-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha V8 Chapter 3

Chapter 3 - Peragaan Busana SMA Kouetsu


Setelah kami semua menikmati pesona Ashida yang baru saja kami temukan, kami memutuskan untuk menyimpan barang-barang yang kami beli di ruang kelas kami dan kemudian pergi ke aula olahraga untuk menonton peragaan busana yang akan segera dimulai. Atau lebih tepatnya, ini lebih mirip kontes yang memamerkan berbagai macam gaun. Dan mengingat biaya yang dikeluarkan untuk itu semua, tidak berlebihan untuk menyebutnya sebagai acara utama Festival. Tapi, aku ingin tahu bagaimana hasilnya...

Memasuki aula olahraga yang remang-remang, aku bisa melihat bahwa tempat ini penuh sesak, tanpa ada perbedaan jenis kelamin yang terlihat. Aku melihat seorang Senpai berbadan besar membawa sebuah set drum ke atas panggung. Aku menduga mereka melakukan pertunjukan kecil sebelum acara utama. Melihat orang-orang di sekitar kami, mereka semua masih merasakan suasana.

"Apa kau lebih suka melihat ini?"

"Nggak juga. Yah, setidaknya menurutku ini cukup menghibur.. Tapi, Aichi bukan tipe orang yang suka dengan hal yang berisik seperti ini, kan?"

"Ughh... Kau benar..."

Apa yang aku sadari baru-baru ini adalah bahwa prinsip Natsukawa saat melakukan sesuatu bermuara pada apakah Airi-chan akan menikmatinya atau tidak. Festival seperti ini mungkin terlalu berlebihan, tapi keributan dari jenis hiburan lain mungkin akan baik-baik saja baginya. Kami kemudian bergerak melewati barisan, duduk di tempat duduk untuk murid-murid saat ini.dengan Ashida, diikuti oleh Natsukawa dan aku di sebelahnya.

"Kalian tidak keberatan menonton acara ini, kan? Lagipula, ini adalah acara yang sebagian besar ditujukan untuk para gadis," tanyaku.

"Aku sangat menantikannya! Terutama karena semua pembicaraan tentang aksesori tadi!" Ashida menjawab.

"Iya, kurasa ini akan menarik," Natsukawa menimpali.

Bertentangan dengan itu, jika aku ditanya tentang kegembiraanku, aku tidak akan terlalu yakin dengan jawabanku. Pada akhirnya, alasan utamaku berada di sini karena Shinonome-sama. Melihat sekeliling, rasio gadis-gadis sedikit lebih tinggi dari yang kuperkirakan dan aku merasa sedikit malu. Padahal akulah yang mengundang mereka berdua. Dan satu-satunya harapanku adalah aku bisa melihat gadis-gadis cantik yang mengenakan gaun lucu.

"Oh ya, harus mendapatkan aplikasinya..." Kata Ashida.

"Benar. Ada aplikasi pemungutan suara, kan?"

"Hmm, kode QR-nya ada di pamflet."

Karena aku sudah menginstal aplikasi itu, aku membantu para gadis itu mencari-cari. Ya, aplikasi ini dibuat dengan tergesa-gesa. Jadi, sangat sederhana dan tidak banyak yang perlu aku ajarkan kepada mereka. Aku bahkan tidak tahu siapa yang mengembangkan aplikasi ini. Meskipun aku rasa aplikasi ini awalnya dikembangkan beberapa tahun yang lalu.

"Kira-kira kita bisa melihat Rin-sama enggak ya!?"

"Menurutku acara seperti ini bukan kesukaan dia. Yah, walaupun aku berharap juga sih."

"....."

Mengetahui Shinomiya-senpai dan kepribadiannya yang tegas, kemungkinannya kecil. Satu-satunya kemungkinan yang kulihat ini terjadi adalah jika dia menggendong Inatomi-senpai dan Mita-senpai di kedua tangannya, muncul sebagai keluarga komite moral publik. Gadis-gadis itu mungkin akan menjadi gila.

"... Bagaimana dengan Kakakmu?" Natsukawa bertanya.

"Aku bahkan tidak ingin membayangkan hal seperti itu."

"Kamu tidak perlu terlihat begitu ketakutan..."

