NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Ore no linazuke ni Natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Volume 2 Chapter 2

 Penerjemah: Miru-chan

Proffreader: Miru-chan


Chapter 2

【Tebak】

Ada yang tahu, hari ini hari apa?


"Pertanyaan! Nah, Yuu-kun, hari ini adalah hari apa yaa?"


Sepulang sekolah, ketika aku sedang berbaring di sofa ruang tamu sambil membaca manga, entah kenapa tiba-tiba Yuuka mengajukan kuis. Saat aku menoleh, dia berdiri dengan tangan di pinggang, wajahnya penuh percaya diri.


Hmm… hari ini? Ada apa memangnya hari ini? Bukannya hari ulang tahun aku ataupun Yuuka. Bukan juga awal event baru Arisute. Apa ini hari ulang tahun perilisan Arisute? …Tidak, perilisannya kan musim dingin. Lagipula, tidak mungkin aku sampai lupa hari itu.


Tidak bisa, sama sekali tidak terlintas di kepalaku.


"Sisa sepuluh detik, lho~"


"Serius, aku benar-benar tidak tahu. Kalau besok, sih, Tanabata…"


"Ahh, sayang sekali! Tinggal sedikit lagi, Yuu-kun!! Kalau sehari sebelum Tanabata, itu apa?"


"Sehari sebelum Tanabata? Enam Juli? Eh, memang ada sesuatu?"


"Enam Juli! Itu dia, itu dia! Kamu hampir sampai!!"


Ya ampun. Enam Juli kan hanya sekadar fakta tanggal saja, kan?


Aku memeras otak sekuat tenaga. Tapi tetap saja, tidak bisa menemukan jawabannya. Akhirnya, aku menyerah dengan pasrah.

"Maaf, aku menyerah. Jadi apa jawabannya, Yuuka?"


"Fufufufu. Jawabannya adalah… dedededede… jannn!"


Dia bahkan menirukan suara drum roll sendiri. Tingkat semangat tunanganku ini luar biasa sekali.


Sambil aku memikirkan hal itu, Yuuka mengangkat jari telunjuknya dan dengan penuh percaya diri mengumumkan:


"Hari ini adalah… tepat tiga bulan sejak aku resmi menjadi tunangan Yuu-kun!! Kyaa, tepuk tangan~!!"


────Begitu toh. Itu jelas tidak mungkin bisa aku tebak.


Melihat Yuuka yang kegirangan seorang diri, aku berusaha menjawab dengan tenang.


"Kalau dipikir-pikir, memang pertama kali kita bertemu di hari upacara masuk, ya. Jadi, benar sih, ini tepat tiga bulan… tapi memangnya sampai sebegitunya perlu dirayakan?"


"Jelas perlu dong, tiga bulan itu lama, lho!? Sama lamanya dengan satu cour anime. Itu berarti kita sudah bersama selama itu. Mana mungkin aku tidak bahagia!"


Mengucapkannya sambil menempelkan tangan ke pipi, Yuuka menampilkan senyum yang seakan meleleh. Melihat wajahnya yang sebahagia itu… justru membuatku jadi malu sendiri.


"Y-yaah… tiga bulan ini memang terasa cepat sekali, ya. Terus terang, aku tidak menyangka bisa bertahan sejauh ini tinggal bersama gadis dunia nyata."


"Padahal ini baru awal, lho! Karena suatu saat nanti, aku akan jadi 

istrimu, pasangan hidupmu untuk selamanya!!"


Yuuka mengucapkannya seolah itu hal yang wajar, lalu menatapku dengan mata jernih. Rambut halusnya bergoyang di sekitar pundak gaun biru muda yang dikenakannya. Pipi Yuuka tampak sedikit memerah.…Mungkin wajahku pun sekarang terlihat sama merahnya.


Kata-kata yang biasanya terlalu memalukan untuk diucapkan, Yuuka selalu menyampaikannya secara langsung tanpa ragu. Mungkin justru karena sifatnya yang polos itulah, aku—yang biasanya tidak pandai bergaul dengan gadis dunia nyata—bisa merasa nyaman bersamanya.


"Aaah! Yuu-kun, kenapa kamu malah memalingkan wajah!?"


Dengan cepat Yuuka menangkap gerakanku yang refleks menghindari tatapan, lalu menarik lenganku kuat-kuat. Keberadaan hangat tubuhnya langsung terasa, membuatku semakin tidak tenang.


"Aduh, Yuu-kun ini. Perayaan tiga bulan ini justru baru akan dimulai, tahu?"


"Baru dimulai? Memangnya kamu mau melakukan apa?"


"Fufufu~… itu rahasia dulu, deh."


Aku melirik wajahnya, melihat mulutnya cemberut imut sambil pura-pura mengalihkan pandangan. Tapi kemudian, ia melirikku sekilas. Begitu tatapan kami bertemu, ia buru-buru mengalihkan pandangan lagi. Sekilas.


