Kau akan menderita selamanya sampai dosamu lunas."


Meskipun itu kata-kata yang kejam, suaranya jernih dan sejuk, nada suara yang begitu manis sampai membuat orang yang mendengarnya merasa lemas.


Kajis, yang terus-menerus diserang rasa sakit luar biasa, sepertinya akan tenggelam dalam keputusasaan, tapi,


"Apa yang sedang kalian lakukan!"


Suara berat yang besar menggema kuat di sekitar.


"Apa-apaan ini, menunjukkan wujud memalukan seperti itu, apa kalian masih pantas disebut penyihir Kekaisaran Earth yang agung!"


Yang berdiri di atas reruntuhan rumah yang ambruk adalah Albert.


Dia menyandang pedang besar di bahunya, tubuh raksasanya bergetar karena marah, dan urat biru muncul di dahinya.


"Lama tidak bertemu, Putri Yulia."


Albert, yang melompat turun dari reruntuhan, mendarat di tanah dan berjalan mendekati Yulia.


"Ya, Tuan Albert, kan?"


Yulia ingat betul wajah Albert. Karena dia adalah musuh yang dibencinya dan tidak akan dilupakannya.


Mereka juga pernah berhadapan di medan perang Kerajaan Villeut dan Kekaisaran Earth.


Orang yang bertanggung jawab atas misi pengawalan saat Yulia ditangkap juga adalah dia.


"Sisa-sisa kekuatan sihir Ars menempel padamu, ya."


"...Kau bisa tahu hal seperti itu?"


Albert, yang menghentikan langkahnya, memasang ekspresi terkejut, tapi Yulia tertawa melihatnya.


"Ya, kekuatan sihirnya itu spesial. Sayang sekali sepertinya kau tidak bisa melihat cahaya indah itu. Tapi, melihat kondisimu, sepertinya kau kalah telak, ya."


"——Gadis Kecil, sepertinya kau ingin mati."


Amarah membengkak dari tubuh Albert, tapi Yulia, yang melihatnya, hanya mendengus meremehkan sambil tetap memasang tatapan dingin.


"Fufu, prajurit kalah perang yang berlagak kuat itu tidak menakutkan."


"Semua orang, semuanya, isinya cuma orang-orang yang meremehkanku."


Albert, yang menendang tanah, melayang ke udara sambil menerbangkan debu.


Daya lompat yang luar biasa. Dengan momentum itu, dia mengayunkan pedang besarnya ke arah Yulia.


Yulia mencoba menangkisnya, tapi,


"Gaaa!"


Albert berteriak dan memutar tubuhnya dengan kuat.


Bilah pedang yang dikoreksi lintasannya di udara itu menghindari lokasi yang diprediksi dan mendekati Yulia.


Yulia langsung bereaksi dan mencoba menepis pedang besar itu.


Sesaat——bilah pedang dan bilah pedang yang berbenturan saling bergesekan dan memercikkan api.


"Kkh!?"


Yulia tidak hanya kalah kuat, tapi dia juga terlempar oleh benturan itu.


Tapi, dia segera menyeimbangkan tubuhnya di udara dan mendarat dengan anggun di tanah.


"...Aneh. Dulu sepertinya dia tidak sekuat ini."


Yulia memiringkan kepalanya. Saat dia melirik tangannya, tangannya mati rasa dan gemetar.


Dia ingat Albert juga ada di medan perang Kerajaan Villeut dan Kekaisaran Earth.


Tapi, kemampuannya seharusnya jauh di bawah 'First Seat' yang menangkap Yulia.


"Salah lihat...? Tidak mungkin..."


Di depan Yulia yang terkejut, Albert mengangkat sudut bibirnya dengan wajah penuh percaya diri.


"Aku sudah terlahir kembali. Aku yang sekarang bahkan bisa menghancurkan Demon Lord."


"T-Tuan Albert, t-tolong saya."


Kajis, yang masih terkurung di 'Light Prison', meminta tolong.


Tapi, mungkin karena terlalu banyak darah yang keluar, suaranya terdengar lemah.


Napasnya begitu pelan seolah-olah dia akan tewas kapan saja, dan wajahnya pucat pasi, sudah seperti orang mati.


"Kajis? Apa yang kau lakukan di tempat seperti itu."


"M-Memalukan, saya terperangkap oleh sihir Putri Yulia——"


"Begitu, kalau begitu——mati."


Albert memutar pinggangnya dan menghantamkan pedang besarnya ke 'Light Prison' dengan kencang.


Bersamaan dengan suara seperti batu pecah, Kajis, yang tubuh bagian atas dan bawahnya terpisah, muncul.


Organ dalamnya berhamburan, dan genangan darah tercipta di tanah yang tidak bisa menyerap darahnya.


"Karena kau menunjukkan wujud memalukan seperti itu, makanya kau kalah dari gadis kecil seperti ini."


Albert menginjak-injak kepala Kajis yang telah menjadi mayat tak bersuara.


Saat cairan otaknya muncrat berhamburan ke sekeliling, entah dari mana terdengar suara tangisan bayi.


"Apa itu?"


Saat Albert mengerutkan keningnya dengan curiga, yang melompat keluar dari balik puing-puing adalah seorang Schuler wanita dari 'Guild Villeut'. Bayi Chizu dipeluk erat di dalam dekapannya.


"Kenapa ada bocah seperti itu di medan perang——"


Albert tadinya memasang wajah berpikir, tapi mungkin karena menemukan jawabannya, dia tersenyum rendah.


"Begitu, jadi itu umpannya. Tidak ada alasan untuk melewatkannya."


Albert menendang tanah, memperpendek jarak dengan mangsanya dalam sekejap, tapi Schuler wanita itu langsung mengulurkan sebelah tangannya dan mulai merapal mantra.


'Satu, dua, tiga, empat prinsip permata. Lima puluh hukum. Tangkaplah——'Six Thorn Vines''


"Kau pikir sihir seperti itu bisa menghentikanku!"


Saat Albert mengayunkan pedang besarnya tanpa ragu, tanaman-tanaman rambat berduri yang menjulur dari tanah tertebas putus. Ujung pedang itu menyerang Schuler wanita, menerbangkan debu tanah dan menggetarkan tanah dengan keras.


"...Cepat juga. Tapi, sepertinya kau tidak bisa menghindarinya sepenuhnya."


Di ujung pandangan Albert, ada Yulia yang kakinya mengalirkan darah.


Di belakangnya ada sosok Schuler wanita yang memeluk bayi.


"Beraninya kau mencoba membunuh bayi... apa kau masih manusia."


Yulia memelototi Albert seolah mencela dengan keras.


"Jangan bicara sok suci. Bagiku, bayi pun adalah salah satu bintang kemenangan yang berharga. Dalam perang, kalau kau memberi belas kasihan, kau akan dikhianati, kalau kau memberi berkah, itu akan dirampas, dan kalau kau memberi pertolongan, kau akan dibunuh. Sebaiknya kau buang saja rasa kemanusiaan yang memuakkan itu."