"Kalau begitu, izinkan aku bertanya padamu. Wajah seperti apa yang harus kutunjukkan saat melihat Aneki berjalan di catwalk dengan pakaian yang seksi atau imut? Lain cerita jika ini adalah pertandingan gulat."

"Aku yakin Kakakmu akan terlihat cantik dengan gaun apapun."

Sangat menyakitkan bagiku bahwa Natsukawa dan aku tidak bisa melihat dengan mata kepala sendiri tentang hal ini, tetapi persepsiku tentang Aneki tidak akan berubah dengan mudah. Sekali lagi, aku menganggap ini adalah emosi yang normal ketika berhadapan dengan saudara kandung.

Aku ingin tahu bagaimana perasaan saudara kandung, seorang Idol. Menonton saudaranya menari di TV atau tampil di acara. Aku yakin itu akan jauh lebih rumit daripada apa pun ini.

"Uwah, luar biasa..."

Mengangkat pandanganku, aku melihat gaun-gaun yang megah dan mencolok serta pakaian yang berbaris di atas panggung, berubah warna sesuai dengan pencahayaan. Benda besar yang tampak seperti spanduk yang tersembunyi di belakang panggung, sekarang diletakkan di depan dan berubah menjadi layar besar.

Apa kita... selalu memiliki sesuatu seperti itu di sini?

"Udah mulai cuy...!"

Bersama dengan suara Ashida yang bersemangat, musik pop Amerika mulai dimainkan. Aku pikir musiknya terdengar tidak asing, ketika lampu merah muda di atas panggung mulai bergerak dan layar ditarik ke atas.

"Wow...!"

"Luar biasa!"

Di layar, tertulis 'Koetsu Fashion Collection' dalam bentuk logo. Ini pasti menghabiskan biaya setengah miliar. Dan sebagai orang yang berpartisipasi dalam persiapan Festival, aku merasa ngeri membayangkan, betapa banyak pendukung yang mereka kumpulkan untuk mewujudkannya. Dan dengan melihat betapa tulusnya semua ini, tidak mengherankan kalau Natsukawa dan Ashida merasa gembira atas hal ini.

Yah... selama semua orang menikmati hal ini, aku tidak punya alasan untuk mengeluh. Aku harus merekomendasikan upaya tulus klub.

Dari sisi panggung muncul seorang gadis yang tidak asing lagi mengenakan dasi kupu-kupu, membawa mikrofon dengan dekorasi berkilauan.

Konser macam apa ini?

Kupikir dia adalah bagian dari klub penyiaran sekolah, yang menangani pengumuman untuk upacara pembukaan dan penutupan. Aku bisa melihatnya di TV dalam acara bincang-bincang beberapa tahun lagi. BGM berubah menjadi ketukan yang lebih kecil, saat lampu kembali menyala normal dan fokus pada senior di atas panggung.

'Semua selera fashion dimulai dari wajah-Tapi mari kita akhiri kiasan ini. Selamat siang semuanya, aku akan menjadi penyiar acara ini, Kurahashi dari klub penyiaran SMA Kouetsu.'

Bruh, itu keren...

Dia memiliki kepribadian radio yang lengkap. Dan Kurahashi benar-benar mengenakan pakaian pengunjung pesta tanpa perubahan emosi. Alasan popularitasnya mungkin karena kesenjangan itu.

Mungkin mereka memaksanya untuk melakukan ini?

Tetapi, cara dia memegang mikrofon dan sudut pengambilan gambarnya, seakan-akan dia sedang memperkenalkan lagu berikutnya. Aku yakin dia sangat bersemangat dengan hal ini.

'Dengan kondisi fashion yang terus berubah, klub pakaian sekolah kami telah berkali-kali menjadi pusat perhatian. Bahkan hanya dengan menyalakan TV pagi ini, tren yang ditampilkan di sana sama sekali berbeda dengan apa yang kami lihat tahun lalu. Tapi kami, para siswi SMA lah yang membentuk tren masa depan. Jadi, para orang dewasa yang terhormat-dapatkah Anda mengikuti kami?!'

Ya, ini seperti sebuah konser rock..