──Sengaja, ini pasti. Dari ekspresinya jelas sekali dia ingin aku memperhatikannya, sampai-sampai aku tak bisa menahan tawa.


"Ya sudah, bilang saja. Aku penasaran, Yuuka."


"Aduh, dasar Yuu-kun. Kalau kamu sudah minta begitu, ya mau bagaimana lagi~"


Begitu aku bertanya sesuai keinginannya, Yuuka langsung menoleh penuh gaya, lalu tersenyum riang tanpa beban.


"Untuk memperingati tiga bulan ini──ayo kita adakan pesta, Yuu-kun!"



Dan begitu lah. Untuk merayakan hari jadi tiga bulan pertunangan kami pada tanggal enam Juli, akhirnya kami memutuskan untuk mengadakan pesta.…Tapi memangnya normal merayakan setiap tiga bulan sekali?


Dengan pola ini, berarti setiap kali satu cour anime selesai, kami akan punya hari peringatan baru. Tapi ya… kalau itu Yuuka, dia benar-benar akan melakukannya. Membayangkan wajah tunanganku yang polos itu, aku tanpa sadar tersenyum kecut.


──Yuuna-chan juga mungkin akan melakukan hal seperti ini. Entah karakternya yang mirip orangnya, atau orangnya yang menyesuaikan diri dengan karakternya, aku tidak tahu. Tapi aku merasa memang ada banyak bagian yang saling tumpang tindih.


"Ehm, kembang api pesta… kembang api pesta…"


Sementara Yuuka sibuk menyiapkan hidangan mewah untuk pesta di rumah, aku pergi ke toko serba ada untuk membeli perlengkapan pesta. Karena dia bilang ingin merayakan dengan meriah, paling tidak aku harus membeli kembang api pesta. Selain itu, apa lagi ya… mungkin semacam perlengkapan yang bisa memutar musik pesta?


Karena aku jarang sekali menghadiri pesta, aku tidak yakin apakah seleraku cocok atau tidak. Untuk sementara, aku mencoba menyentuh 

hiasan bunga dengan wajah di depanku.


"Kyumpyokoo"


Dengan suara aneh dan lemas, hiasan bunga itu mulai bergoyang-goyang menari.…entah kenapa rasanya bukan ini yang kumaksud.

Saat aku sedang menyentuh dagu sambil berpikir—


『Voice Bullet 【Fairy】──Charming Fairy!! 』


T-tunggu, itu barusan… suara Izumi Yuuna?


Setelah suara sistem yang datar, jelas sekali yang terdengar tadi adalah suara Izumi Yuuna. Memang sih, dia meneriakkan semacam nama jurus aneh.


Penasaran, aku mengikuti arah datangnya suara itu menuju bagian dalam toko. Dan di sana────


"Urya!"


『Voice Bullet 【Heat】──Dead Blaze!! 』


Aku melihat seorang gyaru dari kelasku, Nihara-san, sedang membidik dengan sebuah mainan pistol besar.


Begitu ia menarik pelatuk, terdengarlah suara berbeda dari sebelumnya… eh, bukankah itu suara Shinomiya Ranmu!?


Apa-apaan tuh, senjata aneh yang membuat para idol Alice Idol meneriakkan nama jurus!?


"…Ah."


Saat aku melamun memikirkannya, pandangan kami langsung bertemu.

Nihara-san, masih memegang pistol itu, menatapku kaget, lalu setelah jeda sejenak—


"Ah, aahh! Ternyata Sakata, toh!! Lagi ngapain di sini!?"


"Yah, aku cuma belanja biasa, sih… Nihara-san, kenapa kamu kelihatan panik begitu?"


"T-tidak panik sama sekali! Aku juga cuma… ya, belanja aja!!"


"Begitu ya? Tapi kenapa kamu bawa-bawa senjata Cosmo Miracle Man itu──"


"Ini bukan senjatanya Cosmo Miracle Man! Ini senjatanya Kamen Runner Voice, namanya Talking Breaker! Memang masih satu kategori tokusatsu, sih."


"Hah?"


Apa-apaan sih bahasanya?


Melihat reaksiku yang bengong, Nihara-san tiba-tiba tersadar.


"Ah, iya… aku kan, sebenarnya lumayan jago main sama anak kecil, tahu? Kayak waktu itu pas ikut jadi relawan. Jadi ya, wajar kalau aku lumayan ngerti soal tokusatsu!"


Ah… iya juga. Waktu diminta oleh Gousaki-sensei buat bantu di penitipan anak, dia dengan semangat sekali main pura-pura Cosmo Miracle Man bersama anak-anak.


Mengingat dia sering mengaku sebagai "kakak perempuan secara mental" dan suka sekali menggangguku, mungkin saja sebenarnya dia punya adik jauh lebih kecil di rumah.


…yah, tapi itu nanti saja.


“Nihara-san, soal pistol itu── barusan aku dengar suara banyak perempuan, bukan?”