Albert, yang menusukkan pedang besarnya ke tanah, menatap lekat Yulia dan dengan angkuh mengutarakan teorinya sendiri.


"Membunuh anak-anak yang menangis menjerit, memperkosa wanita-wanita yang memohon ampun, menyiksa pria-pria yang diliputi amarah. Perang adalah tempat di mana orang yang telah jatuh ke jalan yang bejat bersinar, kau tidak akan bisa bertahan hidup jika tidak punya nafsu seperti binatang buas. Negara kalian hancur karena pemikiranmu yang naif itu."


Mendengar kata-kata Albert, Yulia yang sangat marah memasang ekspresi yang mengerikan.


"Karen! Elsa! Cepat ke sini!"


"B-Baik!"


"Yulia-sama, Elsa ada di sini, siap menerima perintah apa pun."


"Aku titip mereka. Aku harus memburu binatang buas itu."


"T-Tapi Onee-sama, dengan kaki seperti itu..."


"Bukankah lebih baik kita melawannya bersama-sama? Atau, mungkin sebaiknya mundur dulu..."


Karen, yang melindungi bayi itu, dan Elsa, yang memapah anggota wanita, memandang Yulia dengan cemas, tapi Yulia tidak mau mendengarkan pendapat mereka.


"Sudah, bawa mereka dan mundurlah. Aku tidak ingin melibatkan kalian."


"Ah, gawat."


Itulah kata-kata yang keluar begitu Karen melihat wajah Yulia.


Kulit putihnya mulai diwarnai semburat biru samar. Jika orang lain melihatnya, mungkin akan dibilang pucat pasi, warna wajah yang membuat orang khawatir akan kondisi tubuhnya.


Karen, sebagai adiknya, tahu betul bahwa ini adalah pertanda bahaya khas Yulia.


Dia sedang menahannya. Dorongan yang melonjak dari dalam. Karen sadar bahwa niat membunuh, seekor binatang buas yang ganas, kini akan dilepaskan.


"Semuanya, jangan dekati Onee-sama! Jangan maju, nanti kalian terseret!"


Saat Karen dan yang lain buru-buru menjauh, Yulia, yang sedang menarik napas dalam-dalam, mengangkat pedang panjangnya ke depan dada dan mengelus bilahnya dengan tangan kiri.


"Bertebaranlah, bunga sakura. Kegelapan tangisan iblis. Cahaya penutup dunia. Fajar yang terjalin."


Partikel-partikel perak mulai melayang dari pedang panjang itu seperti serbuk.


Kekuatan sihir yang berat memancar dari Yulia, memampatkan udara dan menimbulkan suara letupan.


Di belakang Yulia, satu, tiga, enam, lingkaran sihir putih dalam jumlah besar bermekaran.


"Tampakkan kematian pada angin murni——'Benediction'"


Keheningan menyelimuti. Pedang panjang di tangan Yulia lenyap seolah melebur ke udara.


Lingkaran sihir itu juga hancur dan berjatuhan ke tanah seperti bunga yang berguguran.


Angin lembut mengelus kulit seolah-olah menyembuhkan. Angin yang begitu lembut sampai membuat semua orang memasang ekspresi tenang, seolah-olah menghela napas lega.


Sesaat——lengan Albert terlempar ke udara, meninggalkan jejak darah segar.


"Apa...?"


Albert menatap bahunya yang menyemburkan darah dengan ekspresi terperangah.


Tapi, segera pandangannya menjadi gelap. Kaki kanannya tertebas putus dan dia tumbang.


"Gah!?"


Wajah Albert terdistorsi oleh rasa sakit yang hebat.


Ke sana, bilah-bilah cahaya menghujaninya tanpa ampun dari atas, bawah, kiri, kanan, segala penjuru.


Gumpalan kekuatan sihir yang dahsyat membentuk pusaran cahaya seolah naik ke langit.


Albert dicincang habis oleh bilah-bilah cahaya itu dengan kecepatan yang tidak menyisakan potongan daging sedikit pun.


Tapi——,


"'Thunder'"


Petir yang menembus pusaran cahaya itu melesat ke arah Yulia dengan kecepatan mengerikan sambil membentuk garis.


"Ap-!?"


Yulia, yang menerimanya tepat di dada, terlempar. Yulia terus bergulingan di tanah seperti diempas ombak, tapi akhirnya berhenti setelah menabrak puing-puing.


"Tidak mungkin... kenapa..."


Sambil bingung karena mendapat serangan balasan, Yulia mencoba berdiri.


Tapi, lututnya tidak bertenaga dan dia jatuh berlutut. Kekuatan sihirnya habis, staminanya juga hampir terkuras karena terlalu banyak memakai sihir. Yang menghabisinya pastilah 'Benediction'.


Itu adalah sihir yang paling banyak menghabiskan kekuatan sihir di antara sihir yang bisa Yulia gunakan.


Selain itu, luka di kakinya juga masih ada, Yulia sangat terkuras sampai-sampai sulit untuk berdiri sendiri.


"Onee-sama!"


Karen, yang telah menyerahkan bayi Chizu kepada ayahnya, Bans, berlari mendekati Yulia.


"K-Kamu tidak apa-apa, Onee-sama?"


"Ya, tapi... pria itu, ada yang aneh."


Yang dilihat Yulia, yang berdiri sambil dipapah, adalah sosok Albert yang bangkit dengan tenang di tengah pandangannya yang kabur, saat pusaran cahaya menghilang.


"Aa... lumayan mempan. Kalau normalnya, aku sudah mati."


"Bohong, kan. Menerima serangan sebanyak itu dan tidak terluka?"


Suara terkejut keluar dari Karen, tapi,


"Tidak, Karen, sepertinya dia tidak tanpa luka."


Yulia menyadari ada yang aneh dengan kondisi Albert.


Pupil matanya terbuka lebar, dan bergerak-gerak tidak wajar. Air liur menetes dari sudut mulutnya, sama sekali tidak terlihat normal.


"Kalau dilihat baik-baik, itu... gumpalan daging."


Lengan Albert yang tertebas putus telah beregenerasi, dan tubuhnya yang tercincang juga lukanya telah menutup. Tapi, lengan yang seperti disambung-sambung itu bentuknya sangat buruk, dan daging yang menutup lukanya juga menonjol aneh seperti tumor. Cairan kuning seperti nanah mengalir dari kepalanya, dan bau busuk tercium sampai ke tempat Yulia dan yang lain berada, merangsang rongga hidung. Ditambah dengan keburukannya yang menakutkan, sosoknya yang aneh itu pantas disebut monster.


"Sudah kubilang. Aku sudah terlahir kembali."


Albert mengarahkan pandangannya pada Yulia dan yang lain. Cairan aneh terus mengalir dari matanya. Wajahnya begitu terdistorsi sampai tidak bisa dibedakan apa dia sedang menangis atau tertawa.