Seluruh aula bergemuruh dalam kegembiraan. Seorang gadis yang duduk di sebelah kiriku, di seberang Natsukawa dan Ashida, melompat dan berteriak, "Yeaaaah!" yang membuatku takut setengah mati. Karena seluruh aula ini didominasi oleh para gadis, aku hanya merasa seperti buah simalakama... lebih baik aku diam saja.

Dengan panggilan dan respon dari Announcer Kurahashi, penonton semakin bersemangat dan BGM sebelumnya kembali setelah penjelasan singkat mengenai pemungutan suara. Sepertinya catwalk akhirnya dibuka sekarang.

'Kita mulai dengan peserta pertama kita - seorang siswi kelas 3! Tahun lalu, dia tampil dengan rambut cokelat dan gaun China-Takemoto Megumi-san! Sebagai perubahan total dari tahun lalu, di mana dia bahkan tidak bisa menyembunyikan tinggi badannya, dia sekarang menghiasi kami dengan rambut hitam pendek dan seragam tentara dengan mantel panjang! Sungguh pemandangan yang mempesona!'

Oi, bukankah itu hanya cosplay!?

Senpai yang tampil, tidak menunjukkan tanda-tanda rasa malu dan hanya tersenyum, memamerkan penampilannya ke seluruh aula. Sikap penuh percaya diri itu menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa dengan hal ini dan ia juga berpartisipasi dalam Festival tahun lalu. Layar bahkan memutar cuplikan dari Festival tersebut, memamerkan sang Senpai dengan gaun China-nya.

....Ooooh, gaun China! Wooo!

"J-Jadi, begini.. peragaan busana itu."

"Halloween sudah dekat. Bukankah itu benar, Sajocchi?"

"Y-Ya, benar."

Merasakan tekanan yang tak terlukiskan dari kata-kata Ashida membuat jawabanku terbata-bata.

Bisa tidak mau berhenti melemparkan serangan mendadak padaku saat Natsukawa masih berada di sisiku?

Berkat itu, Natsukawa terus melirikku secara diam-diam... Namun selanjutnya, acara ini memperkenalkan lebih banyak cosplayer, dengan paruh kedua berubah nama menjadi 'Menjadi yang terdepan - Edisi Casual University Girls', yang mungkin merupakan bagian utama dari peragaan busana tersebut. Karena ini adalah pertunjukan yang dibuat oleh para siswa, aku membayangkan bahwa anggaran untuk pakaian dan gaun akan sangat minim...tetapi yang mengejutkanku, semua pakaian tampak seperti koordinasi asli yang bisa kau lihat di toko-toko.

"....."

"....."

Melihat ke arah kananku, Natsukawa dan Ashida menatap ke atas panggung. Berlawanan dengan bagian cosplay, mereka sekarang tampak benar-benar asyik. Aku memang pernah melihat mereka berdua mengenakan pakaian kasual sebelumnya, tetapi yang ini dan yang tadi sungguh berbeda. Aku menduga, mereka masih belajar tentang hal ini. Berbeda denganku, seseorang yang hanya membeli apa yang sedang tren, yang suka berbicara. Tetapi, paling tidak, aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk menatap wajah Natsukawa sepuasnya, ketika penyiar Kurahashi memperkenalkan model berikutnya.

'Selanjutnya, kita memiliki siswi kelas 1 Shinonome Claudine Marika-san! Seperti namanya, dia adalah seorang gadis cantik setengah Jepang, yang menggunakan pengetahuan fashion Prancisnya untuk menantang para Senpainya hari ini! Tapi apakah itu akan cukup untuk membawa pulang kemenangan?!'

"Oh, itu dia."

Mendengar nama yang tidak asing lagi menarik perhatianku kembali ke pertunjukan.

Tapi astaga, nama itu sangat panjang. Apakah dia harus menulis seluruh nama itu selama ujian? Aku bahkan tidak ingin membayangkannya. Dan aku tahu bahwa dia setengah Jepang, tapi dari Perancis, bukan? Dia berbicara bahasa Jepang dengan baik, tapi dia bahkan bisa berbicara bahasa asing, ya ... Yah, sebagai posisi teratas tahun ajaran, aku berharap banyak. Dan dia mungkin juga lahir di sana.

"Apa itu gadis yang memintamu untuk memilihnya, Sajocchi?"

