NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Aru Hi Totsuzen Gyaru no Iinazuke ga Dekita V1 Epilog

Epilog

 

Aku dulunya adalah seorang otaku introvert yang sangat malu menunjukkan diri di mana saja. Namun suatu hari, tiba-tiba, aku mendapatkan tunangan seorang gyaru. Dia berada di kasta teratas sekolah dan populer di kalangan anak laki-laki maupun perempuan, si gyaru ekstrovert—Hanatsuki Miran.

 

Hidupku berubah secara drastis karena gyaru ini. Awalnya, aku tidak tertarik dengan orang lain, dan tidak terlalu mengkhawatirkan kehidupanku sendiri. Namun, setelah berinteraksi dengan tunanganku itu, aku jadi punya lebih banyak hal yang dipikirkan, lebih banyak hal yang dikhawatirkan. Meskipun pada awalnya aku sangat kesulitan, tetapi berkat itu aku menjadi lebih memahami diri sendiri dan Miran.

 

Sebelumnya, aku adalah seorang hikikomori dalam ruangan yang hanya melakukan apa yang menarik bagiku. Namun setelah mengenal tunanganku, aku dihadapkan pada hal-hal yang tidak akan pernah aku lakukan sendiri, dan mulai mencoba hal-hal baru. Awalnya memang sulit, tetapi aku menemukan banyak hal baru.

 

Karena tunanganku, Hanatsuki Miran, duniaku menjadi lebih berwarna. Lalu, setelah seluruh sekolah mengetahui bahwa Miran adalah tunanganku, kehidupan sekolahku pun berubah total. Misalnya, ketika aku datang ke sekolah—sebelumnya aku akan melakukan manuver introvert di mana tidak akan ada yang menyapaku.

 

"Shuuji, selamat pagi~"

 

"S-Selamat pagi.”

 

Miran sudah berada di sekolah dan menyapaku di depan semua orang tanpa ragu-ragu. Kemudian—

 

"Pacarnya Miran, yo~"

 

"Si doi, lucu sekali dah, dia mencoba menyembunyikan kehadirannya."

 

Teman-teman perempuan Miran juga mulai menyapaku.

 

Misalnya, selama waktu istirahat. Aku benar-benar menyembunyikan kehadiranku dan tidak ada yang menyadariku.

 

"Apakah pria itu benar-benar pacarnya Miran-chan?"

 

"Tidak, aku dengar dia adalah tunangannya."

 

"Haaa!?"

 

Dengan begitu, aku semakin sering menerima tatapan iri dan cemburu dari anak laki-laki yang gaul.

 

Contoh lainnya, di koridor—Senpai gaul menyebalkan yang pernah terlibat denganku berkata. "Maafkan aku!”

 

Tampaknya dia sangat sibuk dalam aktivitas klub dan sangat menderita karena reputasinya yang anjlok, sehingga dia meminta maaf kepadaku dengan bersungguh-sungguh.

 

Perubahan terbesar dari semuanya adalah, "Shuuji~"

 

Bel makan siang berbunyi dan Miran menghampiri tempat dudukku.

 

"Ini, Shuuji, bento-mu."

 

"Oh, terima kasih!”

 

Bento yang diberikan kepadaku adalah kotak makan siang buatan tunanganku. Sejauh ini dia menyerahkannya kepadaku secara diam-diam, karena takut ketahuan. Sekarang aku bisa menerimanya dengan bangga di dalam kelas. Bahkan—"Ayo kita makan bersama." Miran mengajakku makan siang bersama Hanako-san dan Adzuki-san.

 

Bagiku, yang selalu makan sendirian, hal ini sangatlah revolusioner.

 

***

 

Namun, aku adalah seorang otaku introvert penyendiri yang selalu gagal. Terus-menerus menjadi bahan pandangan bukanlah hal yang aku sukai. Pada akhirnya, saat istirahat aku berpura-pura tidur dan membiarkan para atlet melewatiku. Saat makan siang, aku bergerak cepat ke posisi tetap di bagian belakang gedung sekolah untuk menghindari kebisingan. Perilaku introvertku yang seperti itu tidak berubah.

 

"............"

 

Namun, aku merasa tidak nyaman dengan kondisi ini, sama seperti sebelumnya. Aku ingin menjadi seorang laki-laki yang layak menjadi tunangannya Hanatsuki Miran.

 

Jadi, suatu hari saat jam istirahat—Aku berdiri setelah melihat Miran meninggalkan tempat duduknya.