"Kekuatan yang luar biasa. Dengan ini aku tidak akan kalah dari siapa pun——Demon Lord, bahkan Sacred Heaven pun bukan lawanku."


Albert menancapkan kedua tangannya ke tanah. Seolah menceritakan kekuatan fisiknya, tanah itu amblas, debu mengepul, dan niat membunuh yang seolah menusuk kulit terpancar dari Albert.


"Saya tidak tahu apa yang dia lakukan, tapi yang pasti dia tidak normal."


Elsa-lah yang menyela di antara mereka bertiga.


"Di sini saya akan mengulur waktu, jadi lari——!?"


"Oi, kau pikir bisa lari?"


Hanya satu langkah, hanya dengan itu, jarak mereka dipangkas dalam sekejap.


"Menghalangi."


"A-Guu!?"


Tinju Albert menghunjam ke perut Elsa. Guncangan itu menembus organ dalamnya, dan muntahan darah meluap dari mulut Elsa. Kekuatan yang luar biasa, tidak aneh jika dia terlempar, tapi Elsa mencengkeram lengan Albert dan menolak untuk mengambil jarak.


"...Karen-sama! Bawa Yulia-sama lari jauh! Cepat!"


Elsa menyeka darah dengan punggung tangannya, lalu memasang anak panah ke busurnya, senjatanya. Dan, panah dalam jumlah tak terhitung yang dilepaskan dalam sekejap menancap di kepala Albert. Tapi, sepertinya tidak ada efeknya, Albert tersenyum menakutkan.


"Pelayan yang gigih, ya... Mengingat kecantikanmu itu——"


Sambil mengalirkan air liur dalam jumlah besar, lidah yang menjulur dari mulut raksasanya yang robek sampai ke telinga, mendekati Elsa.


"——Akan kubunuh setelah kuperkosa."


"Diam, Monster. Yang boleh meniduriku hanya satu orang."


Elsa menunjukkan penolakan yang jelas dan menembus lidah Albert dengan panah. Sepertinya dia merasakan sakit, Albert tersentak hebat ke belakang.


"A-Gaa, sial, jangan melawan. Jalang sialan!"


Albert mencengkeram bagian dada Elsa, lalu membantingnya ke tanah melampiaskan amarahnya.


"Aguh!?"


'E-Elsa-san! Oi, brengsek, hentikan itu!'


'Monster, akan kubunuh kau!'


Para Schuler yang melihat pemandangan itu bergerak untuk menyelamatkan, tapi,


"Lalat-lalat sialan——'Spark'"


Petir menyambar dari langit dengan kecepatan luar biasa di seluruh area sekitar.


Di tanah yang mengepulkan asap putih, para Schuler yang kesadarannya terenggut dalam sekejap tumbang.


'A-Al-Albert-sama... kenapa kami juga...'


Sihir yang digunakan tanpa rapalan mantra itu menyerang tanpa pandang bulu, tidak peduli kawan atau lawan.


Para penyihir Kekaisaran Earth yang terseret, mengarahkan pandangan mencela pada Albert.


"Itu karena kalian semua lemah tapi berani meremehkanku."


Albert meludah.


Air liurnya itu berwarna kuning, dan menempel di wajah Magic Knight Kekaisaran Earth.


'AgaaAAa!?'


Dalam sekejap mata, wajah Magic Knight Kekaisaran Earth itu meleleh.


Albert, yang melirik sekilas, mendengus, lalu mengayunkan tinjunya yang membesar dengan kencang ke arah Yulia dan yang lain.


"Berikutnya kalian."


"Onee-sama lari!"


Karen mendorong Yulia, lalu menyilangkan lengannya untuk bertahan, tapi dia tidak tahan dengan kekuatan lengan Albert dan terlempar. Tapi, sebelum jarak mereka menjauh, lengan kirinya ditangkap oleh Albert sehingga dia tidak bisa lari, dan tubuhnya dibanting dengan keras ke tanah.


"Ngu!?"


Ekspresi Karen, yang semua udaranya keluar dari paru-paru, langsung memucat.


Tapi, semangat juang yang bersemayam di matanya tidak pudar, dan dia mencoba berdiri dengan cepat.


Tapi, itu berakhir sia-sia. Karena punggungnya diinjak oleh Albert.


"Gah!?"


"Kalian akan kuperkosa sampai puas. Tubuh kalian akan kuhancurkan, mental kalian akan kuinjak-injak. Itulah cara paling efektif untuk menaklukkan wanita kurang ajar. Akan terus kusiksa sampai kalian sendiri yang memohon kematian."


"...Kalau begitu, aku yang akan membunuhmu."


Yulia, yang memaksa lututnya yang gemetar, menusukkan pedangnya ke tanah dan menggunakannya sebagai tongkat untuk berdiri.


"Apa yang akan kau lakukan dengan wujud seperti itu?"


"Anggap saja ini rintangan yang pas."


Sejujurnya, kemungkinan Yulia bisa menang melawan Albert hampir nol.


Tapi, dia tidak tahan hanya diam melihat seseorang dibunuh.


"Tempat ini sangat mirip, ya."


Jika melihat sekeliling, reruntuhan yang menyimpan sisa-sisa pertempuran terlihat.


Ingatan saat kehilangan negara tempatnya pulang terungkit kembali.


Rumah-rumah yang terbakar habis, rakyat yang berlarian kebingungan, Ibukota Kerajaan hari itu dipenuhi dengan kematian.


Dia meratapi ketidakberdayaannya yang tidak bisa menyelamatkan, dan mengutuk kelemahannya yang tidak bisa menolong.


Sekalipun tubuh ini tercabik-cabik, dia tidak mau merasakan perasaan seperti itu lagi.


Dia tidak boleh kehilangan siapa pun lagi.


"...Majulah. Pedang Kekaisaran Sampah Terlemah, Albert."


Yulia memprovokasi Albert untuk menarik perhatiannya agar orang lain tidak menjadi korban.


Itu memberikan efek yang drastis. Karena niat membunuh Albert membengkak, dan dia menatap lekat Yulia.


"Hah, Gadis Kecil, itu tidak lucu."


Bersamaan dengan lengan Albert yang bergerak kabur, sosok Yulia yang mungil dan anggun itu terlempar ke udara.


Yulia ditarik gravitasi dan menghantam tanah dengan keras.


Benturan itu membuat tubuhnya menekuk, dan sejumlah besar darah dimuntahkan dari mulutnya.


Tapi, Yulia menghantamkan tinjunya ke tanah, menahan rasa sakit yang luar biasa, dan berdiri lagi.


"...'Lightspeed'"


Kekuatan sihirnya telah habis.


Meski begitu, nama sihir itu dilepaskan dengan lemah, seolah-olah memeras sisa kekuatan terakhir.


Tidak salah lagi, sihir itu telah digunakan.


Karena Karen dan Elsa telah lenyap dari pandangan Albert.


Meski begitu, sihir itu hanya memindahkan kedua orang yang pingsan itu ke lokasi yang sedikit jauh.