"Ya. Kami sudah saling kenal cukup lama. Jadi, aku berani mengatakan aku menantikan apa yang dia kenakan."

"... Hmph."

Kami bertemu beberapa kali dan saat ini, yang bisa kulihat dia adalah seorang wanita kaya yang canggung dan tidak tahu apa-apa, tetapi dengan darah Baratnya, dia terlihat seperti seorang model. Aku tidak suka ide untuk menjadikan ini sebagai permainan tetap, tapi aku sangat meragukan dia membutuhkan suaraku untuk menang. Ini saatnya dia menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya.

"Sekarang, mari kita lihat apa-"

"Ehh?"

Melihat ke arah panggung, aku benar-benar kehilangan arah pikiranku. Yang pertama kali menarik perhatianku adalah rambut pirangnya yang berkilau. Seperti aura bangsawan yang menggantung di bahunya, setiap langkah penuh percaya diri yang diambilnya membuatnya bergetar dalam irama yang cermat, meninggalkan partikel cahaya di jalannya. Mungkin hanya debu di udara, tetapi pesona yang dipancarkannya membuatnya mampu membuat ini menjadi miliknya.

"Ohh..."

Ini mungkin pertama kalinya aku menghela napas penilaian seperti ini. Dia mengenakan atasan rajutan leher kura-kura dan atasan putih yang memperlihatkan bahunya, dipasangkan dengan lengan panjang yang menjuntai hingga ke pergelangan tangannya. Sepatu bot cokelatnya dengan hak tinggi semakin mempertegas kakinya yang ramping dan panjang. Selain itu, ia mengenakan celana pendek longgar dengan topi loper koran, warna merah yang kontras dengan atasan putihnya. Namun, lebih dari segalanya, rambut keemasannya yang ditata bergelombang, membuat kehadirannya jauh lebih kuat. Itulah saat "keimutan" berubah menjadi "kecantikan", dan aku menyaksikannya dengan mata kepala sendiri.

"Wow..."

"Ini terlihat luar biasa..."

Dengan penampilan seorang model yang sesungguhnya, sepertinya Natsukawa dan Ashida benar-benar kagum. Aku penasaran, bagaimana perasaan orang lain di sekeliling kami, tetapi tatapanku tidak mau berpaling dari gadis di atas panggung.

Nona, aku serius. Sumpah...

Aku terpaksa menunjukkan kekagumanku sekali. Jantungku berdegup kencang, sama seperti saat pertama kali diperlakukan dengan baik oleh Natsukawa. Namun tidak seperti sebelumnya, jantungku berdegup kencang karena menyadari pesona yang dewasa, lebih dari sekedar kebaikan yang tulus. Kehadiran yang dipancarkannya terlalu hebat untuk diabaikan dan hanya dengan berjalan sendirian saja, sudah cukup untuk menunjukkannya.

":.. Oh, nomor 21, ya?"

"Pelat nomor itu sangat tidak perlu!"

"Tapi tanpa itu, tidak ada yang bisa memilihnya..."

Itu adalah eksistensi yang sangat kecil, yang tidak bisa diharapkan untuk melukai pesona sang wanita. Tetapi, plat nomor dengan angka 21 yang tergantung di pinggangnya, masih tetap menonjol.

Yah, seperti yang dikatakan Natsukawa, itu perlu untuk memilih.

Para Senpai lainnya memiliki plat nomor yang sama dengan nomor yang berbeda. Berbalik di depan jalan setapak, Ojou-sama menyibakkan rambut pirangnya ke samping dan kembali ke belakang panggung dengan berjalan penuh percaya diri.

Astaga... itu adalah sesuatu. Terlebih lagi, dengan penampilannya, aku ragu apa pun yang dia kenakan akan terlihat buruk padanya. Bahkan aku, sebagai seorang pria, tidak bisa tidak merasa cemburu akan hal itu.

Dengan menghilangnya Ojou-sama, seorang gadis lain muncul dari samping dan berjalan menuruni panggung. Dan meskipun aku tidak ingin terdengar merendahkan, aku sungguh merasa kasihan padanya, karena dia tampil setelah penampilan sebelumnya. Perbedaannya terlalu jelas. Setelah semua peserta berkesempatan menunjukkan diri mereka, diikuti oleh klub busana yang melakukan pertunjukan terakhir, lampu meredup dan BGM reguler kembali. Sepertinya ini adalah akhir dari pertunjukan.

