NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu no Gyaru ga Naze ka Ore no Gimai to Nakayoku Natta V1 Chapter 4 Part 3

Chapter 4 - Bagian 3 【Prajurit paling mematikan muncul!】


 Pagi selanjutnya.

 Aku menemukan sebuah kertas di dalam laci mejaku. Dengan hati-hati, aku mengeluarkannya dan ketika aku membukanya, ada sesuatu seperti ini tertulis di atasnya.

[Nagumo-kun yang terhormat. Ada sesuata yang ingin kukatakan kepadamu. Kau bisa datang ke restoran keluarga “Sombra” sepulang sekolah. Datang sendiri dan anggap nyawamu hilang saat berbicara dengan Yua-chi]

 Di akhir surat ancaman itu tertulis nama pengirimnya.

 Rumi Ousaki.

 …Sahabat Yua dan prajurit paling mematikan.

 Dia terkenal karena penampilannya yang imut dan menggemaskan seperti Idol, tetapi sikapnya terhadap anak laki-laki, termasuk diriku, sangat keras.

 Mau tak mau aku mengalihkan pandanganku ke arah Ousaki.

 Ousaki yang dengan senang hati berbicara dengan Yua di balkon, menatapku sejenak.

 'Apa kau sudah membacanya?' Dia memberiku tatapan seperti itu sambil tersenyum yang membuatku begidik karena takut.

 Mungkin karena dia satu-satunya gadis di kelasku yang mengetahui bahwa aku dan Yua sangat dekat. Dia telah memberiku waktu yang sulit untuk sementara waktu, tetapi aku tidak berpikir dia akan mengancamku.

 Aku mungkin tidak bisa pulang dengan selamat hari ini.

 Dengan tekad yang menyedihkan, aku memutuskan untuk pergi ke tempat yang ditentukan seperti yang diminta.

 Bagaimanapun, kami adalah teman sekelas. Kami bertemu satu sama lain setiap hari dan tidak mungkin aku bisa kabur begitu saja. Aku pasti akan dikenakan sanksi di suatu tempat. Tidak ada pilihan untuk menolak.

* * *

 Aku berfantasi tentang mampir ke restoran sepulang sekolah dengan seorang gadis cantik, mengobrol tentang hal-hal sepele, mengadakan sesi belajar dan lain sebagainya.

 Tapi, aku tidak pernah sekalipun berfantasi menghadapi gadis manis dengan aura pembunuh.

“Aku senang kau tidak melarikan diri, Nagumo-kun.”

“… Tidak mungkin aku bisa melarikan diri.”

 Restoran keluarga ini terletak di dekat sekolah dan ada beberapa siswa/i di sana-sini mengenakan seragam yang sama, tetapi tidak satupun dari mereka memiliki aura suram yang sama seperti kita.

 Ousaki membuka menu tanpa ragu-ragu.

"Mau pesan apa, Nagumo-kun?"

“Ern, air putih saja."

 Aku diseret ke ruang yang mematikan ini, bagaimana aku bisa makan tanpa peduli lingungkan sekitar? Lagipula, aku harus makan malam dengan Tsumugi saat aku pulang.

“Begitu, Rumi sudah memutuskan.”

 Ousaki meletakkan menu di atas meja.

“Menyerahlah pada Yua-chi. Itu perintah Rumi.”

"Apa maksudmu?"

 Aku bertanya balik, tetapi pada titik ini firasat burukku telah mencapai puncaknya.

"Jangan berlagak seolah-olah kau tidak tahu."

 Suara cadel Ousaki dipenuhi dengan sedikit kedengkian.

“Minggu kemarin, aku pergi dengan Yua-chi.”

 Ousaki tiba-tiba mencondongkan tubuh ke arahku, meraih kepalaku dan mulai mengendus.

 Terlalu tiba-tiba bagiku untuk melakukan sesuatu tentang hal itu.

“Sudah kuduga… Aku bisa mencium bau sampo yang sama dengan yang Yua-chi pakai hari itu…Aku pikir itu hanya kebetulan."

 Ousaki tampaknya memiliki cinta yang besar untuknya.

 Ngomong-ngomong, pada hari minggu, Yua mengatakan bahwa dia punya rencana untuk pergi dengan teman-temannya setelah dia meninggalkan rumah kami.

 Jadi, orang yang dia maksud itu Ousaki.