"Sihir tanpa rapalan mantra, ya... Hebat sekali kau bisa melakukannya dalam kondisi seperti itu."


Albert melirik ke bawah dengan matanya yang keruh.


"Apa kau pikir kau sudah berhasil membalas?"


Yulia, yang penuh luka, menggenggam erat gagang pedang panjangnya dan telah menusukkannya ke sisi lambung Albert.


Semangat juang membara di matanya, dan api yang bergejolak di baliknya membara dengan tekad yang dahsyat.


"Aku punya janji yang harus kutepati."


Aura yang luar biasa kuat membengkak dari dirinya, hanya demi satu sumpah itu.


"Apa!?"


Insting Albert meraung-raung memberi peringatan, dan tanpa sadar dia menebas Yulia dengan lengan kirinya, Yulia pun terlempar dengan mudah.


"Beraninya kau mengejutkanku... Jadi, apa ini akhirnya?"


Albert mencabut ujung pedang yang tertancap di sisi lambungnya, dan melemparkannya ke Yulia yang tergeletak di tanah.


"Oi, sudah kukembalikan senjatamu. Berdirilah, akan kutanamkan kekuatanku padamu."


"Tenang saja, ini masih belum berakhir... Aku yang akan memberitahumu kelemahanmu."


Sambil merangkak di tanah dan mengambil pedangnya, Yulia berdiri sekali lagi.


Meskipun berlumuran lumpur dan darah, kecantikannya tidak pudar.


Justru, kehadirannya semakin kuat dan cemerlang.


Dia memiliki aura yang kuat, anggun, penuh wibawa, dan seperti seorang ratu.


"...Wanita sialan. Apa mulutmu yang cerewet itu akan berhenti kalau kurobek salah satu lenganmu?"


Albert mendeklarasikan itu, lalu dengan mudah mencengkeram leher Yulia.


Sambil memandangi ekspresi Yulia yang terdistorsi kesakitan dengan gembira, dia perlahan mengangkatnya ke udara.


"Tidak akan kubunuh. Karena kau harus kubawa pulang."


Albert berkata begitu, lalu mengarahkan pandangannya pada dua wanita yang diselamatkan Yulia.


Sambil masih mencengkeram leher Yulia, Albert melangkah menuju Karen dan yang lain.


"Akan kuperkosa dua orang yang pingsan di sana itu sekarang. Nikmatilah pemandangan itu sambil meratapi ketidakberdayaanmu. Setelah itu, akan kupenggal kepala mereka berdua dan kujajarkan di depanmu."


Mata Albert, yang berbicara pada Yulia, telah dirasuki kegilaan.


"Bagi wanita sepertimu, itu pasti lebih menyakitkan, kan?"


"Mati——'Light Strike'"


Kata-kata singkat namun pedas dilepaskan Yulia. Cahaya berkumpul di kaki kanannya dan bersinar cemerlang.


Selanjutnya, tendangan Yulia menghantam sisi kanan kepala Albert dengan kecepatan luar biasa.


Darah kuning Albert berhamburan ke tanah bersama potongan daging.


"Lemah, lemah sekali. Serangan selemah itu bahkan tidak terasa gatal lagi."


Luka di sisi kanan kepalanya yang hancur itu langsung menyatu dan beregenerasi dalam sekejap.


Gumpalan daging yang menonjol aneh itu berdenyut-denyut.


"Menjijikkan."


"Kukkakaka, begitu, ya, menjijikkan? Kau bilang aku ini menjijikkan, hahaha!"


Albert tertawa terbahak-bahak seolah-olah itu hal yang lucu.


Tapi, itu hanya sesaat. Dia segera memasang wajah serius dan berkata dengan matanya yang kehilangan cahaya.


"Sudah cukup——Diam."


"...Nghh...!?"


Kekuatan yang luar biasa terkuras di leher Yulia, dan dalam sekejap bibirnya berubah warna menjadi ungu.


Sambil kakinya menendang-nendang, Yulia mati-matian memukul lengan Albert, melawan.


Biarpun terlihat menyedihkan, biarpun terlihat memalukan, Yulia masih belum menyerah untuk menang.


Dia tidak boleh melanggar sumpahnya dengan Ars, demi memenuhi janji dengan seorang anak laki-laki.


Karena itu, binar di mata ungu-peraknya tidak hilang, dan dia terus mempertahankan tekadnya untuk melawan kematian sampai akhir.


Yulia mati-matian terus memukul, tapi Albert tidak bergerak sedikit pun.


"Kuhaha, sudah selesai? Sudah berakhir? Oi, kalau tidak melawan lebih keras, kau akan mati."


"Guu..."


Kekuatan Yulia perlahan-lahan menghilang.


"...Ah, kahh...!?"


Lengannya terkulai lemas, tidak sanggup melawan gravitasi, dan cahaya mulai menghilang dari matanya.


Tepat sebelum tali kehidupannya putus——,


"Hei... apa yang kau lakukan."


——Lengan Albert terlempar putus.



Yulia, yang terbatuk-batuk, mengangkat wajahnya dan melihat punggung yang dikenalnya.


Waktu belum lama berlalu sejak mereka berpisah. Namun, perasaan rindu membuncah.


Punggung itu sama sekali tidak besar. Punggung itu sama sekali tidak tegap.


Hanya saja, punggung itu memiliki aura yang luar biasa.


Kecemasannya menghilang, rasa takut yang dirasakannya sampai tadi menghilang.


Perasaan tegangnya luruh, dia sadar bahwa tidak ada seorang pun yang akan hilang.


Dadanya terasa sesak sampai-sampai dia tidak bisa melihat ke depan karena air mata.


Sekalipun dia mengabaikan "Guild Villeut", tidak akan ada yang menyalahkannya, tidak akan ada yang mencelanya.


Namun, anak laki-laki itu datang menolongnya.


Demi memenuhi janji yang Yulia buat secara sepihak di malam berbintang itu.


"Yulia, aku terlambat. Maaf."


Kata-kata permintaan maaf. Merasakan luapan perasaan yang terkandung di dalamnya, Yulia menundukkan wajahnya.


Dia mencoba menyangkal, mengatakan bahwa itu sama sekali tidak benar, tapi kata-katanya tidak keluar.


Dia terdiam karena rasa bersalah yang teramat sangat besar.


Pihaknyalah yang seharusnya meminta maaf. Yulia-lah yang telah menyeret anak laki-laki yang tidak ada hubungannya.


Dia tidak bisa melihat ke depan karena air mata, dan sambil menahan isak tangis, dia hanya bisa menundukkan kepalanya ke punggung Ars.


"M-Maafkan... aku."


Dia tidak bisa pergi membantu anak laki-laki itu, dan malah berakhir menunjukkan wujud yang memalukan seperti ini.


Sejak bertemu, dia hanya bergantung dan bersandar padanya.


Dia belum bisa membalas satu pun budi yang telah diberikan. Tidak, budi yang diterimanya sudah terlalu besar sampai tidak bisa dibalas.