'Dengan semua gadis-gadis yang menawan ini berbaris, aku yakin para pria pasti sudah puas hari ini. Tapi ini bukanlah akhir dari tugas kalian hari ini. Kami meminta kalian untuk memilih favorit kalian dari ke-30 peserta. Dan jangan lari... karena waktu yang dijanjikan telah tiba.'

Kau adalah yang terbaik, Penyiar Kurahashi.

Sewaktu aku mengacungkan jempol tanda penghargaan dan persetujuan kepadanya, para model yang sebelumnya tampil di panggung. Aku menebak bahwa waktu pemungutan suara telah tiba.

Juga, kau melakukannya dengan brilian, Ojou-sama. Kau adalah nomor satu-ku...

"Seperti yang diharapkan dari favorit Sajocchi. Aku benar-benar tersedot."

"Benarkah? Butuh banyak usaha untuk membesarkannya menjadi seperti itu. Tapi ngomong-ngomong, dia bukan favoritku."

"Kamu tidak membesarkan siapa pun..."

Merasakan rasa sakit yang tajam di dada saat mendengar jawaban Natsukawa, aku mengeluarkan smartphonenku dan menjalankan aplikasi pemungutan suara yang telah ditentukan, yang sekarang telah mengubah desainnya agar kau dapat memilih.

Aku rasa mereka tidak menambahkan nama-nama... Tapi ya, terserahlah. Aku yakin dia akan marah jika aku memilih orang lain...

Tentu saja dia tidak akan mengetahuinya. Aku terus memilih nomor 21 dan aku akan melakukannya meskipun dia tidak memintanya.

Lihat, aku tahu kau bisa melakukannya, Ojou-sama...

Aku bertanya kepada Natsukawa dan Ashida siapa yang mereka pilih dan mereka juga memberikan suara mereka untuk gadis itu. Aku rasa perasaan dukungan mereka sebagian besar berasal dari gadis itu sebagai sesama siswa kelas 1.

Aku berharap bisa terlahir sebagai orang setengah Jepang seperti dia... Sajou Bouillabaisse Wataru. Nada yang menggugah selera... Tapi apa-apaan itu Bouillabaisse?

'Oke, ini membawa kita ke akhir waktu pemungutan suara! Kami sedang menghitung suara sekarang. Jadi, harap tunggu sebentar!'

"Sayang sekali tidak ada wajah yang familiar yang muncul. Seperti Rin-sama."

"Dan bahkan jika dia datang, dia pasti akan mengenakan pakaian anak laki-laki. Seperti seragam kepala pelayan. Aku bisa melihat semua gadis sudah berteriak."

"Hentikan! Sekarang aku benar-benar ingin melihatnya!"

"Haruskah aku bertanya padanya kapan-kapan?"

"Serius lu?!"

"Tentu saja. Sebenarnya, dia tipe orang yang bisa di ajak kompromi loh."

"Hubungan seperti apa yang di milikimu dan Senpai-mu itu?"

Sewaktu kami berbicara tentang ini dan itu, BGM mulai naik lagi dan lampu kembali menyorot ke panggung. Berbagai model muncul dari belakang panggung dan gadis setengah Jepang berambut pirang yang sekali lagi mencuri perhatian. Dia tampak puas dengan penampilannya, karena dia menaruh satu tangan di pinggulnya, sambil tersenyum.

Setidaknya, pertahankan penampilannya sampai akhir, bukan?

Namun tak lama kemudian, aku melihat Ojou-sama melihat sekeliling aula seperti sedang mencari seseorang.

"Mungkinkah dia... mencariku?!"

"Mana mungkin."

"Nggak mungkin lah ."

Oh, ayolah, setidaknya biarkan aku berharap!

Dan aku rasa Ojou-sama pasti mendengar kami membuat keributan, saat mata kami bertemu sejenak. Karena kami secara teknis saling mengenal, aku mengacungkan jempol sambil tersenyum.

"Wajahnya itu seperti berteriak 'Bukan kau,' bukan?"

"Dia hanya menyembunyikan rasa malunya. Aku tahu itu."

