Interlude - Perasaannya
“Haa.. banyak hal yang terjadi hari ini dan aku sudah banyak merepotkan Kisaragi-san"
Setelah selesai mandi, aku mengganti seragam sekolahku dengan piyamaku, lalu berbaring di tempat tidurku.
Kebetulan saat ini jam masih menunjukkan pukul 9 malam. Yang artinya sudah lebih dari 1 jam ketika aku belajar memasak di apartemen Kisaragi-san.
Saat itu.. setelah pergi berbelanja di toserba. Kami langsung pergi ke apartemen Kisaragi-san dan di sana dia mulai mengajariku memasak.
Itu berhasil! Tidak, melainkan gagal total.
Padahal, kami hanya memasak makanan sederhana. Tapi tetap saja, aku gagal total.
Awalnya, Kisaragi-san mempercayaiku dengan mengatakan 'Aku yakin, jika hanya ini kau pasti bisa.'. Mendengar kata-kata itu darinya entah kenapa membuatku senang.
Dan karena itu, aku terlalu senang sehingga aku lupa bahwa saat itu aku sedang memasak dan membuat makanan yang kumasak menjadi arang.
"Uuu, itu benar-benar memalukan."
Meskipun Kisaragi-san mengatakan 'Tidak apa-apa'. Namun, tetap saja aku merasa bersalah.
Pada akhirnya.. Kisaragi-san lah yang membuatkan makan malam sedangkan aku hanya menungggu.
"Makanan buatan Kisaragi-san benar-benar enak. Um, kaarage 'kan?"
Yah apapun itu.. Masakan itu benar-benar membuatku ketagihan.
Oh, ya.. Kisaragi-san juga mengatakan kepadaku bahwa dia akan mengajariku cara membuat roti panggang besok pagi.
"Fufu, aku sangat menantikannya~"
..... Yosh, jika hanya roti panggang. Aku bisa melakukannya.
Itulah yang kupikirkan, tetapi faktanya aku belum pernah membuat roti panggang. Jadi, aku tidak yakin apakah aku bisa membuatnya atau tidak.
Sampai saat ini, aku belum pernah memasak sendiri. Tidak ada yang pernah mengajariku.
Tapi, berkat itu, aku bisa diajari memasak oleh Kisaragi-san seperti ini.
"Maaf, Kisaragi-san. Aku selalu merepotkanmu. Tapi, itu juga membuatku senang."
Saat aku membenamkan wajahku di bantal, tanpa sengaja aku menyeringai.
Kalau dipikir-pikir, apakah dia menganggapku gadis yang ceroboh, ya?
Aku mulai memperhatikan Kisaragi setelah dia menyelamatkanku dari gangguan Senpai kelas tiga. Awalnya aku mendekatinya hanya untuk membalas budi, tetapi semakin aku dekat dengannya semakin aku ingin berteman dengannya.
Aku mengajaknya pergi ke sekolah bersama, makan siang bersama lalu pulang bersama.
Pertama kali aku mengajaknya pulang bersama, Kisaragi-san tampak terganggu dengan sikapku... Namun, tingkah lakunya itu, lucu juga~
Setelah itu, dia mengajakku makan malam bersama. Tidak, aku yang memintanya.
"Uuu, aku tidak percaya bahwa aku mengatakan itu padanya."
T-Tapi! Kupikir ini juga salah Kisaragi-san!
Sambil memikirkan itu, aku menjadi malu pada tindakanku berdiri.
Dia baik dan dapat diandalkan. Saat didekatnya aku merasa nyaman. Itu sebabnya, aku menjadi seperti ini!
Aku menyalahkan diri sendiri dan merenungkan diriku sendiri.
.....Namun, ini juga pertama kalinya aku bertemu seseorang seperti Kisaragi-san.
Selama ini, aku hanya dekat dengan orang tuaku yang sudah meninggal, bibiku yang merawatku dan teman-teman seusiaku. [TN: Mimin ngambil dr TL Vietnam.. Jadi, pas bagian 'orang tuaku meninggal'. Mimin kurang tau.]
Aku ingin tahu, apa yang mereka pikirkan tentangku ketika mereka bergaul denganku, terutama teman-temanku...
Wajahku? Tingkat popularitas? Reputasi? ......Tidak, mungkin semuanya.
Semua orang yang kutemui sampai sekarang hanya melihatku di luar, tidak di dalam.
-Tapi,
"Kisaragi-san......dia berbeda."
Ketika kami berbicara, dia menatap mataku.
Bukan karena penampilanku atau wajahku......Tapi, dia benar-benar memperhatikanku dari dalam. Dia menatapku lekat dengan mata yang sedikit tajam itu.
Terlebih lagi, kata-kata itu saat pertama kali kita bertemu.
'Sebaliknya, aku tidak ingin terlibat denganmu. Melihatmu tersenyum ramah pada orang lain, meski kau memaksakan diri. Aku sama sekali tidak menyukainya.'
"Memang benar aku terkejut dengan itu ..."
Untuk pertama kalinya, aku terkejut dan pada saat yang sama dipenuhi dengan kemarahan.
Mau bagaimana lagi, kan? Semua orang juga marah jika mereka dibilang seperti itu pada pertemuan pertama.
Tapi......hanya Kisaragi-san yang mengatakan kata-kata itu padaku.
Itu sebabnya, aku mulai memperhatikannya.
Dan, sementara aku mulai terikat dengannya—
"Aku ingin tahu, emosi rumit yang kurasakan ini..." kataku, meletakkan tanganku di dadaku
Setiap kali aku bersamanya, setiap kali aku memikirkannya—dadaku mulai berdebar.
Aku tidak tahu perasaan apa ini...
Meskipun aku berpikir 'apakah ini penyakit?', tubuhku tidak merasakan sesuatu yang abnormal.
Lain kali, aku akan meminta saran dari Miyuki-san....
Aku berhenti berpikir, berbaring di tempat tidur dan memejamkan mata.
...... Untuk saat ini, lebih baik tidur saja.
Lagipula, besok aku harus bangun pagi-pagi dan pergi ke apartemen Kisaragi--san.
"Ehehe, aku ingin bertemu dengannya secepat mungkin."
Berpikir seperti itu, aku menjadi bahagia lagi dan tanpa kusadari aku membuat senyum.
Ugh……! Aku tidak bisa tidur~!
Rasanya seolah-olah rasa kantukku berpindah ke dimensi lain.
Pada akhirnya, aku membutuhkan satu jam agar bisa tertidur.
|| Previous || Next Chapter ||
7 comments
Imutnya