Namun, anak laki-laki itu dengan canggung tapi lembut mengelus kepalanya, seolah-olah itu bukan apa-apa.


"Serahkan sisanya padaku."


Anak laki-laki berjubah hitam——Ars, melangkahkan kakinya ke depan dengan kuat dan berhadapan dengan Albert.


"Hei, wujudmu sudah jadi jelek sekali——Albert, kan?"


Entah apa karena bersemangat, monster di depannya tidak mengucapkan sepatah kata pun.


Dia mengembuskan napas dengan kasar, dan sementara itu, lengannya yang putus terlempar sedang beregenerasi.


Meskipun melihat fenomena aneh itu, ekspresi Ars tidak berubah.


Ya, kapan pun itu, dia mewujudkan ketenangan dan kemantapan.


"Yang pertama, kubiarkan kau hidup."


Ars mengulurkan tangan ke punggungnya dan mencabut dua belati.


"Aku tidak semanis itu sampai melepaskanmu untuk kedua kalinya."


Meskipun menggenggam belati di kedua tangannya, kedua lengannya terkulai lemas ke arah tanah.


"Kalau kau mau yang ketiga kalinya, cobalah lari mati-matian."


Pada dasarnya, sosoknya itu angkuh.


Bahkan tidak jelas apa dia punya niat bertarung atau tidak.


Namun, kekuatan sihir yang mengalir di seluruh tubuhnya sangat dahsyat, dan sosoknya bagaikan penguasa yang tidak mengenal kekalahan.


"Bahkan para Dewa pun akan kulangkahi, akan kukejar sampai ke ujung tiga ribu dunia."


"Akan kubunuh kau!"


Jawabannya adalah sebuah raungan.


Lengan raksasa mendekat, tapi Ars mengumpulkan kekuatan sihir di tangan kirinya dan menahannya hanya dengan satu lengan.


"Pakai Obat Kebangkitan cuma segitu? Dibandingkan Manticore jantan, kekuatanmu lemah."


"...Kenapa, kau bisa tahu itu?"


Sepertinya itu membawa guncangan ke dalam hati Albert, sampai-sampai dia tanpa sadar kembali ke dirinya yang asli.


Menerima kata-kata yang tidak terduga, dia memasang ekspresi manusiawi yang tidak cocok untuk monster.


Dia terlihat tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, lebih kaget karena Ars tahu rahasia negara Kekaisaran Earth daripada karena serangan sekuat tenaganya ditahan dengan satu lengan.


Itu wajar saja, Obat Kebangkitan adalah penelitian sangat rahasia yang bahkan Albert, seorang Five Imperial Swords, hanya pernah mendengarnya sebatas rumor, dan meragukan apa itu benar-benar ada.


Karena Albert baru yakin Obat Kebangkitan itu ada setelah menerima surat dan pil dari Verg.


"Aku kan 'pendengarannya bagus'. Rahasia negara dan semacamnya itu tidak ada hubungannya."


Ars, yang mengangkat bahunya, mengangkat jari telunjuknya.


"Akan kuberitahu satu hal."


Ars menatap lekat Albert seolah mengasihaninya.


"Maaf mengganggumu yang sedang besar kepala, tapi itu produk gagal."


"Akan kubunuh kau."


"Sebaiknya jangan katakan hal yang tidak bisa kau lakukan."


Wajah itu mengejek Albert, seperti iblis yang mengintip dari jurang maut.


"Kau hanya akan putus asa pada kelemahanmu sendiri."


"Diam, akan kuukir kekuatanku di tubuhmu itu!"


Albert memangkas jarak dalam satu langkah. Terhadapnya yang mendekat, Ars mengarahkan ujung jarinya.


"'Impact'"


Wajah Albert yang mendekat hancur berhamburan, potongan daging dan darah bertebaran ke sekeliling.


Melihat Albert berhenti bergerak, Ars melapisi tinju kanannya dengan kekuatan sihir, lalu menghantam wajahnya yang sedang beregenerasi dengan kencang.


Meskipun kulit tinjunya terkelupas dan darah menyembur, Ars terus memukuli Albert tanpa ekspresi.


"A-Gaa!? A-Apa, brengsek!?"


Di hadapan serangan gencar Ars yang dahsyat, Albert tidak tahan dan tubuh raksasanya ambruk ke tanah.


Setelah melirik sekilas tinjunya yang berlumuran darah, Ars mengentak tanah dan melompat.


Kakinya mengarah ke leher Albert, dan Ars menghunjamkan tumitnya dengan kencang.


"Hei, boneka kayu, biarkan aku mendengarnya sekali lagi."


"K-Kenapa, bocah sepertimu punya kekuatan seperti ini!"


Tumitnya menancap dalam ke leher, dan suara tulang patah terus-menerus bergema dari tenggorokan Albert.


Tangan raksasa mencengkeram pergelangan kaki Ars, tapi dia tidak bergerak sedikit pun.


Aura kejam bersemayam di kedua matanya, dan emosi menghilang dari ekspresi Ars.


"Tidak bisa mengatakannya? Kalau begitu, aku yang akan mengatakannya."


Ars memalingkan lehernya, matanya tertuju pada pemandangan mengenaskan yang terhampar di sekelilingnya.


Meskipun dalam kondisi yang wajar untuk pingsan, Yulia terlihat menatapnya dengan cemas sambil melindungi Elsa dan Karen di belakangnya. Di sekelilingnya, ada sosok para Schuler yang mengerang, dan di dekatnya ada juga sosok Bans yang terluka karena melindungi bayi.


Tidak ada seorang pun yang tidak terluka, menceritakan bahwa mereka telah diserang oleh badai kebrutalan.


Terakhir, Ars menatap ke bawah pada mangsanya, Albert, yang terus meronta-ronta di bawah kakinya.


"Akan kubunuh kau."


Ars meletakkan tangannya di lehernya sendiri, dan membunyikan lehernya sambil diselimuti amarah yang belum pernah terjadi sebelumnya.


"Akan kubunuh sampai penderitaan yang mereka terima terbalaskan. Akan kubunuh sampai tubuhmu hancur berkeping-keping. Akan kubunuh sampai tidak ada setetes darah pun yang mengalir. Habis-habisan, benar-benar habis-habisan."


Hanya dengan melepaskan hawa membunuh, tanah membengkak sampai retak, atmosfer bergetar, dan ruang angkasa berdistorsi.


"Akan kubantai sampai jiwamu menjadi debu."


Dan——anak laki-laki itu melepaskan semua batasan.



Pria dengan kecantikan tiada tara itu menyipitkan matanya, memandangi kekuatan sihir luar biasa yang berputar-putar di daratan.


"Ya, tidak salah lagi. Dia adalah Mimir, Essence of Magic yang selama ini kita cari."


Meskipun berada jauh, dia merinding merasakan kekuatan sihir yang sampai dari medan perang.


Aliran deras kekuatan sihir yang dahsyat seolah-olah akan menelan dunia.