“Nah, seperti yang kau katakan. Itu hanya kebetulan. Kau tahu, ada banyak sampo yang baunya sama.”

 Aku tidak bisa mengakuinya.

 Jika Ousaki mengetahui bahwa aku telah menghabiskan malam dengan Yua, dia pasti akan memiliki kesalahpahaman besar.

 Aku bisa merasakan keseriusan semacam itu dari Ousaki.

“Rumi bertanya kepada Yua-chi sampo mana yang biasanya dia gunakan dan membeli yang sama dan menikmati menciumnya setiap hari, dengan mengatakan, 'Jadi ini bau Yua-chi.'”

 Hal ini menimbulkan kecurigaan lesbianisme psiko gila.

"Kalau kau tidak ada hubungannya dengan Yua-chi, kenapa kau bisa ada di wallpaper smartphone Yua-chi?"

 Aku lebih muak dengan Yua daripada takut.

 Astaga Yua.. padahal aku sudah menyuruhmu untuk berhati-hati. Kenapa gadis itu begitu ceroboh sekali?

“Apa kau yakin hanya kita berdua?”

 Tidak peduli betapa takutnya aku, aku harus menanyakan ini.

“Tidak, ada seorang gadis di antara kalian berdua. Kupikir dia adalah anak haram, tetapi dia terlihat seperti gadis SMP."

 Syukurlah. Tidak, situasinya tidak menjadi lebih baik, tapi aku bertanya-tanya apa yang akan kulakukan jika Yua melupakan Tsumugi. Jika itu terjadi, aku harus mempertimbangkan kembali hubunganku dengan Yua.

“Atau lebih tepatnya, kalian berdua menyelinap bersama saat istirahat makan siang hari ini, bukan? Aku diam-diam mengikuti Yua-chi dan ketika aku memeriksanya, dia memberimu bantal pangkuan. Aku sangat terkejut.”

 Sepertinya aku telah mencapai titik tidak bisa kembali.

 Jadi, suara yang kudengar waktu itu Ousak..

“Selain itu, akhir-akhir ini Yua-chi sering membicarakanmu dan itu membuatku kesal saja."

 Ousaki yang dari tadi menekanku, tampak sedih karena suatu alasan.

 Aku harus berhenti mencoba menutupinya pada saat ini. Tidak ada gunanya.

 Dia bahkan tidak menyembunyikannya…

 Yah, mungkin karena Ousaki adalah sahabatnya. Jadi, dia mempercayainya.

“Aku tidak tahu bagaimana kau bisa menipu Yua-chi, Nagumo-kun, tapi Rumi tidak menyetujuimu. Jadi, berhenti mendekati Yua-chi lagi!”

 Ousaki berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke depan, menopang tangannya di atas meja.

"Aku merasa kasihan pada Yua-chi karena berkencan denganmu. Orang yang bahkan tidak perhatian dengannya. Bahkan saat di kelas kau bertindak seolah-olah kau tidak mengenalnya.."

 Hah!? Jangan seenaknya menilai orang, ya...

 Ousaki punya poin bagus dan aku tidak bisa berdebat dengannya.

 Itu semua karena kelemahanku, tidak ingin difitnah oleh siapapun yang tahu aku berhubungan dengan Yua.

"Lihat, kau tidak bisa mengatakan apa-apa sekarang, kan?"

 Bahkan dalam situasi kemenangan penuh, dia menatapku seolah-olah dia agak kecewa.

“Rumi harus menjadi orang yang mendukung Yua-chi, karena dia memiliki banyak celah.”

 Mata Ousaki bersinar dengan penuh tekad.

 Mungkin karena mereka sudah lama berteman bahkan sebelum aku mengenal Yua. Jadi, dia bersikap dingin pada anak laki-laki yang mencoba mendekati Yua, tidak terkecuali.

“Jadi, Nagumo-kun. Mulai besok berhenti mendekati Yua-chi lagi. Kalau kau bersama Yua-chi saat istirahat besok, aku akan memberitahu semua orang di kelas bahwa kalian berdua pacaran."

“Jadi, kau ingin aku putus dengan Takarai-san?”

“Kurasa Nagumo-kun paling tahu apa yang akan terjadi.”

 Ousaki berkata begitu. Dia benar. Ousaki memaksaku melakukan apa yang selama ini aku takutkan.