"Tentu saja tidak."

"Aku baru ingat... Dia memang tampak sedikit menyebalkan..."

Aku mencoba mengabaikan kenyataan yang dingin dan pahit di hadapanku, karena kekasihku tampaknya menyerah mencari Romeo-nya dan hanya berpose seperti manekin. Namun, dia tampak sedikit tidak senang.

'Kami baru saja selesai menghitung semua suara! Mari kita lanjutkan ke pengumuman!'

Aku bisa melihat bahwa sekeliling kami menjadi semakin berisik. Mereka semua mungkin penasaran, siapa yang menduduki posisi teratas. Ditambah lagi, persepsi dan penilaianku mungkin berbeda dengan gadis-gadis pada umumnya. Jadi hanya karena aku tidak bisa mengalihkan pandangan, bukan berarti dia akan menjadi pemenangnya... Tapi mari kita lihat.

'Hari ini adalah festival budaya ke-49 SMA Kouetsu-dan ini adalah Koleksi Busana Koetsu! Peserta mana yang akan mendapatkan lencana sebagai pemenang hari ini?! Inilah hasilnya!'

Seluruh aula menjadi semakin gelap, diikuti dengan suara genderang. Lampu-lampu bergerak ke seluruh penjuru aula, menyemangati para penonton.

'Pemenang tahun ini adalah-'

Dengan satu ketukan drum terakhir, cahaya difokuskan pada satu titik di atas panggung. Orang yang berdiri di tengah-tengah bibir adalah-

'Peserta nomor 21! Kami memiliki siswi kelas 1 yang memenangkan acara hari ini! Shinonome Claudine Marika-san!'

"""Ooooh...!"""

Gemuruh sorak sorai dan tepuk tangan memenuhi aula. Yang lain bersiul sebagai tanda setuju. Sepertinya sebagian besar hadirin setuju dengan keputusan ini.

Baiklah, aku ikut bergabung! Fweeet! Fweeet! Oke dan sekarang tepuk tangan!

"Hebat sekali.. Dia meraih posisi pertama."

"Aku yakin dia telah melakukan yang terbaik untuk mendapat posisi pertama itu."

"Kesampingkan itu. Ngomong-ngomong, apa kalian akan ikut berpartisipasi tahun depan?" Aku bertanya sambil bercanda.

"Aku... tidak tahu. Aku akan menyerahkannya pada Aichi."

"Hah...?! Tapi, dengan tinggi badanku... dan tampil di depan banyak orang..."

"Tenaga saja. Aku akan memilihmu seratus kali, Natsukawa."

"Kamu tidak boleh memalsukan suara seperti itu...!"

Di atas panggung, Ojou-sama sedang diberi ucapan selamat oleh dua orang Senpai di sebelahnya. Aku berharap mereka akan memberikan komentar yang merendahkan, seperti "Seorang gadis kelas 1 sepertimu seharusnya tidak sombong," tetapi mereka pasti telah melihat betapa banyak usaha yang dilakukan oleh Ojou-sama untuk pakaiannya. Ini adalah cerita yang berada di luar duniaku, aku yakin. Dari sisi panggung, Ketua Klub Busana muncul, menyerahkan piala kepada Ojou-sama. Bahkan dia tampak sedikit menangis. Aku tidak tahu latar belakangnya, tapi setidaknya aku harus memberi selamat padanya nanti. Meskipun aku yakin dia hanya akan menyombongkan diri kepadaku dengan kata-kata menyakitkan.

"Aku selalu berpikir dia adalah tipe wanita kaya yang kikuk dan menyedihkan, tapi... Ehh?"

"Tunggu, apa?!"

Saat itu, lampu di aula padam sepenuhnya dan mengubah segalanya menjadi gelap. Terlempar ke dalam kebingungan ini, orang-orang di sekeliling kami menjadi berisik, saat seseorang memegang lengan kananku. Mengetahui arah ini, itu hanya bisa dilakukan oleh Natsukawa.

Aku akan melindunginya karena hidupku bergantung padanya. Datanglah padaku, kalian para bajingan.

'Oh, wahyu yang tiba-tiba! Mungkin kita belum selesai?! Dewi Kouetsu tidak ingin acara ini berakhir!'

... Apa, seorang Dewi?

