-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Gimai Seikatsu Volume 4 Chapter 8

Chapter 8 - 25 September (Jumat) Ayase Saki


Aku bertemu Maaya di dekat loker sepatu.

“Saki~!!"

"Ada apa? Jangan berteriak seperti itu."

"Ahaha.."

"Jadi, ada apa?"

"Tidak, aku hanya ingin menyapamu~"

“Hm, habis ini mau kemana? Pulang atau..."

"Yah, aku ingin menikmati kebebasanku sedikit lebih lama~”

Oh ya, dia menyebutkan bahwa dia tidak harus merawat adik laki-lakinya hari ini, itulah sebabnya dia tidak pulang bersama orang tuanya setelah pertemuan orang tua-guru.

"Jadi, kamu sudah selesai dengan pertemuanmu, ya?"

“Punyamu berikutnya, kan? Apa Ibumu sudah ada di sini?”

"Seharusnya. Dia juga mengurus pertemuan Asamura-kun.” Ketika aku menyelesaikan kalimatku, Maaya membuat ekspresi yang agak rumit.

“Ah, aku baru ingat, aku bertemu dengan Asamura-kun di perpustakaan.”

"Iyakah?"

Begitu, ya, dia menunggu di sana sebelum pertemuan itu, Asamura-kun memang sangat menyukai buku, ya...

"Ya, kau tahu? Dia membaca buku sangat cepat sekali. Bahkan dia menyelesaikan dua buku lebih cepat dariku. Dia membaca dengan kecepatan cahaya!”

Jadi, maksudmu dia membaca dengan kecepatan 300.000 km/s, ya? Itu tidak masuk akal. Aku tersenyum masam dan hanya mengangguk.

“Dia luar biasa.”

“Ya, ya. Aku mengerti."

Meskipun aku tahu bahwa Maaya mengatakannya dengan enteng, mendengarnya memuji Asamura-kun sampai tingkat seperti itu hampir membuatku bahagia. Aku mencoba menjaga ekspresiku tetap datar. Agar Maaya tidak menydari bahwa aku tersenyum.

“Itu saja sih. Oh, ya. Bentar lagi giliranmu, kan?"

"Kurasa.."

Mendengar itu dari Maaya, aku memeriksa waktu. Memang, hanya tersisa lima menit lagi.

“Begitu, ya. Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa~"

“Ya, sampai jumpa.” Aku berpisah dengan Maaya dan bergegas menuju kelas.

* * *

Aku pulang ke rumah berpikir aku punya lebih dari cukup waktu, tetapi akan sangat memalukan jika aku berakhir terlambat terlepas dari semua itu. Belum lagi bahwa tidak ada gunanya membangunkan Ibu jika aku ikut terlambat. Aku bergegas menaiki tangga, berbelok di tikungan dan saat itu juga, aku melihat Asamura-kun dan Ibu berjalan keluar kelas. Mereka sepertinya sedang membicarakan sesuatu. Tapi, aku terlalu jauh untuk menangkap bagian mana pun dari percakapan itu. Yang aku tahu adalah Ibu terlihat sangat bahagia, yang membuatku juga merasa senang.

Setiap kali dia menunjukkan wajah seperti itu, dia benar-benar merasa senang dari lubuk hatinya. Ketika aku diterima di Suisei, dia membuat ekspresi yang sama. Asamura-kun benar-benar luar biasa. Aku sangat senang dialah yang menjadi kakak laki-lakiku—

Tapi tunggu dulu, kenapa Ibu tiba-tiba memeluk Asamura-kun seperti itu? Bahkan jika kalian, orang tua dan anak, kalian tidak boleh berlebihan dengan skinship yang berlebihan, bukan? 

Aku sedikit panik, tetapi kemudian aku ingat bahwa Ibu adalah tipe orang yang akan segera memelukku tentang segala hal juga. Yah, kami ibu dan anak. Jadi, itu hal biasa…. Saat Ibu melihatku, dia langsung berlari ke arahku. Ada poster tepat di sebelah kami yang bertuliskan 'Jangan lari di lorong!' tapi begitulah cara kami dipertemukan kembali.

Tepat setelah pertemuan dimulai, wali kelasku Satou-sensei mulai menjelaskan sesuatu bahkan sebelum kami sampai pada kuesioner.

“Kalau boleh jujur, pertama kali kami melihatnya, kami agak khawatir dengan putrimu Saki-san.” Satou-sensei adalah tipe guru yang berbicara terus terang dan dia dengan sangat jelas menyatakan bahwa dia mengkhawatirkan penampilanku dan rumor aneh tentang diriku.

Daripada bertele-tele, aku lebih suka orang yang langsung ke intinya. Namun, aku bertanya-tanya bagaimana perasaan Ibu tentang ini? Sambil mendengarkan penjelasan Satou-sensei, aku melirik ke Ibu. Dia duduk diam dengan punggung lurus, mendengarkan setiap kata yang Satou-sensei katakan.

“Tapi—saya mengubah pendapatku sehubungan dengan itu.” Tanpa sadar aku mengangkat kepalaku, menatap Satou-sensei. “Baru-baru ini, nilai-nilainya dalam bahasa Jepang, yang sebelumnya bermasalah, telah berkembang dan rumor tentang itu juga sudah mereda. Mengenai fashionnya, saya memang harus menegurnya. Tapi, saya juga mengerti keinginannya untuk berdandan.”