"Tapi, Rumi benar-benar tidak ingin ada masalah. Jadi, kalau kau berjanji bahwa kau tidak akan ada hubungannya dengan Yua-chi lagi, aku tidak akan melakukan apa-apa."

 Ousaki mengarahkan smartphonenya ke arahku seolah dia ingin merekam video.

“Ini tidak seperti aku akan mempostingnya di media sosial. Selama aku mendapatkan bukti, itu yang terpenting.”

 Namun, tidak nyaman kalau dia mengarahkan smartphonenya ke arahku dalam situasi seperti itu.

 Jika itu aku sebelumnya, aku akan segera melakukan apa yang dikatakan Ousaki.

 Prioritas pertamaku adalah Tsumugi. Aku akan mengambil Tsumugi tanpa ragu-ragu.

 Namun, Yua bukan lagi orang asing. Dia teman penting bagi keluarga Nagumo dan bagiku.

 Aku mempersiapkan diri untuk mengatakan ini.

'Yua adalah temanku yang berharga. Dia adalah temanku. Aku tidak bisa menjauhinya begitu saja. Kalau kau ingin memberi tahu orang lain, silakan. Aku tidak peduli apa yang akan dipikirkan Yua tentangmu karena kau menyebarkan hubungannya denganku.'

 Aku lebih memilih dibenci oleh teman sekelasku daripada menjadi orang asing bagi Yua.

 Yang kubutuhkan hanyalah Yua berada di sisiku. Itu sudah cukup bagiku.

 Aku meneguk segelas air dan siap mengatakan sesuatu.

 Saat aku hendak mengatakan hal itu pada Ousaki, aku mendengar suara berisik dari sebelahku.

 Aku tahu seharusnya aku tidak memperhatikan ocehan orang-orang di sebelahku. Tapi, itu tetap sampai ke telingaku, mungkin karena aku tahu mereka sedang membicarakan keluargaku.

'Apa kau melihat jadwal pertandingan untuk Budokan berikutnya? Nagumo seharusnya tidak ada di acara utama lagi.'

 Ada dua pelanggan di seberang pembatas, keduanya jauh lebih tua dariku. Jadi, ketika mereka mengatakan Nagumo, mereka tidak membicarakanku. Mereka sedang membicarakan ayahku.

'Nagumo, apakah dia benar-benar tidak baik lagi? Dia juara Rising Turnamen. Jadi, dia bisa menantang gelar kelas berat dunia, kan?'

'Bahkan jika dia memenangkan gelar, dia sudah melewati masa jayanya dan itu menyakitkan. Ini sudah berakhir ketika dia menutup 'High Fly Press' miliknya. Dia seharusnya sudah menjadi buzzkill barisan depan sekarang atau dia seharusnya menjadi indie dan memainkannya kecil-kecilan.'

 Kata pria yang tidak suka dengan ayah.

 Teknik khusus yang menentukan sebuah pertandingan adalah simbol dari siapa pegulat profesional dan tidak jarang pegulat menggunakan jurus yang sama dengan teknik penentuan mereka dari masa muda mereka hingga akhir karir mereka.

 Ini karena akumulasi kemenangan atas lawan dengan teknik yang sama menjadi sejarah kejayaan pegulat. Ketika seorang pegulat legendaris yang jauh dari masa jayanya, melakukan lariat, dragon screw atau powerbomb seperti medley hits dari masa lalu hanya dalam beberapa penampilan dalam enam orang atau delapan orang tag team, itu sudah cukup untuk menggairahkan dan memuaskan penonton. Ini karena teknik ini memiliki sejarah yang panjang. Saat kau melepaskan suatu teknik, pertempuran sengit yang telah kau perjuangkan hingga saat itu kembali kepadamu.

 Oleh karena itu, menyegel teknik khusus seperti itu adalah keputusan serius yang dapat mengubah karir masa depanmu dan bahkan gaya bertarungmu.

 Sejujurnya aku tidak ingin berdebat dengan mereka. Tapi, lain cerita jika Ayahku yang diremehkan.

 Aku ingin melindungi kehormatan Ayahku dengan segala cara, terutama karena aku tahu keadaan di mana dia menyegel teknik itu.

“─Nagumo berada di masa jayanya setelah dia mengunci gelar 'High Fly Press!'”