Itu membuat hati Verg bergidik. Karena ini adalah pengalaman pertamanya merasakan tekanan seperti ini.


"Haha, dengan ini sudah pasti. Tidak salah lagi Ars-sama telah melakukan kontak dengan para Dewa."


Di tangan Verg, yang wajah tampannya diwarnai kegilaan, tergenggam sebuah batu ajaib.


Dia berbicara pada batu ajaib itu dengan sikap yang terasa lebih ramah daripada saat berbicara dengan manusia.


"Benar, kan. Dia terlalu menyimpang... Fenomena yang normalnya tidak mungkin terjadi, sedang terjadi. Justru karena itulah Gift [Hearing] ini menarik. Apa 'Nama Sejati'-nya, itu sangat membuat saya penasaran."


Sejak tadi, Verg bukannya berbicara sendiri.


Lawan bicaranya berada di tempat yang bukan di sini.


Sihir yang ditanamkan di batu ajaib itu adalah sihir 'Transmission'.


Verg sedang berkomunikasi dengan seseorang di Gereja Hukum Suci.


"Ya, kalau tidak, tidak bisa dijelaskan. Kekuatan itu adalah ranah para Dewa."


Verg tanpa sadar tersenyum mendengar jawabannya.


"Serahkan pada saya. 'First Apostle' Wahed. Semuanya demi Gereja Hukum Suci."


Setelah selesai menyampaikan informasi, Verg menyimpan batu ajaib itu.


"Ngomong-ngomong... apa itu yang dimaksud 'Heavenly Spirit Eye'. Sungguh luar biasa."


Verg mengalihkan pandangannya dari Ars di medan perang, dan menatap ke angkasa di atasnya.


Sebuah lingkaran sihir raksasa mengambang.


Membentuk warna-warni yang belum pernah dilihatnya, menatap ke bawah ke dunia, seolah-olah Dewa.


"Tadinya saya tidak ingin mengambil risiko... tapi saya bisa melihat apa yang ingin saya lihat."


Seperti yang dikatakannya pada Orpheus, dia tidak ingin melakukan hal yang bisa merusak suasana hati Ars.


Tapi, dia punya rasa penasaran yang tidak bisa ditahan.


Ada kebutuhan untuk menyelidiki seberapa dalam dia telah mencapainya.


Karena itulah dia memberikan Obat Kebangkitan pada Albert. Berkat itu, dia bisa mendapatkan jawabannya.


Tapi, inilah saatnya untuk mundur. Insting Verg memberitahunya bahwa lebih dari ini berbahaya.


"Mimir, Essence of Magic——Orang yang mengetahui sihir... Nama yang pas, tapi ada nama yang lebih pantas untuk Anda."


Suara Verg lenyap oleh angin.


Tapi, semangat yang terkandung di dalamnya tidak pernah mendingin.


"Saya pasti akan menjemput Anda."


Verg membungkuk dengan anggun, lalu merentangkan kedua tangannya ke arah lingkaran sihir berwarna-warni yang bersinar cemerlang.


"Aah——Holy Emperor Zeus kami."



"...Apa yang kau lakukan? Kenapa... kau melepaskan kekuatan sihir sebesar itu?"


Albert bergumam dengan bingung sambil menatap Ars.


Yang menatap ke bawah ke arahnya adalah mata tanpa emosi.


"Dasar palsu. Akan kuberikan kau oleh-oleh ke alam baka."


Ars melepaskan kekuatan di kakinya.


Albert, yang terbebas dari cengkeraman di lehernya, mengambil jarak sambil merangkak di tanah.


"Palsu? Kau bilang aku yang telah menjadi transenden ini palsu!?"


Wajah Albert, yang sudah tidak berbentuk aslinya, diwarnai amarah.


"Kalau begitu, akan kutunjukkan. Apa itu kekuatan sejati!"


Bersamaan dengan raungan yang memekakkan, tubuh Albert yang menakutkan itu membengkak menjadi satu kali lebih besar.


"——'Heavenly Domain'!"


Itu adalah 'nama sihir' untuk melepaskan kekuatan Gift.


Hanya orang-orang terpilih yang bisa menggunakannya.


——Principle of Heaven.


Kekuatan sihir yang sangat besar mengalir dari tubuh Albert, dan retakan menjalar di tanah berpusat padanya.


Hanya dengan satu embusan napas, ruang angkasa berdistorsi dan udara termampatkan.


Tak lama kemudian, sebatang petir raksasa turun dari langit, mengamblaskan tanah dan menyemburkan debu.


Saat kepulan debu menghilang, sebuah pedang besar aneh yang diselimuti petir dahsyat telah muncul di depan Albert.


"'Thundering Bone General'"


Albert dengan bangga mencabut 'Thundering Bone General' yang menancap di tanah.


Tapi, biarpun melihatnya, Ars sama sekali tidak goyah dan tetap tenang.


Tidak ada yang berubah dari awal. Dia hanya ada di sana dengan tenang, seperti laut yang damai.


Hanya dengan melirik Albert sekilas, Ars menengadah ke langit seolah-olah kehilangan minat.


"Aku sudah berjanji."


Kejadian di masa lalu, saat mendapatkan kebebasan, teman pertama.


Begitu banyak kenangan, begitu banyak ingatan, muncul dan menghilang.


Dan yang terakhir tersisa adalah janji yang dibuat di malam berbintang.


Dia berjanji akan mengulurkan tangan jika terjadi sesuatu, dia berjanji akan melindungi.


Kalau begitu——,


"Tidak akan kutahan-tahan."


Menghancurkan semua pikiran yang mengganggu dan konsentrasi penuh. Merobek cangkang yang selama ini menekan dirinya.


Pikirannya menjadi jernih, tubuhnya menjadi ringan, dan panca inderanya menajam.


Kesadarannya melebur dan bercampur dengan dunia tanpa warna.


Meski begitu, keberadaannya tidak hilang. Meski begitu, mentalnya tidak hilang.


Jiwanya menjadi cahaya terang yang luar biasa dan bertahta di langit.


"Akan kutunjukkan padamu yang asli."


Mata kiri Ars——mata merahnya, memancarkan cahaya yang kuat, menyilaukan, dan luar biasa.


Anak laki-laki itu mengepakkan sayap lingkaran sihirnya yang satu-satunya.


"——The End of My Soul"

(Jiwaku telah terbebaskan)


"So I left my sins at the end of hell"

(Dosaku ada di ujung neraka)


"So I left my punishment at the end of heaven"

(Hukumanku ada di ujung surga)


"So I'm invisible. I'm nothing. I'm emptiness"

(Aku terus mengembara dengan tubuh hampa yang tersisa)


"So the blood will flow and I will rule the deadly sins"

(Meski begitu, dosa besar terus mengalir bersama sepotong darah)


"So I am a bloodthirsty soul devouring the world"

(Maka, jiwa yang haus darah melahap habis dunia)


"Imperial demesne expansion――"

(Heavenly Domain――)


"――Awaken Woden――"

(――'Heavenly Lord Indra'――)


Warna-warna yang merembes di konjungtiva bercampur, dan kornea berkilauan dengan warna-warni.