Ibu mengangguk dengan berlebihan.

“Saya ingin dia tetap menikmati waktunya sebagai siswi SMA. Jadi, saya akan senang kalau Anda bisa menjaganya sebagai Ibunya.”

"Saya akan menjaganya dengan semua yang kumiliki." Dia menyatakan dengan nada percaya diri dan kemudian terdiam sekali lagi.

Satou-sensei menatap mata Ibu sejenak, mengangguk dan kemudian membuka kuesioner aspirasi masa depan yang aku isi.

“Kalau begitu, saya ingin berbicara tentang universitas pilihan Saki-san.”

Mempertimbangkan nilai dari semester pertama dan tergantung pada peningkatan nilaiku dalam bahasa Jepang, Satou-sensei mengatakan bahwa jika aku terus bekerja keras seperti yang kulakukan sejauh ini, aku mungkin bisa masuk ke universitas pilihanku. Dia bahkan menawarkan nama untuk universitas yang diketahui setiap siswa/i di Jepang.

“Saya akan menyerahkan pilihan itu kepada putri saya.” Ibu berkata dan mengirimiku tatapan seolah dia ingin aku mengambil alih pembicaraan.

Satou-sensei juga mengarahkan matanya ke arahku. Itu membuatku merasa sedikit tegang.

“Saya… ingin kuliah di universitas dengan biaya studi semurah mungkin dan universitas yang memprioritaskan mencari pekerjaan.”

Ibu memberiku tatapan 'Apa kamu yakin tentang itu?' ini adalah sesuatu yang tidak bisa kuhindari. Tentu, aku mungkin bisa mengamankan tempat di fasilitas penelitian atau sesuatu yang serupa, tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang benar-benar ingin kulakukan saat ini. Itu sebabnya, aku tidak harus pergi ke universitas yang mahal, yang hanya akan memberi lebih banyak tekanan pada Ibu. Namun, memikirkan pekerjaanku di masa depan, memilih universitas secara acak juga tidak akan berhasil.

“Lalu…” Satou-sensei dengan lembut mengetuk salah satu ujung penanya di atas meja dan melanjutkan. “Bagaimana dengan Universitas Tsukinomiya?”

“Tsukinomiya?”

Itu adalah universitas khusus perempuan yang cukup terkenal di kota Tokyo. Pada dasarnya semua orang tahu tentang universitas itu dan kupikir itu terdengar agak berat.

“Kalau kamu mempertahankan nilaimu saat ini, kamu seharusnya bisa masuk. Mereka menjaga ikatan yang kuat dengan lulusan, mereka memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya dan karena ini adalah universitas nasional, biaya siswa cukup terkendali. Mereka memiliki beasiswa yang dibayar penuh oleh pemerintah dan mereka juga memiliki beberapa pilihan pinjaman mahasiswa tanpa bunga. Kupikir itu akan sangat cocok untukmu."

“Um… saya tidak pernah memikirkan itu.”

Aku tidak menyangka dia akan membicarakan Tsukinomiya. Namun, dia memberiku senyum tipis, menyebutkan bahwa mereka akan mengadakan kelas terbuka Sabtu ini.

“Kelas terbuka…”

“Mungkin ada baiknya kamu mencari tahu seperti apa universitas itu.”

"Mnm.."

Kalau hari Sabtu, mungkin aku bisa datang.

'Itulah mengapa kamu memaksakan diri untuk berjalan maju!'

Kata-kata Maaya berulang di dalam kepalaku seperti pawai tanpa akhir. Melakukan sesuatu yang baru dan melemparkan dirimu ke dalamnya. Untuk melupakan perasaan yang kumiliki pada Asamura-kun dan juga untuk membuat sesuatu yang baik dari hidupku. Pertemuan orang tua-guru berakhir dan aku berjalan keluar kelas. Saat itulah aku memutuskan untuk menghadiri kelas terbuka itu.

"Kalian berdua mirip satu sama lain.."

Di lorong, Ibu menggumamkan sesuatu, tapi aku memutuskan untuk mengabaikannya.




|| Previous || Next Chapter ||
10 comments

10 comments

  • SHIORI
    SHIORI
    24/3/22 17:41
    Gass
    Trus min

    Reply
  • Unknown
    Unknown
    12/3/22 04:47
    Aaaaaaaaahhhhhh!!!!!kata² terakhir
    itu kyk mengisyaratkan emaknya mungkin udh tau kalo yuuta Ama saki saling suka tapi tetep diem
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    4/1/22 12:29
    Mweheh ketemuan di kampus cw
    Reply
  • Kang rebahan
    Kang rebahan
    28/12/21 21:57
    Itu Univ youmuri-senpai kan?
    Reply
  • Brauler
    Brauler
    28/12/21 13:21
    This comment has been removed by a blog administrator.
  • Brauler
    Brauler
    28/12/21 13:20
    Gas min...
    Reply
  • Reiin
    Reiin
    28/12/21 11:59
    Gaskennn minn
    Reply
  • Zexdexz
    Zexdexz
    28/12/21 11:28
    Saya mencium konflik yg rumit dengan senpainya
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    28/12/21 06:17
    Dah habis kah volume 4?
    Reply
  • Spight
    Spight
    28/12/21 05:30
    lanjut min
    Reply
close