 Bahkan sebelum aku bisa mengatakan sesuatu. Tiba-tiba seseorang mengatakan hal itu tepat didepanku. Tentu saja, orang yang mengatakan itu adalah Ousaki Rumi.

“Apa kau tahu bahwa ketika Nagumo masih muda, dia memiliki selera gaya yang tinggi, kemampuan fisik yang tinggi dan dapat melakukan apa saja. Jadi, dia memiliki banyak bakat tetapi tidak memiliki kepribadian yang unik, tetapi setelah dia mengunci gelar "High Fly Press" dan membatasi gaya bertarungnya, dia bisa menjelaskan apa yang ingin dia lakukan dan menjadi pegulat profesional kelas atas?”

 Penonton, yang terlihat seperti kutu buku gulat, hanya bisa menatap kosong pada pidato besar Ousaki.

 Aku pasti memiliki ekspresi yang sama di wajahku.

 Tidak mungkin, mungkinkah Ousaki... adalah PuJoushi? Kupikir itu hanya legenda urban. [TN: PuJoushi hanyalah penggemar pro-gulat wanita, bukan Fujoshi.]

“Kau takut jagoanmu kalah dari Nagumo di Budokan yang penuh tekanan, ya? Dia penantang kali ini, tapi dia akan menunjukkan perbedaan dalam karirnya.”

“K-Kojima tidak akan kalah! Dia pegulat terbaik di dunia, tahu!?”

“Fufu~, santuylah nggak usah ngegas bro."

 Setelah itu, PuOta dan Ousaki tampaknya akan menonton pertandingan di Budokan dan mereka memperebutkan kursi yang lebih baik, tetapi rekan PuOta menegurnya dan pertarungan tidak menjadi lebih intens. [TN: PuOta mungkin adalah istilah singkat untuk "Otaku Pro-Wrestling".]

* * *

 Aku sedang dalam suasana hati yang aneh.

 Ousaki dan aku meninggalkan restoran tanpa memesan apa pun untuk menghindari masalah dengan pelanggan PuOta dan berjalan menuju stasiun dalam keheningan.

 Agresi Ousaki telah mereda, mungkin karena dia bisa menyingkirkannya dengan berurusan dengan pelanggan PuOta dan aku bahkan sempat mengantarnya ke stasiun.

“Terima kasih, Ousaki-san.”

 Aku harus mengatakan ini, bahkan jika dia adalah musuh terburukku.

"Hah? Kenapa kau berterima kasih padaku? Aneh. Tapi, yah aku tidak peduli. Pokoknya mulai besok dan seterusnya, berhentilah mendekati Yua-chi─”

"Aku sedang berbicara tentang lutut Nagumo."

"Apa maksudmu, lututmu?"

“Tidak, ini tentang Hiroiki Nagumo.”

 Ousaki sepertinya tidak lupa menanyaiku tentang Yua dan masih agresif, tapi dia mengubah sikapnya begitu dia mendengar nama Ayah.

"Oh, yang palsu menyerahkan nama yang asli...?"

 Ousaki kesal karena suatu alasan. Tapi, yang dia maksud palsu pasti itu aku.

 Kupikir aku sudah diperlakukan seperti penipu sebelumnya, tetapi mungkinkah itu berarti bahwa aku seorang pria yang suram dengan nama "Nagumo" yang sama, tetapi dengan nama belakang yang sama dengan pegulat terkenal?

“Tidak mungkin… kau juga penggemar Nagumo?”

 Nagumo-Nagumo, agak rumit.

 Aneh bahwa aku yang seharusnya dia tidak suka, dipanggil sebagai "kimi" sementara Ayahku, yang seharusnya menjadi pemain favoritnya, dipanggil sebagai "nakai". [TN: 'Nakai' kalian search aja di gugel]

“Begitu… Jadi orang tuamu menamaimu 'Nagumo' karena mereka penggemar Nagumo.”

"Yah, begitulah.."

 Sayangnya, itu bukan nama asliku, seperti nama resmi gorila.

"Kau tahu. Nagumo mengunci gelar 'High Fly Press' demi anak-anaknya sendiri.”

 Merupakan pertaruhan besar bagiku untuk menceritakan padanya tentang kisah rumit Ayahku.

“Eh, ada apa dengan informasi itu? Rumi tidak tahu tentang itu. Tidak, aku tahu dia punya anak, tapi…”

 Ousaki mengambil umpannya.