Anting di telinga kirinya——salib terbalik, bersinar cemerlang diterpa aura semangat juang yang membara.


Pilar pelangi melesat menembus langit berpusat pada Ars.


Langit jingga terbelah, awan-awan buyar, dan kekuatan sihir yang memuai menutupi langit.


Dunia sedang diciptakan ulang. Alam memainkan musik, langit bernyanyi, angin berembus, dan daratan bersenandung.


Dunia lama dihancurkan, dan dunia baru terlahir.


Itulah penciptaan langit dan bumi——dunia oleh Ars, dari Ars, dan hanya untuk Ars.


"...Hah?"


Wajar jika Albert mengeluarkan suara tertegun.


Karena Collapsed Utopia telah lenyap, dan yang muncul di depan mata Albert adalah padang rumput.


Reruntuhan yang terkubur puing-puing tidak ada di mana pun, yang ada hanya padang rumput tak berujung yang terbentang tanpa henti.


Itu adalah dunia indah di mana langit berwarna pelangi, dan angin tenang berembus tanpa henti.


"Tempat apa ini? Ini 'Heavenly Domain'...?"


"Ya, begitulah. Dasar palsu. Bagaimana rasanya melihat 'Heavenly Domain' yang asli?"


Dari pilar pelangi, dengan senyum buas, Ars berjalan mendekat dengan langkah pelan.


Satu langkah maju, rumput dan bunga berguguran.


Langkah kedua, tanah amblas.


Tiga langkah menginjak, retakan menjalar di daratan.


Kekuatan sihirnya begitu besar sampai membakar kulit, auranya menggetarkan udara, dan keberadaannya bahkan mendistorsi ruang.


"Hah, apa yang kau katakan... Kalau ini 'Heavenly Domain'... lalu apa ini...?"


Albert, yang menatap 'Thundering Bone General', memasang ekspresi terperangah.


Setelah melihat dunia fantasi ini, 'Thundering Bone General' terasa sangat kerdil.


"Benda setengah jadi yang hanya 'mewujudkan' Gift secara paksa. Dengan itu, kekuatan aslinya tidak bisa dikeluarkan."


"Apa kau mau bilang aku ini produk gagal!?"


"Ya, benar. Tapi, aku juga tidak begitu detail. Lagipula, aku sendiri mencapai 'Heavenly Domain' hanya dengan pengetahuan pasif yang kudapat dari [Hearing]."


Mendengar kata-kata yang ringan, terlalu ringan itu, Albert memasang ekspresi takjub.


"Pengetahuan pasif——hanya mendengar... apa kau mau bilang kau menjadi Transenden hanya dengan itu!?"


"Transenden itu berlebihan. Bukannya itu hal yang mengejutkan... lho, jangan-jangan 'Heavenly Domain' itu ternyata sulit dipelajari?"


"J-Jangan bercanda! Kalau dunia ini benar-benar 'Heavenly Domain'! Kalau ini adalah tingkatan yang tidak bisa kucapai biarpun mengandalkan Obat Kebangkitan! Kenapa, kau tidak menyadarinya! Kenapa kau bisa mendapatkan kekuatan seperti itu!"


"Aku cuma mendengarnya. Mau berapa kali kau menyuruhku mengatakannya. Bicara denganmu tidak ada gunanya."


Ars menghela napas seolah heran.


"Nah, penjelasan lebih dari ini tidak perlu lagi, kan."


Ars, yang mengangkat bahunya, menatap Albert dengan tenang.


"Kau akan kubunuh di sini."


"...Ars?"


Nada suara Ars yang datar memiliki gema dingin yang membuat punggung Yulia merinding.


Ini adalah pertama kalinya Ars menunjukkan emosi yang begitu bergejolak.


Dia biasanya melihat segala sesuatu dengan ekspresi santai dan tenang.


Yulia, yang menangkap sosok Ars yang telah berubah drastis itu, membelalakkan matanya.


"...Topeng setengah? Apa itu 'perwujudan' dari Gift [Hearing]?"


Wajah Ars tertutup topeng setengah, dari telinga kiri sampai mata kirinya.


Di topeng setengah hitam pekat itu ada tujuh permata indah, yang memantulkan sinar matahari saat diterpa cahaya.


Dari jurang tempat mata seharusnya terlihat, terpancar iris berwarna-warni.


"Selain itu... apa ini dunia fantasi yang diciptakan oleh 'Heavenly Domain' milik Ars."


Gift——dikatakan terhubung dengan Dewa yang menganugerahkan Gift itu.


Menurut teori seorang peneliti, katanya jika seseorang menguasai Gift-nya, dia akan diundang ke ranah dewa tempat Dewa berada.


Dan dengan dianugerahi 'Nama Sejati' oleh Dewa, dia menjadi bisa memanifestasikan kekuatan itu di daratan.


Itulah 'Heavenly Domain'——sihir pamungkas yang mengembangkan wilayah Dewa yang menganugerahkan Gift di daratan.


"Kamu... sudah sampai sejauh itu..."


Rasa aneh yang dirasakannya sejak pertama kali bertemu mulai teratasi.


Sihir tanpa rapalan mantra, sihir ganda, kekuatan sihir yang tak terduga.


Sihir yang bahkan menyembuhkan luka fatal, yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang telah mendapatkan kekuatan Dewa.


"Aah... ternyata——"


Dia akhirnya bisa mengerti.


Dia bisa mengetahui rahasia kekuatan Ars.


Dia adalah seorang Transenden, orang yang paling dekat dengan 'Demon Emperor', dan penyihir yang disebut-sebut sebagai yang terkuat di dunia.


"——Ternyata kamu adalah 'Mimir, Essence of Magic'."


Sosok yang diizinkan berdiri di puncak, tempat segelintir orang berada.


Atau mungkin——,


"...Bahkan melampaui Dewa?"


Yulia gemetar saat menyadari fakta itu.


"Bocah sepertimu akan mengukir nama dalam sejarah sihir!?"


Albert menerjang Ars sambil berteriak.


"Tidak akan kuakui. Hanya itu yang tidak bisa kuterima."


Sosoknya yang berlari kencang sambil menerbangkan debu di belakangnya itu seperti banteng mengamuk.


"'Sonic Boom'"


Ars mengayunkan kakinya dengan kecepatan luar biasa, dan menendang Albert dengan kekuatan dahsyat.


Setengah tubuh kanannya hancur, tapi momentumnya tidak berhenti, dagingnya meregang seperti membusuk dan beregenerasi.


Saat Ars bergerak setengah langkah ke kanan, Albert melewatinya dengan kencang.


"Kenapa! Kenapa bocah sepertimu bisa mendapatkan kekuatan seperti itu!"


Albert, yang berbalik, mengayunkan 'Thundering Bone General' secara horizontal.