 

"Hanako-san, Adzuki-san, bolehkah aku bicara sebentar?"

 

Aku memanggil dua teman gyaru-nya Miran dan mengajukan permintaan kepada mereka.

 

Aku sedang dalam perjalanan menuju titik pertemuan. Hari ini adalah kencan keduaku dengan Miran. Akan tetapi, ini berbeda dengan yang lalu.

 

"Oke, ini sempurna."

 

Aku memeriksa bayanganku di jendela toko dan menyentuh rambutku. Tidak seperti biasanya, poni rambutku di sisir ke atas hari ini, dan bagian lainnya tergerai. Ya, aku menggunakan minyak rambut. Teman-teman gyaru-nya Miran, Hanako-san dan Adzuki-san, mengajariku cara menggunakannya meski aku sendiri belum menguasainya. Mengenakan minyak rambut rupanya lebih sulit dari yang kukira, dan aku masih berada di level pemula.

 

"Masih ada waktu ….”

 

Seperti terakhir kali, aku tiba di tempat pertemuan lebih dahulu. Kare gaya rambutku yang sekarang berbeda, aku jadi lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar. Ketika aku hendak menarik napas dalam-dalam di pojokan untuk menenangkan diri.

 

"Hah? Shuuji?"

 

Sebuah suara yang ceria mencapai telingaku dan itu adalah suaranya tunanganku, Hanatsuki Miran.

 

"Untuk sesaat, aku tidak tahu siapa kamu ….”

 

Miran melebarkan pandangannya ke arah rambutku yang sudah dipakaikan minyak rambut, lalu menatapku. Akan tetapi, aku juga menatapnya saat dia menatapku.

 

"Untuk sesaat, aku juga tidak tahu siapa kamu."

 

Miran selalu mengenakan pakaian yang mencolok dan glamor. Namun hari ini, dia mengenakan pakaian yang rapi dengan warna yang lembut. Dipadukan dengan suasananya, dia tampak seperti orang yang berbeda.

 

"Aku mencoba berpakaian seperti yang disukai Shuuji … bagaimana menurutmu?"

 

Miran berkata dengan malu-malu. Teringat bahwa dia pernah bertanya kepadaku tentang pakaian heroine yang rapi ketika kami berada di toko anime sebelumnya, lalu aku menatapnya dan mengatakan kepadanya secara jujur.

 

"Kamu terlihat cantik," kataku.

 

"Benarkah? Kalau begitu, aku akan berpakaian seperti ini mulai sekarang."

 

Miran merasa gelisah saat dia menggumamkan hal ini. Memang cocok untuknya, tetapi dengan jujur mengatakan kesanku terhadap Miran.

 

"Tapi aku juga suka pakaian lamamu."

 

Pada awalnya, aku tidak suka dengan para gyaru yang mencolok dan glamor, tetapi sekarang aku menyukai penampilan Miran.  Ada bagian dari diriku yang merasa bahwa pakaian Miran yang kalem itu tidak cukup bagiku.

 

"Shuuji."

 

Pipi Miran memerah, dan aku menyadari bahwa aku telah mengatakan sesuatu yang cukup memalukan, sehingga aku menggaruk-garuk kepala. Namun, aku tidak bisa melakukannya karena ada minyak rambut di rambutku. Miran melihatku melakukan hal itu dan berkata kepada Aku sambil tersenyum.

 

"Rambut Shuuji terlihat keren."

 

"Aku menggunakan minyak rambut.”

 

"Itu terlihat bagus untukmu!"

 

Aku sempat khawatir bahwa hal tersebut akan kelihatan aneh dari sudut pandang Miran, tetapi aku merasa lega dengan pujian tersebut.

 

"Terima kasih.”

 

Aku pikir akan mulai memakainya saat pergi ke sekolah mulai sekarang. Ketika sedang memikirkan hal itu, Miran berkata kepadaku, "Tetapi aku juga menyukai gaya rambut Shuuji yang biasa."

 

"----"

 

Dia menjawab kalimat yang sama dengan yang aku ucapkan, membuatku terkejut. Setelah kami saling menatap dalam diam selama beberapa saat, aku mengulurkan tanganku kepada Miran dan berkata.

 

"Baiklah, ayo kita pergi berkencan."

 

"Ya!"

 

Tangan Miran terasa lembut dan hangat saat kugenggam. Dengan menggenggamnya, aku pergi berkencan bersama Miran.


Extra:


 

TL: Zhone-sensei (YouthTL)

 

Prev Chapter || ToC || Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close