“Hm? Ah, iya. Kamen Runner Voice itu kan bertarung dengan menggunakan suara. Pistol roh suara ini, Talking Breaker, bisa memindai item berbentuk mikrofon. Kalau pelatuknya ditarik, akan terdengar berbagai macam ‘suara’. Lalu, tergantung tipe suara yang keluar, atribut serangannya pun berubah. Contohnya gini.”


『Voice Bullet 【Break】──Oil Shock!』


Sekarang malah suara Hotta Deru.


Apa-apaan ini, jangan-jangan lagi kolaborasi dengan Alice Idol?


“Kenapa, Sakata? Kok ngeliatin gitu…… ah. P-penjelasan barusan tuh, ya, cuma kayak hasil aku denger-denger dari anak kecil, gitu deh!?”


Ya, aku paham sih. Tapi kenapa jadi ngomong secepat itu?


──── Brrr brrr♪


Tiba-tiba ponsel di saku bergetar.


『Yuu-kun, maaf! Saus yakiniku habis…… bisa beliin sekalian?』


Oh, jadi malam ini yakiniku, ya. Aku hanya membalas singkat “Oke”, lalu menyimpan ponsel kembali ke saku.


“Kalau begitu, Nihara-san, aku mau mampir dulu ke supermarket.”


“Ah, iya. Sakata kan memang tinggal sendirian, ya? Jadi masak sendiri juga, dong?”

“Y-ya, begitulah.”


“Padahal waktu praktik masak, yang kamu bikin selalu berantakan.”


“T-tapi setidaknya masih bisa dimakan, kan.”


Aku hati-hati memilih kata agar tidak ketahuan soal hidup serumah dengan Yuuka.


Entah kenapa, Nihara-san malah menyentuh dagunya, tampak berpikir serius── lalu menepuk tangannya seolah mendapat ide.


“Kalau begitu, nanti biar aku aja yang masakin buatmu! Jangan salah, aku ini lumayan jago masak, lho!”


“Eh!? T-tidak usah repot-repot!”


“Jangan sungkan gitu. Lagipula, sebentar lagi liburan musim panas, kan? Pas itu deh, aku main ke rumahmu, terus masakin yang enak-enak. Katanya sih, cara menaklukkan hati pria itu lewat perutnya!”


Dia mau menaklukkan hatiku untuk apa sebenarnya, si gyaru ini? 


Yang jelas, di rumah ada Yuuka. Jadi aku benar-benar tidak bisa menerima rencana gila itu.


Aku buru-buru memotong percakapan sebelum arahnya makin berbahaya, lalu segera menuju supermarket di bawah tanah.


────Tapi. Entah kenapa, pistol yang dipegang Nihara-san tadi… terus terbayang di kepalaku.



“Jeng-jeng! Ini dia menu spesial pesta ala Yuuka!!”


Di meja makan sudah tersusun yakiniku di hot plate.…dan bukan itu saja. Ada steak, sushi, roast beef, dan berbagai macam hidangan lain yang jumlahnya tidak masuk akal sampai memenuhi meja.


“…Bukannya ini kebanyakan?”


“Fufufuー. Ini belum seberapa, tahu!”


Dengan bangga Yuuka kembali ke dapur, lalu keluar membawa kue di atas piring.


“…Eh? Jangan bilang ini buatan tanganmu?”


“Iya! Aku memang kurang jago bikin kue, jadi kalau nggak enak, maaf ya?”


Kue dengan krim putih itu, tanpa berlebihan── terlihat pantas dipajang di toko kue. Dan di atasnya ada papan cokelat bertuliskan pesan dengan krim:


『Mulai sekarang, terus bersama ya, Yuu-kun☆』


“…Makasih ya, Yuuka.”


Aku berbisik kecil, lalu memberikan cracker pada Yuuka. Kami menghitung bersama──


“Selamat tiga bulan, Yuu-kun!!”

『Voice Bullet 【Fairy】──Charming Fairy!! 』


“Gyaaaaa!?”


Alih-alih cracker, aku justru menyalakan pistol Kamen Runner. Tapi Yuuka malah menjerit luar biasa keras. Ia langsung merebut pistol itu dariku.

“K-kenapa kamu… beli beginian, Yuu-kun!?”


“Coba pikir kebalikannya? Kalau benar ada suara idol Alice Idol di dalamnya, bukannya lebih memalukan kalau aku tidak tahu? Sudah jelas harus langsung beli dong.”


“Itu nggak ada hubungannya sama Alice Idol! Cuma karena Hotta-san jadi pengisi suara karakter utama, jadi aku kebawa satu suara dimasukkan juga… dan lagian, aku kan udah dapat satu gratis dari perusahaan produksi! Ngapain sih kamu repot-repot beli, bikin malu aja… aduuuh!!”


Jadi ternyata tidak ada hubungannya dengan Yuuna-chan, ya.


Tapi… bagiku, ini tetap bukti kalau Yuuka bekerja keras sebagai pengisi suara. Jadi aku sama sekali tidak menyesal membelinya.


Bagaimanapun── Anniversary ke tiga bulan, Yuuka.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

Post a Comment

Post a Comment

close