 Teknik pers yang melibatkan lemparan tubuh dari tali atas ke arah lawan yang berbaring di atas ring, menempatkan beban berat pada lutut orang yang melempar teknik karena pendaratan. Ini mungkin terlihat glamor, tetapi penggunaan teknik menekan yang berlebihan dapat memperpendek usia lututmu secara serius.

“…Dia harus berhenti melakukannya karena jika lututnya semakin parah dan menjadi terlalu sulit baginya untuk berdiri, dia tidak akan bisa menunggu gilirannya di Disneyland.”

 Ayah pernah mengatakan ini padaku dengan cara yang lucu.

 Saat itu aku masih duduk dibangku sekolah dasar, tidak lama setelah perceraian orang tuaku.

 Kupikir ini adalah pertama kalinya Ayahku yang selalu disibukkan dengan menjadi pegulat, menempatkan keluarga di atas pekerjaan. Alih-alih menyegel gerakan spesialnya yang paling penting, dia mulai lebih peduli padaku dan merawatku sampai menjadi orang tua yang menyebalkan.

"Jadi, apakah ini berarti dia mendahulukan anak-anaknya di atas kariernya?"

"Kurasa begitu."

 Setelah itu, Ayah selalu berkata kepadaku, “Aku membuang teknik spesialku untukmu, tahu? Aku adalah pegulat dan Ayah terbaik dunia dan aku adalah juara mahkota ganda terbaik dunia.”. Aku bangga sekaligus kesal padanya. Itu bukan hanya cerita yang indah dari sudut pandangku.

“Itu bahkan tidak ada di Wiki dan aku belum pernah membaca yang seperti itu dalam sebuah wawancara… Jadi itu sebabnya Nagumo-kun melakukannya…”

 Alasan kenapa aku memiliki nama keluarga yang sama dengan Hiroki Nagumo, Ousaki mungkin mengetahui siapa diriku sekarang.

 Aku sedang dalam mood untuk berterima kasih kepada Ousaki, bahkan jika dia tahu.

 Di suatu tempat di benakku, aku selalu bertanya-tanya apakah aku telah merampok karier Ayahku sebagai pegulat profesional.

 Jika aku tidak berada di sana, dia mungkin akan menjadi pegulat yang lebih hebat lagi.

 Meski begitu, Ousaki memberitahuku bahwa masa jayanya adalah setelah dia kehilangan 'High Fly Press'.

 Mengetahui bahwa ada penggemar yang melihatnya dalam cahaya itu membuatku merasa lebih baik tentang perasaanku terhadap Ayahku.

“Yah, Nagumo-kun, kau bahkan lebih dari penggemar Nagumo daripada yang Rumi pikirkan!”

 Ousaki sepertinya sama sekali tidak curiga bahwa aku adalah putra Hiroki Nagumo.

 Yah, kurasa dia tidak berpikir bahwa putra seorang Ayah yang hebat adalah aku, seorang pria dengan tinggi rata-rata.

“Tapi Rumi tahu lebih banyak tentang Nagumo dibandingkan denganmu.”

 Kebanggaan geek/otakunya berkobar, “Kau tahu game itu? Bagaimana dengan episode ini?”, Ousaki memulai pertarungan trivia denganku. Akhirnya, topik pembicaraan meluas hingga mencakup tidak hanya Ayahku, tetapi juga gulat pro secara umum. Aku bukan penggemar pro-gulat, tetapi sebagai peserta kuasi, aku dapat berbicara tentang banyak hal.

 Kami sudah tiba di stasiun, tetapi Ousaki tidak menunjukkan tanda-tanda akan melewati gerbang tiket. Jadi, kami akhirnya berbicara sampai ke pintu masuk.

 Aku melihat bahwa mata Ousaki basah dan suaranya sedikit gemetar.

"A-Ada apa denganmu?"

 Apakah ada sesuatu yang membuatnya menangis? Kupikir kami memiliki percakapan yang agak menyenangkan ...

“…Karena ini pertama kalinya bagiku."

 Ousaki berkata begitu, wajahnya tertunduk.

“Aku bisa berbicara tentang hal-hal terkenal seperti pegulat pro 'Nagumo' dan hal-hal yang menyangkut gulat dengan teman sekelasku tanpa rasa khawatir.”

