NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

KanoUwa: after story Volume 1 Chapter 11

 


Penerjemah: Tensa

Proffreader: Tensa


Pengalaman Pertama


"Senpai, kapan pengalaman pertamanya?"

Mendengar pertanyaan Shinohara, gerakanku langsung berhenti.

Aku menjauhkan sedotan es kopi susu yang hampir mencapai mulutku, dan menjawab tanpa melihat Shinohara.

"Pengalaman pertama apa?"

Aku harus menanyakan ini dulu. Kalau sampai menjawab berdasarkan interpretasiku sendiri, bisa-bisa aku malu.

Tapi sayangnya dugaanku sepertinya benar, saat aku menoleh, wajah Shinohara memerah.

"Itu lho, yang agak nggak enak diomongkan, atau lebih tepatnya malu-maluin..."

"...Oke. Aku ngerti maksudnya."

"Beneran? Kalau gitu jawab dong."

"Nggak mau."

"Kenapa!"

Shinohara mengayun-ayunkan tangannya protes.

Tapi tetap saja, debu tidak beterbangan di rumahku. Berkat hasil bersih-bersih sehari-hari. Yah, meski aku sendiri jarang melakukannya sih.

Saat aku berpikir begitu, Shinohara melemparkan tatapan tidak puas padaku.

Aku mengerti maksud pertanyaan kouhai ini. Seperti biasa, dia ingin memastikan pandangannya tentang cinta.

"Ini urusan pribadi, jadi aku nggak mau jawab."

"Aku juga bukan tertarik sama urusan pribadi senpai kok!"

"Kalau gitu makin nggak perlu nanya kan?"

Kalau dia bohong bilang tertarik juga masih mungkin ada kemungkinan. Meski kemungkinannya sangat kecil, tapi sekarang jadi nol.

Aku menyeruput es kopi susuku sampai berbunyi sruuut, lalu Shinohara membuka mulut seperti membela diri.

"Bukan, gimana ya. Aku memang tertarik sama senpai sih, sangat malah. Tapi bukan tertarik untuk tahu detail pengalaman pertama senpai gitu. Yang aku tertarik itu ke senpai yang sekarang. Pertanyaan tadi cuma mau tahu buat referensi aja."

"Kamu bilang tertarik, emangnya aku mau diserang?"

"Bukan, sekarang jangan bercanda dong."

"Kenapa malah aku yang dimarahin..."

Meski tidak terlalu paham, aku tidak melanjutkan dan hanya menghela nafas kecil.

Lalu, Shinohara juga ikut menghela nafas.

"...Yah, pertanyaan ini bukan cuma masalah senpai jadi aku agak merasa bersalah sih. Ini juga berhubungan sama Reina-san kan."

Pernyataan itu membuatku sedikit terkejut.

Sepertinya Shinohara tidak hanya memikirkanku, tapi juga mempertimbangkan Reina.

"Kalau gitu, pembicaraan ini selesai ya."

"Senpai nggak membantah lho. Jadi pengalaman pertama senpai sama Reina-san!"

"Kamu licik!"

Aku berdiri dengan cepat dan menatap Shinohara dari atas.

Tapi Shinohara sama sekali tidak terpengaruh, malah tersenyum jahil.

"Senpai, duduk. Makan malam hari ini omelet rice kesukaan senpai lho."

"Makin licik aja!"

Meski protes dengan suara keras, aku perlahan duduk kembali. Mana mungkin mahasiswa yang tinggal sendiri bisa menolak godaan omelet rice. Kouhai ini benar-benar licik.

Melihatku begitu, Shinohara menunjukkan ekspresi yang sulit dijelaskan lalu menundukkan pandangannya.

"Reina-san emang dewasa ya."

Gumaman pelan itu.

Merasa ada nada murung dalam suaranya, aku berdehem lalu membuka mulut.

"Nggak juga, punya pengalaman pertama bukan berarti dewasa kok. Malah menurutku, orang yang belum mengalami hal yang sudah dialami banyak orang justru bisa punya cara berpikir yang unik. Dalam arti tertentu itu lebih berharga menurutku."

"Iya ya... Lebih baik berpikir positif ya."

"Kan."

Dari dulu aku tahu Shinohara punya banyak pikiran soal pandangannya tentang cinta. Tapi menurutku, nilai-nilai seperti itu ada sebanyak jumlah manusia. Tidak perlu terlalu dipikirkan.

"Aku juga pengen pacaran yang lama di hubungan berikutnya."

"...Hah?"

Melihat reaksiku, Shinohara memasang wajah bingung.

"Eh, kukira— eh, nggak apa-apa."

...Ternyata soal lama pacaran.

Kesalahpahaman barusan kusimpan dalam hati saja.

Saat aku mencoba mengalihkan topik, kali ini Shinohara tersenyum lebar dan berkata padaku.

"Senpai, cerita detail dong salah paham apaan!"

"Aah, berisik berisik!"

Aku berbaring telentang mencoba menghindari pertanyaan, sementara Shinohara tertawa sambil berguncang.

Hari ini pun rumahku ramai.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close