Lebih seperti orang iseng, melemparkan kita ke dalam kegelapan. Dan aula tampaknya telah dikunci.

Apakah akan terjadi battle royale!? Baiklah, aku tidak masalah dengan membuang nyawaku untuk melindungi Natsukawa. Mari kita bertemu lagi di kehidupan berikutnya...

Mengesampingkan lelucon, kata-kata Announcer Kurahashi memperjelas bahwa ini sudah dipentaskan sejak awal. Ini mungkin seperti encore pada konser.

Tapi, apa yang akan mereka tambahkan sebagai kejutan setelah peragaan busana...? Seorang selebriti? Seorang model asli? Atau mungkin seorang aktris pengisi suara?

'Lampu telah kembali fokus ke panggung! Ada sesuatu yang bersembunyi di balik tirai hitam! Apa yang sedang menunggu untuk menampakkan diri?!'

Akting macam apa itu...

Para peserta dengan cepat mengambil tempat di depan tirai hitam, yang berarti pasti ada sesuatu yang besar yang sedang menunggu-atau beberapa orang. Bahkan tidak dapat diketahui dari siluetnya.

Apa mereka harus membesar-besarkan hal ini? Bagaimana jika seorang pria tua dengan senjata mainan muncul dan menembakkan permen ke arah penonton? Itu akan merusak rating mereka-oh tunggu, ini bukan acara TV.

'Saatnya melakukan pengungkapan besar! Suguhan rahasia kita hari ini adalah sekelompok orang ini-'

Mungkin beberapa pelawak? AKB46?! Live Konser?! Festival budaya ini gila! Di sinilah acara yang sesungguhnya dimulai! Kau benar-benar tahu bagaimana membuatku bersemangat, sialan!

'... Para anggota OSIS yang terhormat!'

Apa kau bercanda, bajingan sialan?!

Namun bertentangan dengan kekecewaanku, wahyu itu tampaknya hanya membuat keadaan semakin memanas, karena Aneki dan beberapa teman lainnya muncul. Tirai-tirai ditarik hingga ke langit-langit, sekaligus memperlihatkan mereka.

"... Apaa..."

Yang pertama kali menarik perhatianku adalah gaun pengantin yang berkilauan berwarna putih salju. Aku menebak, bahwa ini karena aku bisa menyaksikannya dengan mata kepala sendiri dan bukannya hanya melalui layar TV selama drama, tetapi cahaya kemewahan yang terpancar dari gaun tersebut, setidaknya sepuluh kali lipat. Ini menunjukkan, apa yang bisa dilakukan oleh klub pakaian apabila mereka menetapkan pikiran mereka untuk itu

Tidak. Daripada itu.. Apa mereka serius membuat ini?

Memalingkan pandangan dari gaun pengantin, dua pria tampan berdiri di kedua sisi Aneki, mengenakan pakaian yang hanya memberikan perhatian lebih pada tinggi badan mereka yang luar biasa, seperti setelan putih, tuksedo dan bahkan jas berekor. Mereka masing-masing mengenakan jenis pakaian yang berbeda, tampak seperti dilahirkan untuk mengenakan pakaian ini. Yuuki-senpai yang lebih tertutup tetap memasang wajah dingin, sementara Hanawa-senpai yang ceria tersenyum, keduanya memegang salah satu tangan Aneki.

"O-Ooh...!"

"Cantik sekali...! Wataru, lihat, lihat!"

"Ah, ya... aku melihatnya, oke."

Ashida dan Natsukawa nyaris tidak bisa menahan kegembiraan mereka. Natsukawa diliputi kegembiraan saat target kekagumannya muncul di atas panggung, menarik-narik lenganku tanpa henti.

Ini aneh... Aku benar-benar mencoba untuk menjelaskan betapa besar kekuatan Aneki yang seperti petarung di ring tinju, tapi aku gagal...Dari sudut pandang orang luar, masuk akal mengapa Aneki menerima kekaguman sebesar ini... Tapi bagaimana perasaanku melihat Kakak perempuanku mengenakan gaun pengantin? Apakah ini yang mereka sebut memiliki perasaan yang rumit?

'A-Aku tidak percaya apa yang aku liha di sini...!'

Apa yang terjadi di sini...