“Bagaimana dengan Takarai-san?”

“…Aku tidak pernah membicarakannya dengan Yua-chi.”

"Kenapa?"

“Kalau kau seorang PuOta, kau tahu risiko berbicara dengan seseorang yang sama sekali tidak peduli dengan gulat.”

“…Oh, kurasa begitu.”

“Kalau Yua-chi berkata kepadaku, 'Pro-gulat adalah permainan dengan 8 atau 100 pemain, kan?' atau semacamnya, Rumi tidak akan bisa pulih dari itu…”

 Ousaki berkata dengan tatapan bersalah di matanya.

 Ousaki mungkin tidak percaya bahwa teman tersayangnya adalah orang yang akan mengatakan sesuatu yang tidak sensitif. Dia bisa mengatakan sesuatu seperti itu tanpa tersinggung. Tetap saja, selalu ada kemungkinan sesuatu terjadi dan dia merasa bersalah karena tidak sepenuhnya mempercayai Yua.

 Aku juga tidak berpikir Yua akan membuat komentar negatif seperti itu.

 Yua adalah tipe orang yang menghormati orang lain dan hal-hal yang dipedulikan orang lain.

“Jangan khawatir, Takarai-san tidak akan mengatakan hal sembrono seperti itu.”

“Menyenangkan~, Apa yang kau ketahui tentang Yua-chi? Jangan terbawa suasana─”

“Takarai-san tidak ingin bergaul dengan pria tampan yang populer, kan? Dia aneh. Tidak mungkin dia mengatakan hal yang konyol dan biasa seperti itu.”

 Yua Takarai adalah orang yang baik tetapi kadang-kadang dia juga membuatku kesal.

 Dia tampaknya memiliki sesuatu yang lebih dari "normal", tetapi dia tidak memiliki "normal".

 Inilah sebabnya mengapa kau tidak bisa begitu saja menyapunya di bawah karpet.

“Y-Ya…kau benar…mungkin itu masalahnya.”

 Ousaki terkejut, seolah-olah dia sendiri yang mengatakan itu.

“…Aku masih belum mendengar apapun darimu tentang putus dengan Yua-chi.”

 Ah,  dia masih belum melupakan tentang itu, ya ...

"Tapi, kau pria yang baik hari ini. Jadi. aku akan memberimu kesempatan lagi."

 Itu terdengar seperti garis sekali pakai.

“Kalau aku menggertakmu, Rumi tidak akan punya tempat untuk memenuhi kebutuhan gulatnya.”

"Tapi, aku masih di sini untuk berbicara gulat denganmu, tidak peduli apa yang dikatakan Ousaki-san."

“Tidak ada gunanya mencoba menyanjungku seperti itu.”

 Ousaki mulai melirik smartphonenya.

“Kalau ini adalah acara K-Rakuen Hall hari ini, siaran langsung akan dimulai dalam tiga puluh menit.”kataku, ini adalah pertandingan yang akan dihadiri Ayahku.

"Hah? Aku tidak peduli dengan siarannya! Aku akan ke venue sekarang!”

“Begitu… mungkin sulit untuk mencapai garis depan sekarang, tapi maaf mengganggu.”

 Dia tampaknya menjadi penggemar yang jauh lebih setia daripada yang kuduga.

“Kau tidak mengganggu apapun! Aku tidak suka Nagumo-kun, tapi aku bersenang-senang sebagai PuOta!”

 Tepat saat pengumuman kedatangan kereta terdengar, Ousaki bergegas melewati gerbang tiket.

* * *

 Sesampai di rumah dan mengecek live feed, aku langsung menemukan gadis SMA berambut merah muda berkuncir dua yang terlihat menonjol saat kamera menunjukkan kursi penonton.

 Seorang gadis SMA yang dilengkapi dengan barang-barang ayahku, termasuk T-shirt, handuk dan maskot ukuran tangan. Tentu saja, tidak terlalu umum.



|| Previous || Next Chapter ||
3 comments

3 comments

  • Kang rebahan
    Kang rebahan
    27/10/21 23:03
    Lanjut
    Reply
  • Rofiko
    Rofiko
    27/10/21 14:32
    Lanjot
    Reply
  • Lana
    Lana
    27/10/21 13:15
    Mntp. Lanjut min
    Reply
close