Beberapa petir yang muncul mencungkil tanah, menghancurkan batu, dan menciptakan retakan di ruang angkasa.


Kekuatan penghancur yang dahsyat itu juga menyerang Ars dari segala penjuru tanpa celah.


"Sia-sia. Dunia fantasi ini adalah wilayahku. Semua 'suara'-mu sudah tertangkap."


Menarik dagu, menggeser bahu, memundurkan kaki setengah langkah, memutar pinggang, dia menghindari semua serangan itu dengan selisih setipis kertas.


"'Sonic Vibration'"


Saat dia merapalkan nama sihirnya, bilah belati itu langsung mulai bergetar dengan kecepatan tinggi sambil mengeluarkan panas dan suara.


Kedua belati itu diselimuti api, dan gelombang panasnya membuat sekelilingnya mendidih dan fatamorgana bergetar.


Ars mengambil posisi dengan belatinya dan melompat, lalu menyilangkannya begitu dia mendekati Albert.


"Bodoh! Matilah, Bocah!"


Entah apa Albert menganggapnya sebagai kesempatan, dia balas menyerang dengan mengulurkan 'Thundering Bone General'.


Tapi, serangan itu ditepis dengan mudah.


"A-Apa katamu——!?"


"Dengan kekuatan selemah itu, hukum dunia fantasi ini tidak akan bisa dibalikkan."


Kilatan cahaya melesat ke segala penjuru, api membuntuti dan membakar seluruh tubuh Albert.


Tapi, yang mencapai batasnya lebih dulu adalah belati Ars.


Keduanya tidak tahan dengan kekuatan sihir luar biasa yang dialirkan, dan patah dari pangkalnya.


"...Mustahil. Apa-apaan ini, kenapa bocah sepertimu punya kekuatan seperti ini..."


Wujudnya sudah bukan manusia lagi, Albert terus terbakar oleh api.


Tapi, semangat juangnya tidak terlihat memudar, dan dia perlahan muncul dari pusaran api.


"Bocah, sebenarnya kau ini siapa...?"


Tubuh Albert telah beregenerasi sepenuhnya, tapi wujudnya sudah aneh dan menakutkan, seperti boneka lumpur buatan anak-anak.


"Kau lebih kuat sebelum bergantung pada obat."


"Diam! Aku adalah 'Fifth Seat' dari Five Imperial Swords!"


Albert mengayunkan 'Thundering Bone General' ke bawah, tapi Ars bahkan tidak menunjukkan gerakan menghindar.


Karena di tengah jalan, 'Thundering Bone General' itu kehilangan momentumnya dan hancur berkeping-keping.


"A-Apa... bagaimana bisa!?"


"Sudah kubilang tadi. Itu produk gagal."


Obat Kebangkitan awalnya memang membuat penggunanya dikuasai rasa maha kuasa, tapi tubuh penggunanya akan segera mencapai batasnya.


Lalu, Gift-nya akan menimbulkan reaksi penolakan, dan penggunanya bahkan tidak bisa menggunakan sihir lagi.


Itulah sebabnya, dalam pertarungan dengan Ars, Albert tidak pernah menggunakan sihir sekalipun.


Atau mungkin, Albert sendiri bahkan tidak menyadarinya, tapi...


"Itu akibat perbuatanmu sendiri. Hasil dari melompat ke kekuatan yang mudah didapat."


"Aaaaaaa!"


Entah itu raungan atau ratapan, jeritan yang tidak bisa dibedakan itu diwarnai kesedihan.


Pada akhirnya, hatinya hancur, kepribadiannya pun hancur, dan dia hanya akan menjadi monster.


Itulah akhir dari orang yang bergantung pada Obat Kebangkitan, dan yang tersisa hanyalah kemampuan regenerasi yang luar biasa dan dorongan untuk menghancurkan.


Itu saja sudah merupakan ancaman yang cukup, tapi khusus di dunia ini——hanya segitu.


"Ayo kita akhiri."


[Hearing] mendapatkan 'Nama Sejati'-nya di hari hujan, saat Ars terus melampiaskan kebenciannya pada dunia.


Karena ingin keluar dari dunia yang busuk, Ars dengan rakus hanya mengejar pengetahuan.


Dia mencari penyihir di seluruh dunia, menguping sihir rahasia mereka, dan terus mendengarkan segala macam pengetahuan.


Tempat yang dicapainya pada akhirnya adalah surga, dan [Hearing] bahkan merebut kearifan para Dewa.


Di akhir perjalanan panjang itu, 'Hearing' mendapatkan 'Nama Sejati' dan mencapai 'Heavenly Lord Odin'.


Gift itu telah berevolusi menjadi Gift yang menyimpan kekuatan untuk membantai bahkan para Dewa.


"Akan kutunjukkan padamu yang terakhir. Bakar itu di matamu."


Dunia fantasi yang diciptakan oleh 'Heavenly Domain' milik 'Heavenly Lord Odin' menguraikan segala sihir dan mengungkap segala pengetahuan.


Itu tidak terkecuali bagi penyihir di seluruh dunia——bahkan Dewa di surga, dan bahkan mengabaikan hukum yang merupakan prinsip dunia, membuatnya bisa menggunakan sihir yang telah dipelajari [Hearing] selama ini.


"Dengan ini, jantung diremukkan. Duri reinkarnasi yang berulang. Tahta raja angin kencang yang meleleh."


Ars memulai rapalan mantranya.


Kekuatan sihir yang dilepaskan dari seluruh tubuhnya naik ke langit. Di ujungnya ada pola geometris yang memancarkan warna-warni.


"Raja buas yang hanya tertawa terbahak-bahak. Bersaing dalam keberanian militer, menangis menjerit, memohon ampun. Dewa langit biru yang menunggu kebangkitan."


Ke mana pun hati menuntun, ke ujung yang ditatap oleh emosi.


"Bakar langit dan bumi——"


——'Heavenly Emperor Indra'


Langit meraung, dan matahari jatuh.


Mengguncang bintang-bintang, gelombang panas menerpa dari segala penjuru.


Panas membara yang cukup untuk menghancurkan dunia fantasi itu terpusat hanya pada satu orang.


Segalanya tersapu bersih, tanah tercungkil, tidak menyisakan sebatang rumput pun, sihir itu terus menghancurkan dunia fantasi.


Pada akhirnya, suara ledakan yang sangat besar meraung, tanah terbalik, dan hujan tanah serta batu turun.


Tak lama kemudian, saat kepulan debu menghilang, terlihat tanah yang dasarnya telah tembus.


"...Aa... a... ...Aa..."


Di dasar tanah yang amblas dalam, ada serpihan Albert yang hanya menyisakan setengah wajah kanannya.


Tidak ada tanda-tanda regenerasi, biarpun dibiarkan, dia pasti akan tewas dan hanya menjadi potongan daging.


"Tidurlah dengan nyenyak."


Ars mengarahkan ujung jarinya ke Albert, yang menunjukkan wujudnya yang mengenaskan.


——'Death Sound'


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment

close