'Ratu Kouetsu, bunga mekar dari anggota OSIS-Sajou Kaede-san! Semua bunga mawar dari ratu kami telah terpasang, mengubahnya menjadi Dewi Kouetsu! Tatapan lembutnya hanya mengarah ke depan, melalui aula olahraga! Apa dia bahkan tidak peduli dengan empat pria tampan di sisinya?!'

Sekali lagi, penyiar Kurahashi tetap tidak menunjukkan emosinya sambil benar-benar menghipnotis seluruh tempat. Tetapi, aku tidak bisa memahami, mengapa matanya terbelalak dengan penuh semangat seperti itu. Menelusuri tatapannya, aku tiba di wajah Aneki, setelah mencapai "tujuan" 10 tahun yang lalu, saat dia hanya melihat ke depan. Bagi kebanyakan orang, ini mungkin terlihat seperti kecantikan yang keren, tetapi bagian yang harus kau perhatikan adalah mulutnya. Karena aku tahu... dia mengatakan hal yang sebenarnya!

'Kalian.. Lihat saja nanti, brengsek.'

"Hyii...!"

Itu adalah kata-kata yang kubaca dari wajahnya, hampir seperti ditulis di wajahnya dengan pena hitam. Biasanya, aku akan merasa senang melihat penderitaannya. Tapi kali ini, aku terdorong untuk menunjukkan simpati. Aku bahkan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerang kesakitan. Aku yakin, di balik riasannya yang tebal, ia menyembunyikan wajah aslinya yang merah karena malu dan marah.

Kalian K4, kalian benar-benar berhasil sekarang... Kalian ingat dengan siapa dia tinggal?! Yang kena akibatnya itu gue anjir!

'Oh my good! Senyuman kuno dari Hanawa-san! Dan juga mengedipkan mata! Sementara itu, Yuuki-san mengikuti dengan pose kepala pelayan! Teriakan dari para penonton tidak akan berhenti! Apakah ini... fanservice?! Waaaah!'

Jangan bilang 'Waaah!' padaku sekarang...

Aku rasa penyiar yang tidak punya emosi itu sudah mencapai batasnya. Dia sekarang terlihat seperti wanita jalang yang sedang marah. Aku yakin dia akan mengepakkan kakinya ke atas dan ke bawah seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta begitu dia sampai di rumah dan kembali ke tempat tidurnya. Secara pribadi, dia jauh lebih manis daripada Aneki.

"Wataru, lihat! Lihat! Kakakmu... Dia sangat cantik!"

Kaulah yang cantik di sini-dan meskipun aku hendak mengatakannya dengan lantang, cara dia menempelkan dirinya ke lenganku dan dampak dari goyangannya terhadapku, terlalu berat untuk aku tangani. 

Ini yang terbaik. Aku jarang bisa melihat Natsukawa diliputi kegembiraan. Goyangkan aku lebih banyak lagi, oke?

Meskipun begitu, mengetahui bahwa alasan dari perilaku ini adalah Aneki dari semua orang... Aku tidak pernah membayangkan aku akan merasa cemburu pada Kakaku. Wanita itu... dia melakukan dalam satu momen apa yang tidak bisa aku capai setelah beberapa tahun. Sejujurnya, aku tidak keberatan jika dia menggunakan penampilan ini untuk menindas seluruh penonton, menggunakan tatapannya sebagai seorang penguasa absolut... Meskipun itu mungkin hanya akan membuat tempat itu lebih ramai.

"... Hm?"

Aku melirik ke sisi panggung, melihat para model dan peserta sebelumnya yang bertepuk tangan dengan gembira-kecuali satu orang. Seorang gadis berambut pirang dengan tatapannya yang terkunci ke tanah, yang membuatnya lebih menonjol.

Oh ya... Ojou-sama selalu melihat Aneki sebagai saingannya dalam hal cinta, bukan? Tentu saja, Aneki tidak punya niat seperti itu... Tapi dipaksa melihat pria yang kau cintai menjadi bagian dari reverse harem wanita lain pasti tidak enak. Entah mengapa, aku tidak bisa tidak penasaran dengan dia, terutama karena dia terlihat sangat berbeda dengan saat dia berada di runway.





|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment

Post a Comment

close